Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Federico Dimarco: Inter Bangga Bisa Menyamai Permainan Manchester City. Banyak yang memprediksi bahwa final ini akan menjadi pertandingan yang dominan dari satu sisi, terutama mengingat performa City di Liga Champions.
Namun, Federico Dimarco, pemain Inter Milan, tetap bangga dengan timnya meskipun mereka kalah tipis 0-1 dari Manchester City (11/6/23). Dimarco menyatakan bahwa Inter mampu mengimbangi salah satu tim terbaik di dunia.
Fakta menunjukkan bahwa Inter mampu memberikan perlawanan yang kuat dan bahkan memiliki peluang untuk menyamakan kedudukan, salah satunya melalui peluang yang mengenai mistar dari Dimarco.
Meskipun kecewa dengan kekalahan Inter, Dimarco juga merasa bangga dengan perjuangan timnya.
"Yang tersisa hanyalah banyak kekecewaan, karena kami bermain sejajar dengan City, meskipun itu hanya berarti kami berada di posisi kedua, dan kami merasa sedih karena kalah dalam pertandingan yang sangat penting," ujar Dimarco seperti dilansir dari Football Italia.
"Tim City ini dibangun untuk meraih Liga Champions. Kami bermain dengan sangat seimbang melawan mereka malam ini, tetapi bola tidak mau masuk, dan saat Anda mencetak gol, itu bisa mengubah jalannya Final. Saya merasa bangga dengan skuat ini karena kami memberikan segalanya, bahkan melebihi kemampuan kami."
Federico Dimarco: Titik Awal yang Cerah untuk Inter menyelesaikan musim dengan pencapaian yang cukup positif. Mereka berhasil meraih dua trofi, yaitu Piala Super Italia dan Coppa Italia, serta finis di posisi tiga besar dan menjadi runner-up Liga Champions. Dimarco melihat masa depan yang cerah bagi I Nerazzurri.
"Dengan melihat apa yang kami capai musim ini dalam Liga Champions, saya percaya bahwa ini harus menjadi titik awal bagi kami, bukan akhir dari perjalanan kami," ungkapnya.
Meskipun musim telah berakhir bagi Inter, perjalanan Dimarco belum berakhir. Dia akan memperkuat timnas Italia dalam putaran final Nations League pekan ini, membawa semangat dan pengalaman yang dia dapatkan bersama Inter ke panggung internasional. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Man City Melenggang Jadi Treble Winners dengan Kemenangan Tipis Atas Inter. Final Liga Champions 2022-23 antara Manchester City dan Inter Milan menampilkan pertandingan yang penuh taktik dan ketegangan. Kedua tim bermain dengan strategi yang defensif, menciptakan suasana layaknya medan perang di atas lapangan.
Babak pertama menjadi gejolak bagi kedua tim, dengan sedikit peluang yang tercipta. City mendapatkan kesempatan emas melalui tendangan Erling Haaland yang berhasil ditepis oleh Andre Onana pada menit ke-27. Peluang tersebut menjadi satu-satunya momen berbahaya di paruh pertama pertandingan.
Namun, City mengalami pukulan pada menit ke-35 ketika Kevin De Bruyne mengalami cedera dan terpaksa digantikan oleh Phil Foden. Meskipun kehilangan pemain kunci, City tetap bertekad untuk meraih kemenangan di babak kedua.
Inter juga tidak tinggal diam dan mencoba mencetak gol penyama kedudukan. Di awal babak kedua, mereka mendapatkan peluang emas melalui Lautaro Martinez setelah adanya kesalahan komunikasi antara Manuel Akanji dan Ederson. Sayangnya, tendangan Lautaro bisa ditepis oleh Ederson, menyelamatkan gawang City.
Akhirnya, City berhasil membobol gawang Inter pada menit ke-68. Bernardo Silva memberikan umpan yang mengenai Francesco Acerbi, bola kemudian jatuh ke kaki Rodri yang dengan tenang melepaskan tembakan dan menghasilkan gol.
Inter tidak menyerah begitu saja dan mencoba membalas dengan peluang emas. Federico Dimarco hampir menyamakan kedudukan melalui sundulan yang mengenai tiang gawang, sedangkan Romelu Lukaku juga mendapatkan peluang tapi tembakannya bisa ditepis oleh Ederson menggunakan kakinya.
