Tarif Listrik Tinggi dan Tidak Stabil di Musim Dingin Menanti Swedia
Pewarta Nusantara, Internasional - Badan Energi Swedia mengeluarkan peringatan tentang potensi kenaikan harga listrik yang signifikan pada musim dingin mendatang.
Menurut Martin Johansson, seorang pakar sistem energi di Badan Energi Swedia, "kami dapat memperkirakan tarif listrik yang tidak stabil dan tinggi" pada musim dingin tahun 2023.
Pada musim dingin sebelumnya, rumah tangga dan bisnis di Swedia mengalami lonjakan tagihan listrik yang belum pernah terjadi sebelumnya, akibat sanksi terhadap gas Rusia.
Meskipun gas alam hanya menyumbang sekitar 3 persen dari konsumsi energi di negara tersebut, situasi tersebut belum terselesaikan karena Swedia belum dapat mengganti pasokan gas alam dari Rusia.
Meskipun kapasitas produksi listrik telah meningkat di Swedia, faktor cuaca juga akan berperan dalam menentukan Biaya Tagihan Listrik.
Produksi listrik akan meningkat dengan adanya angin dan hujan yang melimpah, namun kekeringan dapat menyebabkan produksi yang lebih rendah.
Selain itu, perbedaan suhu antara musim dingin yang dingin atau sejuk juga akan berdampak pada tarif listrik.
Pada tahun lalu, tarif listrik rata-rata di Swedia meningkat drastis menjadi 1,45 krona per kilowatt-jam, atau naik 128 persen dibandingkan tahun 2021.
Organisasi perdagangan Swedenergy mencatat bahwa pada puncaknya, tarif listrik mencapai 7,52 krona per kilowatt-jam, belum termasuk pajak dan biaya transmisi.
Untuk melindungi rumah tangga, terutama mereka yang menggunakan radiator listrik, pemerintah Swedia memberikan kompensasi retroaktif sebesar 24,4 miliar krona.
Namun, Menteri Energi Swedia, Ebba Busch, baru-baru ini mengungkapkan bahwa masyarakat tidak dapat mengandalkan kompensasi semacam itu pada musim dingin ini. (*Ibs)
Penulis:
Editor: Erniyati Khalida