Op-ed
Pewarta Nusantara – Pengalaman pengguna dalam menggunakan perangkat pintar semakin ditingkatkan seiring berkembangnya teknologi, khususnya Gadget.
Salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian adalah teknologi “Air Gesture”. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk mengendalikan perangkat mereka tanpa harus menyentuh layar secara langsung.
Apa itu Air Gesture?
Air Gesture adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan perangkat mereka melalui gerakan udara. Dengan menggunakan sensor dan teknologi pemrosesan yang canggih, perangkat dapat mendeteksi gerakan tangan pengguna di depan layar dan menerjemahkan gerakan tersebut menjadi perintah yang dapat dieksekusi.
Teknologi ini akan memudahkan penggunaan berbagai perangkat pintar tanpa menyentuh fisiknya. Sehingga, memungkinkan percepatan dan efisiensi waktu bagi pengguna.
Bagaimana Air Gesture Bekerja?
Teknologi Air Gesture menggunakan berbagai sensor, seperti sensor gerak, kamera, dan sensor jarak untuk mendeteksi gerakan tangan pengguna.
Ketika pengguna melakukan gerakan tertentu di depan sensor, perangkat akan mengenali gerakan tersebut dan menginterpretasikannya sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan.
Aplikasi Air Gesture
Air Gesture memiliki berbagai aplikasi yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna dalam menggunakan perangkat pintar.
Salah satu aplikasi yang paling umum adalah kontrol navigasi. Pengguna dapat menggulir halaman web, melompat antar menu, atau memutar konten multimedia hanya dengan menggerakkan tangan mereka di udara, tanpa perlu menyentuh layar.
Selain itu, Air Gesture juga dapat digunakan dalam aplikasi kesehatan dan kebugaran. Misalnya, pengguna dapat mengontrol pemutaran musik saat sedang berolahraga tanpa harus menyentuh perangkat mereka. Ini memungkinkan pengguna untuk tetap fokus pada aktivitas fisik tanpa gangguan.
Keunggulan Air Gesture
Salah satu keunggulan utama dari Air Gesture adalah meningkatkan kenyamanan dan kebersihan pengguna.
Pengguna gadget yang dilengkapi fitur ini, tidak perlu menyentuh layar perangkat mereka secara langsung, yang berarti mereka dapat menggunakan perangkat mereka dalam situasi di mana menyentuh layar tidak mungkin atau tidak diinginkan, seperti ketika tangan sedang basah atau kotor.
Selain itu, Air Gesture juga memberikan pengalaman yang lebih interaktif dan intuitif dalam penggunaan perangkat pintar.
Pengguna Air Gesture juga dapat merasakan sensasi kontrol yang lebih langsung dengan melakukan gerakan tangan, sehingga menciptakan pengalaman pengguna yang lebih menyenangkan dan memuaskan.
Air Gesture adalah inovasi menarik dalam dunia teknologi yang memungkinkan pengguna untuk mengendalikan perangkat mereka dengan gerakan tangan di udara.
Dengan meningkatnya permintaan akan pengalaman pengguna yang lebih intuitif dan interaktif, Air Gesture memiliki potensi untuk menjadi fitur standar dalam perangkat pintar di masa depan.
Dengan demikian, teknologi ini tidak hanya membawa kenyamanan dan kebersihan, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas pengguna dalam menggunakan perangkat mereka.
Pada era digital yang semakin berkembang, transformasi bisnis tidak hanya merupakan keinginan, tetapi juga sebuah kebutuhan. Salah satu perubahan penting dalam dunia bisnis adalah peralihan dari penggunaan mesin kasir tradisional menjadi software kasir berbasis mobile.
Saat ini, ada dua pendekatan utama dalam manajemen transaksi penjualan: software kasir mobile dan aplikasi cetak struk. Perbedaan kunci di antara keduanya terdapat di dalam fungsi utamanya. Software kasir mobile berfokus pada otomatisasi lengkap proses penjualan dan pelaporan, sementara aplikasi cetak struk berfokus pada pencetakan struk penjualan dengan sedikit fitur tambahan.
Aplikasi kasir berbasis mobile juga menjadi tool yang sangat berharga bagi bisnis rintisan, terutama bagi mahasiswa yang ingin menjalankan bisnis mereka sendiri. Mahasiswa seringkali memiliki ide-ide segar dan berani untuk menciptakan bisnis baru. Oleh karena itu, aplikasi kasir berbasis mobile dapat membantu mereka mengatasi beberapa tantangan yang mungkin dihadapi, seperti mengelola inventaris, melacak penjualan, dan menghadirkan pengalaman pelanggan yang unik.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang software kasir mobile, manfaatnya, fitur unggulan, contoh, serta tips dalam memilih software kasir yang tepat.
Mengenal Software Kasir Berbasis Mobile
Software kasir berbasis mobile adalah aplikasi atau sistem kasir yang dirancang untuk dijalankan pada perangkat mobile, seperti smartphone atau tablet. Sistem ini memungkinkan bisnis untuk mengelola transaksi penjualan, pencatatan inventaris, dan berbagai aspek operasional lainnya dengan menggunakan perangkat bergerak yang dapat dibawa ke berbagai lokasi.
Dengan menggunakan perangkat mobile, bisnis dapat meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi operasional. Menurut Small Business Trends, bisnis yang beralih ke perangkat lunak kasir mobile mengalami peningkatan penjualan rata-rata 20%. Beberapa fitur umum dari software kasir berbasis mobile meliputi pencatatan penjualan, manajemen stok, pelaporan penjualan, integrasi pembayaran, serta kemampuan untuk beroperasi dalam mode offline saat koneksi internet tidak tersedia.
Manfaat Software Kasir Berbasis Mobile
Aplikasi kasir berbasis mobile yang canggih memberikan perubahan positif dalam operasional bisnis dengan menawarkan berbagai keunggulan, seperti efisiensi, fleksibilitas, dan akses real-time ke data penjualan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang dapat diperoleh:
Efisiensi Operasional
Software kasir mobile memungkinkan otomatisasi proses penjualan, termasuk perhitungan harga, perpajakan, dan inventarisasi barang. Penggunaan software kasir ini memungkinkan bisnis untuk menghemat waktu dan sumber daya karena prosesnya cepat dan efisien.
Software kasir mobile juga dapat mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan akurasi transaksi. Laporan dari Square menyatakan bahwa 96% pelanggan merasa pembayaran mereka lebih akurat dengan software ini.
Fleksibilitas
Kemampuan software kasir mobile untuk mengakses data penjualan dari mana saja dengan perangkat mobile memberikan fleksibilitas yang tinggi. Hal ini memungkinkan pemilik bisnis dan karyawan untuk menjalankan operasi mereka bahkan saat berada di luar kantor atau toko fisik.
Akses Real-Time ke Data Penjualan
Software kasir mobile memberikan akses real-time ke data penjualan, sehingga pemilik bisnis dapat memantau performa toko mereka, melihat tren penjualan, dan mengidentifikasi produk terlaris secara langsung. Hal ini sangat berharga dalam pengambilan keputusan yang cepat dan strategis.
Integrasi Berbagai Aspek Operasional Bisnis
Selain mengelola penjualan, software kasir mobile dapat mengintegrasikan berbagai aspek operasional bisnis, seperti stok, keuangan, dan data pelanggan.
Fitur Unggulan Software Kasir Berbasis Mobile
Software kasir berbasis mobile memiliki sejumlah fitur unggulan yang membuatnya menonjol dibandingkan dengan sistem kasir tradisional ataupun software cetak struk. Fitur-fitur ini membantu bisnis untuk mengoptimalkan operasional mereka dan meningkatkan pelayanan pelanggan. Berikut fitur unggulannya:
Kecepatan dan Efisiensi
Transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Fitur ini dapat berguna untuk mengurangi antrian pelanggan dan waktu tunggu, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.