Skor 1-0 bertahan hingga peluit akhir. Kemenangan ini membuat Manchester City menjadi klub kedelapan yang berhasil meraih Treble Winners dan ini juga merupakan trofi Liga Champions pertama dalam sejarah mereka.
Di sisi lain, ini adalah kekalahan ketiga Inter di final Liga Champions/European Cup dari enam pertandingan final yang mereka jalani.
Yang menarik adalah tiga tim yang berhasil mengalahkan Inter dalam final tersebut, yaitu Celtic pada tahun 1967, Ajax pada tahun 1972, dan Manchester City pada tahun 2023, semuanya meraih treble winners.
Ini menunjukkan bahwa mengalahkan Inter di final Liga Champions menjadi langkah kunci dalam meraih prestasi yang lebih besar bagi tim yang berhasil melakukannya. (*IBs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Pep Guardiola memberikan pujian kepada permainan Inter dalam final Liga Champions yang mempertemukan Manchester City dengan Inter Milan.
Meskipun City berhasil meraih kemenangan dengan skor 1-0, Guardiola mengakui bahwa mereka harus berjuang keras untuk meraih gelar juara.
Dalam wawancara, Guardiola mengungkapkan apresiasi yang tinggi terhadap permainan tim lawan.
"Saya mengucapkan selamat kepada Inter, tim yang luar biasa," ujar Guardiola seperti yang dilansir dari Football Italia.
"Saya mengatakan ini bukan hanya karena kami menang, tetapi saya akan mengatakannya bahkan jika kami kalah. Mereka benar-benar pantas berada di sini, dan kami tahu bahwa pertandingan ini akan sangat sulit."
Guardiola juga mengakui bahwa pertandingan final Liga Champions ini sesuai dengan ekspektasinya terhadap permainan Inter.
Ia menghargai kualitas tim lawan, termasuk kecerdikan kiper Onana, kemampuan Calhanoglu dan Barella, serta kekuatan fisik para pemainnya.
Guardiola menggambarkan pertandingan tersebut sebagai kompetisi yang ketat dan sulit, dengan potensi perpanjangan waktu yang mengancam mereka.
Selain memberikan pujian kepada Inter, Pep Guardiola juga memberikan saran kepada Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan yang menghadapi final Liga Champions pertamanya.
Guardiola ingin memastikan bahwa Inzaghi menyadari bahwa dia memiliki tim yang luar biasa dan telah mencapai level yang sangat tinggi sebagai tim terbaik kedua di Eropa.
Baca juga: Manchester City Membuat Sejarah: Juara Liga Champions dan Treble Winners!
"Ketika Anda memiliki tim terbaik kedua di Eropa, itu adalah level yang sangat tinggi. Dia pasti akan kembali ke sini. Dalam olahraga, ada pihak yang kalah dan pihak yang menang," kata Guardiola memberikan dorongan kepada Inzaghi.
Pep Guardiola menunjukkan sikap sportivitasnya dengan memberikan penghormatan kepada Inter Milan dan Simone Inzaghi atas permainan yang hebat.
Pujian dan saran yang diberikan Guardiola menunjukkan rasa saling menghormati antara dua tim dan pelatih dalam kompetisi sepak bola yang tinggi. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Manchester City meraih gelar Juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, menjadikan mereka sebagai treble winners.
Kemenangan mereka datang setelah mengalahkan Inter dengan skor 1-0 dalam pertandingan final yang digelar pada tanggal 11 Juni 2023, dengan gol yang dicetak oleh Rodri. Prestasi ini menghasilkan beberapa fakta menarik yang perlu dicatat.
Pertama, dengan gelar ini, Manchester City menjadi tim ke-8 yang berhasil meraih trofi Liga Champions dan menjadi tim Inggris kedua yang mencapai prestasi ini setelah Manchester United pada tahun 1999.
Keberhasilan ini menunjukkan perkembangan signifikan dalam sepak bola Inggris dan kekuatan tim-tim dari negara tersebut di panggung Eropa.
Baca juga: Perubahan Mengejutkan: Roberto Mancini Terkesan dengan Kebangkitan Simone Inzaghi sebagai Pelatih
Selain itu, prestasi ini juga memperkuat status Manchester sebagai kota dengan dua klub yang pernah menjadi juara Liga Champions.
