Pewarta Nusantara Menu

Sevilla

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola – Isco Alarcon, mantan pemain Real Madrid, mengakui bahwa dia mulai merasa tidak nyaman bermain untuk Los Blancos ketika ditangani oleh Santiago Solari pada periode Oktober 2018 hingga Maret 2019.

Di bawah kepemimpinan Solari, Isco merasa terasing dan diabaikan oleh semua orang. Keputusan teknis yang menyebabkan berkurangnya menit bermainnya tidak pernah dijelaskan dengan baik, bahkan dia tidak diikutsertakan dalam skuat.

Hal ini membuat Isco menyesali bahwa dia tidak meninggalkan Santiago Bernabeu sejak 2019, ketika situasi menjadi tidak menyenangkan baginya.

Setelah meninggalkan Real Madrid pada musim panas 2022, Isco memutuskan melanjutkan kariernya bersama Sevilla.

Namun, petualangan Isco di Sevilla tidak berjalan lama, hanya selama lima bulan. Pada Desember 2022, manajemen klub mengambil keputusan untuk memutus kontrak Isco karena berseteru dengan eks direktur olahraga Sevilla, Luis Monchi.

Isco mengungkapkan pertemuan yang berujung perselisihan dengan Monchi, di mana dia menyatakan Monchi sebagai pembohong terbesar dalam sepak bola.

Baca Juga; Andre Onana Terbang ke Manchester United untuk Tantangan Baru di Premier League

Insiden itu menyebabkan ketegangan di antara keduanya, bahkan hampir berujung pada insiden fisik. Akibatnya, Isco merasa tidak ingin melanjutkan karier di Sevilla dalam situasi seperti itu, meskipun dia merasa sedih karena hubungan baik dengan rekan-rekan setim dan suporter.

Pengalaman Isco menunjukkan betapa pentingnya kenyamanan dan kepercayaan dalam karier seorang pemain sepak bola. Keputusan dan kondisi di klub bisa berdampak besar pada performa dan mentalitas seorang pemain.

Meskipun pindah dari Real Madrid ke Sevilla merupakan langkah untuk mencari kesempatan bermain lebih banyak, situasi di klub baru pun akhirnya mempengaruhi keputusan dan nasibnya.

Bagi Isco, pengalaman ini tentu menjadi pelajaran berharga dalam mengelola karier dan hubungan dengan klub dan rekan setim.

Dia akan terus mencari tempat yang sesuai dan memberinya kesempatan untuk berkembang sebagai pemain sepak bola yang berkualitas. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Sepak Bola – Hubungan antara Isco dan Luis Monchi dikabarkan memburuk secara drastis, bahkan hampir berujung pada bentrokan fisik.

Hal ini membuat Isco akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Sevilla pada akhir tahun 2022. Menurut Isco, insiden tersebut terjadi setelah pertemuan dengan Monchi, di mana dia menganggap Monchi sebagai pembohong terbesar di dunia Sepak Bola.

Kedua belah pihak terlibat dalam perselisihan yang hampir berujung pada kekerasan, dan akhirnya mereka harus dipisahkan. Isco Alarcon akhirnya buka suara dan memberikan penjelasan mengenai alasan dia meninggalkan Sevilla.

Selain konflik dengan Monchi, Isco juga merasa sedih karena harus meninggalkan rekan setim dan para pendukung Sevilla yang memiliki hubungan baik dengannya.

Meskipun telah menerima sejumlah tawaran, Isco mengungkapkan bahwa ia masih belum memutuskan klub baru yang akan ia tempati.

Baca Juga; Arsenal Bersiap untuk Merekrut Lebih Banyak Pemain dan Mikel Arteta Meninjau Masa Depan Folarin Balogun

Ia ingin mempertimbangkan berbagai faktor dengan hati-hati agar tidak salah dalam mengambil langkah berikutnya. Namun, Isco mengungkapkan rasa kangen dan gairahnya untuk kembali bermain sepak bola, sehingga ia tidak sabar untuk kembali tampil dan bersaing di lapangan.

Dengan penjelasan tersebut, Isco Alarcon mengungkapkan betapa seriusnya insiden yang terjadi dengan Monchi dan alasan di balik keputusannya untuk meninggalkan Sevilla.

Ia juga menunjukkan bahwa saat ini ia masih mencari klub yang tepat untuk melanjutkan kariernya, dengan mempertimbangkan berbagai faktor penting.

