Pewarta Nusantara Menu

Ibadah

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Setiap perbuatan manusia sejatinya dalam kekuasaan Allah. Makan minum berjalan tidur dan lain sebagainya tidak lepas dari pengetahuan Allah. Maka manusia sudah seharusnya senantiasa mengingatNya. Selain dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan maupun berupa larangan-larangan semisal salat, maka sudah semestinya manusia tidak lalai untuk senantiasa mengingat dan menyebut Allah (dzikir) dengan berdo’a dan sebisa mungkin tidak lalai atasnya.

Islam adalah ajaran yang lengkap hingga detail. Setiap perbuatan dijelaskan dan diberikan tuntunannya. Maka tidak heran setiap perbuatan manusia sejatinya terdapat do’a, baik ketika memulai atau dalam prosesnya. Sebagai ilmu, pemahaman ini akan memudahkan manusia dalam proses menjalani kehidupannya serta menjadikannya menang dengan meraih keberkahan amal atau perbuatannya melalui do’a-do’a.

Ajaran lengkap, mendasar dan menyeluruh terdapat dalam al-Qur’an serta dilengkapi tuntunan berupa percontohan dari Nabi, yang didapat dari Hadits-hadits beliau. Termasuk dalam perbuatan, Rasulullah sebagai penyandang akhlak mulia di muka bumi ini sebagai suri teladan yang baik, mencontohkan bagaimana perbuatan dijalankan adalah mengharap ridlo Allah. Bahkan, usaha mencari rezeki (perniagaan dan perdagangan) adalah termasuk Ibadah.

Makan dimulai dengan do’a, “Allahumma baariklanaa fii maa rozaqtanaa, wa qinaa ‘adzaabannaar”, artinya “ya Allah berkahilah milik kami atas apa yang telah Engkau berikan (rezeki), dan jauhkanlah kami dari adzab neraka.” Dalam contoh makan, al-Ghazali menjelaskan bahwa pada suapan pertama makan adalah dengan mengucap “bismillah” (“dengan Nama Allah”), suapan kedua, “bismillahirrohmaan” (“dengan Nama Allah yang Maha Pengasih”), serta suapan ketiga adalah, “bismillahirrohmaanirrohiim” (“dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang”).

Contoh lain dalam berjalan, dalam hal ini berjalan ke masjid, sebagaimana dijelaskan artikel Langkah Penghapus Dosa Mendatangkan Pahala, “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah” (“Dengan Nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah”) langkah awal selepas keluar rumah mengucap do’a tersebut. Langkah berikutnya merupakan langkah menuju masjid. Nabi Muhammad mengajarkan sebuah doa berangkat ke masjid, setiap langkah diiringi doa berikut:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَفِى لِسَانِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى سَمْعِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِى نُورًا وَمِنْ أَمَامِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِى نُورًا وَمِنْ تَحْتِى نُورًا. اللَّهُمَّ أَعْطِنِى نُورًا

(“Allahummaj’al fii qalbii nuura wa fii lisaanii nuuraa waj’al fii sam’ii nuuraa waj’al fii basharii nuuraa waj’al min khalfii nuuraa wamin amaamii nuuraa waj’al min fauqii nuuraa wa min tahtii nuuraa. Allahumma a’thinii nuuraa”) Artinya: “Ya allah jadikanlah hatiku bercahaya, lisanku bercahaya, pendengaranku bercahaya, penglihatanku bercahaya. Jadikanlah Ya Allah belakangku bercahaya, depanku bercahaya, atasku bercahaya dan bawahku bercahaya. Ya Allah, berikanlah cahaya untukku.” (HR Bukhari Muslim).

Intinya setiap perbuatan kiranya senantiasa diringi dengan do’a. Mengingat Allah dengan secara spesifik berdo’a sesuai dengan kondisi di mana, kapan dan sedang melakukan apa pun senantiasa dalam kesadaran akan Allah dengan berdo’a kepadaNya. Maka untuk senantiasa menggali ilmu dan mengamalkannya akan membentengi diri secara syar’i, dengan bimbingan Nabi, termasuk dalam menghadapi musuh atau penguasa sekali pun.