Data dari Toast POS juga menunjukkan bahwa transaksi dengan software kasir mobile dapat mempercepat waktu pembayaran hingga 30%, mengurangi waktu antrian, dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih positif.
Mobilitas
Kemampuan untuk menjalankan transaksi di mana saja dalam toko, restoran, atau acara bisnis sangat berharga. Ini memungkinkan karyawan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.
Manajemen Inventaris
Software kasir mobile memungkinkan pemantauan real-time stok barang. Hal ini memudahkan pengelolaan inventaris dan pengisian ulang ketika diperlukan. Laporan dari Vend juga menunjukkan bahwa 50% pengecer yang menggunakan perangkat kasir mobile melaporkan manajemen stok yang lebih baik.
Pelaporan
Perangkat lunak kasir mobile seringkali dilengkapi dengan alat pelaporan yang kuat. Anda dapat menghasilkan laporan penjualan, analisis keuangan, dan statistik bisnis lainnya dengan mudah.
Keamanan Data
Data transaksi pelanggan dan bisnis sangat penting. Software kasir mobile biasanya dilengkapi dengan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data penjualan dan stok.
Kemudahan Pembaruan
Pembaruan perangkat lunak biasanya dapat dilakukan dengan mudah dan secara teratur agar pengguna selalu menggunakan versi terbaru dengan perbaikan dan fitur tambahan.
Tips Memilih Software Kasir Berbasis Mobile
Sebelum Anda memutuskan untuk mengadopsi software kasir mobile untuk bisnis Anda, penting untuk memahami bahwa pemilihan solusi yang tepat memiliki dampak besar pada efisiensi operasional dan keberhasilan bisnis Anda. Ada berbagai pilihan yang tersedia, dan memilih yang sesuai adalah langkah penting.
Berikut beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika memilih software kasir mobile:
- Pertimbangkan kebutuhan bisnis Anda: Pastikan bahwa software kasir memiliki fitur yang dapat memenuhi kebutuhan spesifik bisnis Anda.
- Cek dukungan pelanggan: Pastikan ada dukungan pelanggan yang baik dalam hal pelatihan dan bantuan teknis.
- Evaluasi biaya: Hitung biaya total kepemilikan, termasuk biaya langganan dan perangkat keras yang mungkin diperlukan.
- Uji coba: Coba beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir.
- Pertimbangkan integrasi: Pastikan software kasir dapat diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada.
Kesimpulan
Penggunaan software kasir berbasis mobile membawa manfaat besar bagi bisnis, termasuk peningkatan efisiensi operasional, fleksibilitas, dan akses real-time ke data penjualan. Fitur-fitur unggulannya, seperti kecepatan, efisiensi, manajemen inventaris, pelaporan, keamanan data, dan kemudahan pembaruan, membuatnya menjadi pilihan yang cerdas untuk mengoptimalkan operasional bisnis. Dengan memilih software kasir yang sesuai berdasarkan mengikuti tips di atas, Anda dapat memaksimalkan manfaat dari transformasi digital ke perangkat lunak kasir berbasis mobile.
Hari Pangan Sedunia, dirayakan setiap tanggal 16 Oktober, merupakan momen penting untuk merenungkan sejarah, tantangan, dan prospek ketahanan pangan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai negara kaya akan keberagaman budaya dan sumber daya alam, Indonesia telah menjalani perjalanan panjang dalam upaya mencapai Kedaulatan Pangan. Artikel ini, akan menjelajahi sejarah dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam perjuangannya menuju kedaulatan pangan, serta mengidentifikasi upaya-upaya terkini yang sedang dilakukan.
Indonesia memiliki sejarah panjang dalam pengelolaan sumber daya alamnya untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Selama berabad-abad, masyarakat telah mengembangkan berbagai sistem pertanian yang unik. Beberapa di antaranya termasuk sistem ladang berpindah, irigasi sawah, dan pengolahan berbasis laut.
Sistem ladang berpindah pada masa kuno, yang dikenal sebagai “ladang hutan” atau “ladang berpindah,” telah digunakan secara luas oleh masyarakat adat di Indonesia. Dalam sistem ini, lahan pertanian digunakan secara bergantian dan dibiarkan beristirahat selama beberapa tahun untuk pemulihan. Hal ini memungkinkan tanah untuk tetap subur dan produktif.
Salian itu, irigasi sawah adalah sistem yang sangat penting dalam pertanian padi di Indonesia. Dengan memanfaatkan air dari sungai dan mata air, petani membangun jaringan saluran irigasi yang membantu mengairi sawah-sawah mereka. Dengan kerja sama komunal yang kuat, masyarakat dapat memastikan pasokan air yang mencukupi untuk tanaman padi mereka.
Indonesia juga dikenal dengan praktik pengolahan berbasis laut, terutama di wilayah-wilayah pesisir. Masyarakat pesisir telah mengembangkan cara-cara unik dalam menangkap ikan dan memanfaatkan sumber daya kelautan. Teknik seperti teknik penyelaman tanpa peralatan modern dan penggunaan jaring tradisional telah menjadi bagian penting dalam mencapai kedaulatan pangan di komunitas-komunitas pesisir.
Masyarakat adat berbagai daerah di Indonesia juga memiliki pengetahuan mendalam tentang penyimpanan dan pengawetan makanan. Mereka menggunakan teknik pengasapan ikan dan daging serta lumbung padi tradisional untuk melindungi sumber daya pangan mereka dari hama dan cuaca buruk sebagai bentuk kearifan lokal menjaga pangan.
Contoh nyata lainnya adalah Suku Batak di Sumatera, telah berhasil mengintegrasikan padi, kopi, sayuran, dan buah-buahan dalam satu lahan pertanian. Mereka juga memanfaatkan sumber daya hutan, seperti ulat sagu, buah hutan, dan ikan sungai, sebagai tambahan sumber pangan yang berharga.
Masyarakat Indonesia yang hidup di berbagai wilayah juga menghargai pengetahuan tentang pasang surut laut, pola alam, dan tanda-tanda alam lainnya. Pengetahuan ini membantu mereka menentukan waktu yang tepat untuk berlayar, menangkap ikan, atau mengumpulkan sumber daya laut lainnya.
Tidak hanya dalam sektor pertanian, pembuatan perahu tradisional juga menjadi bagian penting dalam budaya masyarakat Indonesia, terutama daerah-daerah pesisir. Masyarakat lokal telah menguasai teknik khusus dalam memilih kayu, memahat, dan merakit perahu secara manual.
Di beberapa daerah, seperti Maluku, masyarakat adat menerapkan sistem pengelolaan bersama untuk sumber daya laut mereka. Mereka membagi wilayah perairan menjadi zona-zona yang berbeda untuk kegiatan penangkapan ikan, dan aturan komunal dihormati oleh seluruh anggota masyarakat.
Pentingnya budaya maritim juga tercermin dalam hidangan tradisional masyarakat pesisir di Indonesia. Hidangan seperti ikan bakar, ikan asin, sambal, dan kerupuk laut merupakan bagian tak terpisahkan dari makanan laut tradisional.
Sejarah perdagangan internasional juga telah memberi pengaruh signifikan terhadap budaya makanan Indonesia. Sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dan hasil pertanian, Indonesia telah menjadi tujuan para pedagang dari seluruh dunia. Akibat dari perjalanan sejarah ini adalah pengaruh asing yang menciptakan masakan yang kaya dan beragam di Indonesia. Tradisi kuliner hasil akulturasi dari budaya Tiongkok, Timur Tengah, India, Eropa, maupun wilayah Asia Tenggara menjadi bagian tersendiri dalam ketahanan pangan masyarakat.
