Putri Ariani
Pewarta Nusantara, Bantul, Yogyakarta – Sekolah Menengah Musik (SMM) atau dikenal juga dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 2 Kasihan, yang terletak di Bantul, Yogyakarta, menjadi sorotan publik setelah Putri Ariani, penyanyi pop solo disabilitas netra yang sedang naik daun, diketahui bersekolah di sana.
Sekolah ini memiliki visi dan misi yang kuat dalam bidang musik klasik dengan landasan kearifan lokal dan nilai-nilai keimanan.
Dalam upaya mencapai visinya, SMM / SMKN 2 Kasihan memiliki visi menjadi sekolah unggulan dalam bidang musik klasik yang berwawasan kearifan lokal berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.
Misi sekolah ini adalah mengembangkan sumber daya secara optimal dalam menghadapi kompetisi global, melaksanakan pendekatan pembelajaran berbasis saintifik, mengembangkan sarana prasarana sesuai perkembangan iptek, mengintegrasikan kearifan lokal dalam proses pembelajaran, menanamkan nilai-nilai karakter bangsa kepada semua warga sekolah, dan mengintegrasikan unsur-unsur religi dalam semua kegiatan sekolah.
Seluruh warga SMK N 2 Kasihan mengjunjung tinggi nilai-nilai yang menjadi pedoman dalam menjalankan misi sekolah ini.
Nilai-nilai tersebut antara lain adalah sikap melaksanakan dan menghormati nilai agama dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, menjunjung budaya adiluhung daerah sebagai warga Negara Republik Indonesia yang sopan dan santun dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, musyawarah dan mufakat dalam memutuskan semua permasalahan serta mengedepankan rasa kebersamaan, memiliki kecenderungan berfikir dan bertindak ke arah membangun, serta menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Dalam mencapai tujuannya, SMK Negeri 2 Kasihan memiliki beberapa tujuan yang jelas. Tujuan-tujuan tersebut antara lain adalah menghasilkan lulusan yang unggul dan kompetitif di bidang musik klasik, menjadi sekolah rujukan untuk bidang keahlian seni musik klasik, membekali lulusan yang mampu menyesuaikan perkembangan iptek, menanamkan kesadaran untuk merasa memiliki kearifan lokal, membentuk lulusan yang berkarakter Indonesia, dan menjadikan lulusan yang beriman dan bertaqwa sesuai agama yang dianutnya.
SMM / SMKN 2 Kasihan memberikan wadah bagi para siswa seperti Putri Ariani untuk mengembangkan bakat dan minat mereka di bidang musik klasik. Dengan lingkungan pendidikan yang berkualitas dan fokus pada bidang musik, diharapkan lulusan dari sekolah ini dapat menjadi profesional yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.
Sejarah Singkat SMK Negeri 2 Kasihan
SMK Negeri 2 Kasihan, sebelumnya dikenal sebagai Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta, memiliki sejarah panjang yang dimulai pada tanggal 17 Desember 1951. Pada tanggal tersebut, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran & Kebudayaan, Mr. Wongso Negoro Nomor 35520/RAB, didirikan Sekolah Musik dengan nama Sekolah Musik Indonesia (SMIND). Inisiatif pendirian sekolah ini berasal dari masyarakat musik dan budayawan di Indonesia, khususnya pemusik Kraton Yogyakarta.
Pada awalnya, SMIND belum memiliki fasilitas sendiri, sehingga kegiatan pendidikan sementara dilaksanakan di rumah kepala sekolah, yang terletak di Jetis Yogyakarta (sekarang Hotel Mustokoweni), dengan memanfaatkan fasilitas pribadi milik Ir. S. Prawiro Negoro. Pada akhir tahun 1952, SMIND pindah ke Jl. Suryodiningratan 6 Yogyakarta.
Perjalanan kepemimpinan di SMIND pun berganti-ganti, dengan Soemarjo LE menjadi Kepala Sekolah pada tahun 1952-1953, Amir Pasaribu pada tahun 1954-1955, dan Dailamy Hasan pada tahun 1956-1964. Pada tahun 1965, lama pendidikan di SMIND dipersingkat menjadi 4 tahun, dan IG. Nyoman Suasta menjadi Kepala Sekolah pada tahun 1965-1971. Kemudian, Ramli Abdurrahman menjabat sebagai Kepala Sekolah dari tahun 1972 hingga 1981/1982.
Pada tahun 1976, melalui Surat Keputusan Menteri No. 0295/U/1976, SMIND berganti nama menjadi Sekolah Menengah Musik (SMM) Negeri Yogyakarta dan berada di bawah naungan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Pada tahun 1978, terjadi perubahan awal tahun ajaran dari bulan Januari menjadi bulan Juli.
