Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Soren Kierkegaard dan Filsafat Eksistensialisme-nya

Soren Kierkegaard

Pewartanusantara.com - Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengetahuan ketuhanan. Tidak hanya tahu, tetapi juga untuk paham. Bebas bukan berarti tidak bertanggungjawab. Sebab, pada dasarnya eksistensi manusia di mata Tuhan butuh pertanggungjawaban. Aspek yang satu ini sangat erat kaitannya dengan teologi. Dalam teori Teologi sendiri, perlu dibahas lebih jauh biografi Soren Kierkegaard, sang bapak eksistensialisme sebagai berikut.

Soren Kierkegaard Lahir dari Seorang Pedagang

Soren Kierkegaard lahir Kopenhagen, Denmark, pada 05 Mei 1813. Soren merupakan anak ketujuh yang lahir dari seorang ibu bernama Anne Sorendatter Lund. Adapun ayahnya, Michael Pedersen Kierkegaard adalah seorang penjual pakaian di kota Kopenhagen. Michael yang seorang pedagang kemudian menjadi saudagar yang suskes.

Meskipun telah sukses, pada akhirnya Michael mengubah pemikirannya dan berhenti berdagang saat usia 40 tahun. Ia berfokus kepada pendidikan spiritual dan karakter anak-anaknya. Dari didikan itulah yang kemudian sangat berpengaruh terhadap Soren.

Kedekatan Soren dengan ayahnya semakin mengembangkan pemikiran Soren. Sering ayahnya mengundang teman-teman elite untuk berdiskusi mengenai filsafat. Kegiatan itu banyak menambah perspektif bagi Soren.

Dalam biografi Soren Kierkegaard, diceritakan kekagumannya terhadap filsafat. Hal itu menjadikan dirinya memiliki pemahaman yang kuat sejak masih muda. Selain itu, pengetahuan agamanya pun tak kalah. Hingga akhirnya, Soren tumbuh menjadi anak yang cerdas.

Kehidupan Kelam Pernah Dialami Soren

Meskipun sejak muda Soren telah disuguhi kekayaan ayahnya, Soren juga pernah mengalami cobaan. Bahkan ketika masih anak-anak ia harus diuji dengan kematian kakaknya.

Soren dalam Asmara

Setiap manusia pasti mempunyai fitrahnya, termasuk mengenai asmara. Begitu juga dengan Soren. Ia menjalin hubungan spesial dengan gadis bernama Regina Olsen. Pada 1840, Soren menikahi gadis itu. Namun, tak lama setelah ikatan perkawinan itu dilaksanakan, Soren memutuskan hubungan mereka. Alasannya karena Soren menganggap dirinya terlalu melankolis.

Pendidikan dan Karya Soren

Atas arahan ayahnya, pada 1830 Soren masuk Univeritas Kopenhagen di fakultas teologi. Di tempat itu, ia banyak mendapat ilmu baru. Semangat belajarnya ia tujukan tak hanya pada bidang filsafat, tetapi juga bidang seni, literatur, dan teater.

Soren tumbuh menjadi cendikiawan yang berpengaruh. Ia pun menerbitkan jurnal antara lain Concluding Unscientific Postcript, Either/Or, Fear and Trembling, The Sickness Unto Death, dan Stages On Life‟s Way.

Gagasan Teologi Soren

Disebut sebagai “Bapak Eksistensialisme” kepopuleran Soren kian tinggi pada abad ke-20. Dalam gagasan teologinya, ia menyebut bahwa subjektivitas itu datang dari kerendahan hati. Allah bukanlah benda yang secara ilmiah dapat dibedah dan dianalisis. Akan tetapi, Ia merupakan Dzat yang hidup dan bertindak untuk memberi keselamatan.

Ia memerangi sistem abstrak, baik filsafat maupun agama. Ia menyerukan bahwa agama  mengajarkan bagaimana masyarakat hidup. Melalui agama diajarkan baik dan buruk atas segala hal yang terjadi dalam kehidupan. Tuntunan luhur yang diajarkan agama, membawa manusia menuju kehidupan yang terbaik.

Dalam Teologi, para tokoh menetapkan capaian tertinggi yang harus diraih manusia adalah surga. Hidup di dunia ini sementara. Sudah saatnya, dunia yang sangat ini digunakan untuk berlomba-lomba meraih surga.

Soren dengan latar belakangnya mendapat didikan dari seorang ayah yang religius. Pendidikan agama itu membawa Soren tumbuh dewasa sebagai seorang yang berpendirian kuat. Bidang ilmu yang ditekuninya adalah teknologi.

“What is a poet? An unhappy man who hides deep anguish in his heart, but whose lips are so formed that when the sigh and cry pass through them, it sounds like lovely music.... And people flock around the poet and say: 'Sing again soon' - that is, 'May new sufferings torment your soul but your lips be fashioned as before, for the cry would only frighten us, but the music, that is blissful.”

Gagasan-gagasan Teologi Soren tentu dapat mengenalkan Anda semakin dekat dengan biografi Soren Kierkegaard. Selain itu, karya-karya Soren tentang Teologi dapat memperkuat keyakinan Anda akan eksistensi Tuhan. Jika Anda kini adalah penekun teologi, maka sangat penting mengenal tokoh ini lebih jauh.

Baca juga: Biografi John Maynard Keynes, Pencipta Mazhab Keynesian

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida

914