Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Juara Liga Champions

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Ilkay Guendogan Meraih Kelegaan Setelah Mengangkat Trofi Liga Champions. Kemenangan Manchester City atas Inter Milan pada final Liga Champions 2022-23 membawa kelegaan yang luar biasa bagi Ilkay Guendogan. Bagi Guendogan, trofi ini menjadi penutup dari dua kekalahan pahit di laga puncak sebelumnya.

Sepuluh tahun yang lalu, Guendogan harus menahan air mata setelah gol penaltinya tidak mampu membawa Borussia Dortmund Juara Liga Champions melawan Bayern Munich.

Lalu, dua tahun yang lalu, Guendogan kembali merasakan kekalahan di final, kali ini melawan Chelsea.

Dalam wawancara, Guendogan mengungkapkan kebahagiaannya setelah memenangkan trofi yang telah ia kejar selama sepuluh tahun. Ia mengaku bahwa ini adalah momen yang luar biasa baginya dan menjadi orang paling bahagia di dunia.

Guendogan juga memberikan apresiasi kepada Inter Milan atas perjuangan mereka dalam pertandingan final. Ia mengakui bahwa permainan berjalan seimbang dan Manchester City tidaklah superior.

Baca juga: Manchester City Menantang Sejarah Kejayaan Manchester United

Guendogan bahkan menghampiri para pemain Inter setelah pertandingan untuk memberikan selamat atas musim yang luar biasa dan menunjukkan apresiasi kepada mereka.

Dengan memenangkan trofi Liga Champions, Guendogan dan Manchester City berhasil mencapai pencapaian besar dalam sejarah klub.

Kemenangan ini menjadi bukti determinasi, kualitas, dan mentalitas yang kuat dari tim City sepanjang musim. Bagi Guendogan, ini adalah momen penting dalam kariernya dan ia bangga dapat meraih trofi ini bersama rekan-rekannya.

Sekarang, setelah merayakan kemenangan tersebut, Guendogan dan rekan-rekan setimnya akan melanjutkan perjalanan mereka dengan tujuan mempertahankan dominasi mereka di level domestik dan mencapai kesuksesan lebih lanjut di kompetisi-kompetisi mendatang. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Manchester City meraih gelar Juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, menjadikan mereka sebagai treble winners.

Kemenangan mereka datang setelah mengalahkan Inter dengan skor 1-0 dalam pertandingan final yang digelar pada tanggal 11 Juni 2023, dengan gol yang dicetak oleh Rodri. Prestasi ini menghasilkan beberapa fakta menarik yang perlu dicatat.

Pertama, dengan gelar ini, Manchester City menjadi tim ke-8 yang berhasil meraih trofi Liga Champions dan menjadi tim Inggris kedua yang mencapai prestasi ini setelah Manchester United pada tahun 1999.

Keberhasilan ini menunjukkan perkembangan signifikan dalam sepak bola Inggris dan kekuatan tim-tim dari negara tersebut di panggung Eropa.

Baca juga: Perubahan Mengejutkan: Roberto Mancini Terkesan dengan Kebangkitan Simone Inzaghi sebagai Pelatih

Selain itu, prestasi ini juga memperkuat status Manchester sebagai kota dengan dua klub yang pernah menjadi juara Liga Champions.

Sebelumnya, hanya Milan yang dapat mengklaim status serupa, tetapi dengan kemenangan City, kota Manchester kini juga bisa berbangga memiliki dua klub yang meraih trofi bergengsi tersebut.

Prestasi ini juga memberikan penghargaan kepada Pep Guardiola, manajer Manchester City. Ini adalah gelar Liga Champions ketiga bagi Guardiola, yang sebelumnya berhasil meraihnya bersama Barcelona.

Namun, yang membuat prestasinya semakin istimewa adalah dia menjadi pelatih pertama dalam sejarah yang berhasil meraih Treble Winners dua kali, setelah sebelumnya melakukannya dengan Barcelona pada musim 2008-2009.

Hal ini menunjukkan kepiawaiannya dalam melatih tim untuk meraih sukses di kompetisi paling elit di Eropa.

Selain itu, kekalahan Inter dalam final ini juga mencatatkan catatan yang menarik. Ini adalah kekalahan ketiga Inter dalam final Liga Champions/European Cup dari enam pertandingan final yang mereka mainkan.

Yang menarik adalah ketiga tim yang berhasil mengalahkan Inter dalam final tersebut, termasuk Manchester City musim ini, Celtic pada tahun 1967, dan Ajax pada tahun 1972, semuanya berhasil meraih treble winners.

Ini menunjukkan bahwa mengalahkan Inter di final Liga Champions seolah menjadi kunci untuk meraih prestasi yang lebih besar.

Selain itu, prestasi ini juga menandai akhir dari tuah pemain Kroasia dalam kompetisi ini. Sejak tahun 2012, tidak ada pemain Kroasia yang berhasil menjadi juara Liga Champions.

Meskipun Marcelo Brozovic bermain penuh dalam laga final ini untuk Inter, dia tidak dapat memberikan keberuntungan bagi timnya dalam meraih gelar juara.

Hal ini menunjukkan bahwa Liga Champions adalah kompetisi yang membutuhkan kontribusi kolektif dari seluruh tim, dan tidak hanya ditentukan oleh kehadiran satu atau dua pemain bintang.

Kemenangan Manchester City dalam Liga Champions musim ini adalah pencapaian yang luar biasa bagi klub dan juga bagi Pep Guardiola sebagai pelatih.

Ini juga memperkuat dominasi Inggris dalam sepak bola Eropa dan memberikan pengalaman berharga bagi para pemain City.

Semoga mereka dapat mempertahankan keunggulan mereka di masa depan dan terus mencatatkan sejarah yang gemilang dalam dunia sepak bola. (*Ibs)