Pada periode tahun ajaran 1982/1983 hingga 1995/1996, kepemimpinan dipegang oleh Drs. M. Dimyati. Pada tahun 1984, SMM pindah ke Kampus Mardawa Mandala, Jl. PG. Madukismo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Pada tahun 1994, lama pendidikan dipersingkat menjadi 3 tahun, seiring dengan diterapkannya Kurikulum 1994.
Pada tahun 1997, melalui Surat Keputusan Mendikbud No. 036/0/1997, nama Sekolah Menengah Musik (SMM) diganti menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kasihan. Pada periode tahun ajaran 1996/1997 hingga 1998/1999, kepemimpinan dipegang oleh Moordiana, dan pada tahun 1999/2000, Drs. Haris Wahyudi menjadi Kepala Sekolah.
Pada bulan Juli 2005, kepemimpinan SMKN 2 Kasihan beralih ke Drs. Amik Setiaji, M.Pd. Pada bulan Oktober 2006, SMKN 2 Kasihan dipimpin oleh Drs. Samsuri Nugroho.
Pada era kepemimpinan ini, sejak tahun 2007, SMKN 2 Kasihan diproyeksikan oleh Kementerian Pendidikan Nasional sebagai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Pada tahun 2008, melalui program SMK SBI Invest ADB, SMKN 2 Kasihan terpilih sebagai SMK SBI.
Mulai tanggal 4 Juli 2018, posisi Kepala Sekolah dijabat oleh Agus Suranto, S.Pd., M.Sn. Di bawah kepemimpinan yang berkelanjutan ini, SMKN 2 Kasihan terus mengembangkan dan memperjuangkan visi dan misinya dalam menghasilkan lulusan unggul dan kompetitif di bidang musik klasik, menjadi sekolah rujukan untuk keahlian seni musik klasik, dan membentuk lulusan yang berkarakter Indonesia serta beriman dan bertaqwa sesuai dengan agama yang dianutnya.
Profil Singkat SMK Negeri 2 Kasihan
Berikut adalah profil Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kasihan:
- Nama Sekolah: SMK Negeri 2 Kasihan
- Alias: Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta
- Lokasi: Kasihan, Bantul, Yogyakarta
- Tanggal Pendirian: 17 Desember 1951
- Visi:
- Menjadi sekolah unggulan dalam bidang musik klasik yang berwawasan kearifan lokal berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.
- Misi:
- Mengembangkan sumber daya secara optimal dalam menghadapi kompetisi global.
- Melaksanakan pendekatan pembelajaran berbasis saintifik.
- Mengembangkan sarana prasarana sesuai perkembangan iptek.
- Mengintegrasikan kearifan lokal dalam proses pembelajaran.
- Menanamkan nilai-nilai karakter bangsa kepada semua warga sekolah.
- Mengintegrasikan unsur-unsur religi dalam semua kegiatan sekolah.
- Nilai-nilai yang Ditekankan:
- Agama: Sikap melaksanakan dan menghormati nilai agama dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
- Berbudaya: Menjunjung budaya adiluhung daerah sebagai warga Negara Republik Indonesia yang sopan dan santun dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
- Musyawarah dan Mufakat: Musyawarah dan mufakat dalam memutuskan semua permasalahan serta mengedepankan rasa kebersamaan seluruh warga sekolah.
- Tanggap: Memiliki kecenderungan berfikir dan bertindak ke arah membangun.
- Prinsip Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi: Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari pada unit masing-masing, senantiasa ada koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik ke dalam maupun keluar lingkungan sekolah untuk kelancaran tugas-tugasnya.
- Tujuan:
- Menghasilkan lulusan yang unggul dan kompetitif di bidang musik klasik.
- Menjadi sekolah rujukan untuk bidang keahlian seni musik klasik.
- Menjadikan lulusan yang mempunyai kompetensi komprehensif.
- Membekali lulusan yang mampu menyesuaikan perkembangan iptek.
- Menanamkan kesadaran untuk merasa memiliki kearifan lokal.
- Membentuk lulusan yang berkarakter Indonesia.
- Menjadikan lulusan yang beriman dan bertaqwa sesuai agama yang dianutnya.
- Kepala Sekolah:
- Tahun 1952-1953: Soemarjo LE
- Tahun 1954-1955: Amir Pasaribu
- Tahun 1956-1964: Dailamy Hasan
- Tahun 1965-1971: IG. Nyoman Suasta
- Tahun 1972-1981/1982: Ramli Abdurrahman
- Tahun 1982/1983-1995/1996: Drs. M. Dimyati
- Tahun 1996/1997-1998/1999: Moordiana
- Tahun 1999/2000: Drs. Haris Wahyudi
- Tahun 2005-sekarang: Drs. Amik Setiaji, M.Pd (sebelumnya), Drs. Samsuri Nugroho (sejak Oktober 2006), Agus Suranto, S.Pd., M.Sn (sejak 4 Juli 2018).