Sebelumnya, hanya Milan yang dapat mengklaim status serupa, tetapi dengan kemenangan City, kota Manchester kini juga bisa berbangga memiliki dua klub yang meraih trofi bergengsi tersebut.
Prestasi ini juga memberikan penghargaan kepada Pep Guardiola, manajer Manchester City. Ini adalah gelar Liga Champions ketiga bagi Guardiola, yang sebelumnya berhasil meraihnya bersama Barcelona.
Namun, yang membuat prestasinya semakin istimewa adalah dia menjadi pelatih pertama dalam sejarah yang berhasil meraih Treble Winners dua kali, setelah sebelumnya melakukannya dengan Barcelona pada musim 2008-2009.
Hal ini menunjukkan kepiawaiannya dalam melatih tim untuk meraih sukses di kompetisi paling elit di Eropa.
Selain itu, kekalahan Inter dalam final ini juga mencatatkan catatan yang menarik. Ini adalah kekalahan ketiga Inter dalam final Liga Champions/European Cup dari enam pertandingan final yang mereka mainkan.
Yang menarik adalah ketiga tim yang berhasil mengalahkan Inter dalam final tersebut, termasuk Manchester City musim ini, Celtic pada tahun 1967, dan Ajax pada tahun 1972, semuanya berhasil meraih treble winners.
Ini menunjukkan bahwa mengalahkan Inter di final Liga Champions seolah menjadi kunci untuk meraih prestasi yang lebih besar.
Selain itu, prestasi ini juga menandai akhir dari tuah pemain Kroasia dalam kompetisi ini. Sejak tahun 2012, tidak ada pemain Kroasia yang berhasil menjadi juara Liga Champions.
Meskipun Marcelo Brozovic bermain penuh dalam laga final ini untuk Inter, dia tidak dapat memberikan keberuntungan bagi timnya dalam meraih gelar juara.
Hal ini menunjukkan bahwa Liga Champions adalah kompetisi yang membutuhkan kontribusi kolektif dari seluruh tim, dan tidak hanya ditentukan oleh kehadiran satu atau dua pemain bintang.
Kemenangan Manchester City dalam Liga Champions musim ini adalah pencapaian yang luar biasa bagi klub dan juga bagi Pep Guardiola sebagai pelatih.
Ini juga memperkuat dominasi Inggris dalam sepak bola Eropa dan memberikan pengalaman berharga bagi para pemain City.
Semoga mereka dapat mempertahankan keunggulan mereka di masa depan dan terus mencatatkan sejarah yang gemilang dalam dunia sepak bola. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Simone Inzaghi, Kebangkitan yang Mengesankan Menurut Roberto Mancini.
Simone Inzaghi telah lama berkarier sebagai pelatih, namun baru kali ini ia berhasil mencapai final Liga Champions. Perjalanan karier Inzaghi tidaklah mudah, dan ia mengalami berbagai tantangan sepanjang jalan.
Roberto Mancini, pelatih timnas Italia, melihat perubahan besar yang terjadi dalam hidup Inzaghi setelah Inter Milan berhasil lolos ke final Liga Champions. Mancini merasa senang melihat kesuksesan yang diraih Inzaghi bersama mantan klubnya tersebut.
"Dalam dunia kepelatihan, kita selalu dinilai berdasarkan hasil akhir," ujar Roberto Mancini kepada Corriere dello Sport.
"Semuanya telah berubah bagi Inzaghi dalam sebulan terakhir dan itu sangat fantastis," tambahnya.
Mancini dan Inzaghi memiliki hubungan yang sudah lama, bahkan mereka pernah bermain bersama di Lazio hampir tiga dekade yang lalu.
Karena itu, Mancini sangat memahami perjalanan yang telah dilalui oleh Inzaghi. Baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih, Inzaghi mengalami pasang surut dalam performanya.
Sekarang, Mancini merasa senang melihat kebangkitan yang dialami oleh Inzaghi.
"Saya senang untuk Simone. Saya melihatnya bangkit sebagai pelatih dan sebagai pemain, dan dia melakukannya dengan sangat baik," tutup Mancini, mantan pelatih Inter Milan.