Meskipun Indonesia memiliki warisan sejarah dan budaya yang kaya dalam pengelolaan pangan, negara ini juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang serius dalam mencapai kedaulatan pangan. Salah satu tantangan terbesar adalah ketidaksetaraan dalam akses terhadap pangan. Data dari FAO tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 5,9% dari populasi Indonesia mengalami kelaparan, yang setara dengan sekitar 16,2 juta orang.
Meskipun angka ini relatif lebih baik daripada beberapa negara tetangga, seperti Timor Leste, yang mencapai 22,3%, angka tersebut tetap tinggi dan mengingatkan kita akan perlunya usaha untuk mengatasi masalah kelaparan di Indonesia.
Selain itu, fluktuasi harga bahan pokok yang sering terjadi selama momen-momen penting, seperti perayaan agama dan nasional, merupakan masalah serius yang harus diatasi. Harga bahan makanan yang tidak stabil dapat mengakibatkan kesulitan bagi pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi lonjakan harga yang sering terjadi.
Tantangan lainnya adalah urbanisasi yang cepat dan pertumbuhan populasi yang tinggi. Urbanisasi mengakibatkan lahan pertanian yang berkurang karena dikonversi menjadi pemukiman atau industri, sementara pertumbuhan populasi berarti ada lebih banyak orang yang harus diberi makan.
Kurangnya akses ke pendidikan (riset) pertanian dan kelautan, serta teknologi modern, menjadi kendala lainnya. Banyak petani dan nelayan di Indonesia masih menggunakan metode tradisional yang kurang efisien dan rentan terhadap perubahan iklim.
Kebijakan kolonial masa lalu juga masih memberikan dampak pada upaya mencapai kedaulatan pangan di Indonesia. Kehadiran Belanda di Indonesia, terutama melalui VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) dan pemerintah kolonial, mengganggu praktik-praktik pertanian tradisional dan menggantikannya dengan budaya penanaman tanaman komersial seperti kopi, teh, karet, dan kakao.
Sebagian besar lahan subur digunakan untuk tanaman ekspor, yang mengurangi lahan yang tersedia untuk pertanian lokal. Sistem tanam paksa dan kebijakan monokultur, yaitu menanam satu jenis tanaman dalam skala besar, juga merugikan keragaman tanaman lokal.
Selama masa kolonial, masyarakat pribumi di Indonesia juga dilarang mempraktikkan pertanian tradisional, sehingga menciptakan kesenjangan dengan pertanian modern yang didorong oleh Belanda.
Meskipun tantangan yang dihadapi dalam mencapai kedaulatan pangan di Indonesia merupakan hal serius, ada berbagai upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah, organisasi masyarakat, dan individu untuk mengatasi masalah ini.
Salah satu upaya utama adalah mempromosikan pertanian yang berkelanjutan dan berbasis lokal. Ini mencakup penggunaan teknik pertanian modern, seperti penggunaan pupuk yang tepat dan metode irigasi yang efisien, untuk meningkatkan hasil pertanian. Pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim juga merupakan prioritas untuk mengurangi risiko kekurangan pangan.
Inovasi dalam produksi pangan, seperti pertanian vertikal, hidroponik, dan penggunaan lahan yang cerdas, semakin banyak digunakan. Teknologi ini memungkinkan pertanian yang lebih efisien dan produktif, terutama di daerah perkotaan yang memiliki lahan terbatas.
Selain itu, pendidikan dan pelatihan petani dan nelayan menjadi kunci dalam meningkatkan ketahanan pangan. Dengan meningkatkan pengetahuan mereka tentang praktik-praktik terbaik dalam pertanian dan kelautan modern, mereka dapat menghasilkan pangan yang lebih banyak dan berkualitas.
Pemberdayaan petani dan nelayan juga menjadi prioritas dalam upaya mencapai kedaulatan pangan. Melalui pemberian akses ke pendidikan dan pelatihan, mereka dapat mengambil peran yang lebih aktif dalam pengelolaan sumber daya alam dan pertanian mereka.
Dalam rangka mengatasi masalah ketidaksetaraan akses terhadap pangan, pemerintah dan organisasi nirlaba terus berupaya untuk meningkatkan distribusi pangan dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Program-program seperti bantuan pangan dan pendidikan gizi sedang dijalankan untuk mengurangi masalah kelaparan.
Mengenai isu perdagangan pangan internasional, Indonesia terus berupaya untuk melindungi kedaulatan pangan dengan mempromosikan pertanian lokal. Ini mencakup pengendalian ekspor dan impor yang lebih ketat untuk mendorong konsumsi produk-produk pertanian dalam negeri.
Dalam hal pengelolaan sumber daya laut, upaya dilakukan untuk melindungi sumber daya laut yang penting bagi ketahanan pangan. Pembuatan peraturan yang lebih ketat untuk penangkapan ikan dan pengelolaan wilayah perairan menjadi bagian penting dalam upaya ini.
Sejarah panjang Indonesia dalam pengelolaan sumber daya alam untuk mencapai kedaulatan pangan menjadi dasar yang kuat untuk upaya-upaya terkini dalam mencapai tujuan tersebut. Meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah, organisasi masyarakat, dan individu menunjukkan komitmen untuk mengatasi masalah kelaparan dan mencapai kedaulatan pangan.
Dalam konteks Hari Pangan Internasional, kita harus merenungkan sejarah dan kemajuan yang telah dicapai, tetapi juga menyadari bahwa masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan. Upaya bersama dari semua pihak, baik di tingkat lokal maupun nasional, diperlukan untuk mencapai kedaulatan pangan yang berkelanjutan di Indonesia. Dengan menggabungkan pengetahuan tradisional, teknologi modern, dan pendekatan berkelanjutan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai tujuan tersebut dan memberikan contoh yang baik bagi dunia dalam mencapai kedaulatan pangan.
Pekan kebudayaan Nasional atau yang disingkat menjadi PKN merupakan sebuah acara gelaran dwitahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak tahun 2019. Pada tahun 2023 ini gelaran pekan kebudayaan nasional diselenggarakan pada tanggal 20-29 Oktober 2023 dan tersebar di 40 titik lokasi wilayah JABODETABEK, salah satunya di Ruang Tamu PBSI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berada di Ciputat, Tanggerang Selatan. PKN 2023 di Ciputat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diselenggarakan mulai dari tanggal 20-28 Oktober 2023 dengan mengusung tema “Resonansi Budaya Islam: dari Ciputat untuk Dunia”. Beragam kegiatan dilaksanakan untuk memeriahkan acara mulai dari penampilan-penampilan bakat seperti membaca puisi, musikalisasi puisi, pantun, menari dan sebagainya yang ditampilkan oleh mahasiswa PBSI UIN Jakarta dan juga dari beberapa mahasiswa prodi lain yang ikut memeriahkan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di UIN Jakarta ini.
Selain penampilan-penampilan tersebut, juga dibuka “Pojok Baca Danarto” yang memberikan akses kepada mahasiswa terkait dengan karya-karya yang ditulis oleh Danarto. Ada juga bedah buku “Surat Jibril” karya Maftuhah Jakfar, diskusi mengenai “Resonansi Budaya Islam dalam Sastra dan Seni Rupa”, workshop Stand Up Comedy, tribute untuk mengapresiasi Budayawan Muslim Ciputat, Jamal D. Rahman, serta Monolog Putu Wijaya. Berbagai kegiatan menarik mengenai sastra yang ditampilkan pada Pekan Kebudayaan Nasional 2023 akan sayang untuk tidak dibahas atau dibedah. Penampilan dari para mahasiswa UIN Jakarta menarik untuk dikaji menggunakan teori-teori sastra salah satunya pada kajian sastra bandingan, alih wahana. Penampilan dari mahasiswa-mahasiswa ini membawakan beragam jenis karya sastra seperti puisi, pantun, monolog, dan bahkan Drama.
