Pewarta Nusantara Menu

Quo Vadis Bahasa Arab dan Ralasi Dai Pop

Quo vadis hilmi fauzi
Menjamurnya Dai kualitas KW di masyarakat menjadi perbincangan dan kecemasan banyak pihak. Sebenarnya apa yang menjadi latar belakang merebaknya fenomena ini? Dari dapur mana mereka diramu? Bahkan hingga mengusik hegemoni, hingga memaksanya berbenah diri? Merekalah seorang ilusi atau solusi?

Perbincangan tentang Perda’ian di Indonesia memang bukan menjadi konsen pergulatan isu yang menarik. Sesekali saja isu ini ditarik ke permukaan tatkala Pak Mentri Agama mewacanakan sertifikasi Da’i. Hingga-hingga muncul guyon sarkas yang menceritakan tentang Khotib yang berhalangan hadir pada suatu Jum’at, lalu yang lain saling lirik dan tunjuk. “Pak ustadz sana gantiin pak khotib!”, seru salah seorang, lalu dijawab “kaga! Gua kan ga punya sertifikat.” Jawaban bernada alergetik dengan wacana Pak Mentri. Maka bubarlah suatu sholat Jum’at, tanpa terlaksana.

Saya tidak akan lebih jauh membahas tentang sholat Jum’at, akan tetapi saya ingin mengajak pembaca sekalian untuk merenungkan tentang Da’i Pop yang marak semacam ini. Sikap alergetik yang muncul pada penggalan di atas adalah salah satu contoh saja respon unik dari pergulatan ustadz/da’i di masyarakat. Yang akan kita bahas adalah kenapa para Da’i Pop ini cenderung alergertik dengan wacana tersebut?

Kasus hangat beberapa minggu yang lalu berkaitan dengan salah tulis ayat seorang da’iyah pop akan mengantarkan kita pada suatu indikasi. Kenapa ya kok bisa seorang da’i bisa salah tulis, padahal menulis ayat adalah hal yang sangat elementer, terlebih ayat adalah dalil pertama dalam hukum syara’ Islam. Kok bisa? Padahal kalau dalam pendidikan diniyyah keagamaan, insya’ atau tulis menulis menjadi hal yang pertama diajarkan selain memcaba huruf hijaiyyah. Sekali lagi, kok bisa?

Lalu, fenomena da’i pop yang membuat testimoni, tentang akan gantung peci (red: pensiun ngustadz) jika syarat menjadi da’i adalah wajib bisa membaca kitab kuning. Aduh, ini semakin ngawur saja. Berarti dia beranggapan kalau menjadi da’i boleh tanpa kualifikasi pemahaman bahasa arab yang mumpuni? Ya ngawur. At least, untuk dai yang sifatnya regional kecil dan tidak mempunyai daya influence yang besar masih bisa dimakhlumi. Namun bila sudah diikuti dan mampu memberikan dampak bagi khalayak umum, gimana bisa kalo tanpa penguasaan bahasa arab yang baik? Lalu dari mana mereka menyandarkan pemahaman akan teks, metode penggalian? Pertanyaan lanjutannya adalah, bagaimana mereka menjawab pertanyaan dari hadirin majelis, mengingat gaya dakwah sekarang selalu ada tanya jawab?

Bicara soal pemahaman bahasa, memang sedari lahir orang Indonesia tidak terbiasa dengan bahasa Arab dan tidak menjadi bahasa ibu. Dari warna vokalpun berbeda dengan apa yang ada di bahasa Arab dan yang ada di bahasa kita, bahasa Indonesia dengan segala kearifan budayanya. Misal saja ni, dalam bahasa Arab ada huruf ‘ain, oleh orang Indonesia khususnya jawa maka akan susah diucapkan. Maka ditariklah bahasa tersebut kearah jawa-jawaan. Alhamdulillahi robbil ngalamin… misal lain orang sunda, maka akan susah mengucapkan huruf fa’. Alip laam miim… begitulah, secara vokal kebahasaan memang sudah mempunyai halangan dalam mempelajari bahasa Arab.

Memang sih, untuk belajar bahasa Arab membutuhkan ketekunan yang lebih, mengingat untuk menguasainya beserta gramatikanya ada banyak displin ilmu yang perlu dipelajari. Dari nahwunya, shorofnya, nanti untuk lebih expert bagaimana ‘arudnya, baharnya, balaghahnya untuk memahami teks kuno, misal hadist, qoul sohabi, dll. Tapi, apakah untuk menjadi orang yang akan banyak ditanya tentang agama yang bersumber dari bahasa arab boleh lalai dengan bahasa pengantarnya (bahasa arab)? Saya rasa, utopis bagi mereka yang tidak paham bahasa Arab lalu ‘ndakik ndakik’ bahkan nyalahin orang yang mempunyai amalan berbeda.

Kembali kepada persoalan awal, lalu kenapa si mereka cenderung alergetik dan resisten pada wacana ini? Padahal sedari kompentensi terindikasi dari beberapa sampel sudah di bawah rata-rata. Atau mereka malu jikalau nantinya mereka terbongkar jika banyak yang tidak menguasai dirosah islamiyyah beserta bahasa pengantarnya? Kalau memang takut adanya penyeragaman, santai saja, jikalau memang ikhtilaf terus lempeng saja namun tetap dengan dalil otoritatif. saya kira wacara sertifikasi da’i penting adanya, jangan sampai da’i berbicara ngawur dan lebih bersifat spekulatif. Untuk menjadi operator crane saja butuh sertifikasi, dan program pelatihan intensif dan berbiaya mahal. Lalu apakah untuk menjadi da’i bisa hanya dengan halaqoh seminggu sekali selama 2 tahun? Oke well, saya rasa orang itu punya ilmu laduni.

Menutup, paragraf ini saya ingin bernostalgia dengan dawuh seorang guru saya di pesantren, “jangan harap kesuksesanmu datang dengan mudah, untuk mendapat madu saja harus rela tersengat lebah.”

Semua Tulisan dari '

Hilmi Fauzi Hilmi Fauzi
5 tahun yang lalu

Sebanyak 19,5% Millennial menyatakan Indonesia lebih ideal menjadi negara Khilafah (IDN Research Institute). Millennial yang didominasi warga negara usia muda ini menyatakan hal yang berselisih dengan pendiri bangsa ini, apakah ini sebuah kebetulan atau kesengajaan?
 

Libur sekolah telah usai, banyak orang tua yang merasa lega. Ya tentu saja lega,  karena mereka sudah tidak repot lagi memantau penuh kegiatan buah hatinya. Hampir seluruh kegiatan harinya dihabiskan di sekolah. Orang tua tinggal memantau sisa sore dan malamnya.

Eits.. tapi jangan senang dulu…

Apakah buibu dan pakbapak percaya seluruhnya dengan apa yang dibawa pulang buah hati anda?

Dalam pendidikan, buah hati anda akan diajarkan beberapa materi pokok pendidikan yang biasa kita sebut sebagai intrakulikuler. Ada matematika, bahasa, sejarah, budaya, dlsb. Namun selain itu ada ekstrakulikuler, yaitu kegiatan yang diarahkan untuk memperluas pengetahuan anak, mengembangkan nilai-nilai atau sikap. Apabila kegiatan intrakulikuler lebih pada kegiatan kelas terbimbing, ekstrakulikuler adalah kegiatan luar kelas yang lebih menekankan pada kegiatan kelompok.

Kegiatan ekstrakulikuler, banyak diarahkan pula untuk aktualiasasi diri anak. Ada sepakbola, karawitan, menari, musik, baris berbaris, jurnalistik, dlsb. Ada lagi yang belum terlist, namun cukup menarik untuk disimak, yaitu rohis.

Apasih itu Rohis? Rohis, akronim dari Rohanis Islam, yaitu sebuah organisasi memperdalam dan memperkuat ajaran Islam. Rohis banyak ditemukan di SMP dan SMA ini mempunyai struktur seperti OSIS.

BACA JUGA: (Bersihkan Rohis dan Masjid Kampus dari Paham Radikal)

Rohis umumnya memiliki kegiatan terpisah antara anggota pria dan wanita. Kegiatan yang dilakukan berkelompok-kelompok ini dibimbing oleh orang luar sekolah, bisa itu alumni, atau orang yang tidak ada sangkut pautnya sama sekolah. Beberapa yang dijumpai, pembimbing atau yang sering disebut murabbi ini mahasiswa kampus. ironinya, mereka adalah mahasiswa kampus umum, bukan kampus islam (seperti UIN, IAIN, dlsb).

Lalu dari mana mereka belajar tentang ke-Islam-an? Bukan dari pondok pesantren, atau lembaga pendidikan keislaman yang kompeten, jawab mereka. Ketika kejar pertanyaan tersebut, mereka hanya mendapatkan tambahan ilmu dari Lembaga Dakwah Kampus (LDK), sebuah organisasi identik dengan rohis yang berada di kampus. Dari mana mereka mendapatkan otoritas atau gampangnya sim untuk membimbing buah hati kita di rohis? Apalagi topiknya tidak lagi berkenaan dengan topik fikih ibadah dan bersuci yang menjadi primordial agama. Bukan tentang sholat yang baik, mengganti sholat, sujud syahwi, mencuci pakaian najis. Namun justru tentang takfiri (kafir-mengkafirkan), negara Islam, Khilafah. Sebuah materi berat, yang umumnya dibahas pada tingkatan akhir di pesantren. Dibahas ya bunda, bukan diajarkan. Karena mayoritas negara dengan penduduk mayoritas, sebut saja: Arab, Yordan, Qatar, Mesir,  tidak sepakat, apalagi menjalankan Khilafah.

