Pewarta Nusantara Menu

Maryinka

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara – Dalam perkembangan terbaru di Ukraina, pasukan Rusia dilaporkan telah berhasil menghancurkan kelompok pengintai Ukraina di distrik Maryinka di Republik Rakyat Donetsk (DPR).

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menyampaikan informasi ini kepada Sputnik, mengungkapkan bahwa unit pasukan dari kelompok “Vostok” ditempatkan di arah selatan Donetsk dan berhasil menghancurkan kelompok musuh dengan dukungan artileri di desa Prechystevka, yang terletak di distrik Maryinka.

Selain itu, juru bicara tersebut juga menyebutkan bahwa unit artileri Rusia melancarkan serangan dan berhasil menghancurkan dua titik penempatan sementara pasukan Ukraina di wilayah Zaporozhye, yang terdeteksi melalui pengintaian udara.

Serangan tersebut juga berhadapan dengan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang berhasil dipukul mundur menuju arah Zaporozhye, serta tiga roket yang ditembak jatuh oleh sistem rudal anti-pesawat Buk.

Tidak hanya itu, howitzer M777 produksi AS juga dilaporkan dihancurkan menggunakan amunisi berkeliaran presisi Lancet.

Operasi militer Rusia di Ukraina telah dimulai sejak Februari 2022, setelah permintaan bantuan dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk untuk mempertahankan diri dari provokasi Ukraina.

Respons terhadap operasi Rusia ini, negara-negara Barat telah meluncurkan kampanye sanksi yang komprehensif terhadap Moskow dan memasok senjata ke Ukraina.

Pada tanggal 30 September 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin bersama kepala Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, serta wilayah Kherson dan Zaporozhye, menandatangani perjanjian tentang aksesi wilayah-wilayah tersebut ke Rusia, berdasarkan hasil referendum yang menunjukkan mayoritas penduduk mendukung menjadi bagian dari Rusia.

Dalam konteks ini, negara-negara Barat juga telah secara signifikan meningkatkan dukungan ekonomi dan militer mereka bagi pemerintah Ukraina, termasuk dalam hal pertahanan udara, sistem peluncuran roket, tank, artileri gerak sendiri, senjata antipesawat, kendaraan lapis baja, dan berbagai jenis amunisi.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada bulan Januari, menyatakan bahwa pasokan senjata ke Ukraina oleh negara-negara Barat menjadi bukti keterlibatan mereka yang langsung dan terus meningkat dalam konflik tersebut.

Perkembangan terbaru ini menunjukkan bahwa eskalasi konflik di Ukraina terus berlanjut dengan tindakan militer yang semakin intensif antara pasukan Rusia dan Ukraina.