Ada salah satu penampilan yang menarik untuk dikaji dengan kajian sastra bandingan alih wahana yaitu dari penampilan mahasiswa PBSI UIN Jakarta Semester 5 kelas B. Mahasiswa semester 5 ini, menampilkan Dramatisasi cerpen Umi Kalsum yang merupakan sebuah adaptasi dari naskah cerpen Umi Kalsum karya Djamil Suherman. Alih wahana yang tadinya berbentuk sebuah cerpen kemudian ditampilkan menjadi sebuah drama menarik untuk dibahas. Maka dari itu, artikel yang saya tulis ini akan membahas mengenai “Alih Wahana Cerpen Umi Kalsum menjadi Drama di Pekan Kebudayaan Nasional 2023”.
Alih wahana dapat diartikan sebagai perubahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Sebuah karya sastra tidak hanya bisa dialihkan dari satu bahasa ke bahasa lain atau yang disebut dengan sastra terjemahan, tetapi juga dapat dialihwahanakan, yakni diubah menjadi jenis kesenian lain. Alih wahana pada cerita rekaan, misalnya, bisa diubah menjadi tari, drama, atau film; sedangkan pada karya sastra puisi bisa diubah menjadi lagu atau lukisan.,Namun hal yang sebaliknya bisa juga terjadi, misalnya sebuah novel ditulis berdasarkan film atau drama, dan puisi bisa lahir dari lukisan atau lagu.
Sebuah karya sastra yang beralih wahana itu merupakan kegiatan yang sah dan bermanfaat bagi pemahaman untuk memahami lebih dalam mengenai hakikat sastra. Kegiatan penelitian di bidang ini akan menyadarkan diri kita bahwa sastra dapat bergerak bebas ke arah manapun, berubah-ubah unsur-unsurnya agar bisa sesuai dengan wahananya yang baru. Pada kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di FITK PBSI UIN Jakarta, para mahasiswa semester 5 kelas B melakukan sebuah pertunjukkan yang bisa dibilang mini drama dengan naskah yang diambil dari kumpulan cerpen karya Djamil Suherman berjudul Umi Kalsum. Alih wahana yang tadinya berbentuk kumpulan cerpen dikemas secara lebih singkat menjadi sebuah naskah drama yang berdurasi kurang lebih 24 menit ini menarik untuk dibahas.
Cerpen Umi Kalsum merupakan cerpen karya Djamil Suherman yang terbit di Bandung oleh Mizan pada tahun 1993. Cerpen ini terdapat pada buku berjudul “Umi Kalsum Kisah-Kisah Pesantren” yang memiliki halaman sebanyak 123 halaman. Secara singkat cerpen ini menceritakan tentang seorang gadis pesantren di desa Kedumpring bernama Umi Kalsum yang kehidupannya selalu diatur oleh sang ayah yang memiliki sikap sombong dan pada akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri karena tidak kuat dengan cobaan yang diberikan. Tidak hanya cerpen mengenai Umi Kalsum saja, tapi dalam kumpulan cerpen Djamil Suherman ini ada beberapa kisah-kisah di pesantren yang salah satunya mengambil konsep percintaan, namun ada bagian religiusitas juga. Seperti tentang Amran dan Fatimah, Jamil dan Zainab serta Umi ada dalam kumpulan cerpen ini yang memiliki kisah berbeda namun saling berkesinambungan.
Alih wahana yang dipentaskan oleh mahasiswa semester 5 kelas B ini tentu saja disesuaikan dengan konsep yang diusung. Tidak semua yang tertulis dalam kumpulan cerpen dimasukan ke dalam naskah drama. Karena alasan durasi pementasan dan juga tempat pementasan, banyak perubahan yang terjadi antara cerita dalam kumpulan cerpen dan dalam naskah drama yang dibuat. Seperti contohnya bagaimana kematian Umi yang jika dilihat dari cerpen adalah dengan gantung diri, namun saat dialih wahanakan menjadi drama, diubah dengan menyayat pergelangan tangannya.
Perubahan ini disebabkan karena kekurangan properti dan terlalu berbahaya jika harus menggunakan tali gantung, jadi penggarap naskah memilih opsi lain yang lebih mudah untuk dipentaskan. Selain masalah perubahan cara kematian Umi, karena di dalam pementasan drama ini ingin mengusung tema religius sesuai dengan tema Pekan Kebudayaan Nasional di PBSI UIN Jakarta, tidak hanya mengambil kisah yang berfokus pada Umi saja, namun dengan tokoh lain yang masih berkesinambungan dengan cerita. Namun, hal ini malah membuat adanya “plot hole” atau cerita tak lengkap karena hanya mengambil sebagian-sebagian kisah penting dari cerpen. Ada bagian yang tidak dimasukkan dalam naskah drama, namun dijelaskan dalam cerpen. Seperti tokoh Mursid yang disebut telah menghamili Umi, namun tokoh ini tidak dimunculkan dalam drama. Padahal pada cerpennya, Mursid memiliki peran penting yang membuat kematian Umi semakin jelas.
Ada juga kisah Amran dan Fatimah yang hanya diperlihatkan sekilas saja. Jadi, di dalam pentas drama ini menurut saya masih banyak cerita-cerita yang tak lengkap dan sulit dipahami apabila tidak membaca kumpulan cerpen tersebut. Selain dari segi perubahan pada bagian alih wahana cerpen menjadi naskah drama, ada hal lain yang berubah yaitu penggambaran tokoh. Penggambaran tokoh Umi dalam cerpen terlihat seperti seorang gadis yang lemah lembut dan cantik, suaranya halus. Namun, saat di pentaskan, peran Umi berubah menjadi sosok perempuan yang berjiwa kuat karena kurangnya pemahaman pemain dalam mendalami karakter Umi.
Tetapi dibalik kekurangan dari alih wahana cerpen menjadi drama yang ditampilkan mahasiswa PBSI ini, menurut saya pementasannya berjalan dengan lancar. Dan saya sangat menikmati penampilan yang dibawakan oleh mahasiswa. Ada pesan-pesan mendalam yang dapat diambil dan ada pula bagian seperti tata musik yang melengkapi cerita. Karena jika hanya dalam bentuk tulisan, tidak ada penggambaran audio di sana, namun jika berubah menjadi sebuah pertunjukkan drama, tentunya audio visual sangat memengaruhi pementasan tersebut. Begitulah, pendapat saya mengenai Pekan Kebudayaan Nasional yang diadakan di FITK PBSI UIN Jakarta. Masih banyak penampilan lain yang menarik dan akan ada puncaknya di Tribute nanti pada tanggal 28 Oktober 2023.
Pewartanusantara.com – Apakah Keputusan MK kemarin secara fundamental bisa menguntungkan/merugikan rakyat banyak? Sepertinya tidak.
Bagi rakyat, gak penting2 amat. Sungguh, gak akan mengubah nasib rakyat secara fundamental.
Jadi gak penting juga rakyat ikut beramai-ramai menolak dengan hujatan “politik dinasti” atau menerimanya sebagai berkah.
Soal konstitusi dipermainkan, bukankah pada urusan yang sangat fundamental, elit kita sudah terbiasa mempermainkan konstitusi?
Urusan agraria yang hasilnya bisa setimpang ini bukankah bermula dari mempermainkan konstitusi?
Urusan nasib buruh dan petani yang dilempar pada pasar bebas bukankah juga berlangsung dengan mempermainkan konstitusi?
Urusan pendidikan dan kesehatan yang juga dilempar diserahkan pada pasar bebas juga bukankah berlangsung dengan mempermainkan konstitusi? Dan seterusnya.