BACA JUGA: Pendekatan Kontras pada Pendidikan, Relevankah?

Pemikiran ini lah yang sengaja disusupkan sejak dini oleh organisasi yang menaungi rohis ini, sehingga benih-benih gagasan mereka tumbuh dan menjalar. Tujuannya untuk apa? Menjadi agen mereka untuk merubah negara ini.

Oleh karena itu Buibu dan pakbapak perlu mengamati perkembangan buah hati anda, mengecek apa yang dibawa pulang oleh buah hati anda. Menanyakan ekstrakulikuler apa yang diikut. Lalu, Apakah anak sudah mulai berani kepada anda dengan menyalah-salahkan tradisi keagamaan anda dengan kalimat bid’ah, kafir? Indikator sederhana ini dapat digunakan untuk mendeteksi apakah anak anda sudah terpengaruh paham ini atau belum.

Lalu bagaimana jika buibu pakbapak menginginkan pendidikan Islam tambahan kepada anak? Ya… daftarkanlah anak anda pada Madrasah Diniyah (Madin) yang ada diseputaran rumah anda, sehingga tetap bisa terpantau kegiatannya. Selain itu, kegiatan di Madin diampu oleh orang yang berkapasitas.

Jangan sampai, alih-alih buah hati kita melanjutkan cita-cita hidup kita dan leluhur kita. Namun justru menjadi agen organisasi yang menginginkan perjuangan Khilafah, mati sangit di medan perang.

Naudzubillahi min dzalik.

BACA JUGA : Prof Yudian: Pembubaran HTI Sudah Tepat! 

Hilmi Fauzi Hilmi Fauzi
1 tahun yang lalu
Menjamurnya Dai kualitas KW di masyarakat menjadi perbincangan dan kecemasan banyak pihak. Sebenarnya apa yang menjadi latar belakang merebaknya fenomena ini? Dari dapur mana mereka diramu? Bahkan hingga mengusik hegemoni, hingga memaksanya berbenah diri? Merekalah seorang ilusi atau solusi?

Perbincangan tentang Perda’ian di Indonesia memang bukan menjadi konsen pergulatan isu yang menarik. Sesekali saja isu ini ditarik ke permukaan tatkala Pak Mentri Agama mewacanakan sertifikasi Da’i. Hingga-hingga muncul guyon sarkas yang menceritakan tentang Khotib yang berhalangan hadir pada suatu Jum’at, lalu yang lain saling lirik dan tunjuk. “Pak ustadz sana gantiin pak khotib!”, seru salah seorang, lalu dijawab “kaga! Gua kan ga punya sertifikat.” Jawaban bernada alergetik dengan wacana Pak Mentri. Maka bubarlah suatu sholat Jum’at, tanpa terlaksana.

Saya tidak akan lebih jauh membahas tentang sholat Jum’at, akan tetapi saya ingin mengajak pembaca sekalian untuk merenungkan tentang Da’i Pop yang marak semacam ini. Sikap alergetik yang muncul pada penggalan di atas adalah salah satu contoh saja respon unik dari pergulatan ustadz/da’i di masyarakat. Yang akan kita bahas adalah kenapa para Da’i Pop ini cenderung alergertik dengan wacana tersebut?

Kasus hangat beberapa minggu yang lalu berkaitan dengan salah tulis ayat seorang da’iyah pop akan mengantarkan kita pada suatu indikasi. Kenapa ya kok bisa seorang da’i bisa salah tulis, padahal menulis ayat adalah hal yang sangat elementer, terlebih ayat adalah dalil pertama dalam hukum syara’ Islam. Kok bisa? Padahal kalau dalam pendidikan diniyyah keagamaan, insya’ atau tulis menulis menjadi hal yang pertama diajarkan selain memcaba huruf hijaiyyah. Sekali lagi, kok bisa?

Lalu, fenomena da’i pop yang membuat testimoni, tentang akan gantung peci (red: pensiun ngustadz) jika syarat menjadi da’i adalah wajib bisa membaca kitab kuning. Aduh, ini semakin ngawur saja. Berarti dia beranggapan kalau menjadi da’i boleh tanpa kualifikasi pemahaman bahasa arab yang mumpuni? Ya ngawur. At least, untuk dai yang sifatnya regional kecil dan tidak mempunyai daya influence yang besar masih bisa dimakhlumi. Namun bila sudah diikuti dan mampu memberikan dampak bagi khalayak umum, gimana bisa kalo tanpa penguasaan bahasa arab yang baik? Lalu dari mana mereka menyandarkan pemahaman akan teks, metode penggalian? Pertanyaan lanjutannya adalah, bagaimana mereka menjawab pertanyaan dari hadirin majelis, mengingat gaya dakwah sekarang selalu ada tanya jawab?

Bicara soal pemahaman bahasa, memang sedari lahir orang Indonesia tidak terbiasa dengan bahasa Arab dan tidak menjadi bahasa ibu. Dari warna vokalpun berbeda dengan apa yang ada di bahasa Arab dan yang ada di bahasa kita, bahasa Indonesia dengan segala kearifan budayanya. Misal saja ni, dalam bahasa Arab ada huruf ‘ain, oleh orang Indonesia khususnya jawa maka akan susah diucapkan. Maka ditariklah bahasa tersebut kearah jawa-jawaan. Alhamdulillahi robbil ngalamin… misal lain orang sunda, maka akan susah mengucapkan huruf fa’. Alip laam miim… begitulah, secara vokal kebahasaan memang sudah mempunyai halangan dalam mempelajari bahasa Arab.

Memang sih, untuk belajar bahasa Arab membutuhkan ketekunan yang lebih, mengingat untuk menguasainya beserta gramatikanya ada banyak displin ilmu yang perlu dipelajari. Dari nahwunya, shorofnya, nanti untuk lebih expert bagaimana ‘arudnya, baharnya, balaghahnya untuk memahami teks kuno, misal hadist, qoul sohabi, dll. Tapi, apakah untuk menjadi orang yang akan banyak ditanya tentang agama yang bersumber dari bahasa arab boleh lalai dengan bahasa pengantarnya (bahasa arab)? Saya rasa, utopis bagi mereka yang tidak paham bahasa Arab lalu ‘ndakik ndakik’ bahkan nyalahin orang yang mempunyai amalan berbeda.

Kembali kepada persoalan awal, lalu kenapa si mereka cenderung alergetik dan resisten pada wacana ini? Padahal sedari kompentensi terindikasi dari beberapa sampel sudah di bawah rata-rata. Atau mereka malu jikalau nantinya mereka terbongkar jika banyak yang tidak menguasai dirosah islamiyyah beserta bahasa pengantarnya? Kalau memang takut adanya penyeragaman, santai saja, jikalau memang ikhtilaf terus lempeng saja namun tetap dengan dalil otoritatif. saya kira wacara sertifikasi da’i penting adanya, jangan sampai da’i berbicara ngawur dan lebih bersifat spekulatif. Untuk menjadi operator crane saja butuh sertifikasi, dan program pelatihan intensif dan berbiaya mahal. Lalu apakah untuk menjadi da’i bisa hanya dengan halaqoh seminggu sekali selama 2 tahun? Oke well, saya rasa orang itu punya ilmu laduni.

Menutup, paragraf ini saya ingin bernostalgia dengan dawuh seorang guru saya di pesantren, “jangan harap kesuksesanmu datang dengan mudah, untuk mendapat madu saja harus rela tersengat lebah.”

Hilmi Fauzi Hilmi Fauzi
1 tahun yang lalu
Refleksi yang akan saya hantarkan kali ini mencoba menyajikan sosok Kyai yang tetap bertahan di tengah deru derasnya Dai Pop dan faham trans-nasional, dengan kealiman dan kecerdasan lokal yang luar biasa serta dibarengi pendayagunaan teknologi masa kini.

(Baca: Episteme Dai Pop)

Gus Mus – Siapa yang tidak mengenal sosok Gus Mus? Sosok kyai zaman now yang turut andil besar dalam dunia pendidikan Islam, baik secara formal, in-formal maupun non-formal. Pendidikan yang saya maksud adalah bagaimana beliau secara ajeg mampu mengedukasi khalayak umum, tidak terbatas pada santri yang berada di lingkungan pondoknya diseputaran, Leteh Rembang. Bahkan, tidak melulu seorang muslim, orang non-muslim pun saya yakin pasti ada pula yang mengidolakan beliau

Bermuaranya tiga aspek sentral yaitu: globalisasi, demokrasi, dan teknologi menuntut khalayak ramai mulai beralih kepada penggunaan moda baru dalam hidup bermasyarakat dan juga beragama. Muara inilah yang disebut dengan era disruptif, yang mana bisa diartikan pula sebagai era dimana mulai ditinggalkannya moda, gaya, dan model lama dan digantikan dengan yang lebih fresh dan acceptable. Banyak orang mulai berbondong-bondong beralih dari pengunaan surat dan sms ke penggunaan pengiriman pesan instan, semisal whats app, facebook, dan aplikasi sosial media lainnya. Hadirnya era disruptif ini sudah mulai merubah tatanan sosial, yang dahulunya harus bertegur sapa secara langsung, namun saat ini cukup dengan mengirim pesan instan, atau misal mengunggah foto undangan walimah kita, maka orang yang dituju sudah bisa menerima pesan kita.

Hal yang sama juga terjadi untuk urusan beragama, khalayak ramai sudah dimanja dengan mudahnya belajar agama melalui youtube, tanya jawab “Mbah Gugel”, mereka tidak perlu lagi pergi ke surau/langgar untuk bertemu pak ustadz untuk tanya bagaimana cara berwudhu dengan benar. Ibu-ibu sudah tidak payah mengajari anaknya untuk membaca huruf hijaiyyah karena sudah ada boneka yang mampu menuntun anaknya belajar ngaji. Sah-sah saja hal tersebut dilakukan terlebih terjaminnya ‘kebebasan’ di era demokrasi yang didukung dengan teknologi ini. siapapun boleh menyediakan informasi (red; internet), dan siapapun pula bisa mengaksesnya.

