Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Liga Champions

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Arsenal Sudah Lama Absen dari Liga Champions, Aaron Ramsdale Tidak Sabar Menghadapi Tim Raksasa dan Kecil di Eropa.

Arsenal telah menghadapi absen yang cukup lama dari panggung Liga Champions. Terakhir kali The Gunners berpartisipasi dalam kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa adalah pada musim 2016-17.

Namun, semangat dan ambisi untuk kembali berkompetisi di level tertinggi sepak bola Eropa terus membara di antara para pemain, termasuk sang kiper, Aaron Ramsdale.

Dalam wawancara dengan TNT Sports, Aaron Ramsdale menyatakan rasa tak sabarnya untuk merasakan atmosfer pertandingan Liga Champions.

Menurutnya, seluruh tim sudah sangat bersemangat dan tak sabar untuk tampil di stadion-stadion megah dan menghadapi tim-tim elit.

Ramsdale percaya bahwa kehadiran Arsenal akan mengejutkan banyak pihak, mengingat para pemain mereka mungkin memiliki pengalaman pertama di kompetisi ini.

Belum banyak yang mengetahui bagaimana reaksi mereka, sehingga Arsenal bisa menjadi kejutan dalam persaingan tersebut.

Tidak hanya itu, Ramsdale juga menyampaikan keinginannya untuk bertemu dengan dua raksasa sepak bola Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, di panggung Liga Champions.

Baginya, bermain di markas dua tim tersebut adalah sebuah kehormatan dan pengalaman yang sangat diidamkan oleh banyak pemain sepak bola.

Namun, Ramsdale juga sadar akan potensi dari tim-tim kecil lainnya, yang mungkin bisa memberikan atmosfer kandang yang mencekam.

Ia menilai bahwa melawan tim-tim kecil juga akan menjadi tantangan yang menarik dan menyenangkan bagi Arsenal.

Menjelang pengundian grup Liga Champions, peluang Arsenal untuk berada dalam satu grup dengan tim-tim raksasa terbuka lebar.

Baca Juga; Aubameyang Menuju Marseille sebagai Pengganti Sanchez

Dengan tergabung di pot B, mereka berpotensi bertemu dengan tim-tim tangguh seperti Barcelona, Bayern Munich, Paris Saint-Germain, atau AC Milan.

Bagi Arsenal, kembali ke Liga Champions adalah langkah penting dalam mengukur sejauh mana mereka bisa bersaing di level tertinggi sepak bola Eropa.

Dengan semangat dan keyakinan dari para pemain, termasuk Aaron Ramsdale, The Gunners berharap bisa memberikan performa terbaik dan membuktikan diri sebagai kekuatan yang patut dihormati di panggung Eropa.

Semua penggemar sepak bola khususnya Arsenal pasti menantikan momen-momen menegangkan dan laga seru di kompetisi yang bergengsi ini. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola - Ilkay Guendogan, pemain baru Barcelona, ​​mengungkapkan pandangannya mengenai berbagai hal dalam konferensi pers pertamanya sebagai pemain Barca. Dia berbicara tentang posisi terbaiknya dan peluang Barcelona di Liga Champions.

Meskipun Barcelona gagal melaju dari babak grup Liga Champions dan terlempar ke Liga Europa, Guendogan tetap optimistis dengan potensi tim di kompetisi tersebut.

Dia menyatakan, "Tim telah memenangkan LaLiga, kami ingin memiliki lebih banyak potensi di Liga Champions dan saya yakin kami dapat memiliki kepercayaan diri untuk melakukannya. Merupakan tanggung jawab yang sangat besar menjadi pemain Barcelona, tetapi saya yakin kami akan berhasil."

Guendogan menyadari bahwa Liga Champions adalah sebuah trofi yang sulit dan kompetitif. Berdasarkan pengalamannya, ia mengakui bahwa detail-detail kecil dapat membuat perbedaan dalam perjalanan meraih gelar.

Namun, dengan keyakinan dan pengetahuannya, Guendogan merasa bahwa ia dapat memberikan kontribusi untuk membantu Barcelona meraih kesuksesan di kompetisi tersebut.

