Perekonomian Global
Pewarta Nusantara, Nasional – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa kondisi Perekonomian Global saat ini masih sulit, dengan 96 negara atau setengah dari total negara di dunia menjadi ‘pasien’ Dana Moneter Internasional (IMF).
Hal ini disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam Pidato Politiknya di Rakernas Relawan Arus Bawah di Bogor. Jokowi membandingkan dengan krisis ekonomi pada tahun 1997/1998, di mana saat itu hanya ada 10 negara yang menjadi ‘pasien’ IMF, termasuk Indonesia yang mengalami kehancuran di sektor ekonomi dan pemerintahan.
Meskipun demikian, Jokowi merasa bersyukur bahwa Indonesia masih berada dalam posisi yang baik, dengan pertumbuhan ekonomi yang solid. Pertumbuhan ekonomi tahun lalu mencapai 5,3 persen dan pada kuartal I 2023 mencapai 5,03 persen.
Tingkat inflasi domestik juga terjaga dengan baik, dengan penurunan dari 5 persen menjadi 3,5 persen pada akhir bulan lalu. Jokowi menyampaikan harapannya bahwa dengan mempertahankan kondisi ini, Indonesia dapat menjadi yang terbaik di seluruh dunia dan saat ini sudah menjadi yang terbaik di dalam G20.
Jokowi juga mengingatkan bahwa tidak banyak negara yang dapat bertahan seperti Indonesia dalam menghadapi kondisi sulit. Beberapa negara lain harus menghadapi inflasi tinggi dan lonjakan harga barang yang tidak wajar.
Baca Juga; Gus Yusuf Apresiasi Pondok Pesantren Kreatif Baitul Kilmah Adakan Halaqah Pendidikan Politik Santri
Presiden juga mengungkapkan betapa pentingnya stabilitas harga barang-barang kebutuhan masyarakat, seperti bahan bakar minyak dan pangan, dan menjelaskan bahwa kenaikan harga yang signifikan dapat memicu ketidakpuasan dan aksi demonstrasi.
Oleh karena itu, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah fokus bekerja keras untuk menjaga kondisi ekonomi Indonesia agar tetap baik dan tidak tergolong sebagai negara yang mengalami kesulitan ekonomi.
Dalam kesimpulannya, Jokowi menekankan bahwa kondisi di mana 96 negara menjadi ‘pasien’ IMF, hampir setengah dari jumlah negara di dunia, adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Hal ini menjadi motivasi bagi pemerintah untuk terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia di kancah global. (*Ibs)