(baca: Disseminating Values On Social Media)

Gus Mus Turun Gunung
Lalu, apakah yang dilakukan Gus Mus sehingga saya merasa penting untuk menulis ini? beliau adalah salah satunya sosok yang tentunya well-informed di bidangnya yaitu keagamaan, yang mampu momong khalayak ramai dengan penggunaan akses ini. Saya rasa magnit beliau tidak kalah kuat untuk menarik santrinya untuk hadir ke padepokannya sehingga bisa ngaji talaqi langsung dengan beliau. Namun beliau memberikan ruang kepada khalayak umum untuk bisa menjadi santri online melalui medium teknologi (i.e. twitter, facebook, instagram).

Ibaratnya, ada barang yang wes kadung jadi (red; teknologi, wa khususon internet), tentunya perlu ada perhatian sehingga tidak menjadi pisau yang matanya mengarah kepada kita. Namun bisa kita arahkan sehingga bisa tepat guna dan penuh manfaat. Mungkin ini yang saya baca dari apa yang dilakukan Gus Mus. Daripada internet dipenuhi konten dari orang trans-nasional, atau Dai Pop yang kurang well-informed, maka beliau dengan sangat bijaksananya berkenan turun gunung untuk menjadi salah satu pengisi ruang teknologi tersebut.

Gus Mus dan Kecerdasan Lokal

Dari sekian post yang dilakukan beliau tentunya tidak melulu santri online, atau sekedar orang mampir baca yang setuju dengan gagasan beliau serta orang yang memang alergetik dengan beliau. Entah memang tidak setuju atau berangkat dari kurang mampunya mencerna subtansi apa yang beliau ungkapkan. Ketidak setujuan ini banyak tertuang dengan bentuk nyi-nyiran, kalimat sarkas, dlsb. Bahkan beberapa ada yang tega menfitnah beliau, atau mencatut guna tujuan yang buruk. Namun, apa yang menjadi respon beliau? Beliau selalu menyikapi dengan teduh, kalimat yang santun dan dialogis, serta penuh dengan roma tawadhu. Bahkan sesekali malah beliau yang meminta maaf dahulu, meskipun tidak bersalah.

Gus Mus Sebagai Role Model Kyai Zaman Now

Dari beberapa karakteristik Gus Mus ini tentunya diharapkan mampu menjadi pendorong semangat daripada santri calon penerus. Menjadi pemantik para mutakhorij pondok yang sedang terjerembab pada sikap tawadhunya. Menjadi inspirasi bagi ustadz-ustadzah lainnya untuk mampu menjadi Dai yang well-informed, santun, dan lihay dalam pendayagunaan teknologi. Sehingga harapannya, orang yang mengisi database internet khususnya rubrik keagamaan adalah kalian, santri dan ustadz yang ga mungkin salah tulis Al-Quran.

Apabila ada salah dan khilaf mohon maaf,

Hilmi Fauzi Hilmi Fauzi
1 tahun yang lalu

Suatu fenomena masa kini ditandai dengan merebaknya ustadz ustadzah di masyarakat, dengan menggenggam pengakuan atas kelihay-an retorikanya, merangkai terjemah ayat-Nya demi meraih ridho-Nya.

——

Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan saya sebelumnya (Baca: Pendekatan Kontras pada Pendidikan, Relevankah?) yang ingin mencoba melihat benang merah fenomena yang terjadi di Negeri ini. Telah dibahas pada tulisan saya sebelumnya yaitu ringannya dalam memberikan label ekstrim kepada orang lain, yang mana tidak memiliki pemahaman yang berbeda akan teks yang sama. Label-label bi’dah, musyrik, bahkan kafir mudah untung terucap secara tidak sadar oleh mereka. Tidak hanya itu, bahkan ada seorang yang ringan sekali berbicara “…tumpahin darahnya”. Secara analisa linguistik perkataan yang keluar layaknya murni dari benak yang terdalam. Ini tandanya internalisasi pendekatan kontras dalam pendidikan sudah tidak terbendung, dan memberikan dampak sikap yang universal. Daya dampak yang dirasakan tidak hanya melulu pada bagaimana manhaj/paradigma mereka berfikir, namun juga qouliyah/ perkataan dan fi’liyyah/ perbuatan, serta taqrir/kebijakan. Tentu ini sudah kebablasan dan sudah kurang sesuai untuk berkembang di Indonesia yang lebih moderat dalam manhajnya.

Sebelumnya, Dai Pop itu apa sih? Istilah ini bukan murni saya yang menemukan, melainkan dari beberapa pemaparan ahli, dosen STAI ternama di Sumatra. Dai Pop diartikan sebagai Dai/ Pendakwah yang mempunyai popularitas dan memberikan dampak pada masyarakat menuju arah populis. Indikator kepopuleran mereka dapat dilihat dari tingkat popularitas di masyarakat, seringnya muncul di televisi nasional, berparas menjual, memiliki akun sosial media seperti twitter, instagram, youtube yang diikuti banyak orang. Lalu siapakah sebenarnya Dai Pop itu? Bagaimana latar belakangnya?

Untuk menjawab pertanyaan ini saya mencoba melihat sample purposive, misal saja Ustadz Slmd, Ustadz TW, Ustadzah OSD, dll. Dari beberapa ini menjadi keperihatinan saya. Kegelisahan saya ini tentunya berlandaskan, bagaimana bisa hal yang sifatnya prinsipil akan dijabarkan oleh orang yang tidak memiliki otoritas. Otoritas yang dimaksud adalah kualifikasi kemampuan sesuai dengan standart dan bidangnya sehingga mampu memberikan penjelasan yang tepat. Namun bilamana kurang memiliki kualifikasi biasanya akan ngawur adanya, atau hanya membuat lelucon yang dibuat-buat dan jauh dari spirit dakwah nabi. Masih ingat kan dengan jargon, “jamaah… oh jamaah..?”.

Ini menjadi tugas pendidikan baik itu yang bersifat formal, non-formal atau informal yang mana akan menyuplai Dai-dai masa depan. Seharusnya pendidikan mampu memberikan jaminan akan outputnya sehingga mampu memenuhi standart minimal yang diperlukan untuk menjadi seorang dai, lebih-lebih ustadz. Misal, pondok pesantren ya setidaknya bisa mengkhatamkan machali atau minhaj (nama buku literasi yang membahas islamic jurisprudence, familiar dengan sebutan kitab kuning) sebelum dilepas ke masyarakat.

Lalu bagaimana dengan dai yang belajar otodidak? Ya, meskipun saya sebenarnya tidak setuju dengan prinsip ini, karena menurut kepercayaan saya dan insyaAllah sahabat-sahabat saya pasti akan mengatakan jika belajar itu wajib dengan guru. Namun, secara kasuistik juga tidak menutup kemungkinan ada ustadz yang memang memiliki kemampuan lebih karena giatnya belajar mandiri. Atau mungkin memiliki kemampuan istimewa yang mana sering santri sebut ilmu laduni. Ya boleh saja, namun apakah kuantitas orang yang memiliki kualitas dan karakteristik seperti ini banyak? Hanya segelintir orang yang mampu memiliki keistimewaan ini.

Ditambah dengan kasus tempo hari yang sempat menggegerkan jagad Indonesia, tentang salahnya tulis ayat pada acara kajian Islam yang disiarkan televisi nasional. Tentu hal-hal seperti ini harus segera dikendalikan. Jika memang memiliki kemampuan atau kekuatan yang bisa diharapkan, dan etos belajar yang tinggi, boleh saja dai pop ini diberikan pembekalan lebih sehingga bisa mengupgrade kompetensinya. Namun apabila memang sudah tidak ada peluang kesana lebih baik menjadi profesi yang lain.

Pada sisi yang sama ini menjadi pertanyaan kepada pemegang otoritas; santri, kyai dan pendakwah ulung bagaimana menyikapi tantangan ini?

Begitulah uneg-uneg saya sembari menunggu pesawat delay.
(Semarang, 27 Des 2017)
Bersambung… (Kyai di Era Disuptif)

Hilmi Fauzi Hilmi Fauzi
1 tahun yang lalu
Pendekatan Kontras menjadi salah satu metode pendidikan yang banyak dilihat oleh beberapa kalangan pendidik, baik dari segi pelaku, pemerhati, dan bahkan orang yang tidak begitu setuju dengan model tersebut.

Pendidikan kali ini memasuki era baru, yaitu era disruptif, Era dimana tantangan menjadi lebih komplek. Kompleksitas ini terjadi karena tiga arus utama zaman ini sebagaimana telah saya singgung pada tulisan sebelumnya (Diseminating Values…) yaitu globalisasi, demokrasi, dan teknologi bermuara bersama. Dari sini membawakan kita pada babak baru yaitu terbukanya jendela secara lebar. Ada banyak warna baru yang masuk ke Pendidikan Indonesia, baik yang memang asli budaya Indonesia atau yang diimport masuk ke Indonesia.