Selain itu, Guendogan juga mengungkapkan kesiapannya untuk bermain di berbagai posisi gelandang, termasuk sebagai gelandang bertahan pengganti Sergio Busquets.

Baca Juga; Son Heung-min Tetap Setia dengan Tottenham dan Memiliki Banyak Target di Premier League

Dia menyatakan, "Saya siap menggantikan Busquets. Dalam beberapa tahun terakhir, saya telah menunjukkan bahwa saya mampu bermain dalam berbagai peran dan saya yakin saya dapat membantu di mana pun mereka membutuhkan saya."

Guendogan juga menyebut bahwa Xavi telah menilai dirinya sebagai pemain serba bisa dan dia siap bergabung dengan rekan setimnya dalam berbagai posisi dan adaptasi permainan yang diperlukan.

Dengan semangat dan kesiapan Guendogan, Barcelona berharap dapat meraih sukses di Liga Champions dan memperbaiki penampilan mereka musim ini.

Guendogan ingin memberikan kontribusi maksimal dan membantu tim mencapai tujuan mereka di kompetisi bergengsi ini.
Sergio Busquets Menyambut Kehadiran Guendogan di Barcelona dan Menyuarakan Dukungannya untuk Sukses di Liga Champions

Sergio Busquets Menyambut Kehadiran Guendogan di Barcelona dan Menyuarakan Dukungannya untuk Sukses di Liga Champions

Sergio Busquets Menyuarakan Dukungannya untuk Sukses di Liga Champions - pewarta nusantara - (Foto: Daily Mail)

Sergio Busquets, gelandang veteran Barcelona, ​​menyambut kedatangan Ilkay Guendogan ke klub dan menyuarakan dukungannya terhadap ambisi tim dalam meraih sukses di Liga Champions.

Busquets mengakui bahwa Guendogan adalah pemain berkualitas yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi Barcelona.

Busquets menegaskan bahwa persaingan sehat di dalam tim adalah hal yang positif, karena dapat mendorong setiap pemain untuk tampil lebih baik.

Dia mengatakan, "Kedatangan Guendogan adalah tambahan yang bagus untuk tim kami. Kami butuh pemain dengan kualitas seperti dia untuk bersaing di level tertinggi. Saya senang memiliki dia di skuat kami."

Gelandang berusia 33 tahun itu juga mengungkapkan keyakinannya bahwa Guendogan akan mampu beradaptasi dengan baik di Barcelona dan memberikan kontribusi di berbagai posisi.

Baca Juga; Pulisic Diharapkan Landon Donovan Tetap di MLS, LA Galaxy Menjadi Destinasi Ideal

Dia menyebut bahwa kehadiran Guendogan akan memperkaya opsi taktis bagi pelatih dan memperkuat kedalaman skuat.

Tentang ambisi Barcelona di Liga Champions, Busquets menyatakan, "Kami tahu bahwa kompetisi ini sangat sulit, tetapi kami tidak akan menyerah. Kami selalu berusaha untuk meraih yang terbaik dan Liga Champions adalah tujuan utama kami. Kami akan bekerja keras bersama untuk meraih kesuksesan di kompetisi ini."

Sebagai salah satu pemain kunci Barcelona, ​​Busquets berkomitmen untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada Guendogan.

Dia berharap agar Guendogan dapat cepat beradaptasi dengan gaya bermain dan filosofi klub, serta meraih kesuksesan bersama Barcelona.

Dengan kehadiran Guendogan dan dukungan dari pemain senior seperti Busquets, Barcelona berharap dapat menghadapi tantangan Liga Champions dengan lebih percaya diri dan meningkatkan performa mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Surabaya - Legenda Inter Milan, Diego Milito, masih terguncang dengan kekalahan mantan timnya di final Liga Champions melawan Manchester City.

Meskipun Inter kalah 0-1 melalui gol dari Rodri, pertandingan tersebut jauh dari yang diprediksi banyak orang, yang mengharapkan dominasi City.

Milito merasa bahwa Inter sebenarnya memiliki peluang untuk menang dalam pertandingan tersebut. Meskipun mereka berhasil menciptakan beberapa peluang melalui Lautaro Martinez, Federico Dimarco, dan Romelu Lukaku, namun Inter tidak berhasil menyamakan kedudukan.