Luis Monchi juga memberikan tanggapannya terkait pernyataan Isco Alarcon mengenai hubungan mereka yang memburuk.

Monchi membantah tuduhan Isco bahwa ia merupakan pembohong terbesar di dunia sepak bola dan menyerang secara fisik.

Menurut Monchi, ada beberapa ketidaksepakatan antara mereka, tetapi situasinya tidak seburuk yang diungkapkan oleh Isco.

Monchi menyatakan bahwa dia tidak memiliki niat untuk melakukan kekerasan terhadap Isco dan merasa kecewa dengan pernyataan tersebut.

Ia menjelaskan bahwa sebagai direktur olahraga, tugasnya adalah mengambil keputusan yang terbaik untuk klub dan kadang-kadang hal ini bisa menimbulkan perbedaan pendapat dengan pemain.

Selain itu, Monchi juga mengatakan bahwa ia tetap menghormati Isco sebagai pemain yang memiliki kualitas dan pengalaman yang luar biasa.

Meskipun ada perselisihan di antara mereka, Monchi berharap Isco dapat menemukan klub baru yang cocok dan berhasil melanjutkan karirnya dengan sukses.

Baca Juga; Ange Postecoglou Puas dengan Performa Kiper Baru Guglielmo Vicario, Tidak Mencari Kiper Baru Lainnya

Dengan demikian, sudut pandang lain dari Luis Monchi memberikan perspektif yang berbeda mengenai hubungannya dengan Isco Alarcon.

Monchi membantah tuduhan kekerasan dan pembohongan yang dilontarkan oleh Isco, sambil mengakui adanya perbedaan pendapat antara mereka.

Meskipun demikian, Monchi tetap menghormati Isco sebagai pemain dan berharap yang terbaik bagi karir masa depannya. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta – Sebuah keputusan mengejutkan dikabarkan tengah diambil oleh Sergio Ramos untuk melanjutkan karier sepak bola profesionalnya.

Bek veteran berumur 37 tahun tersebut dilaporkan telah mendapatkan tawaran menarik dari tim MLS dan Timur Tengah, namun Ramos tampaknya lebih memilih untuk tidak melanjutkan karier di luar Eropa.

Menurut laporan Estadio Deportivo, Ramos berharap bisa mengakhiri karier sepak bolanya di Spanyol bersama klub masa kecilnya, Sevilla.

Kabar tersebut menyebutkan bahwa Ramos bersedia mengorbankan tawaran dengan gaji fantastis demi kembali memperkuat Los Nervionenses.

Sevilla memiliki arti khusus bagi Ramos, karena klub tersebut merupakan tempat di mana perjalanan profesionalnya dimulai. Bek berpengalaman tersebut memperkuat Sevilla pada periode 2004 hingga 2005 sebelum akhirnya bergabung dengan Real Madrid.

Peluang kembalinya Ramos ke Sevilla cukup besar, terutama karena klub tersebut saat ini hanya memiliki empat bek sentral dalam skuad mereka.

Kehadiran Ramos akan memberikan pengaruh positif, baik sebagai mentor bagi pemain muda maupun sebagai pemimpin di dalam ruang ganti.

Selain itu, hubungan dekat antara Ramos dan kapten tim Sevilla, Jesus Navas, diyakini menjadi faktor penting dalam proses pemulihan hubungan Ramos dengan klub tersebut.

Saat ini, Sevilla belum banyak melakukan aktivitas di Bursa Transfer musim panas 2023. Mereka baru saja mempermanenkan kepindahan Loic Bade dari Stade Rennes dengan biaya transfer sebesar 12 juta euro.

Baca juga: Jude Bellingham Menggebrak: Saya Ingin Bermain Bersama Kylian Mbappe di Real Madrid!

Dengan potensi kedatangan Ramos, Sevilla dapat menghadirkan kekuatan dan pengalaman tambahan untuk memperkuat pertahanan mereka, serta memanfaatkan kehadiran Ramos sebagai pemain senior yang berpengaruh dalam upaya mereka meraih sukses di kompetisi domestik dan internasional.

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, JakartaJose Luis Mendilibar mengungkapkan alasan di balik kontrak satu tahun yang ia tandatangani dengan manajemen Los Nervionenses.