Dan apakah para elit yang gaduh dalam jagat politik kita ini (baik pengusaha, politisi, agamawan) marah atau menggugat permainan konstitusi yang secara fundamental mempengaruhi nasib rakyat di atas? Jelas-jelas tidak!
Wong mereka pelaku permainan. Mereka akan sibuk pada urusan yang menyangkut nasib mereka sendiri.
Lalu, apakah mayoritas rakyat marah atas semua itu? Seperti bahkan kesadaran tentang itu pun belum ada.
Kalaupun ada, tiada daya untuk marah atau menggugat. Demokrasi kita masih minus “demos”. Kawula kerajaan yang pernah jadi rakyat jajahan hanya bermutasi jadi konsumen, selebihnya tukang sorak.
Karena hanya bisa bersorak, mari bersorak agar elit bertarung lebih seru dan lebih ganas. Biarkan pertarungan ini membuat mereka saling menumbangkan satu sama lain.
Sementara itu, kita yang rakyat ini mari kumandangkan Sholawat Asyghil, dengan spirit lebih aktif, bukan pasif. Elit-elit yang zalim kita dorong untuk saling berperang!
Hidup rakyat!
Pewartanusantara.com – Musyrik dan Kafir identik dengan konotasi negatif; hukuman, ancaman dan adzab. Perlakuan kasar dan tempat yang buruk berupa neraka dijadikan sebagai tempat kembali untuk keduanya.
Sebagai balasan atau ganjaran bagi keduanya berupa serba bentuk keburukan, sebaliknya, Muslim dan mukmin yang dijanjikan Allah ganjaran penuh kebahagiaan baik di dunia terlebih akhirat kelak yang bersifat selama-lamanya.
Namun tahukah anda, terdapat perbedaan secara spesifik antara kafir dan Musyrik terkhusus sikap keduanya terhadap Islam.
Melansir ustadzaris.com An Nawawi mengatakan, “Istilah kekafiran dan kemusyrikan terkadang digunakan dalam pengertian kafir kepada Allah. Namun kedua kata tersebut terkadang maknanya berbeda. Kemusyrikan dikerucutkan dalam pengertian beribadah kepada patung atau makhluk lainnya diiringi pengakuan dan keimanan kepada Allah. Dalam kondisi ini kekafiran itu lebih luas cakupannya dari pada kemusyrikan” (Syarh Shahih Muslim 2/71).
Dalam pengertian ini, pada dasarnya musyrik adalah bisa saja dalam keadaan fitrahnya mengimani Allah sebagai Tuhan Semesta Alam yang Esa, namun pada praktiknya mereka melakukan penentangan atas itu. Musyrik justru mempertuhankan sesautu selain Allah.
Musyrik sejatinya mengakui keesaan Tuhan namun mempersekutukannya, baik dalam nama dan sifatNya, kekuasaanNya, termasuk dalam peribadahaannya. Artinya musyrik membuat tuhan lain selain Allah. Musyrik mempertuhankan makhluk. Musyrik juga membuat aturan lain selain yang ditetapkan Allah dalam Islam.
Sebagai contoh, seorang musyrik kepada Allah dengan berbedo’a, nuraninya pun secara fitrah mengesakan Allah namun ketika dia meminta atau memohon sesuatu justru kepada selain Allah, misal berdo’a kepada patung, jin, atau arwah-arwah.
Adapun kafir sebatas dimaknai pada pembatasan dengan menutup diri dari kebenaran (Islam). Tidak dalam arti membuat tandingan. Semisal kafir terhadap keesaan Allah, kafir terhadap kenabian Muhammad serta kafir terhadap syariat Islam, seperti Sholat, Zakat, Puasa dan lain sebagainya.
Namun sebagaimana yang dijelaskan pada paragraf di atas, khususnya dalam al-Qur’an, terkadang kafir disebut juga dengan musyrik, begitu pun sebaliknya. Apapun itu, sejatinya tidak ada kebaikan bagi keduanya sebagai jalan hidup. Bahkan kemusyrikan dan kekafiran kepada Allah adalah seburuk-buruk sikap dan dapat menjadikan seseorang sebagai seburuk-buruk makhluk, “na’udzubillahi min dzaalik!”
Setiap perbuatan manusia sejatinya dalam kekuasaan Allah. Makan minum berjalan tidur dan lain sebagainya tidak lepas dari pengetahuan Allah. Maka manusia sudah seharusnya senantiasa mengingatNya. Selain dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan maupun berupa larangan-larangan semisal salat, maka sudah semestinya manusia tidak lalai untuk senantiasa mengingat dan menyebut Allah (dzikir) dengan berdo’a dan sebisa mungkin tidak lalai atasnya.
Islam adalah ajaran yang lengkap hingga detail. Setiap perbuatan dijelaskan dan diberikan tuntunannya. Maka tidak heran setiap perbuatan manusia sejatinya terdapat do’a, baik ketika memulai atau dalam prosesnya. Sebagai ilmu, pemahaman ini akan memudahkan manusia dalam proses menjalani kehidupannya serta menjadikannya menang dengan meraih keberkahan amal atau perbuatannya melalui do’a-do’a.
Ajaran lengkap, mendasar dan menyeluruh terdapat dalam al-Qur’an serta dilengkapi tuntunan berupa percontohan dari Nabi, yang didapat dari Hadits-hadits beliau. Termasuk dalam perbuatan, Rasulullah sebagai penyandang akhlak mulia di muka bumi ini sebagai suri teladan yang baik, mencontohkan bagaimana perbuatan dijalankan adalah mengharap ridlo Allah. Bahkan, usaha mencari rezeki (perniagaan dan perdagangan) adalah termasuk Ibadah.
Makan dimulai dengan do’a, “Allahumma baariklanaa fii maa rozaqtanaa, wa qinaa ‘adzaabannaar”, artinya “ya Allah berkahilah milik kami atas apa yang telah Engkau berikan (rezeki), dan jauhkanlah kami dari adzab neraka.” Dalam contoh makan, al-Ghazali menjelaskan bahwa pada suapan pertama makan adalah dengan mengucap “bismillah” (“dengan Nama Allah”), suapan kedua, “bismillahirrohmaan” (“dengan Nama Allah yang Maha Pengasih”), serta suapan ketiga adalah, “bismillahirrohmaanirrohiim” (“dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang”).
Contoh lain dalam berjalan, dalam hal ini berjalan ke masjid, sebagaimana dijelaskan artikel Langkah Penghapus Dosa Mendatangkan Pahala, “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah” (“Dengan Nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah”) langkah awal selepas keluar rumah mengucap do’a tersebut. Langkah berikutnya merupakan langkah menuju masjid. Nabi Muhammad mengajarkan sebuah doa berangkat ke masjid, setiap langkah diiringi doa berikut:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَفِى لِسَانِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى سَمْعِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِى نُورًا وَمِنْ أَمَامِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِى نُورًا وَمِنْ تَحْتِى نُورًا. اللَّهُمَّ أَعْطِنِى نُورًا
(“Allahummaj’al fii qalbii nuura wa fii lisaanii nuuraa waj’al fii sam’ii nuuraa waj’al fii basharii nuuraa waj’al min khalfii nuuraa wamin amaamii nuuraa waj’al min fauqii nuuraa wa min tahtii nuuraa. Allahumma a’thinii nuuraa”) Artinya: “Ya allah jadikanlah hatiku bercahaya, lisanku bercahaya, pendengaranku bercahaya, penglihatanku bercahaya. Jadikanlah Ya Allah belakangku bercahaya, depanku bercahaya, atasku bercahaya dan bawahku bercahaya. Ya Allah, berikanlah cahaya untukku.” (HR Bukhari Muslim).