Profil sekolah ini mencerminkan komitmen mereka untuk menyediakan pendidikan berkualitas di bidang musik klasik, mengintegrasikan kearifan lokal, serta membentuk lulusan yang memiliki karakter Indonesia yang kuat.
Pewarta Nusantara, Yogyakarta – Putri Ariani, seorang penyanyi pop solo disabilitas netra asal Indonesia, sedang menjadi perbincangan hangat setelah tampil memukau di ajang America’s Got Talent (AGT) 2023.
Ia berhasil memperoleh Golden Buzzer di AGT 2023 tersebut. Putri Ariani, yang berasal dari Yogyakarta, saat ini bersekolah di SMM Yogyakarta atau SMK N 2 Kasihan, Bantul.
Nama aslinya adalah Ariani Nisma Putri, dan ia lahir di Riau pada 31 Desember 2005. Dengan Golden Buzzer yang ia raih, Putri Ariani mendapatkan tiket langsung untuk tampil di panggung AGT 2023 secara live.
Hal ini juga berarti bahwa ia otomatis mendapatkan posisi di babak semifinal America’s Got Talent 2023 tanpa perlu melewati babak bootcamp kompetisi lagi.
Putri Ariani berhasil meraih Golden Buzzer setelah menyajikan penampilan memukau dengan membawakan lagu Loneliness, lagu ciptaannya sendiri yang ia mainkan dengan iringan piano yang juga dimainkannya sendiri.
Simon Cowell, salah satu juri AGT 2023, bahkan meminta Putri Ariani untuk menyanyikan lagu kedua, yakni Sorry Seems To Be The Hardest Word dari Elton John, yang juga berhasil memukau penonton dan dewan juri.
Putri Ariani telah memiliki perjalanan karier yang mengesankan sebelumnya. Ia meraih gelar juara dalam acara Indonesia’s Got Talent pada tahun 2014, yang membuat namanya semakin dikenal.
Pada tahun 2016, Putri Ariani menerima penghargaan Anugerah Baiduri sebagai penyanyi cilik berprestasi tingkat nasional, serta meraih peringkat kedua dalam kompetisi literasi FLS2N tingkat nasional.
Ia juga menjadi finalis dalam musim kedua acara The Voice Kids Indonesia pada tahun yang sama. Putri Ariani memiliki kemampuan dalam bermain piano dan menciptakan lagu-lagu.
Baca juga: Ini yang Dikatakan Simon Cowell kepada Putri Ariani: ‘Suara Luar Biasa dan Khas, Kamu Sangat Bagus!
Ia juga mengembangkan karyanya melalui saluran YouTube-nya dan merilis album perdana berjudul “Melihat Dengan Hati”.
Profil dan Biodata Putri Ariani
- Nama: Putri Ariani
- Nama Lengkap: Ariani Nisma Putri
- Tempat, Tanggal Lahir: Riau, 31 Desember 2005
- Agama: Islam
- Sekolah: SMM Yogyakarta atau SMK N 2 Kasihan Yogyakarta
- Nama Ayah: Ismawan Kurnianto
- Nama Ibu: Reni Alfianty
- Instagram: @arianinismaputri
- Youtube: @putriarianiofficial
- Album Pertama: Melihat Dengan Hati (rilis 16 Oktober 2020)
Tampilan spektakuler Putri Ariani di panggung America’s Got Talent 2023 dengan lagu ciptaannya sendiri, Loneliness, serta keahliannya dalam memainkan grand piano, berhasil mencuri perhatian penonton dan juri.
Simon Cowell, sebagai juri dalam ajang tersebut, memberikan Golden Buzzer tanpa ragu kepada penyanyi berbakat asal Indonesia ini.
Pewarta Nusantara, Yogyakarta – America’s Got Talent (AGT) menyaksikan momen yang mengesankan saat Simon Cowell, salah satu juri terkenal dalam kompetisi tersebut, memberikan pujian yang tak terhingga kepada penyanyi tunanetra asal Indonesia, Putri Ariani.
Dalam sebuah momen yang tak terlupakan, Cowell tidak hanya memuji Putri, tetapi juga memberikannya penghargaan Golden Buzzer.
Dalam momen penampilan Putri yang memukau di panggung AGT, Simon Cowell tak bisa menyembunyikan kekagumannya.
Dengan tatapan penuh kekaguman, Cowell mengatakan, “Kamu masih berusia 17 tahun, kamu menulis lagu, kamu memiliki suara yang luar biasa dan khas, dan maksud saya sangat, sangat bagus.” Ungkapan tersebut menggambarkan betapa terkesannya Cowell dengan bakat luar biasa yang dimiliki oleh Putri.