Menurut Mendilibar, ia secara khusus meminta kontrak berdurasi singkat tersebut karena ia menganggap kontrak jangka panjang akan membuat tugasnya menjadi lebih rumit.

Ia menyatakan bahwa ia tidak ingin memperumit hal-hal sederhana dan hanya ingin memiliki kontrak yang normal tanpa adanya klausul yang aneh.

Mendilibar juga mengungkapkan bahwa ia memiliki kecenderungan untuk menunjukkan performa yang baik ketika ia hanya memiliki kontrak jangka pendek, dan ia tidak pernah tertarik dengan kontrak jangka panjang.

Sebagai pelatih kepala Sevilla untuk musim 2022-2023, Mendilibar memiliki tugas untuk membangun skuat tim. Namun, ia memberi indikasi bahwa ia akan sepenuhnya menyerahkan tugas tersebut kepada manajemen klub.

Mendilibar memiliki keyakinan penuh terhadap kompetensi manajemen Los Nervionenses dalam membangun skuat yang kompetitif, dan ia yakin bahwa akan diberikan skuat yang berkualitas.

Ia menegaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Sevilla telah membuktikan kemampuannya dalam membangun skuat yang kompetitif, dan ia sendiri tidak mempermasalahkan komposisi skuat saat ini.

Bersama-sama dengan manajemen, Mendilibar berharap dapat membangun skuat yang terdiri dari pemain-pemain berbakat, dan ia yakin bahwa skuat Sevilla musim depan akan sangat bagus.

Dalam kesimpulannya, Mendilibar menunjukkan kepuasan dan optimisme terhadap kerjasama dengan manajemen Los Nervionenses.

Kontrak satu tahun yang ia tandatangani adalah hasil dari permintaan khususnya, yang bertujuan untuk menghindari kompleksitas tugas yang dapat terjadi dengan kontrak jangka panjang.

Mendilibar juga memiliki keyakinan penuh terhadap kemampuan manajemen dalam membangun skuat yang kompetitif. Dengan komitmen dan kerja sama antara Mendilibar, manajemen, dan pemain, Sevilla berharap dapat meraih kesuksesan musim depan. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara – Presiden Sevilla memberikan hadiah spesial kepada pelatih kepala Jose Luis Mendilibar dengan menawarkan perpanjangan kontrak.

Kontrak Mendilibar di Andalusia akan berakhir pada akhir musim 2022-23. Pada Maret 2023, Mendilibar diangkat sebagai pengganti Jorge Sampaoli dengan kontrak jangka pendek. Keputusan ini ternyata membawa perubahan yang signifikan bagi Sevilla.

Presiden Sevilla, Jose Castro, mengungkapkan kepuasannya terhadap kinerja Mendilibar sebagai pelatih kepala. Pada pesta perayaan juara Liga Europa Los Nervionenses di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Castro menyatakan bahwa mereka telah memberikan tawaran kontrak baru kepada Mendilibar.

Hal ini menjawab pertanyaan dari media selama beberapa pekan terakhir dan mendapat sambutan hangat dari para suporter.

Sebelum kedatangan Mendilibar, Sevilla mengalami masa sulit dan terpuruk di papan bawah klasemen Liga Spanyol. Bahkan, mereka sempat terjebak di zona degradasi selama beberapa pekan.

Namun, kehadiran Mendilibar mengubah nasib klub. Dalam 11 pertandingan bersama Mendilibar, Sevilla berhasil meraih enam kemenangan dan hanya dua kali kalah.

Keberhasilan ini membantu klub keluar dari ancaman degradasi dan hampir dapat dipastikan akan berada di papan tengah klasemen Liga Spanyol pada akhir musim ini.

Meskipun finis di papan tengah, Sevilla akan menjadi perwakilan Spanyol di Liga Champions musim depan. Mereka berhak tampil sebagai juara bertahan Liga Europa dan mendapatkan status pot 1 bersama dengan juara-juara liga top Eropa lainnya.

Hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Sevilla dan menjadi bukti bahwa keputusan untuk memilih Mendilibar sebagai pelatih kepala telah memberikan dampak positif.

Baca juga: Lucas Ocampos: Penebusan Gemilang dalam Perjalanan Menuju Gelar Liga Europa Bersama Sevilla

Perpanjangan kontrak Mendilibar juga memberikan kepastian bagi Sevilla dalam menjaga kestabilan dan kontinuitas tim. Dengan kontrak baru, Mendilibar dapat melanjutkan kerja kerasnya untuk mengembangkan tim dan mencapai hasil yang lebih baik di kompetisi-kompetisi yang akan datang.

