Pewarta Nusantara
Menu Menu

Pewarta Nusantara

pewarta pewarta
2 tahun yang lalu 02/11/22

Pewartanusantara.com - Sebagai salah satu tokoh penting, tentu saja biografi Paul Karl Feyerabend selalu banyak dicari. Ia sendiri seorang filsuf sains yang berasal dari Austria. Bagi Anda yang berkecimpung dalam bidang filsafat, tentunya tokoh yang satu ini sudah tidak asing lagi bukan? Nah, untuk mengenal lebih jauh tentangnya, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Riwayat Hidup

Paul Karl Feyerabend lahir di Wina, Austria pada tahun 1924. Keluarganya termasuk golongan menengah. Ayahnya bekerja sebagai pegawai negeri, sedangkan ibunya adalah seorang penjahit.

Ia begitu tertarik terhadap seni dan teater. Hal tersebut tampak pada karya-karyanya yang ia masuki contoh-contoh dari dunia seni untuk membantu menjelaskan pemikiran ilmiahnya.

Pada tahun 1942, Feyerabend ditugaskan di Arbeitsdienst oleh Jerman. Kemudian pada tahun 1943, ia menjadi petugas di bagian utara Front timur. Di sana ia menjadi letnan.

Feyerabend kemudian mengajar filsafat ilmu di Universitas Bristol di Inggris pada tahun 1955. Pemikirannya mengenai filsafat ilmu menjadi kritis setelah ia mengajar di banyak tempat, seperti Berlin, Berkeley, London, dll.

Selanjutnya, ia bertemu dengan Lakatos. Pertemuan keduanya membuat Feyerabend berencana membuat suatu kolaborasi. Dalam kolaborasi tersebut, Lakatos akan mempertahankan pandangan rasionalis dan Feyerabend akan menyerangnya.

Namun, apa yang direncanakan Feyerabend tidak pernah terjadi karena Lakatos meninggal. Setelahnya, pada tanggal 11 Februari 1994, Feyeraben meninggal dunia di Genolier Clinic.

Karya-Karya

Dalam biografi Paul Karl Feyerabend, tercatat bahwa ada banyak karya yang ia terbitkan. Karya terbesar Feyerabend ialah buku yang berjudul Againts Method. Buku tersebut ditulis pada tahun 1975 dan berisi tentang kritikan Feyerabend terhadap metodologi. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa tidak ada satu metode rasional yang dapat diklaim sebagai metode ilmiah yang sempurna.

Latar Belakang Pemikiran

Anarkisme Ilmu Pengetahuan merupakan pemikiran Feyerabend yang dilatarbelakangi oleh dominasi paradigma pemikiran positivistic yang telah ada pada abad ke-19.  Paradigma tersebut dicetuskan oleh August Conte dan dipengaruhi oleh Descartes.

Disini, ia menyatakan bahwa ada ilmu yang mendasari segala macam ilmu. Ilmu dasar tersebut adalah matematika, astronomika, kimia, fisika, biologi dan puncaknya adalah sosiologi. Conte mengatakan bahwa setelah manusia mencapai penyelidikan ilmiah, manusia baru akan mendapatkan temuan-temuan yang bermanfaat.

Ilmu-ilmu pengetahuan non-alam akan mengalami kesulitan mendapat legitimasi karena akan berhadapan dengan suatu problem. Problem tersebut berkaitan dengan tafsiran-tafsiran yang tidak eksak, sehingga kurang bermanfaat bagi manusia.

Pemikiran Anarkisme sebagai Kritik Ilmu Pengetahuan

Pembahasan mengenai pemikiran Feyerabend secara menyeluruh sebenarnya sulit dilakukan. Hal tersebut dikarenakan gagasannya yang panjang dan kecenderungannya mengadopsi ide-ide tertentu pada suatu waktu kemudian mengkritiknya diwaktu yang lain.

Pemikiran Feyerabend secara keseluruhan diberi nama “anarkisme epistemologis” yang merupakan suatu kritik. Feyerabend mengkritik dari dua sisi yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Kedua sisi tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Anti-Metode

Atas nama kebebasan individu, Feyerabend ingin melawan ilmu pengetahuan. Ia mempunyai semboyan “anti-metode”. Semboyan tersebut akan digunakan untuk melawan ilmu pengetahuan.

Para ilmuwan menganggap bahwa ilmu pengetahuan memiliki satu metode baku, universal dan berlaku sepanjang masa. Anggapan tersebut dibantah oleh Feyerabend. Menurutnya, pendapat tersebut tidak realistis dan jahat.

Tidak realistis maksutnya ilmu pengetahuan hanya diambil dari pandangan sederhana yang berdasarkan pada kemampuan seseorang. Jahat maksutnya ilmu pengetahuan memaksakan hukum-hukum yang menghalangi berkembangnya kualitas seseorang dengan mempertaruhkan kemampuannya.

  1. Anti Ilmu Pengetahuan

Atas nama kebebasan yang sama, Feyerabend bersikap anti-ilmu pengetahuan. Sikapnya tersebut bukan berarti ia anti terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri, namun anti terhadap kekuasaan imu pengetahuan yang sering melampaui maksut utamanya.

Dengan sikapnya inilah, ia memiliki keinginan melawan ilmu pengetahuan yang dianggap oleh para ilmuwan lebih unggul dibandingkan bidang pengetahuan lainnya.

“Teachers' using grades and the fear of failure mould the brains of the young until they have lost every ounce of imagination they might once have possessed.”

Sangat menarik bukan beberapa catatan tentang biografi Paul Karl Feyerabend di atas? Nah, jika Anda adalah salah satu pengkaji dunia intelektual, wawasan terkait tokoh yang satu ini sangat penting didalami lebih jauh.

Baca juga: Biografi Thomas Kuhn, Riwayat Hidup, Karya, dan Pemikirannya

pewarta pewarta
2 tahun yang lalu 02/11/22

Pewartanusantara.com Thomas Kuhn merupakan seorang filsuf yang terkenal karena pemikiran dan karyanya yang berpengaruh terhadap perkembangan ilmu. Tentunya, bagi Anda yang berkecimpung dalam dunia keilmuwan sudah tidak asing lagi dengan tokoh yang satu ini. Lalu, sebenarnya apa saja yang menarik dari biografi Thomas Kuhn ini? Untuk mengetahuinya, simak ulasan berikut.