Pendekatan Kontras, salah satu yang sedang digandrungi  Guru Agama Muda dan Dai Pop akhir ini. Pendekatan ini adalah bagaimana memberikan penjelasan kepada murid atau jullas pada sebuah majlis taklim dengan menyuguhkan dua perspektif, yaitu yang baik atau buruk, haq atau batil. Paradigma yang dibentuk adalah mengarahkan para murid untuk mampu menerima dan menginternalisasi hal yang baik, dan menegasikan seluruh hal selain baik (buruk). Pendekatan kontras apabila dilakukan menerus, maka akan membuat para murid mempunyai keteguhan hati dalam menggenggam hal yang baik dan disertai dengan sikap tidak setuju dengan hal yang buruk. Sikap ini acapkali diwujudkan dengan perjuangan oleh para murid kepada orang yang mereka anggap buruk untuk mengikuti mereka.

Pada sisi ini, pendekatan kontras pada pendidikan mempunyai dampak baik. Karena mampu mengarahkan murid yang bisa memegang teguh prinsip. Tujuan pendidikan meliputi muatan-muatan nilai dapat tercapai, tercermin dari muridnya yang mulai menunjukkan perubahan. Misal saja, temen-temen putri yang sebelumnya belum berjilbab, saat ini berjilbab, yang sebelumnya tidak jamaah di masjid, sekarang sudah sebaliknya. Ini menjadi indikator keberhasilan pendidikan karena kompetensi sikap mulai ada perubahan.

Pada sisi lain, pendekatan kontras juga memberikan efek samping. Pendekatan kontras yang semula sudah ada sejak tahun 1912an, lalu menjadi tumpah ruah, riuh setelah gulingnya orde baru sebagai akibat dari terbukanya demokrasi serta jebolnya kran arus informasi dari luar negeri, ini membawa dampak yang juga bisa membahayakan. Pendekatan kontras ini bah pisau bermata dua, karena boleh jadi kalau digunakan tidak tepat bisa kebablasan atau tidak tepat guna. Misal saja, pada kali ini banyak kalangan muda newbie menjadi murid yang berani untuk “beraksi”. Pemahaman yang mengendap dalam diri mereka akan kontrasnya suatu hal mengantarkan suatu problematika tersendiri. Karena terbiasa disuguhi dengan hal yang baik dan selainnya tidak baik, mereka menjadi antipati pada hal yang mereka anggap tidak baik.

Antipati ini berwujud gagasan, dan gerakan. Mereka akan menolak tentang hal yang tidak sesuai dengan mereka. Misal saja pada suatu jamaah keagamaan di SMA favorit di Jogja, pernah menutup artis yang sedang manggung di acara pensi sekolahnya dengan jaket. Mereka menilai pakaiannya terlalu terbuka, terjadi pemaksaan gagasan mereka kepada orang lain, Saya kira ini masih wajar. Namun ada indikator lain yang lebih fatal, seperti fenomena takfiri. Fenomena takfiri adalah gerakan hate speech kepada orang yang tidak sepaham, dan menjustifikasi mereka tidak akan mendapatkan nikmat setelah hari akhir. Gampangannya, mereka tidak menjadi golongan mereka lagi dan akan masuk neraka. Padahal sisi irisan mereka dalam beribadah masih lebih banyak daripada sisi perbedaannya. Bahkan perbedaan ini hanya terjadi pada hal-hal yang cabang, bukan dasar yang mempunyai dampak besar. Misal saja, lelaki yang menggunakan celana lebih dari mata kaki, maka akan masuk neraka, dlsb. Mereka tidak berkompromi dengan hal yang sekiranya tidak sesuai dengan paham mereka, meskipun masih disandarkan pada sumber yang sama.

Tentu, ini tidak sehat. Munculnya fenomena takfiri berdasar dari pendekatan kontras tentu tidak diharapkan oleh para pelaku, pengamat pendidik yang sudah mapan. Sehingga menyebabkan polarisasi dan saling melempar tuduhan kesalahan. Dua kutub ini saling menyalahkan dengan membabi buta, lihat saja fenomena Koh Felix dan Abu Janda. Tentu ini tambah tidak sehat. Munculnya pendekatan ini harusnya bisa mendorong produktifitas dari murid, tanpa harus membawa efek sampingnya.

Atau mungkin apabila memang sudah menjadi darah daging baik dari guru, murid dan seluruh jullas yang menjadi simpatisan, seharusnya para pendidik itu mampu menyajikan fakta alternatif. Meskipun mereka menggenggam kebenaran versi mereka, mereka juga perlu menahan diri untuk tidak melakukan aksi atas dasar prinsip mereka dan mengakui kebenaran dari sumber lain, mengajarkan tentang hal Tamasuh, Tawazzun, dan i’tidal. Atau setidaknya tidak mengusik orang lain yang tidak sepaham. Seperti pelajaran fiqh, hukum tidak hanya ada haram dan halal. di tengah nya ada makruh atau mubah. Kalau memang belum haram ya jangan dianggap haram.

Jadi relevan ga kira-kira? Temen-temen pembaca aja yang menyimpulkan deh, hehehe.

Hilmi Fauzi Hilmi Fauzi
1 tahun yang lalu

Tulisan ini tidak akan di-present-kan dengan media bahasa Inggris, mengingat my English little little… cuman judulnya aja yang dibikin wah, biar berasa zaman now gituuh..

Tema ini sejatinya sudah ada beberapa yang mengulas dengan masing-masing sudut pandang. Pada kesempatan ini saya tertarik mencoba membaca fenomena meme yang banyak mengudara/ menghalus (apa ya yang pas..? maklum saya miskin diksi hehe) pada waktu-waktu ini menggunakan perspektif penumbuh kembang ulang nilai melalui Media Sosial (tuh kan ga asik pake bahasa).

Kebebasan yang ada Indonesia selepas orde baru mengantarkan warganya untuk bisa melakukan hal apapun di negeri ini tanpa harus takut akan pemerintah –selagi tidak menabrak hukum. Kebebasan ini memberikan keleluasaan kepada masyarakatnya juga untuk bersosmed (social media) ria. konsekuensinya siapapun boleh mengutarakan pendapat. Riuh kasus Pak Setn*v misalnya, langsung mendapat atensi dari warga net yang beragam. Mulai dari komentar, pembuatan lagu, dan juga meme. Ini sudah menjadi wajar, karena menjadi bagian dari konsekuensi demokrasi, globalisasi, dan teknologi.

Tapi apa sih values yang bisa kita dapat disini? Dialog, ya dialog. Hadir sosmed memberikan peluang kepada kita dapat berkomunikasi dua arah dengan sosok yang mungkin tidak terjangkau kita pada masa-masa lalu. Semudah gerakan jempol saja, kita bisa me-mention orang yang kita tuju. Namun, tidak berhenti disitu, hadirnya sosmed terkadang membuat user-nya lupa, bahwasannya pesan-pesan yang diutarakan juga terbaca oleh user lain. Sehingga dapat memberikan daya pengaruh terhadap society pengguna jagad maya. Lihat saja, hanya dengan sekali ketuk pesan-pesan kita dapat dibagikan ulang oleh user lain, yang boleh jadi tidak mempertimbangkan atau memberikan ulasan/evaluasi dahulu.  Dampaknya, banyak hal yang tidak bisa dipertanggung jawabkan muncul di sosmed, baik itu yang bersifat opini, atau pesan yang disampaikan tertuju pada seseorang. Lebih dari itu, hadirnya sosmed acapkali digunakan oleh bad-user untuk melakukan pelemahan, pendiskreditan, rasial, superiori terhadap orang lain, atau golongan lain. Tentu ini sudah mulai tidak sehat dan dapat berdampak domino terhadap user-user lain yang seperti saya sebutkan diatas –kurang melakukan ulasan dan evaluasi akan konten.

Tren ini seharusnya bisa lebih diperbaiki, karena sejatinya hadirnya sosmed harus bisa mendukung produktivitas kita, bukan justru sebaliknya. Seharusnya ada batasan-batasan etika dalam bersosmed, sehingga arah dari penggunanya juga jelas. Ini penting, karena idealnya, kita bisa mengarahkan pesan positif kita sehingga bisa berdampak pada orang yang kita tuju, atau orang lain yang juga menikmati. Sebut saja meme, dan lagu berkaitan Pak Setn*v yang sedang naik daun belakangan ini. Seharusnya meme-meme yang hadir bisa menkritik sekaligus menggugah orang yang dituju sekaligus para pembaca untuk bisa saling mengingatkan pada kebaikan –taawun ala birri wa taqwa. Bukan justru menggunakan kata satir yang kurang produktif, yang mana justru mencerminkan usernya.

Penanaman nilai melalui sosmed ini penting dilakukan, tidak hanya kasuistik pada satu kasus Pak Setn*v tersebut, namun juga secara general khalayak umum sehingga dapat memberikan daya dampak perubahan di saat dekadensi moral seperti ini. Seperti posting tentang kejujuran, kedisiplinan, daya juang, motivasi dlsb. Boleh berangkat dengan kutipan-kutipan, blog hingga vlog, dlsb, Sehingga ada warna baru di sosmed kita, dan tidak melulu pada romansa fana remaja saja. Tidak apalah sekali kita memposting tentang karya kita, pencapaian kita, sehingga menimbulkan konflik produktif senada dengan spirit Al-Quran Fastabiqul Khairot, yaitu memicu penikmat/pembaca untuk dapat produktif juga dalam karya, bukan hanya sekedar gaya.

Suatu yang didambakan, pada suatu saat sosmed kita bergelimang hal positif, sehingga mampu memberikan dampak, sekali lagi dampak kepada pembaca. Ya you know so well lah, setiap waktu dari khalayak saat ini hampir 1/4 nya (sudah akumulasi dengan tidur loh ya) hanya habis untuk melulu scrool instagram, facebook dlsb. Lihat saja, di warung kopi, hingga forum diskusi semua gitu-gitu aja. Harapannya semakin banyak konsumsi posting positif melalui sosmed, maka akan terinternalisasi secara otomatis oleh users sehingga ada perubahan positif yang bisa dirasakan. Tapi semua kembali kepada kita lah ya, doyan kaga sama hal yang begono, kalo ga doyan yaudin, yang penting jangan salahin mang udin aja, karena mang udin nya lagi keliling dunia, udin sedunia.