Tawaran kontrak tersebut juga menunjukkan kepercayaan yang tinggi dari Presiden Sevilla terhadap kemampuan Mendilibar sebagai pelatih kepala.

Bagi Mendilibar sendiri, tawaran perpanjangan kontrak ini merupakan pengakuan atas kerja keras dan dedikasinya dalam mengubah performa tim.

Ia tentu merasa bangga dan terhormat dapat melanjutkan perjalanan bersama Sevilla. Dengan perpanjangan kontrak ini, Mendilibar memiliki kesempatan untuk mengukir prestasi lebih besar bersama klub.

Tentu saja, langkah Sevilla dalam memberikan hadiah spesial kepada Mendilibar ini juga mendapatkan apresiasi dari para suporter.

Mereka mengucapkan sorak-sorai dan mendukung keputusan Presiden Sevilla dalam memperpanjang kontrak Mendilibar. Diharapkan, keberhasilan yang telah diraih di musim ini dapat menjadi pijakan yang kuat untuk meraih prestasi yang lebih gemilang di masa depan.

Dalam kesimpulan, tawaran perpanjangan kontrak yang diberikan oleh Presiden Sevilla kepada Jose Luis Mendilibar menunjukkan pengakuan terhadap kinerja pelatih kepala tersebut.

Keberhasilan Mendilibar dalam mengubah nasib Sevilla dan membawa mereka kembali ke kancah kompetisi top seperti Liga Champions merupakan pencapaian yang luar biasa.

Dengan perpanjangan kontrak ini, Sevilla berharap dapat mempertahankan kestabilan dan mengembangkan tim di bawah kepemimpinan Mendilibar untuk meraih hasil yang lebih baik di masa depan. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta NusantaraLucas Ocampos, pemain sepak bola yang saat ini bermain untuk Sevilla, mengungkapkan betapa berartinya gelar Liga Europa 2022-23 baginya.

Bagi Ocampos, gelar tersebut menjadi penebusan atas kegagalan yang pernah ia alami ketika bermain untuk Ajax. Pada awal musim 2022-23, Ocampos bergabung dengan Ajax sebagai pemain pinjaman dari Sevilla.

Namun, ia menghadapi kesulitan mendapatkan waktu bermain dan lebih sering duduk di bangku cadangan. Karena itu, Ocampos memutuskan untuk kembali ke Spanyol pada bulan Januari 2023.

Dilansir oleh pewarta nusantara dari laman Football Espana, Ocampos mengungkapkan bahwa ia baru saja melewati masa-masa yang sulit.

Hanya dirinya dan keluarganya yang benar-benar tahu seberapa buruknya situasi yang ia hadapi. Bagi Ocampos, sepak bola memberikan kesempatan penebusan yang datang begitu cepat.

Dalam waktu tiga bulan saja, hidupnya mengalami perubahan yang luar biasa. Dari seorang yang ditinggalkan dan tidak berlatih, kini ia menjadi juara Eropa.

Kedatangan Ocampos di Sevilla pada bursa transfer musim dingin menjadi titik balik penting bagi tim tersebut. Sebelum kedatangannya, Sevilla mengalami kesulitan dalam menunjukkan performa terbaiknya dan terpaksa berjuang di papan bawah klasemen.

Namun, sejak kepulangannya, Ocampos berhasil memberikan kontribusi yang signifikan. Dalam 29 penampilannya di paruh kedua musim ini, ia mampu mencetak lima gol dan memberikan tujuh assist.

Kontribusi Ocampos tidak hanya terbatas pada meraih gelar Liga Europa. Ia juga telah membantu Sevilla keluar dari zona degradasi.

Saat ini, tim tersebut berjuang untuk finis di 10 besar klasemen Liga Spanyol. Ocampos dan rekan-rekannya memiliki peluang untuk mencapai tujuan tersebut jika mereka mampu mengalahkan Real Sociedad dan Rayo Vallecano tidak mendapatkan poin dalam pertandingan melawan Real Mallorca.