Sebagai juara Liga Champions bersama Inter pada tahun 2010, Milito merasa bahwa timnya pantas mendapatkan lebih banyak dalam pertandingan tersebut.

Dia menyebut perjalanan Inter di Liga Champions sudah luar biasa, karena sedikit yang memprediksi bahwa mereka akan mencapai final.

Baca Juga; Perang Transfer Memanas! Bournemouth Berebut Tanda Tangan Robin Gosens dari Union Berlin, Inter Milan Cari Pengganti Baru!

Milito mengakui bahwa sepak bola memang bisa menjadi kejam, dan pada hari itu keberuntungan tidak berpihak pada Inter. Meskipun Manchester City berhasil mencetak gol dan Inter tidak berhasil membawa pulang piala, Milito tetap memandang perjalanan timnya sebagai sesuatu yang luar biasa. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Napoli telah membuat kejutan besar dengan penunjukan Rudi Garcia sebagai pelatih baru mereka.

Setelah menghabiskan setahun terakhir di Al Nassr, Garcia kembali ke Eropa untuk menangani tim Italia tersebut. Namun, tugasnya tidaklah mudah karena Napoli merupakan juara bertahan Serie A dan mencapai perempat final Liga Champions.

Tekanan yang dihadapi oleh pelatih asal Prancis ini akan sangat besar untuk mempertahankan gelar juara dan mengulangi kesuksesan yang pernah dicapai oleh Luciano Spalletti.

Meskipun banyak yang meragukan kemampuan Garcia, mantan asistennya, Frederic Bompard, percaya bahwa koleganya akan meraih kesuksesan bahkan melebihi apa yang telah dicapai oleh Spalletti.

Bompard bahkan berani mengatakan bahwa Garcia memiliki impian untuk memenangkan Liga Champions bersama Napoli.

"Rudi bermimpi memenangkan Liga Champions dan saya pikir dia bisa mewujudkannya di Napoli," ungkap Frederic Bompard kepada L'Equipe.

"Saya merasakan bahwa waktunya sudah tiba untuk Rudi. Ada sesuatu yang memberi saya keyakinan bahwa dia akan mengangkat trofi Liga Champions bersama Napoli," tambahnya, seorang rekan kerja Garcia selama 15 tahun.

Namun, catatan buruk Garcia di Liga Champions tidak bisa diabaikan begitu saja. Dari 32 pertandingan yang ia jalani di ajang tersebut, ia hanya meraih tujuh kemenangan.

Bahkan sepanjang karirnya, Garcia hanya berhasil lolos dari fase grup sekali. Prestasinya yang paling bersejarah terjadi saat melatih Lyon pada musim 2019-2020, di mana ia berhasil membawa timnya mencapai semifinal sebelum akhirnya dikalahkan oleh Bayern Munich dengan skor 0-3.

Kini, pertanyaan besar muncul: apakah Rudi Garcia dapat mengubah nasib Napoli dan membawa klub tersebut meraih trofi Liga Champions? Kepercayaan diri yang ditunjukkan oleh Frederic Bompard menjadi bukti bahwa ada keyakinan kuat di dalam tim Napoli bahwa Garcia adalah orang yang tepat untuk tugas tersebut.

Baca juga: Real Madrid Mengejutkan Dunia: Datangkan Joselu sebagai Bomber Baru!

Waktulah yang akan memberikan jawaban, dan para penggemar Napoli pun tidak sabar untuk melihat apakah kehadiran Garcia dapat menjadi jurus ajaib yang membawa klub ke puncak kemenangan di pentas Liga Champions.

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Winger Barcelona, Raphinha, mengungkapkan target tinggi yang dipasang oleh klub untuk musim depan, yaitu meraih gelar juara Liga Champions.

Meskipun Barca berhasil menjadi juara LaLiga musim ini, mereka tampil buruk di kompetisi Eropa dengan tersingkir dari babak grup Liga Champions dan Liga Europa.

Raphinha menyampaikan keyakinannya bahwa Barcelona memiliki potensi untuk mencapai target tersebut, terutama dengan kehadiran Xavi sebagai pelatih baru yang memiliki pemahaman mendalam tentang klub.