 

Hilmi Fauzi Hilmi Fauzi
1 tahun yang lalu

Sinopsis Film Sang Kiai
Ada banyak tokoh kepahlawanan yang sudah diapresiasi oleh masyarakat dan negara, semisal dibuat menjadi film. Film yang mengisahkan bagaimana perjuagan mereka, sehingga dinampakkan sisi kekuatan salah satu tokoh yang diangkat dalam perannya membebaskan Indonesia dari penjajahan. Namun dari beberapa diantaranya perjuangan kemerdekaan lewat peran kaum santri kurang terangkat, padahal kaum ini punya andil yang sangat besar.

Tahun 1942 Jepang melakukan ekspansi ke Indonesia. Di Jawa Timur, beberapa KH dari beberapa pesantren ditangkapi karena melakukan perlawanan. Salah satunya adalah KH Hasyim Asy’ari.

Penangkapan ini membuat kegaduhan di Tebu Ireng –pondok pesantren pimpinan beliau. Beberapa diantaranya reaksi dari para putra beliau; KH Wahid Hasyim, Karim Hasyim dan Yusuf Hasyim serta deretan para santri: Baidlowi (menantu beliau), Kang Solichin -orang kepercayaan, serta tiga santri muda; Harun, Kamid dan Abdi.

Kejadian ini berdampak pada stabilitas pondok. Maisyaroh–lebih kerap disebut Nyai Kapu– istri KH Hasyim Asy’ari, diungsikan ke daerah Denaran. KH Wahid Hasyim bersama Wahab Hasbullah meminta agar KH Hasyim Asy’ari dibebaskan. Kepala Kempetei yang menahan beliau, tidak bersedia membebaskan. Beberapa cerita menyebutkan bahkan beliau dipindahkan dari satu penjara ke penjara lain hingga tiga kali. Baru setelah adanya bargaining KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah dengan Abdul Hamid Ono -orang Jepang dan kenalannya, membuahkan hasil.

Saat KH Hasyim Asy’ari dipenjara, sebagian santri memilih hengkang dari pesantren. Harun dan Kamid yang membuntuti saat beliau saat ditangkap. Naas Kamid ditembak mati, saat kepergok patroli tentara Jepang. Kematian Kamid dan penangkapan KH Hasyim Asy’ari memunculkan kemarahan dalam diri Harun, dia memilih ikut para militan dalam mencuri ransum tentara Jepang.

Akhirnya Jepang membebaskan para Kiai, termasuk KH Hasyim Asy’ari. Dengan begitu Jepang berharap para Kiai agar bisa diajak kerjasama. Lebih dari itu, Jepang memasrahkan ketua Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) kepada beliau. Melalui Masyumi Jepang meminta Masyumi agar menyitir ayat-ayat agar rakyat mau melipat gandakan hasil bumi yang nantinya diserahkan pada Jepang.

Harun mempertanyakan hal ini pada KH Hasyim Asy’ari. Ia merasa Masyumi berpihak pada Jepang. Beliau menjawab bahwasannya Masyumi hanya berpihak pada pembesar-pembesar yang adil. Harun kecewa dan keluar dari lingkup pesantren. Abdi yang mengetahui hal itu mencegah. Menurutnya, Harun tidak dapat membaca rencana KH Hasyim Asy’ari. Akan tetapi Harun tetap teguh pada pendiriannya.

Jepang melakukan blunder dengan mengangkat KH Hasyim menjadi mentri agama. Karena dengan demikian, beliau bisa menghalang para santri yang dieksploitasi oleh heiho. Malah-malah terbentuk barisan hizbullah.
Waktu demi waktu, Jepang mulai mengalami kekalahan, namun tidak memerdekakan Indonesia, justru mengembalikan kedaulatan kepada Sekutu. Maka Utusan Presiden Soekarno menghadap KH Hasyim Asy’ari. Presiden menanyakan apa hukumnya membela tanah air. Terjadilah Resolusi Jihad yang maksudnya adalah “membela tanah air hukumnya wajib” di Surabaya, sehingga para Santri pun bersiap untuk berjihad. Pada titik ini, Harun mulai terbuka matanya. 10 November 1945 menjadi hari yang bersejarah, karena pada saat itu Mallaby tewas dan menjadi awal perang yang dahsyat yang melibatkan rakyat, berbagai barisan pemuda serta laskar Hizbullah bentukan KH Hasyim Asy’ari yang terdiri dari para santri.

Value for education

Dalam film ini mengisahkan tentang pimpinan lembaga pendidikan yang tidak hanya mempimpin madrasahnya pribadi namun juga memimpin masyarakat melalui pergerakan. Disini dapat diqiyaskan kita sebagai pendidik kelak, tidak hanya mendidik siswa kita di kelas, akan tetapi mendidik kalangan warga sekitar kita juga. Jadi tugas kita tidak habis di sekolah saja akan tetapi di masyarakat kita juga harus andil, terlebih dalam bidang agama yang mana sebagai major kita saat ini.

Dalam film ini juga kami menilai dapat membuka mindset kita agar tidak kolot dan berfikir konvesional. Sebelumnya juga sudah ada Film dengan tajuk yang sama yaitu “Sang Pencerah” dimana mengkisahkan pergerakan Hadhorotus Syaikh A. Dahlan yang mana mempunyai serikat yang sangat maju hingga saat ini, di lain sisi KH. Hasyim Asy’ari yang notabene adalah sahabat KH. A. Dahlan juga mempunyai pergerakan yang eksis hingga saat ini. Urgensinya sampai saat ini kedua pergerakan ini sering dihadapkan.

Nhah, melalui film ini kami mengharapkan agar sebagai penyeimbang, dan wawasan bagi kedua belah pihak, agar bisa berfikir modern dan tidak saling menjatuhkan satu sama lain. Karena hakikatnya ini hanya sebuah ikhtilaf mempunyai metodologi masing-masing dan tidak perlu diperdebatkan. Sebagai guru kelak dan ustadz kita harus bisa dealing with good solve atas perbedaan ini, dan kita tidak boleh terjebak dalam satu ide saja, namun sayogyanya harus bisa menjadi solusi bagi perbedaan ini, baik dengan fikiran, raga, dan tenaga kita.

Terbaru di Jobnas

pewarta pewarta
2 hari yang lalu

Mobilitas sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat utama bagi banyak orang. Ditengah keramaian kota-kota yang padat, transportasi menjadi sebuah kunci untuk menunjang produktivitasi dan gaya hidup yang dinamis. Yamaha salah satu pemimpin didalam industri Sepeda Motor terus berinovasi untuk menghadirkan solusi yang cocok dengan kebutuhan Anda masa kini. Salah satu produk yang diunggulkannya yaitu Yamaha Grand Filano yang telah hadir sebagai perpaduan yang sempurna antara gaya retro dan teknologi modern, sehingga memberikan kesan pengalaman berkendara yang nyaman dan stylish.

Yamaha Filano menawarkan beberapa kombinasi yang cukup unik antar desain yang klasik dan fitur-fitur yang modern yang sangat memenuhi standar kebutuhan pengendara masa kini. Dengan desain elegan yang terinspirasi dari motor-motor klasik, skuter matik satu ini menghadirkan aurang yang sangat berbeda seperti kemewahan dan prestise dalam setiap perjalanan anda. Yamaha Grand Filano juga sudah dilengkapi beberapa fitu yang cukup canggih terlihat dari tampilannya yang cukup klasik, fitur-fitur ini meningkatkan kenyamanan dan efisiensi berkendara  anda.

Yamaha Filano menawarkan performa yang handal dan responsif dalam setiap kondiri perjalanan anda. Mesin yang efisiensi secara bahan bakar menjadikannya pilihan yang tepat untuk pengguna sehari-hari baik untuk keperluan pribadi maupun professional. Sistem suspense di motor ini yang sudah terbilang hampir mendekati sempurna yang memberikan kesan kenyamanan sempurna berkendara anda, bahkan saat melewati jalan-jalan yang tidak halus atau yang berlubang.

Selain performa yang handal, Yamaha Grand Filano juga dilengkapi dengan fitur-fitur modern yang meningkatkan keslamatan dan kenyamanan pengendara. Sistem pengereman yang canggih memastikan control yang cukup optimal dalam setiap situasi, sementara fitur konektivitas seperti panel instrument digital dan fitur konektivitas Bluetooth memungkinkan pengendara untuk tetap terhubung dengan dunia di sekitarnya tanpa menghilakngkan focus anda saat berkendara. Dengan memadukan desain retro yang elegan. Performa yang gahar, dan teknologi canggih, Yamaha Grand Filano merupakan solusi yang komprehensif untuk kebutuhan anda berkendara masa kini. Baik untuk penggunaan sehari-hari dalam beraktivitas maupun petualang atau touring di akhir pecan anda, motor ini sangat menyenangkan dan memuaskan bagi siapa pun yang ingin mengendarainya.