Baca juga: Sevilla: Liga Europa adalah Agama Kami yang Tak Akan Pernah Tergoyahkan

Bagi Lucas Ocampos, gelar Liga Europa memiliki makna yang sangat penting dalam perjalanannya. Setelah melewati masa sulit di Ajax, ia berhasil mendapatkan kesempatan penebusan dan turut membantu Sevilla meraih kesuksesan. Ocampos berharap dapat melanjutkan performa gemilangnya dan mengakhiri musim ini dengan baik bersama timnya. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta NusantaraJose Castro: Liga Europa, Agama bagi Sevilla yang Tidak Akan Dilepaskan Begitu Saja.

Sevilla kembali mencapai final Liga Europa untuk kali ketujuh dalam sejarah klub. Prestasi ini membanggakan presiden klub, Jose Castro, yang menjelaskan bahwa kompetisi ini memiliki makna yang sangat besar bagi Sevilla.

Sebagai juara enam edisi final sebelumnya, Sevilla tetap mempertahankan ambisi untuk keluar sebagai juara lagi di final yang akan digelar di Budapest.

Castro mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian timnya dan menyatakan bahwa mereka tidak akan melepaskan Liga Europa begitu saja.

“Kami memiliki kesempatan untuk bermain di final Liga Europa untuk kali ketujuh,” ungkap Jose Castro seperti dikutip dari Marca.

“Mungkin ada klub lain yang akan mengabaikannya, tetapi kami tidak akan melakukannya. Bagi kami, kompetisi ini memiliki arti yang sangat penting.

Liga Europa sudah seperti agama bagi kami. Kami harus berjuang dan kami sudah mengeliminasi dua klub besar Eropa,” lanjutnya.

Dengan tekad yang kuat dan pandangan Liga Europa sebagai sesuatu yang sakral, Sevilla berusaha untuk memenangkan gelar Liga Europa sekali lagi, menjadikan kompetisi ini sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan sejarah klub.

Keberhasilan Sevilla melaju ke final Liga Europa kali ini cukup mengejutkan mengingat tantangan yang mereka hadapi sepanjang musim ini. Tim ini mengalami masa-masa sulit dan bahkan melakukan tiga pergantian pelatih sepanjang musim.

Namun, setelah ditangani oleh Jose Luis Mendilibar, performa tim mulai stabil dan pemain seperti Erik Lamela dan rekan-rekannya mampu tampil lebih baik. Jose Castro, presiden klub, merasa senang dengan perubahan positif ini dalam dua bulan terakhir.

“Setelah tahun yang sulit dan rumit yang kami alami, kenyataannya adalah bahwa dalam dua bulan terakhir kami berhasil membalikkan keadaan,” jelas Castro.

“Kami berhasil memperbaiki situasi tim, pergantian pelatih, dan juga menguatkan identitas klub kami. Kami benar-benar bangkit,” tambahnya.

Baca juga: Jose Luis Mendilibar: Sebelum ke Sevilla, Tidak Ada yang Tahu Saya

Keberhasilan Sevilla membalikkan keadaan ini menjadi bukti ketangguhan dan ketekunan mereka dalam menghadapi tantangan.

Mereka siap bertarung dengan semangat juang yang tinggi dalam final Liga Europa, yang diharapkan akan menjadi momen peneguhan kebangkitan mereka sepanjang musim ini. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara – Prestasi besar telah diraih oleh Jose Luis Mendilibar, yang sebelumnya belum begitu dikenal oleh banyak orang.

Sebagai seorang pelatih, ini merupakan final pertama dalam karier yang menandai puncak kesuksesannya. Sebelumnya, Mendilibar lebih sering mengasuh klub-klub papan bawah seperti Real Valladolid, SD Eibar, Alaves, Levante, Osasuna, dan klub-klub divisi bawah.

Oleh karena itu, ketika ia ditunjuk menjadi pelatih Sevilla pada bulan Februari lalu, banyak yang meragukan kemampuannya, terutama karena klub tersebut sedang mengalami masa-masa sulit.

Mendilibar sendiri merasa bahwa ia telah sering diremehkan dalam karier kepelatihannya. Ia mengungkapkan bahwa baru sekarang, setelah membawa Sevilla ke final Liga Europa, orang-orang mulai mengenalinya.

“Saya sudah berada di divisi teratas selama 20 tahun dan seolah-olah tidak ada yang mengenal saya,” ujar pelatih berusia 62 tahun ini.

Kehadirannya di final Eropa bersama Sevilla memberikan kesempatan baginya untuk membuktikan kemampuannya, dan akhirnya orang-orang mulai mengakui jasa dan prestasinya.