Intinya setiap perbuatan kiranya senantiasa diringi dengan do’a. Mengingat Allah dengan secara spesifik berdo’a sesuai dengan kondisi di mana, kapan dan sedang melakukan apa pun senantiasa dalam kesadaran akan Allah dengan berdo’a kepadaNya. Maka untuk senantiasa menggali ilmu dan mengamalkannya akan membentengi diri secara syar’i, dengan bimbingan Nabi, termasuk dalam menghadapi musuh atau penguasa sekali pun.
Setiap tanggal 2 Oktober, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional dengan penuh semangat dan kebanggaan. Hari ini bukan hanya sekedar perayaan kain berpola indah, tetapi juga momen untuk merenungkan makna yang lebih dalam tentang batik sebagai simbol multikulturalisme dan identitas bangsa yang kaya. Batik adalah sebuah cerminan keindahan, keberagaman, dan sejarah yang mengikat bersama bangsa Indonesia.
Batik Sebagai Representasi Keberagaman Budaya
Indonesia adalah negeri dengan sejuta keberagaman. Dari Sabang hingga Merauke, pulau-pulau, suku-suku, dan budaya beragam hadir sebagai karakteristik unik bangsa ini. Dan batik adalah cerminan visual yang indah dari keragaman ini. Setiap motif dan warna pada batik mencerminkan latar belakang budaya yang berbeda-beda di seluruh negeri.
Batik Jawa, dengan pola-pola yang klasik dan lembut, menggambarkan elegansi Jawa yang tenang. Di sisi lain, batik dari Bali menghadirkan warna-warna cerah yang mencerminkan semangat hidup pulau ini. Batik Sumatera menampilkan motif-motif yang kuat, mencirikan budaya Minangkabau yang kaya, sementara batik Sulawesi menghadirkan kekayaan seni dari masyarakat Toraja yang unik.
Namun, batik juga memiliki kemampuan unik untuk menggabungkan berbagai motif dari berbagai daerah untuk menciptakan karya seni yang lebih kaya. Ini adalah simbol persatuan dalam keberagaman, mengingatkan kita bahwa meskipun berbeda, kita tetap satu sebagai bangsa.
Pengaruh Budaya Asing dalam Batik
Indonesia, sebagai pusat perdagangan dan pertukaran budaya selama berabad-abad, telah menerima pengaruh dari berbagai budaya dunia. Itu tercermin dalam motif-motif batik yang mencakup elemen-elemen dari Cina, India, Arab, dan Eropa.
Motif-motif batik Praga adalah contoh bagus tentang bagaimana pengaruh budaya Eropa telah digabungkan dengan keindahan batik Indonesia. Gambar katedral dan ornamen-ornamen Barat berpadu harmonis dengan gaya batik lokal, menciptakan sesuatu yang benar-benar unik dan kreatif.
Pengaruh budaya asing dalam batik adalah bukti konkret tentang bagaimana Indonesia telah menerima, mengolah, dan menciptakan budaya yang baru dan beragam. Ini juga mengingatkan kita bahwa keberagaman budaya adalah aset yang tak ternilai.
Batik dalam Konteks Keberagaman Agama
Indonesia juga dikenal karena keberagaman agamanya. Batik mencerminkan hal ini dengan menampilkan simbol-simbol agama dalam beberapa motifnya. Ada batik dengan motif burung Merak yang sering dikaitkan dengan kebudayaan Hindu, serta batik dengan motif bunga yang adalah simbol Budha. Bahkan dalam budaya Islam, batik tetap ada dalam bentuk motif geometris yang beragam.
Keberagaman agama di Indonesia tidak pernah menjadi penghalang bagi batik untuk menjadi bagian penting dari identitas budaya. Ini mencerminkan sikap toleransi dan harmoni antara umat beragama yang telah membangun dasar kehidupan bersama dalam keragaman.
Memperingati hari batik nasional
Perayaan Hari Batik Nasional adalah kesempatan untuk merayakan keragaman budaya, sejarah, dan agama dalam satu kesatuan yang indah. Setiap tahun, orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat dan latar belakang etnis merayakan warisan budaya Indonesia ini. Ini adalah momen untuk bersatu dalam semangat kebangsaan dan mengenakan batik sebagai ekspresi kecintaan kepada Indonesia.
Peringatan Hari Batik Nasional bukan hanya sekadar seremonial; itu adalah panggilan untuk menjaga, mengembangkan, dan menghormati batik sebagai warisan budaya yang unik. Ini adalah saat yang tepat untuk mendukung pengrajin batik lokal dan mempromosikan karya seni batik di tingkat nasional dan internasional.
Pentingnya Pendidikan tentang Batik
Selain merayakan, pendidikan juga memainkan peran penting dalam menjaga warisan batik. Sekolah-sekolah di Indonesia dapat memasukkan pelajaran tentang batik dalam kurikulum mereka, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah, teknik pembuatan, dan makna simbol dalam batik. Dengan pemahaman yang lebih baik, generasi muda dapat menjadi pelindung warisan budaya ini.
Pengembangan Batik Sebagai Aset Ekonomi
Selain aspek budaya dan identitas, batik juga merupakan aset ekonomi yang penting bagi Indonesia. Pengrajin batik, terutama yang berbasis di desa-desa, menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat setempat. Dalam perkembangan ekonomi yang berkelanjutan, perlu ada dukungan dan promosi yang kuat bagi industri batik lokal.
Kesimpulan: Batik sebagai Identitas Multikultural Bangsa
Hari Batik Nasional adalah momen untuk merayakan keindahan dan keberagaman yang membuat Indonesia menjadi bangsa yang kaya dan berwarna. Batik adalah lebih dari sekadar kain berpola; ia adalah warisan yang harus dijaga, dipromosikan, dan diwariskan ke generasi mendatang. Dalam keragaman kita, batik menjadi benang yang mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam. Dengan cinta dan penghargaan kita terhadap batik, kita merayakan identitas multikultural bangsa yang tak ternilai.
Pewarta Nusantara, Yogyakarta – Warung Kopi Blandongan dikenal dengan sajian kopi tradisionalnya yang istimewa, disajikan dalam cangkir putih yang khas.
Meskipun tampak sederhana, tetapi cita rasa yang autentik dan kehangatan dalam setiap tegukan menjadi daya tarik utama bagi para pelanggan setianya.
Awal Mula Didirikannya Warung Kopi Blandongan
Pada tanggal 17 Mei tahun 2000, seorang pria bernama Nasrudin, yang akrab disapa Cak Badrun, mewujudkan impian untuk membuka Warung Kopi Blandongan. Awalnya, warung kopi ini berdiri dengan sederhana di sebuah ruko kecil di daerah Nologaten Condongcatur Sleman, Yogyakarta.
Luasnya hanya sekitar 2,5×2,5 meter, dan ruko tersebut disewa dengan harga 500 ribu rupiah. Modal awal yang dimiliki Cak Badrun pun terbatas, kurang lebih 1 juta rupiah.
Namun, meskipun dimulai dengan sederhana, Warung Kopi Blandongan segera menarik perhatian. Penikmat kopi yang datang mulai merespons dengan antusias terhadap sajian kopi yang disuguhkan. Aroma kopi yang harum dan cita rasanya yang khas membuat mereka kembali lagi dan lagi.
Pindah Lokasi ke Sorowajan, Bantul
Respon positif dari para pelanggan yang semakin antusias membuat Cak Badrun memutuskan untuk mencari lokasi yang lebih luas dan strategis untuk mengembangkan Warung Kopi Blandongan. Setelah melalui pencarian yang teliti, Cak Badrun akhirnya menemukan tempat yang cocok di daerah Sorowajan, Bantul, Yogyakarta. Di sinilah Warung Kopi Blandongan menemukan rumah barunya.
Dengan pindah ke lokasi yang lebih luas, Warung Kopi Blandongan dapat mengakomodasi lebih banyak pelanggan dan menyediakan suasana yang lebih nyaman. Perpindahan tersebut juga memberikan kesempatan bagi Cak Badrun untuk mengembangkan konsep warung kopi tradisional yang ia cintai.