Riwayat Hidup

Thomas Samuel Kuhn atau yang biasa dikenal dengan Thomas Kuhn, lahir di Cicinnati, Ohio, Amerika Serikat pada tanggal 18 Juli 1922. Ayahnya adalah seorang Insinyur industri yang bernama Samuel L.Kuhn dan ibunya bernama Minette Stroock Kuhn.

Kehidupan akademik Kuhn dimulai di bidang fisika. Dia berhasil mendapatkan gelar B.S dalam bidang fisika dari Harvard University, tepatnya pada tahun 1943. Kemudian, pada tahun 1949, dia juga berhasil mendapat gelar Ph.D dalam bidang fisika dari universitas yang sama.

Beberapa taun kemudian, dia meninggalkan Harvard dan bekerja sebagai dosen sejarah sains di Universitas Berkeley, California pada tahun 1956. Pada tahun 1964, dia mendapatkan gelar professor bidang sejarah sais sekaligus filsafat dari Princeton University. Setelah itu, di tahun 1983, ia mendapat gelar professor lagi dari Massachustts Institute of University.

Karya-Karya

Kuhn mempunyai banyak karya. Namun, dari karya-karyanya tersebut, yang paling terkenal ialah karyanya yang berjudul The Structure of Scientific Revolution yang terbit pada tahun 1962 oleh University of Chicago Press.

Buku tersebut ditulis Kuhn ketika ia berada di Berkeley. Karya ini banyak dijadikan rujukan dalam pengajaran yang berhubungan dengan pendidikan, sejarah, riset, psikologi, dan juga filsafat sains.

Pemikiran Kuhn Tentang Ilmu

Biografi Thomas Kuhn tentu tidak bisa dipisahkan dari pemikirannya. Pemikiran Kuhn tentang Ilmu sebenarnya merupakan respon terhadap pandangan Positivisme dan Popper. Kuhn menolak pandangan tentang proses verifikasi dan konfirmasi-eksperimentasi.

Dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution, Kuhn berusaha meyakinkan bahwa dasar segala penyelidikan adalah pada sejarah ilmu. Ia memandang ilmu dari perspektif sejarah. Menurutnya, filsafat ilmu harus berguru pada sejarah ilmu, sehingga nantinya dapat memahami bagaimana hakikat dari ilmu.

Kuhn menggunakan istilah “paradigma” untuk menggambarkan sistem keyakinan yang mendasari upaya untuk memecahkan problem-problem yang ada dalam ilmu. Paradigma diartikan sebagai seperangkat keyakinan mendasar yang menuntut seseorang bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Pemikiran Kuhn terhadap perkembangan ilmu dimulai dari tahap pra-paradigma. Tahap ini merupakan masa dimana pengetahuan manusia belum mempunyai seperangkat teori, metode, dan dasar keyakinan yang lainnya. Fase ini dimiliki oleh masyarakat primitif.

Permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi, mereka selesaikan tanpa seperangkat teori dan metode. Seiring berjalannya waktu, muncul teori, metode, dan fakta yang disepakati dan menjadi pegangan aktivitas ilmiah. Inilah yang disebut paradigma.

Munculnya suatu paradigma membantu suatu komunitas ilmiah dalam menyelesaikan persoalan. Kemunculan paradigma sendiri awalnya melalui proses kompetisi antara teori-teori yang pernah muncul. Kemudian, teori yang dianggap terbaiklah yang diterima oleh komunitas ilmiah sebagai paradigma.

Menurut Kuhn, sebenarnya dalam sejarah telah membuktikan bahwa suatu paradigma tidak ada yang sempurna dalam menjawab problem ilmiah. Problem-problem yang tidak dapat diselesaikan oleh paradigma, disebut Kuhn dengan “anomali”.

Tentang Paradigma Baru Menurut Thomas Kuhn

Seiring berkembangnya fakta-fakta tentang ilmu, problem ilmiah yang tidak dapat diselesaikan oleh paradigma tersebut semakin lama semakin menumpuk.  Tumpukan-tumpukan anomali ini kemudian menjadi sebuah krisis.

Krisis ini merupakan suatu fase dimana paradigma lama tidak mampu menyelesaikan problem ilmiah baru. Krisis inilah yang memicu munculnya penelitian yang selanjutnya.

Dalam kemunculan paradigma baru akan ada yang namanya peperangan paradigma. Beberapa paradigma akan saling berkompetisi. Pada akhirnya, waktu akan berpihak para paradigma baru. Paradigma baru inilah yang akan mendasari normal science yang baru.

“Normal science, the activity in which most scientists inevitably spend almost all their time, is predicated on the assumption that the scientific community knows what the world is like”

Thomas Kuhn adalah sosok penting dalam dunia intelektual dengan teori yang telah digagasnya. Karena hal tersebut biografi Thomas Kuhn selalu menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan dan terus tercatat dengan baik hingga saat ini.

Baca juga: Biografi Burrhus Frederic Skinner, Seorang Psikolog Beraliran Behaviorisme

pewarta pewarta
2 tahun yang lalu 02/11/22

Pewartanusantara.com - Burrhus Frederic Skinner merupakan seorang Psikolog Amerika Serikat yang terkenal dengan aliran behaviorisme. Skinner banyak menyinggung pemikirannya yang menyebutkan bahwa setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya. Sistem tersebut dinamakan "cara kerja yang menentukan" (operant conditioning).

Diketahui bahwa saat melakukan percobaan, Skinner memanfaatkan seekor tikus yang dimasukkan ke kandang. Setelah itu ia meletakkan sebuah bel di dekat pintu. Apabila ditekan, maka secara otomatis pengungkit makanan akan bergerak, setelah itu makanan akan jatuh dari atas kandang. Sejauh ini penemuan dan  biografi tokoh ini selalu menarik untuk diketahui.

Biografi Singkat Burrhus Frederic Skinner

Burrhus Frederic Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904, di kota kecil Susqoehanna, Pennsylvania, AS. Berdasakan biografi Burrhus Frederic Skinner meninggal pada tanggal 18 Agustus 1990, di Cambridge, Massachusetts. Ayah Skinner adalah seorang pengacara, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.