Menurutnya, Xavi tahu bagaimana mengoptimalkan potensi para pemain dalam tim.

Selain itu, Raphinha juga membahas masa depannya di Barcelona. Meskipun ada laporan tentang kemungkinan penjualannya akibat situasi finansial klub, ia menegaskan bahwa ia akan bertahan di Barca untuk musim depan dan masa-masa mendatang.

Baca juga: Giovanni Simeone Resmi Dipermanenkan oleh Napoli: Siap Berikan Segalanya!

Raphinha menyatakan dedikasinya untuk memenuhi kontrak jangka panjangnya dan terus memberikan kontribusi lebih banyak lagi setelah beradaptasi dengan baik dalam enam bulan pertama di klub tersebut.

Dengan komitmen Raphinha dan tekad Barcelona untuk meraih sukses di panggung Eropa, harapan dan ambisi klub serta pemainnya semakin menarik perhatian para penggemar dan menjanjikan musim yang penuh semangat di masa depan. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Kevin De Bruyne mengalami cedera dan harus ditarik keluar dalam pertandingan final Liga Champions antara Manchester City dan Inter Milan.

Menurut Fabio Capello, bekas pelatih AC Milan, kepergian De Bruyne justru menguntungkan Manchester City, dan jika De Bruyne tetap bermain, hasil pertandingan mungkin akan berbeda.

Capello menyatakan pendapatnya kepada Sky Sport Italia, bahwa keluarnya De Bruyne memberikan keuntungan bagi Manchester City.

Phil Foden yang menggantikannya tampil luar biasa dalam pertandingan tersebut. Capello berpendapat bahwa jika De Bruyne masih berada di lapangan, tidak bisa dipastikan bahwa hasilnya akan sama.

Ia juga mencatat bahwa satu kelemahan dari Inter Milan adalah akurasi umpan yang tidak akurat.

Meskipun banyak yang memprediksi kekalahan Inter Milan, tim tersebut berhasil tampil dengan baik dalam pertandingan.

Bahkan, Manchester City terlihat kesulitan dalam menghadapi permainan lawannya. Capello setuju dengan hal ini dan berpendapat bahwa performa Manchester City dan Inter Milan tidak terlalu berbeda.

Perbedaan utamanya terletak pada kualitas pemain yang mempengaruhi skor akhir. Capello menekankan bahwa tidak ada kesenjangan yang besar antara kedua tim tersebut, dan Inter Milan membuang terlalu banyak peluang.

Baca juga: Elkan Baggott Mengungkap Frustrasi dan Pembelajaran Selama Peminjaman ke Cheltenham: Pengalaman Berharga dalam Karirnya

Ia juga menyinggung pengalaman pahitnya sendiri ketika kalah dalam final serupa. Penampilan yang solid dari Inter Milan menggarisbawahi kemampuan tim tersebut dalam menghadapi tantangan besar dan memberikan perlawanan yang tangguh kepada Manchester City.

Tampilan laga final Liga Champions antara Manchester City dan Inter Milan menunjukkan bahwa hasil pertandingan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk cedera pemain kunci.

Pendapat Fabio Capello memberikan sudut pandang yang menarik tentang peran De Bruyne dalam pertandingan dan memperhatikan kekuatan serta kelemahan dari kedua tim yang bertanding. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Manchester City Siap Cetak Sejarah dengan Treble Winner, Menantang Rekor Manchester United.

Manchester City telah melangkah menuju pencapaian yang spektakuler dengan peluang besar meraih treble winner, gelar yang belum pernah diraih dalam sejarah klub.

Setelah memastikan gelar Premier League dan Piala FA, tinggal satu pertandingan lagi bagi tim asuhan Pep Guardiola untuk mengukuhkan diri sebagai juara Liga Champions.

Prestasi ini telah menarik perhatian mantan pemain Arsenal, Lauren, yang menganggap bahwa treble winner yang mungkin diraih oleh Manchester City akan lebih menakjubkan daripada invincible yang pernah dia alami bersama Arsenal dua dekade yang lalu.

