Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Menteri Perdagangan

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Nasional - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, melakukan aksi tegas dengan memusnahkan produk Impor senilai Rp12 miliar yang melanggar aturan di Komplek Pergudangan Surya Terang, Sidoarjo, Jawa Timur.

Kolaborasi antara Ditjen Bea Cukai, kejaksaan tinggi, dan kepolisian menjadi langkah konkret dalam memberantas produk ilegal yang menyerbu pasar dalam negeri tanpa dilengkapi dokumen yang sah.

Hal ini menimbulkan dampak serius terhadap industri dan ekonomi Indonesia, karena kompetisi yang ketat di tingkat global menuntut langkah cepat dan tegas dalam menangani masalah ini.

Pemusnahan dilakukan terhadap 12 jenis produk yang ditemukan melanggar aturan dalam proses impor, mencakup produk hewan olahan, kehutanan, keramik, alas kaki, elektronik, kosmetik, makanan dan minuman, mainan anak, tekstil produk tertentu, serta alat ukur air.

Dalam keterangannya, Mendag Zulkifli Hasan menegaskan pentingnya perlindungan terhadap ekonomi Indonesia karena pemusnahan ini sebagai terapi kejut (shock therapy) untuk melindungi industri dalam negeri dari produk ilegal yang merugikan.

Ia mengapresiasi kerja sama dari berbagai pihak yang turut berperan aktif dalam memerangi produk ilegal guna mendorong pertumbuhan ekonomi, mengembangkan UMKM, dan meningkatkan daya saing produk Indonesia.

Langkah pemusnahan ini merupakan tindak lanjut dari pemeriksaan dan pengawasan di luar pabean (post border) selama tahun 2023 oleh Balai Pengawasan Tertib Niaga (BPTN) Surabaya.

Baca Juga; KPK Mendalami Pungli di Rutan KPK: 70 Orang Saksi Diperiksa

Pemeriksaan dan pengawasan ini mengacu pada peraturan yang mengatur tata niaga impor setelah melalui kawasan pabean (post border) dalam upaya untuk menjamin ketaatan importir terhadap peraturan-peraturan yang berlaku.

Selama periode Januari-Juni 2023, BPTN Surabaya telah melakukan pengawasan terhadap 98 perusahaan dan 186 Dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB).

Dari pengawasan ini, ditemukan 33 pelanggaran yang mengakibatkan sanksi peringatan, pemusnahan barang, dan pemblokiran akses kepabeanan.

Acara pemusnahan produk ilegal tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Anggota DPR RI Zainudin Maliki, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Jawa Timur I Untung Basuki, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Iwan, serta para pejabat dari kejaksaan tinggi dan kepolisian daerah. (*Ibs)

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Jakarta - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, secara tiba-tiba melontarkan kritik yang tajam terhadap parlemen Uni Eropa, menyebut mereka diskriminatif dan kejam.

Pernyataan keras tersebut diungkapkannya saat bertemu dengan anggota parlemen Uni Eropa dalam acara "Bhineka Culture Festival" di Pantai Jerman, Bali, pada Jumat (23/6/2023).

Zulkifli menjelaskan alasan di balik kritiknya terhadap tindakan Uni Eropa yang membatasi akses penjualan produk Indonesia, terutama produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dengan mengharuskan sertifikat ramah lingkungan untuk barang yang dijual. Akibat persyaratan ini, beberapa produk UMKM seperti kopi dan sabun mengalami kesulitan untuk masuk ke pasar Uni Eropa.

"Dalam pernyataan saya, saya menyebut mereka jahat dan diskriminatif. Mereka membuat undang-undang tentang deforestasi. Bagaimana bisa kopi, turunan sawit untuk sabun dan kosmetik, serta produk lainnya seperti cokelat, karet, dan lada tidak bisa masuk? Ini adalah hasil produksi petani dan rakyat, mengapa harus ada persyaratan sertifikat? Bagaimana cara mengurusnya? Orang-orang di kampung saya di Lampung diminta untuk mengurus sertifikat, itu tidak mungkin. Jadi, mereka melarang-larang dan menyusahkan," ungkapnya.

Dia juga menambahkan bahwa mereka memang penjajah di masa lalu dan sekarang mereka hanya mengubah modelnya. Meskipun kritiknya membuat anggota parlemen Uni Eropa marah, Zulkifli tidak peduli. Menurutnya, mereka tidak adil dalam kebijakan yang mereka terapkan.

Zulkifli juga mencatat bahwa Uni Eropa seringkali berteriak dan mengkritik di tingkat global ketika kepentingan mereka terganggu, seolah-olah dunia sedang mengalami bencana.

Selain itu, ia juga menyuarakan pertanyaan mengenai dampak lingkungan dari ekspor Uni Eropa, seperti pesawat tempur yang mencemari lingkungan melalui bahan bakar dan suara bisingnya.

"Misalnya pesawat tempur, apakah itu tidak mencemari lingkungan? Bahan bakunya pasti berasal dari tambang. Belum lagi suara bisingnya dan penggunaan minyaknya. Bayangkan saja. Jadi, ini tidak adil. Itulah yang saya sampaikan," tegasnya.

Baca juga: PBB Mengutuk Penggunaan Persenjataan Militer Canggih Israel di Jenin yang Meningkatkan Eskalasi Kekerasan

Meskipun mendapat reaksi emosional dari anggota parlemen Uni Eropa, Zulkifli tetap teguh pada pandangannya dan berusaha menyuarakan kepentingan Indonesia serta menyoroti ketidakadilan dalam kebijakan perdagangan Uni Eropa yang dianggapnya merugikan UMKM Indonesia. (*Ibs)