Diketahui bahwa teman terdekat Skinner ketika masih kecil adalah Raphael Miller. Mereka berteman baik lantaran agama orang tua mereka sama. Selain itu, mereka juga memiliki minat pada alat dan gadget. Mereka telah mengatur jalur telegraf di antara rumah mereka untuk saling mengirim pesan, meski mereka masih tetap saling menelepon.

Tepat pada tahun 1936, Skinner menikahi Yvonne (Eve) Blue. Mereka dikaruniai dua anak perempuan yang bernama Julie (m. Vargas) dan Deborah (m. Buzan). Diketahui bahwa, Yvonne meninggal pada tahun 1997 dan dimakamkan di Pemakaman Mount Auburn, Cambridge, Massachusetts.

Di sisi lain, pada tahun 1970-an, Skinner  masih tetap aktif bahkan setelah pensiun. Pada tahun 1989, Skinner didiagnosis menderita leukemia dan meninggal pada 18 Agustus 1990 di Cambridge, Massachusetts. Saat itu, pada sepuluh hari sebelum kematiannya, ia diberikan penghargaan prestasi seumur hidup oleh American Psychological Association.

Pendidikan dan Karier Burrhus Frederic Skinner

Dalam biografi Burrhus Frederic Skinner dipaparkan bahwa Skinner  menempuh pendidikan di bidang Bahasa Inggris dari Hamilton College. Setelah itu, ia melanjutkan studi di bidang psikologi tepatnya di Universitas Harvard.

Selanjutnya, pada tahun 1936, Skinner  mengajar di Universitas Minnesota. pada tahun 1948, ia beralih mengajar di Universitas Harvard sampai akhir hayatnya. Salah satu pencapaian dan karya terbaiknya adalah karya yang berjudul Walden II.

Konsep Teori Operant Conditioning

Teori Operant Conditioning merupakan teori yang dikembangkan oleh Skinner. Teori tersebut mengungkapkan bahwa tingkah laku pada dasarnya bukan hanya sekedar respon pada stimulusnya. Tingkah laku lebih pada tindakan tertentu yang disengaja atau biasa disebut dengan istilah operant.

Istilah operant conditioning memiliki arti umum yaitu conditioning perilaku.  Selain itu, istilah ‘operant’ memiliki arti sebagai istilah operasi.  Arti dari istilah tersebut maksudnya adalah dapat mengakibatkan organisme melakukan perbuatan tertentu terhadap lingkungannya.

Berkaitan dengan hal tersebut, diketahui bahwa, tingkah laku adalah suatu perbuatan seseorang pada kondisi tertentu. Sedangkan dalam hal ini, yang dimaksud sendiri letaknya diantara dua hal yang mempengaruhinya. Keduanya adalah pengaruh yang mendahuluinya (antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya (konsekuensi).

“We shouldn't teach great books; we should teach a love of reading. Knowing the contents of a few works of literature is a trivial achievement. Being inclined to go on reading is a great achievement.”

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkah laku dapat diubah dengan cara mengubah antecedent, konsekuensi, atau kedua-duanya. Selain itu, Skinner mengemukakan bahwa konsekuensi sangat menentukan nantinya seseorang akan melakukan pengulangan suatu tindakan atau tingkah waktu di lain waktu atau tidak.

Baca juga: Biografi Alan Turing, Tokoh Matematikawan Penting Hingga Saat Ini

pewarta pewarta
2 tahun yang lalu 02/11/22

Pewartanusantara.com - Alan Turing merupakan seorang matematikawan yang sangat berperan penting. Selain itu, ia juga seorang ilmuwan komputer, ahli logika, ahli logika, kriptanalis, filsuf, dan juga ahli biologi teori. Diketahui bahwa Alan Turing memiliki pengaruh besar dalam pengembangan ilmu komputer teoretis. Karena itulah biografi Alan Turin banyak ditelusuri hingga saat ini.

Dalam catatan tentangnya, Alan Turing juga memberikan formalisasi konsep algoritma dan perhitungan dengan mesin. Alan Turing secara luas dikenal sebagai bapak ilmu komputer teoretis dan kecerdasan buatan. Meski Alan Turing dikenal dengan banyak pencapaiannya, ia tidak pernah sepenuhnya diakui di negara asalnya.

Riwayat Alan Turing

Alan Turing termasuk dalam tokoh peneliti komputer modern digital yang pertama. Bahkan, ia merupakan salah satu orang yang berpikir untuk menggunakan komputer dalam beragam keperluan pertama kali. Ia juga pernah mengatakan bahwa komputer dapat menjalankan berbagai program. Dia juga memberikan ide tentang mesin Turing, mesin yang dapat menjalankan sekumpulan perintah.

Tokoh ini lahir pada tanggal 23 Juni 1912 di Maide Vale, London, Inggris. Ia dikabarkan meninggal pada tanggal 7 Juni 1954. Diketahui pula bahwa ia meninggal tepat di usia 41 tahun, di Maide Vale, London, Inggris.

Alan Turing memiliki ayah bernama Julius Mathison Turing. Ia merupakan putra seorang pendeta bernama John Robert Turing. Garis keturunannya berasal dari keluarga pedagang Skotlandia yang bermarkas di Belanda. Sedangkan, ibu Alan Turing bernama Ethel Sara Turing. Ibu Alan Turing merupakan  keluarga bangsawan Anglo-Irlandia Protestan dari County Tipperary dan County Longford.

Alan Turing selama masa hidupnya tidak begitu dianggap sebagai warga negara Inggris karena homoseksualitasnya. Bahkan, di tahun 1952, ia ditangkap dan kemudian diadili karena tindak pidana yang berkaitan dengan hal tersebut.

Pada akhirnya, Alan Turing dikabarkan meninggal dunia karena keracunan sianida. Namun, nampaknya penyebab kematian Alan Turing masih menjadi perdebatan sampai saat ini.

Pendidikan Alan Turing

Alan Turing didaftarkan sekolah oleh orang tuanya di St Michael's, sekolah sehari di 20 Charles Road, St Leonards-on-Sea. Kepala sekolahnya  mengenali bakat yang dimilikinya ketika ia masih berusia 6 tahun. Selain kepala sekolah, banyak guru lain yang juga mengenali bakat Alan Turing.

