Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Australia

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Canberra - Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyampaikan pentingnya negara tersebut memanfaatkan peluang pembangunan untuk mengatasi tantangan ekonomi global.

Dalam pidatonya di konferensi Komite Pembangunan Ekonomi Negara Bagian Australia, Albanese menyatakan bahwa ekonomi maju di seluruh dunia sedang menghadapi inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga yang sulit.

Namun, ia tetap optimis bahwa Australia dapat bangkit dari tantangan ini dan menguatkan posisinya dalam perekonomian global.

Albanese menekankan perlunya terobosan baru untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Dia mengidentifikasi transisi ke energi bersih, teknologi baru, dan sektor perawatan dan dukungan yang berkembang sebagai peluang utama yang harus dimanfaatkan oleh negara tersebut.

Ia menyadari bahwa Australia tidak bisa hanya menunggu dan bereaksi terhadap perubahan tersebut, tetapi harus aktif mengambil inisiatif untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Meskipun pertumbuhan ekonomi Australia dalam tiga bulan pertama tahun 2023 hanya sebesar 0,2 persen, yang merupakan pertumbuhan triwulanan terendah sejak September 2021, Perdana Menteri Albanese masih memiliki kepercayaan dari pemilih.

Baca juga: Indonesia Usulkan Peningkatan Layanan dan Informasi Kuota Haji dalam Rapat Delegasi OKI

Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan oleh The Guardian menunjukkan bahwa lebih banyak pemilih mempercayai Partai Buruh yang dipimpin oleh Albanese untuk mengelola biaya hidup, kenaikan suku bunga, dan utang yang meningkat daripada partai Koalisi.

Situasi ekonomi yang sedang dihadapi Australia menjadi perhatian, dan Albanese berusaha mengatasi tantangan tersebut dengan memfokuskan pada peluang dan terobosan baru.

Dalam konteks politik, pemilih tetap memberikan kepercayaan kepada Partai Buruh sebagai pemimpin yang dapat mengelola kondisi ekonomi yang sulit. (*Ibs)

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Sebuah kecelakaan tragis terjadi di Australia ketika sebuah bus yang membawa rombongan tamu pernikahan terguling, mengakibatkan setidaknya 10 orang tewas dan 25 orang luka-luka.

Insiden tersebut terjadi di kawasan anggur Hunter Valley, negara bagian New South Wales, pada Minggu malam. Bus dilaporkan tergelincir dari tanjakan di bundaran saat malam berkabut.

Tracy Chapman, Pelaksana Tugas Polisi New South Wales, menjelaskan bahwa penumpang bus tersebut diduga berpergian bersama untuk menghadiri pernikahan dan mungkin menggunakan bus tersebut sebagai sarana akomodasi.

Dua penumpang yang terluka parah dievakuasi dari lokasi Kecelakaan dengan menggunakan helikopter. Gambar-gambar dari liputan televisi menunjukkan bus yang terbalik, dengan tim penyelamat darurat yang sedang bekerja di sekitarnya.

Pengemudi bus, seorang pria berusia 58 tahun, dibawa ke rumah sakit untuk menjalani tes wajib dan kemungkinan akan menghadapi dakwaan atas kecelakaan tersebut.

Penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan ini. Lokasi Hunter Valley, terkenal dengan kebun anggurnya, merupakan tujuan populer bagi wisata singkat dan pernikahan.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban. Ia menyebut tragedi ini sebagai kehilangan yang menghancurkan dan mengungkapkan kepeduliannya kepada mereka yang terluka.

Baca juga: Amerika Serikat Kembali ke UNESCO Setelah 12 Tahun, Siap Berikan Kontribusi Miliaran Dollar!

Polisi sedang melakukan penyelidikan menyeluruh dengan melibatkan tim forensik dan Unit Investigasi Kecelakaan.

Kecelakaan bus ini menjadi salah satu tragedi terburuk yang melibatkan bus di New South Wales. Pada tahun 1989, dua Kecelakaan Bus terjadi dalam jarak dua bulan, masing-masing menewaskan 35 dan 21 orang.

Pada tahun 1973, sebuah bus wisata mengalami kecelakaan yang mengakibatkan 18 orang tewas ketika bus tersebut terjatuh dari lereng setelah remnya mengalami kegagalan. (*IBs)