Baca juga: Simone Inzaghi Menyesal dan Ajak Inter Bangkit Setelah Kegagalan di Final Liga Champions
Kisah kebangkitan Simone Inzaghi menjadi sorotan menarik bagi Roberto Mancini, yang mengakui perubahan signifikan yang dialami oleh Inzaghi dalam waktu singkat.
Keberhasilan Inzaghi membawa Inter Milan ke final Liga Champions menjadi bukti nyata bahwa bakat pelatih hebat terus bermunculan di Italia.
Dengan pandangan positif dari Mancini dan dukungan dari mantan rekannya, Inzaghi dapat terus mengukir prestasi yang mengesankan dalam karier kepelatihannya. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, merasa sangat kecewa setelah timnya gagal meraih gelar juara Liga Champions.
Ia menganggap Inter benar-benar sial karena tidak mampu mencetak gol meski memiliki beberapa peluang emas. Inzaghi mengungkapkan kekecewaannya terhadap hasil tersebut, mengatakan bahwa timnya seharusnya pantas mendapatkan hasil yang lebih baik.
Meskipun kekecewaan begitu mendalam, Inzaghi tidak ingin pemainnya larut dalam kesedihan. Ia ingin para pemain melihat sisi positif dari perjuangan mereka dalam mencapai final.
Inzaghi mengajak mereka untuk tetap bangga atas musim yang telah mereka lalui dan penampilan mereka dalam final. Meski kalah dari tim kuat seperti Manchester City, Inzaghi percaya bahwa kekalahan ini dapat menjadi motivasi bagi tim untuk tampil lebih baik di musim mendatang.
Baca juga: Erling Haaland: Kilau Terpendam di Final Liga Champions
"Ini adalah momen yang sulit untuk kami semua dan wajar jika kami merasa kecewa. Namun, kita harus bangga atas apa yang telah kita capai musim ini dan penampilan kita di final. Kita bermain melawan lawan yang tangguh dan sejujurnya, kita tidak seharusnya kalah. Tetapi kita harus melihat ke depan dan menggunakan kekecewaan ini sebagai bahan bakar untuk tumbuh dan mencoba lagi di musim mendatang. Tim telah menunjukkan kemampuan bermain di level ini, kita memiliki banyak peluang dan seharusnya mendapatkan hasil yang lebih baik," ujar Inzaghi.
Dengan semangat yang tetap terjaga, Simone Inzaghi berharap Inter Milan dapat bangkit dari kegagalan ini dan kembali bersaing di Liga Champions musim depan. (*Ibs)
Pewartanusantara.com, Pasuruan - Relawan Lungguh Rukun (RLR) Pasuruan secara resmi mendeklarasikan dukungan penuh mereka kepada Gus Muhaimin Iskandar Maju sebagai calon Presiden pada Pilpres tahun 2024. Deklarasi tersebut dilangsungkan di Royal Senyiur Hotel Pasuruan pada tanggal 6 Juni 2023.
Dalam Deklarasi tersebut, RLR Pasuruan menyatakan keyakinannya bahwa Gus Muhaimin Iskandar Maju adalah calon yang tepat untuk membawa perubahan positif bagi negara, terutama dalam menghadapi tantangan dan aspirasi generasi milenial yang semakin kompleks.
Para relawan RLR Pasuruan mengakui peran penting kaum milenial dalam pembangunan bangsa dan percaya bahwa dengan kepemimpinan Gus Muhaimin, generasi muda akan diberdayakan melalui program-program inovatif yang mendorong kemandirian, peningkatan kompetensi, dan kemajuan.
Ketua Relawan Lungguh Rukun Samuji menegaskan bahwa selain mendukung kaum milenial, mereka juga berharap agar harga bahan pokok yang meningkat bisa segera teratasi.
Dalam hal ini, RLR Pasuruan mendukung upaya Gus Muhaimin untuk mengawal persediaan bahan pokok yang murah dan terjangkau, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung.
Dukungan ini mencerminkan kepedulian RLR Pasuruan terhadap kesejahteraan masyarakat dan keinginan untuk mengurangi beban hidup yang ditimbulkan oleh lonjakan harga kebutuhan pokok.