Ketika Anda memilih motor untuk memenuhi kebutuhan mobilitas anda, Yamaha Filano menjadi pilihan yang sangat cocok karena yang hanya mengutamakan gaya dan prestise saja, tetapi juga performa dan kenyamanan yang tak tertandingi. Dengan Yamaha Grand Filano, nikmat pengalaman berkendara yang mengasyikan dan dipenuhi dengan gaya di setiap perjalanan anda.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
3 bulan yang lalu

Di era digital saat ini, meeting online sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik dalam dunia kerja maupun pendidikan. Kualitas audio dan visual yang baik sangat penting untuk memastikan komunikasi yang efektif dan tanpa hambatan selama panggilan konferensi. Namun, seringkali kendala teknis seperti kualitas kamera yang buruk, kebisingan latar belakang, dan audio yang tidak jelas menjadi penghalang dalam meeting online. Zenbook S 13 OLED UX5304 hadir sebagai solusi tepat untuk masalah ini. Dengan berbagai fitur canggih dan teknologi terbaru, laptop AI Asus dirancang untuk memberikan pengalaman meeting online yang lancar dan bebas gangguan. 

Berikut adalah beberapa fitur ASUS Zenbook S 13 OLED UX5304 yang dapat menyempurnakan pengalaman meeting online kamu.

 Kamera ASUS AiSense untuk Tampil Terbaik
Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan kamera ASUS AiSense
Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan kamera ASUS AiSense

Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan kamera ASUS AiSense, memastikan Anda selalu tampil terbaik selama konferensi virtual. Kamera ini dirancang untuk memberikan kualitas gambar yang tajam dan jernih, bahkan dalam kondisi pencahayaan yang kurang ideal. Dengan teknologi ini, Anda bisa percaya diri saat tampil di depan rekan kerja atau klien, tanpa khawatir tentang kualitas visual.

Optimalisasi Audio yang Menakjubkan
Zenbook S 13 OLED UX5304 menawarkan sistem audio yang ditingkatkan melalui aplikasi MyASUS
Zenbook S 13 OLED UX5304 menawarkan sistem audio yang ditingkatkan melalui aplikasi MyASUS

Panggilan konferensi, baik itu single-presenter atau multi-presenter, sering kali memerlukan kualitas audio yang optimal. Zenbook S 13 OLED UX5304 menawarkan sistem audio yang ditingkatkan melalui aplikasi MyASUS. Sistem ini dapat mendeteksi dan mengoptimalkan audio dari satu arah atau berbagai arah, memastikan kualitas audio yang terbaik dalam setiap panggilan konferensi.

Mode Single dan Multi Presenter

Dalam mode panggilan konferensi single-presenter, laptop ini mampu menyaring kebisingan dan suara lain di sekitar, sehingga hanya suara di depan laptop yang terdengar jelas. Fitur Target Speaker Tracking dapat diaktifkan untuk menargetkan dan melacak pembicara baru dalam rentang 180°. Fitur ini sangat ideal untuk merekam individu atau kelompok besar, memastikan setiap kata terdengar dengan jelas dan tepat.

Mode panggilan konferensi multi-presenter juga tidak kalah hebatnya. Laptop ini dapat menyaring kebisingan sekitar sekaligus mengidentifikasi beberapa suara dari semua arah dan jarak. Dengan demikian, semua suara dapat didengar dengan lebih jelas, memastikan komunikasi yang lancar dan efektif selama rapat virtual.

Two-Way AI Noise Cancelation
Zenbook S 13 OLED UX5304 memastikan Anda dapat mengadakan meeting online dengan lancar dan tanpa gangguan
Zenbook S 13 OLED UX5304 memastikan Anda dapat mengadakan meeting online dengan lancar dan tanpa gangguan

Zenbook S 13 OLED UX5304 memanfaatkan teknologi Two-Way AI Noise Cancelation, yang menggunakan basis data deep-learning yang sangat besar untuk mengurangi kebisingan latar belakang pada mikrofon dan audio. Ini memastikan suara Anda terdengar jernih dan jelas, tanpa gangguan dari suara lingkungan sekitar.

Fitur Kamera Jernih

Untuk pengalaman panggilan video terbaik, Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan beberapa fitur kamera unggulan. Fitur Background Blur mengaburkan latar belakang untuk melindungi privasi Anda saat melakukan panggilan konferensi video di rumah. Eye Contact Correction secara otomatis mendeteksi gerakan mata Anda dan menyesuaikan pandangan sehingga Anda tampak seperti sedang melihat langsung ke kamera.

Automatic Framing dan ASUS 3DNR

Automatic Framing secara otomatis mendeteksi dan mengikuti gerakan Anda, memberikan pengalaman webcam yang lebih baik saat Anda bergerak. Teknologi ASUS 3D Noise Reduction (3DNR) secara signifikan meningkatkan kejernihan gambar webcam, memastikan panggilan konferensi yang lebih jelas dan profesional.

Dengan semua fitur canggih ini, Zenbook S 13 OLED UX5304 memastikan Anda dapat mengadakan meeting online dengan lancar dan tanpa gangguan, menjadikannya pilihan sempurna bagi para profesional yang sering bekerja dari rumah atau melakukan panggilan konferensi jarak jauh. Segera dapatkan Zenbook S 13 OLED UX5304 secara original dan resmi di Tokopedia dan Shopee.

pewarta pewarta
3 bulan yang lalu

Pewartanusantara.com – Wahid Foundation dan La Rimpu mengadakan Diskusi Partisipatif dengan tema “Perempuan Berdaya untuk Perdamaian Berkelanjutan: Aksi Kemanusiaan Damai untuk Meningkatkan Resiliensi Masyarakat di Kota/Kabupaten Bima” di Hotel Marina Inn, Kota Bima.

Kegiatan ini menandai dimulainya program baru “Pemberdayaan Perempuan untuk Perdamaian Berkelanjutan: Nexus Perdamaian-Kemanusiaan untuk Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat di Indonesia,” yang didukung oleh UN Women dan Korea International Cooperation Agency (KOICA).

Diskusi tersebut bertujuan untuk melibatkan para pemangku kepentingan strategis dalam program ini, serta membahas berbagai pandangan mengenai pemberdayaan perempuan, perdamaian, aksi kemanusiaan, dan lingkungan di Kota/Kabupaten Bima. Pemilihan wilayah program di Nusa Tenggara Barat didasarkan pada Scoping dan Baseline Study yang dilakukan oleh UN Women pada tahun 2022. Studi ini menunjukkan beberapa aspek risiko dan kerentanan di wilayah tersebut, seperti bencana alam, konflik sosial, dan ekstremisme kekerasan.

Siti Kholisoh, Plh. Managing Director Wahid Foundation, menyampaikan bahwa Wahid Foundation bersama dengan UN Women sejak 2017 telah mendorong inisiatif lokal untuk memperkuat partisipasi perempuan dalam mempromosikan perdamaian.

“Program yang kami inisiasi di Kota/Kabupaten Bima akan menekankan strategi pelibatan multipihak baik pemerintah maupun pemangku kepentingan di masyarakat. Dalam implementasinya kami akan bekerjasama dengan La Rimpu sebagai mitra lokal,” tuturnya seperti dikutip dari rilis resmi Wahid Foundation, Kamis (11/7/).

Diskusi dan kick-off program hari ini melibatkan multi-stakeholder dari berbagai Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) seperti DMPD, BPBD, DP3AP2KB, Kesbangpol, Dinas Sosial Kota dan Kabupaten Bima, serta perwakilan dari tujuh desa/kelurahan di Kota dan Kabupaten Bima.

Juga hadir organisasi keagamaan, kelompok perempuan, lembaga dan dinas terkait, komunitas, serta perwakilan kelompok disabilitas dan anak muda. Diharapkan kegiatan ini menghasilkan rekomendasi strategis dan rencana aksi dalam pemberdayaan perempuan untuk perdamaian berkelanjutan.

Atun Wardatun, Direktur Eksekutif La Rimpu, menyatakan, “Kami sangat menerima dengan baik kolaborasi Wahid Foundation dan UN Women. Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas perempuan desa, pengetahuan, keterampilan, dan komitmen mereka untuk terlibat dalam ruang publik dan agenda advokasi di berbagai desa.”

Pujawan, Sekretaris Dinas Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bima, menyambut baik program ini. “Pihaknya menyambut dengan baik dapat terlibat dalam program ini, karena memiliki tujuan akhir yang sama yaitu mengurangi dampak dari bencana. Dalam mitigasi bencana ada tiga tahap yaitu pra bencana, saat bencana, dan setelahnya. Di situ peran perempuan ini terutama ingin kami libatkan. Harapannya ke depan program ini melalui Wahid Foundation dan UN Women bisa berkelanjutan dan terus bekerja sama dengan pemerintah lokal.”

Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini diharapkan akan menghasilkan rumusan tentang peluang, tantangan, dan isu-isu penting terkait pemberdayaan perempuan, perdamaian, aksi kemanusiaan, dan lingkungan di Kota/Kabupaten Bima. Selain itu, juga diharapkan dapat menghasilkan peta pemangku kepentingan strategis yang dilibatkan dalam program pemberdayaan perempuan untuk perdamaian berkelanjutan.

Program ini dijalankan sejak 26 Juni 2023 hingga 31 Desember 2026 di tiga provinsi, yakni Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan tujuan meningkatkan ketangguhan masyarakat dan mengurangi kerentanan pada situasi darurat bencana alam di wilayah rentan konflik. Program ini bekerjasama dengan berbagai kementerian strategis dan organisasi lokal seperti La Rimpu dan LP2DER, menyasar tujuh desa/kelurahan di Bima yang dipilih berdasarkan asesmen tim Wahid Foundation dan La Rimpu.