Diketahui bahwa antara Januari 1922 dan 1926, Alan Turing dididik di Hazelhurst Preparatory School. Sekolah tersebut merupakan sebuah sekolah independen yang berada di desa Frant di Sussex  yang sekarang dikenal sebahai Sussex Timur. Tepat di usia 13, pada tahun 1926 Alan Turing pergi ke Sherborne School, sebuah sekolah asrama independen di kota pasar Sherborne di Dorset.

Pada tahun 1936, Alan Turing meneruskan studi ke Universitas Princeton di Amerika Serikat. Setelah itu ia kembali ke Inggris pada tahun 1938. Saat di Inggris, secara rahasia, ia mulai bekerja paruh waktu. Kala itu, ia bekerja di Departemen Kriptoanalisis Inggris.

Pemikiran dan Karya Alan Turing

Alan Turing, semasa hidupnya telah mencetuskan beberapa penemuan. Salah satunya adalah pembentukan pola dan biologi matematika. Hal ini diawali dari peralihannya ke ilmu biologi matematika saat ia berusia 39, tepatnya pada tahun 1951. Bahkan ia telah menerbitkan karya berjudul “Basis Kimia Morfogenesis" pada Januari 1952.

“Sometimes it is the people no one can imagine anything of who do the things no one can imagine.”

Dalam rentetan biografi Alan Turirg tercatat bahwa ia tertarik pada morfogenesis, pengembangan pola, dan bentuk pada organisme biologis. Di sisi lain, meski karya Alan Turing terbit sebelum struktur dan peran DNA dipahami, karyanya tentang morfogenesis tetap relevan sampai saat ini.

Baca juga: Biografi Kurt Godel dan Pemikirannya

pewarta pewarta
2 tahun yang lalu 02/11/22

Pewartanusantara.com - Kurt Godel merupakan ahli matematika yang berasal dari Austria. Kurt Godel  dikenal ahli dalam logika dan filsuf. Kurt Godel bersama dengan Aristoteles dan Gottlob Frege diakui sebagai tokoh logika paling penting dalam sejarah. Dalam hal ini, sejarah dan biografi Kurt Godel sangatlah menarik untuk diketahui.

Tepat pada abad ke-20, Kurt Godel memberikan dampak luar biasa terhadap pemikiran ilmiah dan filsafat. Ketika Bertrand Russell, A. N. Whitehead, dan David Hilbert merintis penggunaan teori himpunan sekaligus logika sebagai saran memahami dasar materiaka, Kurt Godel justru mempublikasikan kedua teorema ketidaklengkapan hasil pemikirannya pada tahun 1931.

Biografi Singkat Kurt Godel

Kurt Godel lahir tepat pada tanggal 28 April 1906 di Brünn, Austria-Hongaria yang sekarang adalah Brno, Republik Ceko. Dalam biografi Kurt Godel tercatat bahwa ia meninggal pada tanggal 14 Januari 1978 tepat di Princeton, New Jersey, AS. Ayah Kurt Godel bernama Rudolf Gödel, ibunya bernama Marianne Handschuh. Ayah berasal dari Wina, sedangkan ibunya berasal dari Rhineland.

Kurt Godel sangat berbakti pada ayah dan ibunya. Namun, kedua orangtuanya menganut keyakinan yang berbeda. Ayah tokoh ini adalah penganut katolik. Sedangkan sang ibu penganut gereja protestan. Di sisi lain, kakek Kurt Godel, Joseph Gödel, adalah seorang penyanyi terkenal. Kake Kurt Godel tersebut bahkan merupakan anggota dari perkumpulan penyanyi Brunner Männergesangverein.

Kurt Godel merupakan warganegara Cekoslowakia pada usia 12 tahun. Saat berusia 23 tahun Kurt Godel  menganggap dirinya orang Austria yang hidup dalam pembuangan di Cekoslowakia. Akan tetap,i saat  Jerman menjajah Austria pada tahun 1938 secara langsung Kurt Godel menjadi warga negara Jerman. Pada akhirnya, saat usia 42 tahun Kurt Godel justru memilih menjadi warga negara Amerika.

Riwayat Pendidikan Kurt Godel

Kurt Godel tepat pada usia 18 tahun menempuh pendidikan di Universitas Wina. Kurt Godel telah memiliki keahlian dalam bidang matematika. Mulanya, Kurt Godel ingin mempelajari fisika teorisit. Meski demikian, saat itu ternyata ia juga mempelajari matematika sekaligus filsafat, bahkan mengikuti kuliah keduanya.

Dalam hal ini, tokoh ini merupakan penganut konsep realisme matematika. Kurt Godel banyak mempelajari karya Immanuel Kant.

Di sisi lain, saat Kurt Godel mengikuti seminar yang diorganisir oleh Moritz Schlick, ia menjadi tertarik dengan logika matematika. Menurutnya, logika matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan sebelum munculnya ilmu lain dan logika matematika memuat ide-ide dan prinsip-prinsip yang melandasi semua ilmu pengetahuan.

Tepat pada tahun 1929, pada usia 23 tahun, Kurt Godel menyelesaikan disertasi doktoralnya di bawah bimbingan Hans Hahn. Saat menyusun disertasi, ia terinspirasi dari salah satu karya tentang prinsip logika matematika yang ditulis oleh Wilhelm Ackermann dan Hilbert. Karya tersebut terbit tahun 1928.

Karya Kurt Godel

Dalam biografi Kurt Godel, ia terkenal karena ia berhasil menerbitkan suatu "Teorema Ketidaklengkapan Gödel" pada tahun 1931. Karya tersebut termuat di Uber formal unentscheidbare Sätze der Principia Mathematica und verwandter Systeme. Dalam penemuan tersebut, Kurt Godel membuktikan hasil mendasar tentang sistem aksiomatik.

Diketahui bahwa dalam sistem aksiomatik terdapat  proposisi yang tidak dapat dibuktikan dalam aksioma sistem. Secara khusus konsistensi aksioma tidak dapat dibuktikan. Hal tersebut  mengakhiri upaya seratus tahun untuk membangun aksioma yang akan menempatkan seluruh matematika pada dasar aksiomatik.

