OCHA
Pewarta Nusantara, Damaskus – Sepuluh truk bantuan PBB akhirnya berhasil melintasi wilayah pemerintah Suriah dan tiba di Idlib yang dikuasai pemberontak.
Hal ini terjadi setelah beberapa kali terhambat dan dicegat sejak gempa bumi dahsyat yang melanda Turki dan Suriah pada Februari 2023.
Pengiriman bantuan terakhir yang melintasi garis depan dalam konflik ini terjadi pada awal Januari. Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengumumkan keberhasilan ini melalui pernyataan di Twitter pada Jumat (23/6).
Sejak gempa bumi terjadi, konvoi-konvoi bantuan telah dicegah untuk masuk ke provinsi Idlib dari daerah yang dikuasai pemerintah oleh kelompok bersenjata Hayat Tahrir al-Sham yang dominan di wilayah tersebut.
Lebih dari tiga juta orang, sebagian besar adalah pengungsi akibat perang di Suriah, tinggal di wilayah Idlib yang dikuasai oleh Hay’at Tahrir al-Sham.
Pengiriman bantuan ke daerah terdampak telah menjadi medan perjuangan politik antara para penentang Presiden Bashar al-Assad dan berbagai organisasi bantuan.
Para penentang al-Assad dan sejumlah organisasi bantuan mendorong PBB untuk mengirim lebih banyak bantuan melalui Turki ke Suriah bagian utara. Di sisi lain, pemerintah Suriah dan Rusia mendesak agar bantuan dikirim melalui Damaskus.
Sebagai tanggapan atas hambatan dan tuntutan politik ini, al-Assad setuju untuk membuka dua pintu perbatasan baru dari Turki, yaitu Bab al-Salam dan al-Raee, untuk sementara waktu.
Namun, sebagian besar bantuan lintas batas tetap dikirim melalui Bab al-Hawa. Mandat pengiriman bantuan lintas batas di Bab al-Hawa akan diperbaharui bulan depan di Dewan Keamanan.
Keputusan Hay’at Tahrir al-Sham untuk mengizinkan pengiriman bantuan mungkin terkait dengan pemungutan suara bulan depan di PBB, di mana persetujuan Rusia akan menjadi faktor penentu.
Syria Response Coordination Group, sebuah organisasi kemanusiaan yang beroperasi di barat laut Suriah, menyoroti fakta bahwa konvoi kemanusiaan telah terjebak dalam ketegangan politik internasional.
Baca juga: Pabrik Drone Turki di Ukraina Menjadi ‘Target Sah’ untuk Rusia: Tensi Militer dan Implikasi Regional
Mereka meminta organisasi internasional untuk mencari cara agar lebih banyak bantuan dapat mencapai daerah tersebut. Situasi ini menunjukkan kompleksitas dalam memberikan bantuan kemanusiaan di tengah konflik yang berkecamuk dan kepentingan politik yang terlibat. (*Ibs)