Pujian dari Simon Cowell yang diiringi dengan penghargaan Golden Buzzer bukanlah sesuatu yang diberikan dengan sembarangan.
Cowell terkenal sangat selektif dalam memberikan pujian dan apresiasi kepada peserta AGT. Namun, penampilan Putri yang menghipnotis dan kemampuannya dalam menulis lagu serta suara yang luar biasa berhasil menarik perhatian dan mengesankan juri tersebut.
Putri Ariani, seorang penyanyi muda yang berbakat dan tunanetra, berhasil memukau juri-juri AGT, termasuk Simon Cowell yang dikenal dengan kritikannya yang tajam.
Dengan pujian dan penghargaan yang didapatkan dari Cowell, Putri kini memasuki babak semifinal AGT dengan langkah yang pasti. Prestasinya menjadi bukti bahwa bakat luar biasa dapat mengatasi segala rintangan, dan Putri Ariani siap untuk melangkah lebih jauh dalam kompetisi bergengsi ini.
Pewarta Nusantara, Yogyakarta – Penyanyi tunanetra asal Indonesia, Putri Ariani, menunjukkan kemampuannya yang luar biasa di panggung America’s Got Talent (AGT).
Keempat juri, Simon Cowell, Heidi Klum, Howie Mandel, dan Sofia Vergara, terpesona oleh penampilannya yang memukau. Putri tidak hanya mendapatkan apresiasi dari para juri, tetapi juga memperoleh penghargaan Golden Buzzer.
Putri Ariani, seorang siswi kelas XI di SMK Negeri 2 Kasihan, Bantul, atau dikenal sebagai Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta, telah menorehkan prestasi yang luar biasa.
Namun, dia bukan satu-satunya yang mencatat pencapaian gemilang dalam dunia tarik suara dari talenta asal Yogyakarta. Sebelumnya, Salma Salsabil Aliyyah, seorang mahasiswi dari ISI Yogyakarta, juga berhasil menjadi juara dalam ajang pencarian bakat Indonesian Idol.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, dengan bangga mengungkapkan kegembiraannya atas prestasi yang diraih oleh para pelajar di DIY. Keberhasilan Putri dan Salma telah membawa kehormatan bagi tempat mereka belajar dan juga DIY secara keseluruhan.
Singgih menyatakan bahwa Pemda DIY terus memberikan dukungan dan apresiasi kepada para bakat yang ada di DIY. Selaku Pj Wali Kota Yogyakarta, ia berkomitmen untuk memberikan ruang dan kesempatan bagi para seniman untuk berkolaborasi dalam berbagai acara dan destinasi wisata.
Menurutnya, destinasi wisata tidak hanya berhubungan dengan pantai, tetapi juga perlu dikombinasikan dengan aktivitas lainnya agar semakin menarik. Singgih menjelaskan bahwa acara-acara dengan tema budaya, ekonomi kreatif, musik, seni pertunjukan, dan sebagainya dapat dijadikan daya tarik tambahan.
Penampilan Putri Ariani di panggung AGT menjadi viral dan mengundang decak kagum. Sebagai seorang gadis berusia 17 tahun, ia tampil percaya diri sambil memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris yang fasih kepada keempat juri.
Dengan memainkan piano dan membawakan lagu ciptaannya sendiri, penampilannya menghipnotis juri dan penonton di studio.
Setelah aksinya selesai, para juri serta penonton memberikan standing ovation. Simon Cowell bahkan mendekati Putri di panggung, memperkenalkan diri, dan meminta Putri untuk menyanyikan lagu lagi.
Penampilan keduanya juga berhasil memukau seluruh studio, bahkan beberapa penonton tak kuasa menahan air mata mendengarkan suara indah Putri.
Para juri memberikan pujian yang sangat tinggi terhadap penampilan Putri. Mereka menyebutnya seperti superstar dan malaikat.
Simon Cowell kembali memuji Putri dan memberikan Golden Buzzer untuknya, dengan mengatakan, “Kamu masih berusia 17 tahun, kamu menulis lagu, kamu memiliki suara yang luar biasa dan khas, dan maksud saya sangat, sangat bagus.”
Dengan Golden Buzzer tersebut, Putri langsung melaju ke babak semifinal kompetisi AGT tanpa melalui tahap bootcamp.
Prestasi Putri tak terlepas dari bakatnya dalam menyanyi yang telah terlihat sejak usia 8 tahun saat ia mengikuti kompetisi Indonesia’s Got Talent, bahkan memiliki suara indah dalam melantunkan ayat suci Al-Quran.