Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Jenin

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Internasional - Serangan balasan terjadi ketika pesawat tempur Israel mengebom Gaza sebagai tanggapan atas serangan roket yang dilancarkan oleh Hamas dari Jalur Gaza pada Rabu (5/7) dini hari.

Serangan Israel menghantam fasilitas produksi senjata bawah tanah milik Hamas, kelompok Palestina yang menguasai Jalur Gaza. Beruntungnya, tidak ada laporan mengenai korban dalam serangan tersebut.

Serangan ini terjadi setelah Israel mengklaim bahwa mereka berhasil menembak jatuh lima roket yang ditembakkan ke selatan Israel dari Jalur Gaza.

Pasukan Israel kemudian mengumumkan penarikan pasukan mereka dari Jenin pada hari Rabu, mengakhiri serangan darat dan udara selama dua hari yang telah menewaskan setidaknya 12 warga Palestina dan melukai sekitar 100 lainnya.

Baca Juga: Dosen dan Peneliti Unair Ciptakan Terobosan Revolusioner: Formula Pembuatan Kornea Mata Artifisial

Akibat serangan tersebut, ribuan warga Palestina di Tepi Barat merayakan penarikan pasukan Israel. Kamp pengungsi Jenin, yang menjadi target serangan, kini dihuni oleh ribuan warga Palestina yang merupakan keturunan dari orang-orang yang diusir pada saat berdirinya negara Israel pada tahun 1948.

Palang Merah Palestina melaporkan bahwa sekitar 500 keluarga, dengan total sekitar 3.000 orang, telah dievakuasi dari kamp tersebut.

Serangan ini mendapat kecaman dari berbagai negara dan organisasi, termasuk Iran, Mesir, Yordania, dan Liga Arab.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan kekhawatirannya yang mendalam terhadap serangan di Jenin dan akan mengadakan pertemuan pada hari Jumat untuk membahas situasi tersebut. (*Ibs)

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, New York - Pernyataan Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, mengenai penggunaan persenjataan militer canggih Israel di Jenin, Tepi Barat, telah mengecam tindakan tersebut.

PBB menganggap kekerasan yang terjadi di kota tersebut sebagai situasi yang berisiko lepas kendali. Serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel di kamp pengungsi Jenin telah menewaskan tujuh warga Palestina, termasuk anak-anak.

Volker Turk menekankan bahwa penggunaan persenjataan berat semakin memperburuk situasi dan mendesak Israel untuk menghentikan kekerasan.

Dalam pernyataannya, Turk menyoroti intensifikasi penggunaan senjata yang melampaui situasi penegakan hukum dan berisiko memicu konflik lebih lanjut.

Ia memperingatkan bahwa retorika politik yang keras dan peningkatan penggunaan persenjataan militer canggih oleh Israel telah memicu eskalasi kekerasan di Tepi Barat.

Turk mengimbau Israel untuk mematuhi hukum internasional dan mengubah kebijakan serta tindakannya sesuai dengan standar hak asasi manusia internasional.

Situasi ini semakin memanas setelah serangan tersebut diikuti oleh penembakan yang dilakukan oleh pemberontak Palestina, menewaskan empat pemukim Israel.

Akibatnya, terjadi serangan balasan dari pemukim Israel yang menyerbu kota-kota Palestina, menyebabkan kerusakan properti dan korban jiwa.

Kamp Jenin telah menjadi pusat perhatian dan simbol perlawanan bagi warga Palestina sejak serangan militer besar-besaran yang terjadi pada tahun 2002, ketika 52 warga Palestina tewas.

Israel, yang telah meningkatkan serangan militer di wilayah yang didudukinya, kini harus menghadapi kecaman internasional atas tindakan yang dianggap melanggar hukum internasional.

Pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki menjadi salah satu isu yang memperumit konflik antara Israel dan Palestina. Lebih dari 700.000 warga Israel tinggal di pemukiman-pemukiman tersebut, yang tidak diakui sebagai bagian dari wilayah Israel menurut hukum internasional.

Baca juga: Kasus Penularan Virus West Nile Mencapai Angka Tertinggi di Eropa, ECDC Minta Langkah Perlindungan Ditingkatkan

Sengketa terkait pemukiman-pemukiman ini menjadi salah satu pemicu ketegangan antara kedua belah pihak dan menciptakan ketidakstabilan di wilayah tersebut. (*Ibs)