Selain itu, pendidikan dan kesehatan dianggap sebagai hak dasar setiap warga negara. Oleh karena itu, RLR Pasuruan mendukung program Gus Muhaimin untuk menciptakan akses pendidikan dan kesehatan yang berkualitas tanpa membebani masyarakat dengan biaya yang berat.
"Dukungan ini mencerminkan komitmen RLR Pasuruan terhadap pemerataan akses terhadap pendidikan dan kesehatan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat" tegasnya.
Dalam rangka mendukung visi dan program Gus Muhaimin Iskandar Maju, RLR Pasuruan dengan tegas menyatakan komitmen mereka terhadap Gus Muhaimin untuk maju sebagai Presiden pada tahun 2024 mendatang.
"Dengan deklarasi ini, RLR Pasuruan berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya menuju perubahan positif di masa depan dan mewujudkan aspirasi masyarakat untuk kemajuan bangsa," pungkas Samuji, usai di wawancarai awak media.
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Erling Haaland Tergelincir, Tapi Pep Guardiola Percaya Diri Menjelang Final Liga Champions.
Pep Guardiola, pelatih Manchester City, tidak merasa khawatir dengan performa Erling Haaland menjelang final Liga Champions.
Meskipun Haaland mengalami penurunan performa dalam beberapa pertandingan terakhir, Guardiola yakin bahwa Haaland akan memberikan kontribusi besar bagi timnya di final.
Haaland telah mencetak 52 gol dari 52 pertandingan di semua kompetisi musim ini. Namun, ia telah gagal mencetak gol dalam empat pertandingan terakhir dan hanya mencetak satu gol dalam tujuh pertandingan terakhirnya.
Meskipun demikian, Guardiola tetap percaya pada kemampuan Haaland. "Saya bukanlah orang yang akan membahas rata-rata gol Haaland. Jika ada keraguan tentang hal itu, itu hanya ada dalam pikiran Anda sendiri," kata Guardiola mengutip dari Football Italia.
"Saya tidak meragukan Haaland. Besok, dia akan siap membantu kami meraih gelar Liga Champions. Saya memiliki rencana, kami akan berkomunikasi mengenai ide-ide tersebut. Jika berhasil, itu akan menjadi hal yang baik. Pemain kami telah mempersiapkan segalanya, mereka menghormati lawan dan mereka akan memberikan segalanya untuk mencapai tujuan tersebut."
Selain itu, Guardiola juga mengagumi beberapa pemain dari Inter Milan, termasuk kiper Andre Onana dan Alessandro Bastoni.
Guardiola mengakui kualitas Onana sebagai seorang penjaga gawang yang luar biasa, sementara Bastoni memiliki kemampuan untuk menghubungkan permainan dengan penyerang dan memberikan umpan-umpan berkualitas.
Guardiola menyadari bahwa Inter Milan memiliki gaya permainan yang kuat, seperti pressing tinggi, dan memiliki lima bek yang sulit ditembus.
Namun, ia memiliki rencana untuk menghadapi tantangan tersebut dengan mempertahankan koneksi timnya dan mencari solusi agar dapat menyerang secara efektif.
Dalam persiapan menjelang final Liga Champions, Guardiola tetap optimis dan siap menghadapi segala tantangan yang ada. Ia meyakini bahwa timnya akan memberikan yang terbaik dan berjuang untuk meraih gelar yang ditargetkan. (*Ibs)
Pewarta Nusantara, Jakarta - Pertandingan Final Liga Champions 2023 antara Manchester City Vs Inter Milan dapat ditonton secara gratis melalui streaming di BT Sport.
Bagi penggemar di luar negeri, ada beberapa alternatif lain untuk menonton pertandingan ini. Salah satunya adalah melalui Paramount Plus, yang menyediakan siaran langsung bagi para penggemar di seluruh dunia.
Di Australia, 9Now juga menawarkan streaming gratis untuk pertandingan ini. Jika kamu berada di luar negeri, kamu dapat menggunakan VPN untuk menonton streaming dari mana saja.
Bagi penggemar sepakbola Indonesia, link streaming vidio dapat menjadi pilihan untuk menonton final Liga Champions 2023 antara Manchester City vs Inter Milan.