Program ini melibatkan berbagai kegiatan pelatihan terkait kesiapsiagaan bencana, pencegahan konflik sosial, dan promosi perdamaian untuk mencegah intoleransi dan ekstremisme kekerasan. Kelompok perempuan muda juga difasilitasi untuk meningkatkan kapasitas terkait kepemimpinan, advokasi kebijakan, dan keterlibatan dalam pencegahan bencana dan konflik sosial. Aparatur pemerintah desa dan kelurahan juga diberikan pelatihan perencanaan dan penganggaran desa yang responsif gender.

pewarta pewarta
4 bulan yang lalu

Pewartanusantara, Jakarta – Yayasan Prajna Harmonis Indonesia, Wahid Foundation, Nishan World Center for Confucian Studies, dan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT) menginisiasi terselenggaranya 1st World Civilizations Harmony Forum 2024 dan Indonesia Forum for the 10th Nishan Forum on World Civilizations dengan tema “Building A Pathway To Harmonious Coexistence” pada Sabtu (15/6/2024) di Hotel Merusaka Nusa Dua, Bali.

Forum ini menginisiasi dialog antar peradaban dunia yang bertujuan untuk menjaga keberagaman peradaban serta membangun komunitas global yang rukun dan harmonis. Selain itu, forum ini juga menegaskan kerja sama internasional sebagai fondasi untuk perdamaian dunia yang berkelanjutan dengan menyediakan platform bagi pemimpin, akademisi, aktivis, dan organisasi masyarakat sipil untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif dan adil.

Acara dihadiri oleh PJ Gubernur Bali yang diwakili oleh Asisten I Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, tokoh agama, akademisi dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan China, perwakilan organisasi keagamaan, dan perwakilan sejumlah kampus di Bali.

Ketua Yayasan Prajna Harmonis Indonesia, Kasino, dalam welcoming remarks menyampaikan bahwa Juni 2024 adalah momen bersejarah. Dimana pada 7 Juni lalu, sidang ke-78 Majelis Umum PBB secara konsensus mengadopsi resolusi yang diusulkan oleh Tiongkok untuk mendeklarasikan 10 Juni sebagai Hari Internasional untuk Dialog Antar Peradaban.

“Di Indonesia, tanggal 1 Juni adalah Hari Lahir Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai dan kebijaksanaan yang bersumber dari sejarah dan budaya bangsa Indonesia sejak dahulu,” tutur Kasino. Ia menjelaskan bahwa saat ini umat manusia sedang terpuruk dalam konflik dan perpecahan, sehingga dibutuhkan komitmen bersama untuk membangun dialog antar peradaban sebagai upaya mencari jalan keluar bagi koeksistensi yang harmonis.

“Sehingga kami berharap forum ini dapat menjembatani lintas agama, bangsa, dan budaya yang memiliki cita-cita luhur dan jiwa kasih bagi dunia, untuk berdialog dan berkomunikasi secara tulus serta bersinergi membangun peradaban dan hidup berdampingan secara harmonis bagi seluruh umat manusia,” jelasnya.

Senada dengan Kasino, Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, menyampaikan bahwa cita-cita KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk mewujudkan perdamaian di seluruh dunia menjadi inspirasi yang terus diperjuangkan.

“Gus Dur memahami bahwa kekuatan Indonesia terletak pada keberagamannya. Beliau membayangkan sebuah kehidupan masyarakat di mana orang-orang dari berbagai agama, budaya, dan latar belakang hidup berdampingan, diikat oleh komitmen bersama untuk toleransi dan saling pengertian,” tutur Yenny melalui sambutan daring.

Semasa hidupnya, lanjut Yenny, Gus Dur secara konsisten terus menyuarakan hak kebebasan beragama dan memperjuangkan hak-hak kelompok minoritas. Yenny menegaskan bahwa di tengah situasi global yang sering diwarnai konflik dan perpecahan, Indonesia berdiri sebagai mercusuar harapan, menunjukkan bahwa hidup berdampingan secara damai tidak hanya mungkin, tetapi juga penting untuk kemajuan dan kemakmuran.

“Marilah kita mengambil inspirasi dari semangat Indonesia. Mari kita rangkul keberagaman sebagai sumber kekuatan dan merayakan ikatan yang menyatukan kita sebagai satu keluarga manusia,” pungkas Yenny.

Sementara itu, Asisten I Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, menyampaikan apresiasi dari Penjabat Gubernur Bali atas terselenggaranya forum ini. Menurutnya, forum ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang harmonis antar umat beragama.

“Keharmonisan akan tercapai ketika kita sadar akan posisi dan peran kita dalam masyarakat. Keharmonisan adalah kunci untuk hidup bersaudara dan berdampingan dengan damai,” tuturnya.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk bekerja sama membangun kehidupan sosial yang damai dan bergotong-royong. Persatuan, menurutnya, adalah dasar untuk mewujudkan hidup yang rukun, toleran, dan harmonis. Kerja sama antar warga merupakan wujud nyata dari pengamalan nilai-nilai Pancasila, yang menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

“Forum ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat solidaritas dan saling pengertian di antara masyarakat. Dengan partisipasi aktif dalam forum ini, seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih inklusif dan harmonis,” jelasnya menutup sambutan.

Selanjutnya, Prof. Kishore Mahbubani (Inisiator Asia Peace Programme dan Insinyur Kehormatan Asia Research Institute National University of Singapore) menjelaskan bahwa Asia Tenggara adalah laboratorium multi-peradaban karena dari 670 juta penduduk terdapat lebih dari 250 juta Muslim, 150 juta penganut Kristen, 150 juta penganut Buddhisme, Taoisme, Konfusianisme, dan Hindu. Menurutnya, keragaman ini mencerminkan kekayaan budaya yang unik dan dinamis yang jarang ditemukan di belahan dunia lain.

“Setiap peradaban utama dunia diwakili di Asia Tenggara termasuk peradaban Barat dan semua tetap hidup berdampingan dalam perdamaian,” tutur Kishore saat memberikan sambutan khusus secara daring.

Dia menambahkan bahwa kemampuan Asia Tenggara untuk mempertahankan harmoni di tengah keragaman yang luar biasa ini memberikan contoh yang berharga bagi dunia dalam mengelola pluralitas dan perbedaan.

Lebih lanjut, Ia juga menekankan bahwa keberagaman memberi peluang besar bagi pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya di seluruh dunia tersebut.

“Interaksi antara berbagai kelompok etnis dan agama telah mendorong inovasi dan kreativitas, serta memperkaya kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Keragaman ini bisa menjadi sumber kekuatan yang luar biasa jika dikelola dengan bijak,” katanya.

Kegiatan ini terbagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama Diskusi Pleno dengan tema “Membangun Jalan Hidup Bersama yang Harmonis” beberapa narasumber yang membahas tema ini secara mendalam diantaranya, Prof. Wen Haiming (Wakil Direktur Nishan Center for Confucian Studies), Dr. Made Mangku Pastika (Anggota DPD RI dan Mantan Gubernur Bali), Prof. Kong Deli (Akademisi Fakultas Filsafat Capital Normal University of China), dan Dr. Muhammad Najib Azca (Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Peneliti Pusat Keamanan & Perdamaian Universitas Gadjah Mada ).

Sesi kedua, Diskusi Panel I tema “Bhinneka Tunggal Ika dan Persaudaraan Umat Manusia” dengan narasumber I Gusti Raka Panji Tisna (Budayawan, Fasilitator Pendidikan dan Penggiat Pelestarian Alam), Prof. Alimatul Qibtiyah (Dosen Fakultas UIN Sunan Kalijaga dan Tokoh Perempuan Muhammadiyah), Prof. Wen Haiming (Wakil Direktur Nishan World Center for Confucian Studies dan Profesor Fakultas Filsafat Renmin University of China), Dr. I Ketut Donder (Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar), Prof. Li Shangxin (Pusat Ilmu Filsafat Shandong University), Drs. Putu Suasta (Tokoh Kemanusiaan) dan Mr. Kong Lingqian (Beijing Bohua Traditional Chinese Medicine Inheritance and Development Center).

Selanjutnya adalah Diskusi Panel II dengan tema “Dialog Peradaban Indonesia-Tiongkok” dipandu oleh Dr. Novi Basuki dengan pemaparan dari Prof. Zhang Fenglian (Wakil Direktur Shandong Academy of Social Sciences) Dr. I Made Sendra (Direktur Indonesia Tourism Confucius Institute Universitas Udayana), Prof. Chang Qiang (Peneliti Departemen Sastra dan Editorial Nishan World Center for Confucian Studies), Dr. Chin Chong Foh (Associate Professor, Universiti Tuanku Abdul Rahman of Malaysia), Prof. Chen Renren (Hunan University), Prof. Du Yunhui (Beijing Language and Culture University), Prof. Roger T. Ames (Profesor Emeritus Fakultas Filsafat Universitas Hawaii), Mr. Sun Jingxin (Wakil Presiden Akademi Studi Kontemporer Tiongkok dan Dunia), dan Rachmat Soekasah (Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok).

Forum diakhiri dengan sesi penutup dengan penyampaian ringkasan akademik oleh Akademisi Fakultas Filsafat Capital Normal University of China, Prof. Kong Deli dan ucapan terima kasih oleh Ketua Yayasan Prajna Harmonis Indonesia, Kasino. Selanjutnya juga penyerahan cinderamata kepada seluruh stakeholder yang terlibat dalam forum perdamaian ini.

Forum yang berlangsung hingga sore hari tersebut berhasil merumuskan hasil diskusi yang menekankan pentingnya promosi toleransi, saling menghormati, dan kerja sama internasional sebagai landasan untuk perdamaian dunia yang berkelanjutan. Diharapkan forum ini dapat menghasilkan solusi inovatif terhadap berbagai tantangan global yang dihadapi saat ini dan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain dalam menjaga keberagaman budaya dan membangun kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
4 bulan yang lalu

Asus ROG Zephyrus G14 adalah salah satu Laptop gaming keluaran terbaru dari Asus. Ini adalah laptop gaming yang memiliki daya tarik tersendiri karena desainnya yang modern dan stylish. Selain itu, laptop ini juga memiliki spesifikasi yang mumpuni untuk sekelas laptop gaming.

