Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Meta

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Internasional - Meta, pemilik Facebook, telah mengumumkan peluncuran aplikasi terbarunya, Threads, yang bertujuan untuk menjadi pesaing Twitter.

Aplikasi ini, yang telah tersedia untuk pre-order di Apple App Store, akan terhubung dengan platform Instagram.

Threads dijelaskan oleh Meta sebagai "aplikasi percakapan berbasis teks" dan menampilkan tampilan antarmuka yang mirip dengan Twitter.

Langkah ini menandai perkembangan terbaru dalam persaingan antara Mark Zuckerberg dari Meta dan Elon Musk, pemilik Twitter.

Elon Musk, yang sebelumnya telah mencetuskan ide adu fisik dengan Mark Zuckerberg, memberikan tanggapan santai terhadap peluncuran Threads.

Sementara itu, Twitter mengumumkan bahwa layanan populer mereka, TweetDeck, akan mulai memasang paywall dalam waktu 30 hari.

Tindakan ini merupakan upaya terbaru dari Elon Musk untuk mendorong pengguna untuk berlangganan layanan berbayar Twitter, yaitu Twitter Blue.

Musk juga baru-baru ini membatasi jumlah tweet yang dapat dilihat pengguna sebagai bagian dari upayanya untuk mengatasi masalah "pengikisan data" yang berlebihan.

Baca Juga: Tarif Listrik Tinggi dan Tidak Stabil di Musim Dingin Menanti Swedia

Threads diharapkan menjadi pesaing serius bagi Twitter. Aplikasi ini akan tersedia secara gratis dan tidak akan membatasi jumlah postingan yang dapat dilihat pengguna.

Threads dideskripsikan sebagai tempat bagi komunitas untuk berdiskusi tentang berbagai topik, mulai dari hal-hal yang menarik perhatian hari ini hingga tren masa depan.

Aplikasi ini juga akan mengumpulkan data dari ponsel pengguna, termasuk data lokasi, pembelian, dan riwayat penelusuran.

Dengan menjadi bagian dari platform Instagram yang memiliki ratusan juta akun aktif, Threads memiliki potensi untuk menjadi ancaman serius bagi Twitter.

Mark Zuckerberg, yang telah terbukti sukses dalam mengadopsi ide dari perusahaan lain, berharap dapat menarik pengguna yang kecewa dengan Twitter untuk beralih ke Threads sebagai alternatif yang asli.

Meta memiliki sumber daya yang cukup untuk bersaing dengan Twitter dan Threads akan terhubung secara langsung dengan jaringan pengguna Instagram yang sudah ada.

Dengan demikian, Threads tidak perlu memulai dari nol seperti pesaing potensial lainnya. Meskipun Elon Musk diakui karena komitmennya terhadap kebebasan berbicara, ia juga telah memicu kontroversi dan mengasingkan beberapa pengguna. (*Ibs)

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Facebook dan Instagram di Kanada telah memblokir akses konten berita setelah pengesahan undang-undang yang mewajibkan platform-platform digital membayar untuk konten tersebut.

Meta, perusahaan induk Facebook, mengonfirmasi bahwa ketersediaan berita di kedua platform tersebut akan dihentikan sebelum Undang-Undang Berita Online mulai berlaku.

Undang-undang baru ini mengadopsi Kode Negosiasi Media Baru Australia dan menuntut perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google dan Meta untuk membuat kesepakatan komersial yang adil dengan media Kanada. Jika tidak, mereka akan menghadapi arbitrase yang mengikat.

Langkah ini merupakan upaya untuk mendukung sektor berita Kanada yang sedang berjuang, setelah terjadinya penutupan ratusan publikasi dalam satu dekade terakhir.

Namun, Google dan Meta menentang undang-undang tersebut, dengan Google sebelumnya menyatakan bahwa mereka juga sedang mempertimbangkan langkah serupa.

Menteri Warisan Kanada, Pablo Rodriguez, menyambut baik pengesahan undang-undang ini dan menyatakan kekecewaannya atas tindakan Meta yang memblokir konten berita.

Kantor Rodriguez berharap untuk melakukan diskusi lebih lanjut dengan kedua perusahaan tersebut terkait dengan undang-undang baru ini.

Perdana Menteri Justin Trudeau juga mengkritik Meta sebelumnya karena mencoba memblokir konten berita Kanada bagi sebagian pengguna dan menganggap penentangan terhadap undang-undang ini sebagai ancaman terhadap demokrasi dan ekonomi negara.

Baca juga: Indonesia Mengancam Alihkan Ekspor Sawit dari Eropa ke Afrika Akibat EUDR

Google sendiri juga telah melakukan pembatasan sementara akses berita bagi pengguna Kanada di mesin pencarian mereka. Meta menyatakan bahwa perubahan dalam ketersediaan konten berita tidak akan mempengaruhi produk dan layanan lainnya di Kanada.

Google, di sisi lain, berusaha untuk mencari jalan ke depan dan bekerja sama dengan pemerintah dalam mencapai solusi yang diinginkan. (*Ibs)