Pertandingan ini akan disiarkan langsung pada Minggu, 11 Juni 2023, pukul 02.00 WIB. Adapun lokasi pertandingan sesungguhnya adalah Stadion Attaturk Olympic, Turki, dan pertandingan ini dianggap sangat penting bagi kedua tim, karena mereka memperebutkan gelar treble winner di musim ini.
Manchester City telah memilih 23 pemain terbaiknya untuk menghadapi Inter Milan dalam pertandingan ini. Pelatih Pep Guardiola telah melakukan seleksi dengan hati-hati untuk memastikan timnya dapat mengalahkan lawan mereka.
Di sisi lain, Inter Milan memiliki strategi khusus untuk membatasi pergerakan Manchester City dan mengurangi peluang mereka mencetak gol. Tim tersebut ingin meminimalisir ancaman dari The Citizens.
Berikut adalah prediksi daftar pemain yang akan diturunkan oleh kedua tim dalam pertandingan final ini. Manchester City diperkirakan akan memainkan pemain-pemain seperti Ederson Moraes, Kyle Walker, Ruben Dias, Kevin de Bruyne, dan Erling Haaland, di bawah kendali pelatih Pep Guardiola.
Sementara itu, Inter Milan kemungkinan akan mengandalkan pemain-pemain seperti Marcelo Brozovic, Nicolo Barella, dan Lautaro Martinez di bawah asuhan pelatih Simone Inzaghi.
Untuk menonton pertandingan ini, kamu dapat mengikuti langkah-langkah berikut. Pertama, buka laman website vidio.com dan pilih menu "Sports". Kemudian, cari logo "UEFA Champions League" yang bersebelahan dengan logo "FIFA World Cup U20" dan klik pertandingan Manchester City vs Inter Milan. Jika belum berlangganan, aktifkan paket berlangganan yang tersedia.
Baca juga: Lautaro Martinez, Siap Melawan Manchester City di Final Liga Champions Setelah Pulih dari Cedera!
Demikianlah informasi mengenai link streaming untuk menonton final Liga Champions 2023 antara Manchester City dan Inter Milan.
Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Lautaro Martinez, penyerang Inter Milan, mengungkapkan bahwa masalah cedera yang dialaminya selama Piala Dunia 2022 telah hilang.
Meskipun mengalami cedera pergelangan kaki yang mempengaruhi performanya dalam kompetisi tersebut, Lautaro mengatakan bahwa ia telah menjalani perawatan yang baik dan saat ini merasa dalam kondisi yang baik.
Pada saat yang sama, Lautaro juga membicarakan tantangan final Liga Champions melawan Manchester City.
"Saya menjalani musim yang sangat bagus, di Piala Dunia saya merasakan sakit tetapi saya mendapat perawatan," kata Lautaro seperti dilaporkan oleh Football Italia.
"Untuk Argentina, saya berbicara dengan Scaloni dan dia memutuskan untuk memberikan saya istirahat, mengingat musim yang telah saya lalui. Saya telah mendapatkan perawatan yang baik untuk bermain dalam Piala Dunia, dan sekarang saya merasa baik-baik saja."
Lautaro akan kembali berada di panggung final saat melawan Manchester City dalam pertandingan puncak Liga Champions, tepat enam bulan setelah bermain di final Piala Dunia 2022.
Baginya, kedua pertandingan ini memiliki tekanan yang sama. "Ini adalah dua final terpenting yang bisa dimainkan oleh seorang pemain, satu-satunya perbedaan adalah seragam yang kami kenakan. Perasaannya tetap sama, unik, dan terus berlanjut," ungkap Lautaro.
Pemain asal Argentina ini menyadari bahwa pertandingan melawan Manchester City akan menjadi ujian yang berat, mengingat kualitas tim lawan.
Namun, Lautaro dan timnya siap menghadapinya setelah melakukan persiapan dengan baik sepanjang musim.
"Kami tahu bahwa Manchester City adalah rival yang sangat tangguh untuk dihadapi karena kualitas yang mereka miliki. Namun, kami siap dan telah melakukan tugas kami dengan sebaik mungkin. Kami akan memberikan yang terbaik dalam pertandingan ini," tegas Lautaro.
Final Liga Champions menjadi momen penting bagi Lautaro dan Inter Milan untuk meraih prestasi besar dan membuktikan kemampuan mereka di panggung Eropa. (*Ibs)