IRGC
Pewarta Nusantara - Komandan Organisasi Intelijen Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Mohammad Kazemi, mengungkapkan bahwa hampir 20 negara memiliki agen mata-mata yang terlibat dalam mengorganisir protes anti-pemerintah di Iran pada musim gugur tahun lalu.
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, Uni Emirat Arab, Prancis, dan Jerman, hingga Israel, aktif dalam merencanakan dan melaksanakan aksi-aksi yang memicu kerusuhan di negara tersebut.
Kasus yang memicu protes di Iran adalah kematian Mahsa Amini, seorang wanita 22 tahun, yang diduga meninggal akibat serangan jantung setelah bertengkar dengan seorang pengawas di fasilitas polisi moralitas terkait pemakaian jilbab yang tidak tepat.
Desas-desus bahwa dia telah dipukuli oleh polisi menjadi penyulut aksi protes di Teheran dan menyebar ke kota-kota lainnya. Namun, catatan medis dan rekaman kamera keamanan yang dirilis oleh pemerintah kemudian membantah klaim tersebut.
Keterlibatan agen-agen mata-mata asing dalam memanipulasi situasi politik dan sosial di Iran menjadi bukti bahwa ada upaya dari luar untuk mengganggu stabilitas negara tersebut.
Pemerintah Iran meyakini bahwa kerusuhan tersebut adalah hasil dari campur tangan asing yang berusaha menggulingkan penguasa ulama Iran.
Baca juga: Perlawanan Ukraina Dapat Angin Segar! UE Siap Gelontorkan Paket Bantuan Baru Senilai $55 Miliar
Informasi ini mengungkapkan sisi gelap upaya yang dilakukan oleh negara-negara tertentu untuk mencampuri urusan dalam negeri Iran dan memanfaatkan ketegangan internal untuk mencapai tujuan politik mereka. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - IRGC Iran Berhasil Melakukan Uji Terbang Drone Bomber Serbaguna dalam Proyek Arbaeen.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran berhasil melaksanakan uji terbang sukses dari drone pembom serbaguna pada hari Minggu (11/6), sebagai bagian dari proyek yang dikenal dengan nama Arbaeen.
Dilaporkan oleh sebuah kantor berita Iran, drone ringan yang dirancang, dikembangkan, dan diproduksi oleh unit penelitian dan pengembangan IRGC mampu membawa bom dengan berat hingga 7 kilogram (15,4 pon) dan mengirimkannya ke target dengan jarak hingga 500 meter (1.640 kaki) dari permukaan tanah.
Selain itu, drone ini juga dapat membawa dan meluncurkan hingga 10 rudal kecil secara simultan untuk menargetkan berbagai sasaran.
Menurut laporan yang dikutip dari Sputnik News, drone ini memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat secara vertikal dengan dua mesin, sehingga menjadikannya alat yang sangat berguna bagi berbagai unit IRGC dan mampu beroperasi di berbagai medan.
Drone ini akan memenuhi kebutuhan pasukan darat IRGC dalam menghadapi kelompok teroris di perbatasan barat laut dan tenggara negara yang sulit dijangkau.
Baca juga: Kanada dan Inggris Bantukan Miliaran Dolar untuk Ukraina dalam Upaya Menghadapi Konflik
Drone bomber serbaguna ini merupakan salah satu contoh inovasi yang dilakukan oleh IRGC dalam mengembangkan teknologi militer.
Uji terbang yang sukses ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam kemampuan operasional Iran dalam hal pertahanan dan keamanan.
IRGC terus berupaya meningkatkan kekuatan dan daya deterensi negara dengan mengembangkan peralatan militer yang canggih dan efektif. (*Ibs)