“The more I think about language, the more it amazes me that people ever understand each other at all.”

Dalam temauannya, Kurt Gödel mengemukakan bahwa matematika bukan objek. Selain itu ia juga menyiratkan bahwa komputer tidak pernah dapat diprogram untuk menjawab semua pertanyaan matematika.

Baca juga: Biografi Karl Popper Dengan Percobaan Demarkasi Science-nya

pewarta pewarta
2 tahun yang lalu 02/11/22

Pewartanusantara.com - Karl Popper dikenal sebagai seorang kritikus tajam terhadap gagasan yang ada di lingkaran Wina. Lingkaran Wina ini dianggap sebagai bagian yang banyak menghasilkan orang pendukung aliran induktivistik. Simak ulasan mengenai perjalanan hidup dan biografi Karl Popper secara lengkap di bawah ini.

Riwayat Hidup

Karl Popper lahir pada 28 Juli 1902 di Wina. Ayah dari Popper merupakan seorang pengacara hebat yang tertarik dengan filsafat dan diturunkan kepadanya.

Karl Pooper sempat menjadi pendengar bebas di Universitas Wina saat berusia sebelum diterima sebagai mahasiswa di sana pada tahun 1922. Popper juga smepat menganut paham komunisme selama beberapa waktu sejak berusia 17 tahun.

Filsuf hebat ini pernah mengikuti beragam mata kuliah semasa hidupnya, mulai dari psikologi, sastra, filsafat, hingga kedokteran. Setelah lepas dari aliran komunisme Karl Popper mulai mempelajari Marxisme yang menjadi jembatan pengalaman intelektual dalam hidupnya. Pemikiran dari Popper secara dominan juga dipengaruhi oleh penemuan Albert Einstein.

Karl Popper berhasil menyelesaikan gelar doktornya pada tahun 1928 dengan disertasi berjudul masalah metode dalam psikologi pemikiran. Selanjutnya Popper berhasil meraih gelar diploma di bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam di tahun berikutnya. Popper juga sempat bekerja di universitas dan mengenal beberapa tokoh lingkaran Wina.

Demarkasi Science

Hal selanjutnya yang menarik dari biografi Karl Popper adalah percobaan demarkasi sciencenya. Science menurut Popper adalah sikap kritis dan bisa berusaha mencari klarifikasi terhadap teori yang ada di dalamnya. Klarifikasi sains yang sesungguhnya adalah berasal dari tes untuk menghasilkan reputasinya.

Science dihasilkan dari hukum sesungguhnya yang dibuktikan melalui observasi dan ekseprimen di dalamnya. Popper juga mendefinisikan setiap fenomena yang dipercayai dan berasal dari kesalahan sebelumnya.

Demakrasi science ini menolak berbagai ilmu pengetahuan yang tidak berasal dari sesuatu bersifat fakta. Popper juga menolak metafisika karena dinilai tidak mempunyai makna.

Semua komponen dalam demakrasi science Karl Popper ditemukan dari bebagai aturan yang menggambarkan dunia secara empiris. Popper berpendapat bahwa ilmu pengetahuan memiliki sifat yang dinamis dan obyektivitasnya akan membentuk suatu pemikiran rasional. Ruang ilmu pengetahuan yang bersifat mutlak tidak akan membuat science menjadi goyah.

Problem Induksi

Metode induktif banyak secara garis besar pernah menyebabkan masalah dari ilmu pengetahuan, mulai dari cara memperoleh hingga subyektivitasnya. Para pengikut metode induktif banyak yang melakukan uji kebenaran secara berkelompok yang kesimpulannya diterpakan secara umum. Hal ini tentu akan menjadi ironi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

Problematika metode induktif tersebut menjadi dasar untuk observasi Karl Popper mengenai seberapa banyak penelitian harus dilakukan. Observasi dan eksperimen yang dilakukan Popper membuat para pengikut metode induktif ini menjadi merasa kesulitan. Penarikan kesimpulan dari para kamu induktif ini dianggap berbahaya bagi sains.

Sifat dasar sains adalah betujuan untuk merumuskan hukum yang memiliki sifat umum dan mutlak. Metode dalam penelitian sains harus disertai dengan observasi, penelitian, dan bukti yang mengandung fakta. Teori ini menjelaskan bahwa gejala yang sama akan ada di dalam situasi tertentu pada ilmu pengetahuan.

“No rational argument will have a rational effect on a man who does not want to adopt a rational attitude.”

Karl Popper merupakan seorang pemikir yang bersifat open minder terhadap sekitarnya. Gaya berpikirnya ini membuat ilmu pengetahuan tidak lagi dicap sebagai bidang yang anti kritik. Ilmu pengetahuan bagi Popper digunakan untuk menguji metode dasar untuk melakukan pengujian. Semua pemikiran mengenai ilmu pengetahuan ini menjadi pelengkap dari biografi Karl Popper.

Baca juga: Bioagrafi Albert Einstein dan Teori Relativitasnya

pewarta pewarta
2 tahun yang lalu 02/11/22

Pewartanusantara.com - Albert Einstein merupakan seorang ilmuwan terkenal yang sangat melegenda dalam bidang sains. Einstein dikenal sebagai fisikawan hebat yang berhasil menemukan berbagai teori. Albert Einstein dulunya dikenal sebagai bocah autisme, namun ternyata berhasil membuat karya hebat. Berikut adalah biografi Albert Einstein secara lengkap.

Riwayat Hidup

Albert Einstein lahir di Jerman pada 14 Maret 1879 dan ayahnya bekerja di bidang elektrokimia. Einstein diberi pendidikan di sekolah katolik dan mendapat pelajaran biola seperti yang diinginkan oleh ibunya. Semasa kecilnya Albert Einstein dikenal sebagai seseorang yang pemalu dan menderita disleksia. Meskipun demikian, Einstein merupakan anak yang hobi membuat alat-alat mekanik.

Pada saat masih kecil Albert Einstein dicap sebagai anak autisme karena disleksia yang dideritanya. Einstein juga mengalami keterlambatan dalam berbicara yang membuatnya menjadi seorang penyendiri dan pendiam. Sikap autisme Albert Einstein semakin diperkuat saat mudah marah dan melempari adiknya menggunakan barang saat usia 7 tahun.