Lauren menyatakan bahwa meraih gelar tanpa terkalahkan adalah pencapaian luar biasa, tetapi menjadi juara Liga Champions adalah sesuatu yang benar-benar mengagumkan.

Mimpi untuk meraih treble winner juga menjadi sorotan sejarah, karena hanya sedikit klub yang berhasil meraihnya, terutama di Inggris.

Baca juga: Inter Milan Mampu Menyamai Permainan Manchester City: Federico Dimarco Bangga dengan Penampilan Tim

Hanya Manchester United yang mampu mencatatkan nama mereka dalam sejarah dengan meraih treble winner pada musim 1998-1999, ketika mereka berhasil memenangkan Premier League, Liga Champions, dan Piala FA secara bersamaan.

Manchester City berada di jalur yang sama dan siap untuk menantang rekor rival sekota mereka. Dengan posisi favorit untuk meraih gelar juara, peluang mereka untuk mengulangi keberhasilan Manchester United semakin terbuka lebar.

Semua mata akan tertuju pada pertandingan final Liga Champions yang akan menentukan apakah Manchester City dapat mencetak sejarah dengan treble winner yang luar biasa ini. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Federico Dimarco: Inter Bangga Bisa Menyamai Permainan Manchester City. Banyak yang memprediksi bahwa final ini akan menjadi pertandingan yang dominan dari satu sisi, terutama mengingat performa City di Liga Champions.

Namun, Federico Dimarco, pemain Inter Milan, tetap bangga dengan timnya meskipun mereka kalah tipis 0-1 dari Manchester City (11/6/23). Dimarco menyatakan bahwa Inter mampu mengimbangi salah satu tim terbaik di dunia.

Fakta menunjukkan bahwa Inter mampu memberikan perlawanan yang kuat dan bahkan memiliki peluang untuk menyamakan kedudukan, salah satunya melalui peluang yang mengenai mistar dari Dimarco.

Meskipun kecewa dengan kekalahan Inter, Dimarco juga merasa bangga dengan perjuangan timnya.

"Yang tersisa hanyalah banyak kekecewaan, karena kami bermain sejajar dengan City, meskipun itu hanya berarti kami berada di posisi kedua, dan kami merasa sedih karena kalah dalam pertandingan yang sangat penting," ujar Dimarco seperti dilansir dari Football Italia.

"Tim City ini dibangun untuk meraih Liga Champions. Kami bermain dengan sangat seimbang melawan mereka malam ini, tetapi bola tidak mau masuk, dan saat Anda mencetak gol, itu bisa mengubah jalannya Final. Saya merasa bangga dengan skuat ini karena kami memberikan segalanya, bahkan melebihi kemampuan kami."

Federico Dimarco: Titik Awal yang Cerah untuk Inter menyelesaikan musim dengan pencapaian yang cukup positif. Mereka berhasil meraih dua trofi, yaitu Piala Super Italia dan Coppa Italia, serta finis di posisi tiga besar dan menjadi runner-up Liga Champions. Dimarco melihat masa depan yang cerah bagi I Nerazzurri.

Baca juga: Manchester City Raih Treble Winners Setelah Mengalahkan Inter Milan dalam Drama Final Liga Champions!

"Dengan melihat apa yang kami capai musim ini dalam Liga Champions, saya percaya bahwa ini harus menjadi titik awal bagi kami, bukan akhir dari perjalanan kami," ungkapnya.

Meskipun musim telah berakhir bagi Inter, perjalanan Dimarco belum berakhir. Dia akan memperkuat timnas Italia dalam putaran final Nations League pekan ini, membawa semangat dan pengalaman yang dia dapatkan bersama Inter ke panggung internasional. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Pep Guardiola memberikan pujian kepada permainan Inter dalam final Liga Champions yang mempertemukan Manchester City dengan Inter Milan.

Meskipun City berhasil meraih kemenangan dengan skor 1-0, Guardiola mengakui bahwa mereka harus berjuang keras untuk meraih gelar juara.

Dalam wawancara, Guardiola mengungkapkan apresiasi yang tinggi terhadap permainan tim lawan.

"Saya mengucapkan selamat kepada Inter, tim yang luar biasa," ujar Guardiola seperti yang dilansir dari Football Italia.