Nasrudin alias Cak Badrun: Pendiri Warung Kopi Blandongan
Di balik kesuksesan Warung Kopi Blandongan, terdapat sosok Nasrudin, atau yang lebih akrab disapa Cak Badrun, sebagai pendiri yang berperan penting. Cak Badrun adalah pribadi yang penuh semangat dan dedikasi dalam menghadirkan pengalaman kopi yang luar biasa bagi pelanggan. Keberanian dan visinya membawa Warung Kopi Blandongan menjadi salah satu warung kopi yang inspiratif di Yogyakarta.
Cak Badrun, dengan kepribadiannya yang ramah dan hangat, tidak hanya menghidangkan kopi tradisional yang lezat, tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang erat antara pelanggan dan warung. Dalam setiap cangkir kopi yang disajikan, terasa sentuhan emosional dan dedikasi yang ia tanamkan sebagai pemilik warung.
Kepopuleran Warung Kopi Blandongan dan kesuksesannya dalam membuka peluang pasar kopi juga menginspirasi para pebisnis kopi lainnya untuk mengikuti jejaknya. Konsep sederhana namun mengesankan dari Warung Kopi Blandongan telah menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk membuka warung kopi dengan konsep serupa.
Melalui perjalanan yang panjang dan perubahan yang dihadapinya, Warung Kopi Blandongan tetap mempertahankan esensi kopi tradisional dan kehangatan hubungan dengan pelanggan. Warung ini menjadi tempat di mana orang-orang dapat menciptakan kenangan indah, berbagi cerita, dan menemukan inspirasi baru di antara aroma kopi yang memikat dan suasana yang ramah.
Sebagai warung kopi yang inspiratif, Warung Kopi Blandongan bukan hanya sekadar tempat untuk menikmati kopi, tetapi juga simbol semangat, keberanian, dan persahabatan yang tumbuh di antara secangkir kopi. Perjalanan yang penuh liku dan dedikasi Cak Badrun telah mengubah Warung Kopi Blandongan menjadi warung kopi yang menginspirasi dunia kopi.
Keberhasilan Warung Kopi Blandongan dalam membuka peluang pasar kopi dan menjadi warung kopi yang inspiratif telah mencuri perhatian banyak pihak.
Pengaruh dan pesonanya telah menginspirasi para pebisnis kopi lainnya untuk membuka warung kopi dengan konsep serupa.
Perkembangan yang pesat dari Warung Kopi Blandongan mencerminkan semangat dan dedikasi Cak Badrun dalam menghadirkan pengalaman kopi yang luar biasa bagi pelanggan.
Dalam setiap cangkir kopi yang disajikan, terasa sentuhan kehangatan dan cinta yang ditanamkan Cak Badrun sebagai pemilik warung.
Warung Kopi Blandongan bukan hanya sekadar tempat untuk menikmati kopi, tetapi juga menjadi saksi dari sejarah keberhasilan seorang pebisnis yang berjuang untuk meraih impiannya.
Kisahnya telah menorehkan jejak inspiratif dalam dunia warung kopi, dan menjadi bukti bahwa dengan semangat dan dedikasi, impian dapat diwujudkan.
Dengan berbekal cita rasa kopi yang tak tertandingi, Warung Kopi Blandongan terus mengembangkan sayapnya, menghidupkan semangat dan kehangatan dalam setiap tegukan, dan menginspirasi banyak orang untuk mencari arti dari secangkir kopi yang sederhana.
Seiring berjalannya waktu, Warung Kopi Blandongan terus mengalami pertumbuhan yang mengesankan. Setiap hari, aroma harum kopi tradisional mereka menarik perhatian pengunjung dari berbagai kalangan.
Pelanggan setia dan penikmat kopi yang penasaran terus berdatangan untuk merasakan keajaiban yang tersembunyi di balik setiap cangkir kopi Blandongan.
Tidak hanya menu kopi tradisional yang menonjolkan keunikan rasanya, tetapi suasana hangat dan ramah yang diciptakan oleh Cak Badrun dan timnya juga menjadi daya tarik tak terbantahkan.
Warung Kopi Blandongan menjadi tempat yang tak hanya sekadar untuk menikmati kopi, tetapi juga sebagai tempat untuk bersantai, bercengkerama, dan berbagi cerita.
Saat ini, Warung Kopi Blandongan tetap menjadi ikon di Yogyakarta, dan nama mereka telah melintasi batas-batas kota. Warung yang dulunya hanya berukuran kecil kini telah berkembang menjadi kedai kopi yang matang bersama seduhanya.
Perjalanan Warung Kopi Blandongan tidak berhenti hanya pada kesuksesannya dalam dunia bisnis kopi. Warung ini telah melampaui batasan sebagai sekadar tempat untuk menikmati minuman, tetapi juga menjadi wadah bagi penghubung sosial dan pencipta kenangan indah bagi setiap pengunjung.
Di tengah kemajuan teknologi dan tren kafe modern yang terus berkembang, Warung Kopi Blandongan mempertahankan esensi kopi tradisional dengan bangga. Cak Badrun, sebagai pemiliknya, menyadari pentingnya menjaga keaslian dan keunikan dari sajian kopi tradisional yang telah menjadi ciri khas warung ini.
Dalam setiap cangkir kopi yang disajikan, terdapat sejuta cerita dan harapan. Aroma kopi yang menggoda dan cita rasa yang kaya, menjadi sumber kebahagiaan bagi para penikmatnya. Tidak hanya itu, Warung Kopi Blandongan juga menjadi tempat berkumpulnya berbagai kalangan, dari pemuda yang mencari inspirasi hingga orang tua yang ingin bernostalgia dengan masa lalu.
Setiap sudut di Warung Kopi Blandongan diisi dengan kenangan dan sentuhan emosi. Dari latar belakang musik klasik dan musik ala pantura yang mengalun lembut, semuanya menambah kehangatan dan keakraban di antara pelanggan dan pemilik warung.
Warung Kopi Blandongan juga berperan penting dalam mendorong semangat kewirausahaan di kalangan pebisnis kopi.
Konsepnya yang sederhana namun menginspirasi telah mengilhami banyak orang untuk berani mengambil langkah dalam menjalankan usaha kopi mereka sendiri. Warung ini menjadi contoh nyata bahwa mimpi dan keberanian dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Seiring berjalannya waktu, Warung Kopi Blandongan terus bertransformasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Meskipun lokasinya kini lebih luas dan strategis, Cak Badrun tetap mempertahankan esensi kopi tradisional dan keakraban yang menjadi daya tarik utama warung ini.
Kehadiran Warung Kopi Blandongan tidak hanya tentang secangkir kopi, melainkan tentang hubungan yang terjalin antara pemilik, pelanggan, dan masyarakat sekitar.
Warung ini menjadi tempat di mana orang-orang dapat berbagi cerita, mengobrol santai, dan menemukan inspirasi baru.
Dalam riuh rendah percakapan dan harum kopi yang mengisi udara, Warung Kopi Blandongan tetap menjadi tempat yang menginspirasi dan memikat hati. Di balik kehangatan dan kenangan yang ditawarkan, warung ini menyimpan cerita dari perjalanan seorang pemilik yang penuh semangat dan keberanian untuk menggapai mimpi.
Warung Kopi Blandongan adalah bukti bahwa sebuah warung kopi dapat menjadi lebih dari sekadar tempat untuk minum kopi. Ia menjadi simbol perjuangan, keberanian, inspirasi, dan persahabatan yang tumbuh di antara secangkir kopi. Dengan setiap tegukan yang diambil, Warung Kopi Blandongan terus menyemangati dan menginspirasi para penikmatnya untuk meraih impian mereka dengan semangat yang sama.