Ketertarikan Albert Einstein dengan dunia fisika mulai ditunjukkan saat usianya baru menginjak 5 tahun. Rasa tertariknya ini dimulai saat ayahnya menghadiahkan Einstein sebuah kompas saat sedang sakit. Einstein merasa penasaran dengan kinerja kompas dan hubungannya dengan alam. Hal ini lah yahg membuat Albert Einstein semakin semangat mendalami dunia sains.

Penemuan Teori Relativitas

Bagian selanjutnya dari biografi Albert Einstein yang perlu diketahui adalah penemuannya tentang teori relativitas. Penemuan ini diawali saat Albert Einstein menjadi seorang asisten teknik pemeriksa di kantor paten yang ada di Swiss. Einstein pernah menjalankan tugas untuk memberikan penilaian terhadap aplikasi paten yang membutuhkan keilmuan fisika sesuai keahliannya.

Pada pekerjaannya sebagai asisten teknik pemeriksa, Einstein sering melakukan evaluasi dan desain yang dibuat oleh rekannya. Selama bekerja di kantor paten ini Albert Einstein juga berhasil untuk mendapatkan gelar doktornya. Albert Einstein juga menikah dengan seorang matematikawan saat masih berkerja di kantor paten ini

Karya-Karya

Seorang ilmuwan hebat seperti Albert Einstein tentunya mempunyai banyak karya besar semasa hidupnya. Dalam hal ini, tahun 1905 merupakan masa yang cemerlang bagi Albert Einstein karena pada tahun tersebut ia mampu menghasilkan banyak karya. Bentuk karya pertama Albert Einstein berupa paper yang berasal dari peristiwa radiasi.

Karya selanjutnya dari Albert Einstein adalah disertasi doktornya yang berhubungan dengan penentuan ukuran molekul. Berkat disertasinya ini Albert Einstein berhasil memperoleh gelar PhD. Paper selanjutnya yang menambah daftar karya Albert Einstein adalah mengenai gerak brown. Karya berupa paper gerak brown ini dihasilkan satu bulan setelah disertasi doktoralnya.

Paper berikutnya yang merupakan karya terkenal dari Albert Einstein adalah mengenai teori relativitasnya. Karya berbentuk paper ini dimuat dalam Annalen de Physik berjudul elektodimamika benda bergerak. Teori relativitas yang ada di dalam paper ini dibahas secara khusus oleh Albert Einstein.

Gerakan Brownian

Hal terkahir yang perlu diketahui dari biografi Albert Einstein adalah hubungannya dengan gerakan Brownian. Gerakan Brownian ini diawali dengan artikel pertamanya yang diterbitkan pada tahun 1905. Pada papernya ini Einstein menggunakan teori cairan kinetik yang pada masa itu sangat mengandung kontroversi.

Albert Einstein juga mengadopsi teori mekanika fisika pada karyanya ini. Hasil dari diskusi statistik Einstein ini berupa penemuan cara untuk menghitung atom melalui mikroskop.

“I am enough of an artist to draw freely upon my imagination. Imagination is more important than knowledge. Knowledge is limited. Imagination encircles the world.”

Sebelum ada penemuan Einstein ini, cara untuk menghitung atom sering diperdebatkan oleh ilmuwan fisika sebelumnya. Penemuan ini membuat pemimpin sekolah Anti-atom berkonversi pada gerakan brown Albert Einstein.

Baca juga: Biografi Emile Durkheim, Pencetus Ilmu Sosiologi dari Brazil

pewarta pewarta
2 tahun yang lalu 02/11/22

Pewartanusantara.com - Perkembangan ilmu sosiologi di dunia pendidikan tidak lepas dari peran tokoh pemikir yang hebat. Salah satu tokoh pemikir ilmu sosiologi yang hingga tetap abadi adalah adalah Emile Durkheim yang berasal dari Brazil. Emile Durkheim ini mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan ilmu sosiologi. Untuk lebih jelasnya, simak biografi Emile Durkheim secara lengkap di bawah ini.

Riwayat Hidup

Emile Durkheim lahir pada 15 April 1858 di daerah timur laut Prancis. Ayah Durkheim merupakan seorang pendeta Yahudi yang sangat taat. Semasa remaja Durkheim menempuh pendidikan dengan guru pengajar yang mayoritas beragama katolik. Meskipun hidup di lingkungan yang taat beragama, Durkheim dikenal sebagai atheis bergis agnostik semasa hidupnya.

Pada usianya yang ke 21 tahun, Emile Durkheim melanjutkan pendidikannya di Ecole Normale Superieure. Setelah tamat dari kampus ini Durkheim menjadi guru filsafat di salah satu skolah setara dengan SMA. Di samping itu, Emile Durkheim juga melanjutkan pendidikannya dalam bidang psikologi di Jerman.

Durkheim sejak muda dikenal memiliki banyak prestasi, salah satunya adalah berhasil mencetuskan ilmu sosiologi sebagai bidang keilmuan. Berkat penemuannya tersebut Emile Durkheim dipilih menjadi ahli ilmu sosial di Universitas Bordeaux. Selama menjadi ahli sosial di Universitas Bordeaux Emile Durkheim berhasil membuat 3 karya besar yang sangat dikenal.

Latar Belakang Pemikiran

Hal selanjutnya yang perlu diketahui dari biografi Emile Durkheim yang merupakan seorang tokoh besar ini adalah latar belakang pemikirannya. Pemikiran dari Emile Durkheim banyak dipengaruhi oleh beberapa tokoh hebat sebelum dirinya. Salah satu tokoh yang mempengaruhi pemikiran Emile Durkheim dalam bidang sosiologi adalah Auguste Comte.

Pemikiran Emile Durkheim dalam bidang sosiologi yang dipengaruhi oleh Auguste Comte ini dapat dilihat dari reorganisasi masyarakat, yaitu hasil pengembangan keduanya. Durkheim juga menyempurnakan beberapa hasil pemikiran Auguste Comte yang sebelumnya. Penyempurnaan tersebut tetap disesuaikan dengan tujuan umum dari Comte.