"Saya mengatakan ini bukan hanya karena kami menang, tetapi saya akan mengatakannya bahkan jika kami kalah. Mereka benar-benar pantas berada di sini, dan kami tahu bahwa pertandingan ini akan sangat sulit."

Guardiola juga mengakui bahwa pertandingan final Liga Champions ini sesuai dengan ekspektasinya terhadap permainan Inter.

Ia menghargai kualitas tim lawan, termasuk kecerdikan kiper Onana, kemampuan Calhanoglu dan Barella, serta kekuatan fisik para pemainnya.

Guardiola menggambarkan pertandingan tersebut sebagai kompetisi yang ketat dan sulit, dengan potensi perpanjangan waktu yang mengancam mereka.

Selain memberikan pujian kepada Inter, Pep Guardiola juga memberikan saran kepada Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan yang menghadapi final Liga Champions pertamanya.

Guardiola ingin memastikan bahwa Inzaghi menyadari bahwa dia memiliki tim yang luar biasa dan telah mencapai level yang sangat tinggi sebagai tim terbaik kedua di Eropa.

Baca juga: Manchester City Membuat Sejarah: Juara Liga Champions dan Treble Winners!

"Ketika Anda memiliki tim terbaik kedua di Eropa, itu adalah level yang sangat tinggi. Dia pasti akan kembali ke sini. Dalam olahraga, ada pihak yang kalah dan pihak yang menang," kata Guardiola memberikan dorongan kepada Inzaghi.

Pep Guardiola menunjukkan sikap sportivitasnya dengan memberikan penghormatan kepada Inter Milan dan Simone Inzaghi atas permainan yang hebat.

Pujian dan saran yang diberikan Guardiola menunjukkan rasa saling menghormati antara dua tim dan pelatih dalam kompetisi sepak bola yang tinggi. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Simone Inzaghi, Kebangkitan yang Mengesankan Menurut Roberto Mancini.

Simone Inzaghi telah lama berkarier sebagai pelatih, namun baru kali ini ia berhasil mencapai final Liga Champions. Perjalanan karier Inzaghi tidaklah mudah, dan ia mengalami berbagai tantangan sepanjang jalan.

Roberto Mancini, pelatih timnas Italia, melihat perubahan besar yang terjadi dalam hidup Inzaghi setelah Inter Milan berhasil lolos ke final Liga Champions. Mancini merasa senang melihat kesuksesan yang diraih Inzaghi bersama mantan klubnya tersebut.

"Dalam dunia kepelatihan, kita selalu dinilai berdasarkan hasil akhir," ujar Roberto Mancini kepada Corriere dello Sport.

"Semuanya telah berubah bagi Inzaghi dalam sebulan terakhir dan itu sangat fantastis," tambahnya.

Mancini dan Inzaghi memiliki hubungan yang sudah lama, bahkan mereka pernah bermain bersama di Lazio hampir tiga dekade yang lalu.

Karena itu, Mancini sangat memahami perjalanan yang telah dilalui oleh Inzaghi. Baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih, Inzaghi mengalami pasang surut dalam performanya.

Sekarang, Mancini merasa senang melihat kebangkitan yang dialami oleh Inzaghi.

"Saya senang untuk Simone. Saya melihatnya bangkit sebagai pelatih dan sebagai pemain, dan dia melakukannya dengan sangat baik," tutup Mancini, mantan pelatih Inter Milan.

Baca juga: Simone Inzaghi Menyesal dan Ajak Inter Bangkit Setelah Kegagalan di Final Liga Champions

Kisah kebangkitan Simone Inzaghi menjadi sorotan menarik bagi Roberto Mancini, yang mengakui perubahan signifikan yang dialami oleh Inzaghi dalam waktu singkat.

Keberhasilan Inzaghi membawa Inter Milan ke final Liga Champions menjadi bukti nyata bahwa bakat pelatih hebat terus bermunculan di Italia.

Dengan pandangan positif dari Mancini dan dukungan dari mantan rekannya, Inzaghi dapat terus mengukir prestasi yang mengesankan dalam karier kepelatihannya. (*Ibs)