Gus Sol
“Plaaaakkkk” seperti disamber petir di siang bolong. Al-Habsy di tampar oleh pamannya akibat perilakunya yang semena-mena.
“ternyata kamu hanya berubah beberapa hari saja, hah? Ternyata meninggalnya kakekmu belum saja membuatmu sadar ya?” pamannya memarahinya.
Namun, Al-Habsy hanya diam saja sambil menundukan kepalanya seolah ia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.
Keadaan menjadi berubah 99% bagi Al-Habsy ketika sekarang pemimpin Pondok Pesantren di tangani oleh pamannya yang tegas, garang dan tak pandang bulu. Tidak ada lagi Al-Habsy yang ditakuti.
Tidak ada lagi Al-Habsy yang disegani. Dengan ketegasan pamannya bukan menjadi Al-Habsy sadar namun membuat ia menjadi liar, menjadi tambah nakal, dari mulai kabur dari Pondok hingga sembunyi-sembunyi merokok di Pondok.
Hingga suatu ketika Al-Habsy kabur dari Pondok bersama Guntur untuk menonton pertandingan sepak bola. Namun, na’as saat kembali ke Pondok Pesantren ia berdua ketahuan oleh pamannya Al-Habsy.
Mau tidak mau pamannya memberi tindakan atas pelanggaran yang ia buat dengan merata tanpa memandang siapa yang ia hukum. Lantas Al-Habsy dan Guntur di botak dan di jemur di santri putri dengan plang yang bertuliskan “kami Santri Brekele”
***
Sangat mengejutkan ternyata dalam kepemimpinan pamanya Al-Habsy membuat Santri-santrinya tunduk dengan peraturan.
Pamannya Al-Habsy adalah anak dari Kakeknya Al-Habsy. Kakeknya memiliki dua anak. Ibunya Al-Habsy adalah anak bontot dan Paman Al-Habsy yang menggantikan menjadi pimpinan Pondok Pesantren yang sebelumnya dipimpin oleh kakeknya Al-Habsy yaitu (Alm. K. H. Abdul Karim. L.c) adalah anak sulung dari kakeknya yaitu ayah dari pamannya.
Pamannya di amanahkan untuk memimpin Pondok saat ia masih muda ketika ia ingin pergi untuk melanjutkan kuliahnya di Mesir hingga pada akhirnya ia bisa melanjutkan perjuangan dari ayahnya.
Nama paman Al-Habsy yaitu Solehhuddin atau biasa dikenal dengan sebutan ‘Gus Sol’ sebelum menggantikan ayahnya menjadi pimpinan Pondok Pesantren Gus Sol adalah ustadz kondang, sering di panggil-panggil untuk ceramah-ceramah ke daerah-daerah hingga daerah terpencil.
Gus Sol sebutannya dari kecerdasan dan ketegasan dalam kepemimpinan ia memiliki hal yang tidak semua orang memiliki dalam dirinya kata santri-santrinya yang sudah berpengalaman menjadi langganan dihukum dan dikatakan bagai babi dan anjing oleh Gus Sol karna selalu ketahuan saat ingin kabur maupun setelah kabur dari Pondok Pesantren.
Santriwan santriwati sudah tahu tentang hal itu, bahkan jika ingin bertemu dengan Gus Sol adalah hal yang sangat menakutkan bagi sebagian santriwan dan santriwati terutama bagi santri-santri yang sangat Badung, nakal dan sering maksiat karna jika ia bertemu dengan Gus Sol sisi buruknya akan dilihat oleh Gus Sol.
Katanya dari cibiran santriwan-santriwati Gus Sol bisa melihat orang-orang yang nakal dan sering maksiat itu kepalanya berubah menjadi anjing dan babi. Itulah yang membuat para santri takut jika bertemu oleh Gus Sol, bahkan seorang santri yang rajin dan taatpun takut jika ingin bertemu Gus Sol. Namun, itu tidak berlaku oleh Al-Habsy.
Ia tidak pernah percaya dengan hal-hal semacam itu, toh ia selalu bertemu dengan pamannya hampir setiap hari namun tidak ada hal-hal yang mencurigakan bahkan menakutkan.
Padahal Al-Habsy mengklaim sendiri dirinyalah yang paling Badung dan nakal di Pondok ini. Namun tidak ada sedikitpun ketakutan dalam dirinya untuk bertemu dengan pamannya.
Baca juga: Santri Brekele
***
Suatu ketika rasa penasaran Al-Habsy muncul ingin tahu lebih lanjut apakah yang dibicarakan santri-santri itu benar atau hanya hisapan jempol semata tentang pamannya yang tak lain yaitu Gus Sol.
Pada malam jum’at keliwon Al-Habsy berencana tidak mengikuti kegiatan Pondok meminta bantuan sahabatnya Guntur untuk membuntuti diam-diam pamannya yang sedang mengelilingi area komplek santri putra.
Tepat di area belakang kamar mandi putra, ada santri yang sedang makan-makan pada saat kegiatan yang di adakan oleh pengurus Pondok Pesantren. Sontak santri-santri yang terdiri dari empat orang itu kaget, lantas santri tersebut menyalami Gus Sol dengan tangan gemeteran.
“lisai’in antum” tanya Gus Sol dengan tegas dan garang.
Empat santri tersebut hanya diam saja sambil menundukan kepalanya.
“tegagkan kepalamu” saut Gus Sol. Lantas menampar rata empat santri tersebut sambil berkata :
“saya bukan menampar kalian, melainkan menampar babi dan anjing pada diri kalian.”
Sontak Al-Habsy dan Guntur kaget mendengar tamparan dan ucapan tersebut sambil berlalu pergi dari persembunyiannya dan mengikuti acara malam jum’at tersebut.
“tuhkan benar Al, pamanmu itu bisa melihat keburukan orang lain” kata Guntur kepada Al-Habsy sambil gemeteran.
“kamu inget nggak Al saat kita ketahuan kabur dari Pondok” tambah Guntur.
“menurutku kejadian itu hanyalah kebetulan tur” tutur Al-Habsy.
Al-Habsy masih belum percaya dengan kejadian tersebut. Dengan kejadian tersebut justru membuat dia makin penasaran oleh pamannya yang katanya bisa melihat keburukan orang lain. Dia mengira pada saat ia ketahuan kabur dari Pondok hanya sebuah kebetulan.
Hingga pada akhirnya di suatu malam saat keluarga besarnya berkumpul bersama. Al-Habsy memberanikan diri bertanya langsung kepada Gus Sol perihal dirinya yang dikatakan memiliki kemampuan bisa melihat sisi gelap seseorang.
“paman, memangnya paman bisa melihat keburukan orang lain?” tanya Al-Habsy.
“kau tahu dari mana tentang hal semacam itu, nak?” pamannya malah balik bertanya.
“saya tahu dari cibiran para santri-santri paman.” jawabnya.
“ah itu hanya asumsi para santri saja, nak.” dengan enteng pamannya membalas.
“kalau begitu kenapa paman bisa melihat orang lain itu seperti anjing dan babi paman?” lanjut tanya Al-Habsy.
“siapa lagi yang berkata seperti itu, nak?”
“yahh cibiran para santri-santri paman dan saya juga pernah melihat paman sedang menghukum santri dan mengatakan ia seperti babi dan anjing.”
“Walah, nak. Maksud dari paman bukan itu, paman hanya mengibaratkan, jika santri sulit di atur apa bedanya dengan binatang, bukan begitu?”
“jika memang seperti itu untuk apa sekarang paman berbicara dengan manusia berkepala babi atau anjing?” tambah Gus Sol sambil tertawa-tawa di depan Al-Habsy yang masih kebingungan sendiri.
“*#*#*&*&#*@*@#”
Bersambung…