Pengaruh dari Auguste Comte menjadikan Emile Durkheim menjadi tokoh yang memiliki aliran positivisme. Bentuk implikasi dari aliran positivisme Emile Durkheim adalah dalam kategori fakta sosial. Fakta sosial ini didefinisikan oleh Emile Durkheim sebagai cara untuk bertindak, berpikir, dan merasa. Durkheim memiliki pemikiran mengenai aturan dan cara hidup dalam masyarakat.

Karya-Karya

Ada sederetan karya besar dalam biografi Emile Durkheim yang dihasilkan semasa hidupnya. Durkheim merupakan tokoh pencetus ilmu sosiologi dalam dunia pendidikan yang aktif dalam menghasilkan karya. Beberapa karya dari Emile Durkheim antara lain adalah sebagai berikut.

  • The Division Of Labor Society

Pada karya sosiologi klasik yang pertama ini Emile Durkheim memanfaatkan pemahamannya untuk melakukan penelitian krisis moralitas. Durkheim menilai krisis moralitas ini sudah ada sejak masa revolusi Prancis. Pokok bahasan mengenai krisis moralitas yang ada sejak revolusi Prancis ini meliputi pembagian kerja secara anomik, dipaksakan, dan tidan terkoordinasi.

  • The Rules Of Sociological Method

Karya kedua Emile Durkheim ini membahas mengenai fakta sosial yang ada di lingkungan sekitar. Fakta sosial ini disertai bukti nyata yang terjadi dan keterangan kritis di sekitar. Fakta yang terjadi di lingkungan sekitar ini disertai dengan pemanfaatan sosial dan penerapan berbagai aturan. Dalam karya ini Emile Durkheim ini membahas mengenai aturan normal dan pantologis.

“Melancholy suicide. —This is connected with a general state of extreme depression and exaggerated sadness, causing the patient no longer to realize sanely the bonds which connect him with people and things about him. Pleasures no longer attract;”

  • Suicide

Konsep animisme pada tindakan orang yang melakukan bunuh diri menjadi dasar pengembangan karya ini. Emile Durkheim meneliti tentang kejadian bunuh diri yang terjadi pada orang berkepercayaan katolik dan protestan. Tingkat bunuh diri yang ada di 2 kepercayaan ini berhubungan dengan keterikatan tertentu terhadap kelompoknya dan dianggap sebagai interaksi sosial.

Baca juga: Biografi Jacques Derrida dan Pemikiran Dekonstruksi-nya

pewarta pewarta
2 tahun yang lalu 02/11/22

Pewartanusantara.com - Jacques Derrida adalah seorang filsuf asal Prancis. Dia dikatakan sebagai seorang filsuf konteporer yang mengusung konsep dekonstruksi dalam filsafat pascamodern. Dalam beberapa biografi Jacques Derrida, ada yang menyebutkan bahwa Christopher Noris, seorang filsuf menyebut Jacques adalah filsuf yang bertemakan tulisan.

Riwayat Hidup

Sebelum pindah ke Prancis pada tahun 1949, Jacques Derrida lahir dan tumbuh di Aljazair. Dia adalah seorang keturunan Yahudi yang meninggal pada usia 4 tahun di Prancis. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Aimé Derrida dan Georgette Sultana Esther Safar. Tokoh ini memiliki kakak yang bernama Rene Derrida dan Paul Derrida. Sayangnya, Paul meninggal di usianya yang ketiga bulan.

Sosok Jacques belajar di École Normale Supérieure dan bahkan menghabiskan waktunya mengabdi pada sekolahnya tersebut. Ia menjadi pengajar bagi sekolah tersebut dan kegiatan lainnya diisi dengan mengkaji linguistic dan filsafat postmodern. Walau banyak menghabiskan waktu di École Normale Supérieure, Jacques Derrida pernah mendapatkan gelar doctor honoris causa di Universitas Cambridge.

Pemikiran Jacques Derrida

Setiap filsuf pasti memiliki sosok yang dikagumi dan sedikit banyak mempengaruhi pemikirannya. Sama halnya dengan Jacques Derrida yang pemikirannya dipengaruhi filsuf bernama Edmund Husserl. Selain Edmund Husserl, Jacques Derrida juga dipengaruhi oleh Ferdinand de Saussure yang merupakan seorang ahli bahasa.

Hal ini bisa dilihat melalui karyanya yang berjudul The Origin of Geometry. Karya tersebut merupakan buku pertamanya yang kemudian diterjemahkan oleh Husserl. Kemudian, di karya selanjutnya yang berjudul Of Grammatology, Jacques tidak ketinggalan memasukkan hasil pikiran Saussure.

Dalam buku Of Grammatology Jacques mengungkapkan bahwa Saussure memberikan esensi manusia kepada bahasa. Dalam buku tersebut juga lah, Derrida mengkritik logosentrisme dan fonosentrisme yang menurutnya memiliki kelemahan. Ini seperti logosentrisme yang menghilangkan dimensi material bahasa dan fonosentrisme yang mengesampingkan tulisan dengan mengutamakan ucapan.

Dalam catatan biografi Jacques Derrida yang lain disebutkan bahwa tidak hanya Husserl dan Saussure yang sosoknya mempengaruhi Jacques. Di samping itu, ada juga Levinas, Nietzsche, Adorno, Freud, dan masih ada beberapa tokoh lain.

Dekonstruksi Menurut Jacques Derrida

Pengertian dekonstruksi adalah metode membaca teks. Namun, Derrida mengatakan bahwa dekontruksi bukan hanya sekedar sebuah metode, bukan juga mengkritik, atau pun analisa. Bahkan, menurutnya hal ini bukan termasuk sebuah aksi atau operasi.

Derrida menghadirkan pengertian lain tentang dekonstruksi. Menurutnya, arti istilah ini adalah metode-metode yang ada untuk menemukan penafsiran bahasa.

Adanya dekontruksi menurut Derrida bertujuan untuk menunjukkan perbedaan-perbedaan antar bahasa dan menemukan maknanya. Selain itu, dekontruksi menjadi wadah bagi teks atau konteks untuk menjadi berbagai hal dan kemungkinan yang sulit dihubungkan.