Dalam perjalanan menuju final Liga Europa, Mendilibar telah membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih yang berpengalaman dan mampu menghadapi tantangan besar.

Ia berharap dapat memanfaatkan momentum ini dan membawa Sevilla meraih kesuksesan yang lebih besar lagi.

Sebagai seorang pelatih yang berpengalaman, Jose Luis Mendilibar telah menghabiskan enam tahun yang panjang di klub Eibar. Pengalamannya di klub tersebut memberikan banyak pengalaman berharga baginya.

Baca juga: Pertarungan Epik di Final Liga Europa: Jose Mourinho Siapkan AS Roma Melawan Sevilla dalam Misi Gelar Juara Beruntun!

Sekarang, di Sevilla, ia merasakan sensasi yang mirip, meskipun pada tingkat yang berbeda.

Mendilibar menyadari bahwa pendekatan yang ia gunakan di Eibar hampir sama dengan yang ia terapkan di Sevilla. Ia percaya bahwa prinsip dan strategi yang ia terapkan dapat memberikan hasil yang positif di kedua klub tersebut.

“Apa yang saya lakukan di Eibar hampir sama dengan apa yang saya lakukan di Sevilla,” tambahnya.

Pelatih berpengalaman ini menyadari betapa besar artinya bagi Sevilla untuk mencapai final Liga Europa. Meskipun klub tersebut sudah terbiasa dengan kompetisi besar, Mendilibar merasa bahwa pencapaian ini sangat berarti.

“Saya tahu kami berada di final Liga Europa. Ini sangat besar untuk Sevilla meskipun mereka sudah terbiasa,” tambahnya.

Mendilibar menegaskan bahwa bertahan selama lima tahun di Eibar memiliki tingkat penting yang sama dengan usahanya untuk membawa Sevilla meraih posisi empat besar atau lebih.

Ia mengakui bahwa setiap klub memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda, tetapi bagi seorang pelatih, konsistensi dan keberhasilan jangka panjang di klub apa pun memiliki nilai yang sama. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta NusantaraSevilla, tim sepak bola yang memiliki catatan yang mengesankan di final Liga Europa, tengah bersiap menghadapi pertandingan melawan AS Roma dengan semangat dan optimisme yang tinggi.

Bek Tanguy Nianzou bahkan menyebutkan bahwa Liga Europa telah menjadi bagian dari semangat mereka. Sevilla telah mencatatkan prestasi yang luar biasa di final Liga Europa, termasuk ketika kompetisi ini masih dikenal sebagai Piala UEFA. Mereka telah mencapai final sebanyak 6 kali dan selalu keluar sebagai pemenang.

Namun, kali ini Sevilla tidak bisa merasa terlalu percaya diri. Alasannya adalah karena pertandingan final akan digelar di Puskas Arena, Budapest, Hungaria.

Tempat tersebut memiliki kenangan buruk bagi mereka. Sebelumnya, Los Nervionenses pernah bermain di Puskas Arena pada Piala Super Eropa 2020 dan mengalami kekalahan dengan skor 1-2 dari Bayern Munich dalam pertandingan yang berlangsung hingga perpanjangan waktu.

Sevilla harus belajar dari pengalaman buruk mereka di Puskas Arena sebelumnya dan berusaha untuk mengubah nasib di tempat tersebut.

Meskipun memiliki rekam jejak yang mengesankan, mereka tidak boleh meremehkan lawan mereka, AS Roma. Pertandingan ini akan menjadi ujian sejati bagi Sevilla dan mereka harus memberikan yang terbaik untuk meraih gelar juara Liga Europa sekali lagi.

Baca juga: Sevilla Misi Mulia: Berikan Gelar Liga Europa untuk Nemanja Gudelj dan Sergio Rico!

Deja Vu Sevilla Kala itu, Sevilla berhasil unggul terlebih dahulu berkat gol penalti Lucas Ocampos hanya setelah 13 menit pertandingan dimulai. Namun, hanya 21 menit berselang, Leon Goretzka berhasil menyamakan kedudukan.

Kemudian, petaka datang pada menit ke-105. Gawang Los Nervionenses berhasil ditembus oleh sundulan Javi Martinez. Kejadian tersebut sungguh tak terduga, terutama karena Martinez baru saja masuk menggantikan Goretzka pada menit ke-99.

Deja vu mungkin menjadi perasaan yang menghantui tim dari Spanyol ini. Terlebih lagi, wasit yang akan memimpin pertandingan kali ini adalah Anthony Taylor.

Taylor juga merupakan wasit yang memimpin pertandingan saat Sevilla mengalami kekalahan dari Bayern pada Piala Super Eropa sebelumnya.

Sementara itu, AS Roma sendiri belum pernah bermain di stadion ini sebelumnya. Namun, mereka bisa mengambil pelajaran dari kesuksesan Juventus yang berhasil meraih kemenangan 4-1 melawan Ferencvaros pada fase grup Liga Champions 2020-2021. I Bianconeri menjadi satu-satunya klub Italia yang pernah berlaga di stadion ini.

Sevilla harus berhati-hati dan tidak mengulangi kesalahan masa lalu. Mereka perlu bermain dengan fokus penuh dan tidak meremehkan lawan.

Pertandingan ini akan menjadi ujian berat bagi mereka, dan mereka harus belajar dari pengalaman buruk sebelumnya untuk meraih hasil yang positif. (*ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara – Sevilla Dengan Tekad Mulia: Mengincar Gelar Liga Europa untuk Dua Sosok Berjasa!.

Mendekati pertandingan final Liga Europa melawan AS Roma, Sevilla tidak hanya memikirkan gelar semata, tetapi juga memiliki motivasi khusus untuk memberikan penghormatan kepada dua sosok penting di tim.

Jesus Navas, kapten Sevilla, mengungkapkan bahwa Nemanja Gudelj dan Sergio Rico menjadi fokus perhatian mereka.

Navas menyatakan, “Nema mendapatkan cinta kami. Semoga saja kami dapat mempersembahkan kemenangan untuk dia dan Sergio Rico yang menghadapi masa-masa sulit.” Kata-kata ini mencerminkan rasa saling mendukung dan kebersamaan yang kuat di antara pemain Sevilla.

Nemanja Gudelj, gelandang Serbia, telah menjadi bagian integral dari tim Sevilla sejak tahun 2019. Sementara itu, Sergio Rico adalah seorang kiper yang tumbuh dan berkembang dalam sistem klub tersebut, menjadi bagian dari tim utama dari 2014 hingga 2020.

Sevilla berharap bisa menghadiahkan gelar Liga Europa kepada kedua sosok ini sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi dan dedikasi mereka.

Duka Mendalam Menghantui Sevilla: Gudelj dan Rico Mengalami Penderitaan Pribadi

Para pemain Sevilla, Nemanja Gudelj dan Sergio Rico, sedang mengalami masa-masa yang penuh duka. Gudelj mengungkapkan kesedihannya karena kehilangan bayi yang dikandung oleh istrinya, Anastasija Raznatovic.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, sang gelandang membagikan berita sedih tersebut kepada penggemarnya.

“Kami telah membagikan berita gembira dan kalian memberikan ucapan selamat. Terima kasih untuk itu. Sayangnya, kami sekarang punya berita buruk. Anastasija dan aku kehilangan bayi kami,” ungkap Gudelj dengan penuh kepedihan.

Dalam situasi yang sulit ini, Gudelj mencoba mempertahankan semangat dengan mengatakan bahwa mereka akan mampu melewati momen yang menyedihkan ini dengan saling mendukung dan cinta.

Dia juga mengungkapkan harapannya akan mendapatkan dukungan semangat dari penggemar mereka.

Di sisi lain, Sergio Rico mengalami kecelakaan saat sedang berkuda yang menyebabkan cedera kepala. Kiper Paris Saint-Germain itu terjatuh dan segera dilarikan ke rumah sakit.

Saat ini, kondisinya belum mengalami perbaikan yang signifikan. Alba Silva, istri Rico, juga mengekspresikan kecemasannya melalui unggahan di media sosial.

Dia memohon agar Rico tidak meninggalkannya sendirian, karena dia tidak bisa membayangkan hidup tanpa kehadiran sang suami. Ungkapan cintanya yang tulus dan kekhawatiran yang mendalam tergambar dengan jelas dalam kata-katanya.

Dalam momen yang menyedihkan ini, para pemain Sevilla dan penggemar mereka memberikan dukungan dan doa kepada Gudelj dan Rico, berharap agar mereka dapat melewati masa-masa sulit ini dengan kekuatan dan keberanian.(*Ibs)