Derrida sendiri mengambil kata dekontruksi dengan asal destruksi yang digunakan oleh Heidegger.  Terdapat tiga poin dekontruksi yang menjadi sorotan bagi Derrida. Ketiganya adalah sebagai berikut.

  • Dekonstruksi merupakan hal yang terjadi berulang kali atau terus-menerus dan berbeda dengan cara mempertahankan kehidupan.
  • Dekontruksi membaur dalam setiap sistem kehidupan. Ini termasuk dalam teks dan bahasa.
  • Dekonstruksi bukan lah alat, kata, apalagi teknik yang digunakan suatu kerja setelah fakta dan tanpa suatu subyek interpretasi.

“To pretend, I actually do the thing: I have therefore only pretended to pretend.”

Dalam setiap biografi Jacques Derrida pasti akan disebutkan bahwa dia adalah sosok yang memiliki banyak pertanyaan di otaknya. Ia terus mencari mengenai makna dan mencemaskan hal-hal absolut. Derrida adalah sosok yang berbeda. Walau sering kali pemikirannya tidak selesai karena terus menerus berpikir dan ia melalui segala proses yang terjadi.

Baca juga: Biografi Michel Foucault dengan Beragam Karyanya

pewarta pewarta
2 tahun yang lalu 02/11/22

Pewartanusantara.com - Apakah Anda tertarik dengan antropologi? Jika iya, mungkin perlu membaca biografi Claude Levi-Strauss, salah satu antropolog terkenal nan berpengaruh hingga saat ini.

Ia Mendapatkan julukan sebagai ‘Bapak Antropologi Modern’ pasti bukan tanpa alasan. Seorang Claude Levi-Strauss memiliki banyak pemikiran yang membuka mata manusia mengenai seluk beluk manusia yang lebih luas dari yang dikira.

Riwayat Hidup

Claude Levi-Strauss lahir pada tahun 1906 di Prancis dari orang tua berdarah Yahudi-Belgia. Orang tuanya adalah seniman sehingga Claude Levi-Strauss banyak mengenal huruf dan membaca melalui warna-warna dari krayon. Selain itu, keluarganya merupakan kaum intelektual sehingga tidaklah sulit bagi Claude Levi-Strauss untuk mendapatkan pendidikan yang laik.

Sebenarnya, awal karir Claude Levi-Strauss bukan lah sebagai seorang antropolog, melainkan sebagai seseorang yang belajar ilmu hukum. Pada tahun 1927, ia sempat masuk ke Universitas Paris untuk mempelajari Ilmu Hukum. Namun, di tahun yang sama juga, Claude Levi-Strauss belajar filsafat, di Universitas Sorbonne.

Mendapatkan lisensi dalam bidang hukum juga memberikan pengaruh baginya dibidang lainnya, terutama antropologi. Apalagi setelah Claude Levi-Strauss membaca buku karangan Robert Lowie yang berjudul Primitive Society. Dari buku yang menarik inilah, Claude merasa terdorong untuk membuat penelitian mengenai masyarakat primitif.

Perjalanan Keliling Dunia

Buku Primitive Society membawa banyak pengaruh kepada Claude dan membuatnya memiliki pikiran untuk keliling dunia. Dia bahkan merasa tidak lagi memiliki semangat untuk mengajar di Mont de-Marsan Lycee. Tidak banyak biografi Claude Levi-Strauss yang mengungkapkan perjalanannya keliling dunianya.

Keinginan keliling dunia seorang Claude baru tercapai saat ia mengajar di Universtias Sao Paulo, Brazil yang diawali dengan perjalanan mengunjungi kampung-kampung pedalaman Brazil. Kemudian, ia mendatangi pedalaman suku Indian yang pada saat itu belum terjamah. Tidak lama setelahnya, Claude Levi-Strauss mendapatkan kesempatan untuk mendatangi suku Indian Caduveo dan Bororo.

Perjalanannya tersebut kemudian dituliskan dalam sebuah karya yang berjudul Tristes Tropique. Dalam buku, ia berkisah bagaimana masyarakat primitif Indian yang ada di pedalaman Amazon cukup menderita. Nah, dari buku Tristes Tropique tersebut, Claude mendapatkan ketenaran di negara asalnya, Prancis.

Sayangnya, ekspedisinya mengalami kendala saat ia mendapatkan karir militernya dan ditugaskan sebagai penjaga di pos telekomunikasi. Selain itu, ia juga sempat mengalami perbuatan yang tidak menyenangkan karena menjadi seorang Yahudi. Sampai akhirnya ia dibantu oleh Yayasan Rockefeller yang kebetulan merupakan yayasan yang menyelamatkan ilmuah berdarah Yahudi di Amerika.

Teori dan Hasil Pikiran

Di Amerika, Claude tinggal di daerah Greenwich dan menjalin hubungan baik dengan ilmuan lain seperti A.L. Kroever, Ralph Linton, dan masih banyak lainnya. Selain itu, Claude bahkan sempat menjadi pengajar untuk mata kuliah etnologi di New York Ecole Libre des Hautes Etudes.

Nah, Claude adalah seseorang yang memegang erat konsep Strukturalisme. Konsep strukturalisme ini lahir karena adanya perasaan tidak puas dari fenomenologi dan eksistensialisme. Hal ini juga tidak lepas dari kekecewaan Claude kepada peneliti sebelumnya yang tidak mempertimbangkan perbedaan bahasa yang sebenarnya cukup dekat dengan keberadaan manusia itu sendiri.

Dalam bukunya, Claude juga mengungkapkan bahwa sebaiknya dalam penelaah budaya perlu penggunaan konsep linguistik seperti yang dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure. Apa yang ada pada manusia, termasuk perilakunya, memiliki kaitan erat dengan bahasa yang digunakan.

“The scientist is not a person who gives the right answers, he's one who asks the right questions.”

Hal ini kemudian muncul konsep adanya kesamaan antara budaya dan bahasa.  Dalam beberapa catatan biografi Claude Levi-Strauss lainnya mungkin juga akan Anda menemukan bahwa ia memiliki perbedaan pendapat dengan pendahulunya yaitu Bergson.

Baca juga: Biografi Noam Chomsky sebagai Tokoh Anarkis Klasik