Pada pembahasan kali ini akan dipaparkan secara lengkap spesifikasi dan fitur unggulan apa saja yang dimiliki oleh laptop Asus ROG Zephyrus G14. Daripada makin penasaran, lebih baik langsung simak ulasannya berikut ini.

Spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403

Di bawah ini merupakan informasi mengenai spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403. Langsung saja simak penjelasannya berikut.

  • Prosesor : AMD Ryzen 7 8845HS
  • Codenamed – Hawk Point
  • CPU Architecture – Zen 4
  • Fabrikasi – TSMC 4 NM FinFET(Jadi prosesor ini punya efisiensi daya yang tinggi)
  • Default TDP – 35-54 Watt
  • 8-Core / 16-Thread
  • L3 Cache – 16 MB
  • NPU Ryzen AI
  • Up to 16 TOPS (Gambar Slide AMD 07)
  • AMD Radeon Graphics 780M
  • 16 GB LPDDR5X 6400 MHz Dual Channel 128-bit
  • Laptop ini tidak memiliki slot SO-DIMM jadi tidak dapat ditambah kapasitas RAM-nya
  • 1 TB SSD M.2 NVMe PCIe Gen 4 x4
  • VRAM 6 GB GDDR6
  • Nilai maksimum TGP adalah 90 Watt yang masih sesuai dengan standar dari NVIDIA
  • Modul AMD RZ616 dengan Chip Mediatek
  • Baterai : 73 Wh
  • OS : Windows 11

Fitur Unggulan Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Fitur Unggulan Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Fitur Unggulan Asus ROG Zephyrus G14 GA403

Setelah mengetahui spesifikasi singkat dari Asus ROG Zephyrus G14 di atas, selanjutnya ada fitur unggulan. Berikut merupakan beberapa fitur unggulan yang dimiliki oleh laptop Asus ROG Zephyrus G14.

  1. Ada Fitur MUX Switch

Fitur MUX Switch pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengatur performa laptop sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan fitur ini, pengguna dapat beralih antara mode Silent, Performance, dan Turbo dengan mudah hanya dengan menekan tombol tertentu.

Mode Silent akan mengoptimalkan laptop untuk penggunaan sehari-hari yang ringan, sementara mode Performance akan meningkatkan performa untuk gaming dan tugas berat. Sedangkan mode Turbo akan memberikan performa maksimal untuk pengalaman gaming yang lebih intens.

  1. Ada Fitur Dust Filter

Fitur Dust Filter pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah salah satu inovasi yang sangat penting untuk menjaga performa dan kehandalan laptop Anda.

Dust Filter adalah sebuah sistem yang dirancang khusus untuk mencegah debu dan kotoran masuk ke dalam laptop, terutama ke dalam komponen-komponen internal yang sensitif. Dengan adanya Dust Filter, Anda tidak perlu khawatir lagi tentang debu yang dapat mengganggu kinerja laptop Anda.

Dust Filter pada Asus ROG Zephyrus G14 bekerja dengan cara menyaring udara yang masuk ke dalam laptop. Sistem ini menggunakan filter khusus yang mampu menangkap partikel-partikel debu dan kotoran yang dapat merusak komponen-komponen laptop.

Filter ini dapat dengan mudah diakses dan dibersihkan, sehingga Anda dapat menjaga laptop Anda tetap bersih dan bebas dari debu yang dapat mengganggu kinerja laptop.

  1. Fitur Keamanan IR Camera

Fitur IR Camera pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah teknologi kamera inframerah yang memungkinkan pengguna untuk melakukan login dengan menggunakan pemindaian wajah.

Adanya fitur ini, Anda dapat dengan cepat dan mudah membuka kunci laptop hanya dengan wajah Anda, tanpa perlu memasukkan kata sandi atau menggunakan sidik jari. Hal ini tidak hanya memudahkan pengguna dalam mengakses laptop, tetapi juga meningkatkan keamanan data pribadi Anda.

IR Camera pada Asus ROG Zephyrus G14 juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan pengalaman bermain game. Dengan teknologi kamera inframerah yang canggih, pengguna dapat menggunakan fitur Windows Hello untuk membuka kunci laptop dengan cepat dan aman.

Selain itu, IR Camera juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan rekan tim dalam game online, sehingga memungkinkan koordinasi yang lebih baik dan efisien selama bermain.

  1. Keyboard Gaming Stealth Type

Fitur keyboard gaming stealth type pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah fitur yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman bermain game yang lebih nyaman dan responsif.

Keyboard ini memiliki desain yang ergonomis dengan tombol-tombol yang dirancang untuk memberikan feedback yang tepat saat menekan tombol. Selain itu, fitur stealth type juga membuat keyboard ini lebih tenang saat digunakan, sehingga tidak mengganggu konsentrasi saat bermain game.

Dari uraian di atas, kini Anda tidak perlu ragu lagi dengan memilih Asus ROG Zephyrus G14. Laptop ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan Anda dalam bermain game termasuk game-game berat sekalipun.

Di sisi lain, fitur-fiturnya yang lengkap dan memadai menjadikan laptop ini recomended untuk dimiliki oleh Anda termasuk para gamers di berbagai kalangan.

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
5 bulan yang lalu

Pewartanusantara.com – Memiliki hunian impian adalah dambaan semua orang. Saat ini, berbagai pilihan hunian yang beragam membuat pencarian hunian impian semakin membingungkan.

Apartemen menjadi salah satu pilihan populer bagi masyarakat yang mencari hunian ideal. Salah satu apartemen yang patut dipertimbangkan adalah Apartemen Tamansari Panoramic di Bandung. Apartemen ini menawarkan pemandangan panorama pegunungan dan city light kota Bandung yang eksklusif.

Review Apartemen Tamansari Panoramic di Bandung
Ruang Outdor Apartemen Tamansari Panoramic
Ruang Outdor Apartemen Tamansari Panoramic

Apartemen Tamansari Panoramic berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Bandung. Lokasinya strategis, berada di jalur by-pass yang banyak dikelilingi perusahaan swasta ternama di Indonesia. Hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk mencapai pintu tol Buah Batu dari apartemen ini.

Lokasinya yang strategis membuatnya pilihan populer bagi orang-orang yang berlibur ke Bandung dan ingin menetap sementara untuk menikmati keindahan kota, terutama di malam hari.

Apartemen ini berada di Bandung Timur, dekat dengan berbagai pusat perbelanjaan seperti LotteMart, Carrefour, Bandung SuperMall, Metro Trade Center, Superindo, dan Griya, yang semuanya dapat dicapai dalam waktu maksimal 20 menit.

Selain itu, apartemen ini juga dekat dengan berbagai institusi pendidikan seperti STT Telkom, LPKIA, SMA N 12 Bandung, UNINUS, UNJANI, dan SMP N 30 Bandung, sehingga cocok untuk keluarga yang membawa anak-anak. Berbagai instansi pemerintahan seperti BULOG, Dinas Kehutanan, POLDA, dan BPN juga dapat dicapai dalam waktu 10 hingga 20 menit, memberikan kemudahan akses bagi mereka yang bekerja atau memiliki urusan di instansi tersebut.

Fasilitas Unggulan Apartemen Tamansari Panoramic

Selain lokasi strategis, Apartemen Tamansari Panoramic menawarkan berbagai fasilitas dengan harga terjangkau. Fasilitas yang tersedia antara lain Smart Living (IP Phone, IP TV, Cable TV), akses internet berkecepatan tinggi gratis selama 24 jam, serta CCTV yang beroperasi 24 jam di beberapa titik.

Untuk aktivitas fisik, tersedia kolam renang, sauna, pusat kebugaran, dan jogging track. Apartemen ini juga memiliki Business Center, area bermain anak, dan ballroom yang dapat disewa untuk acara tertentu.

Harga Sewa Apartemen mulai dari Rp 100 jutaan saja, menjadikannya pilihan yang terjangkau dengan berbagai fasilitas lengkap.

Cara Gampang Sewa Apartemen Tamansari Panoramic Harian Bulanan Tahunan

Penyewaan Apartemen Tamansari Panoramic dapat dilakukan sesuai kebutuhan, baik tahunan, bulanan, maupun harian. Reservasi atau pemesanan dapat dilakukan secara online atau langsung di apartemen.

Selain pemesanan secara langsung, kamu juga bisa melakukanya secara online di Travelio. Berikut cara gampang sewa Apartemen Tamansari Panoramic harian bulanan tahunan:

  • Kunjungi situs www.travelio.com atau unduh aplikasi Travelio di smartphone. Jika kamu ingin mencari Apartemen Tamansari Panoramic kamu bisa menemukanya disini https://www.travelio.com/sewa-apartemen/tamansari-panoramic
  • Pergi ke bagian Promotion, lalu scroll ke bawah hingga menemukan Promo Bulanan.
  • Klik banner promo Flash Sale.
  • Pilih kota tujuan dan tanggal menginap.
  • Temukan unit yang diinginkan dan pesan segera.
  • Selamat, kamu siap pindah!

Untuk mempermudah, di halaman promo terdapat filter unit berdasarkan harga dan tipe yang diinginkan. Jika beruntung, kamu bisa mendapatkan unit apartemen dengan harga mulai dari Rp1 jutaan!

Mengapa memilih Apartemen Tamansari Panoramic? Lokasi strategis, fasilitas layaknya hotel bintang 5, serta pemandangan indah kota Bandung di malam hari menjadi daya tarik utama apartemen ini.

Harga yang terjangkau untuk hunian eksklusif dengan berbagai fasilitas menjadikan apartemen ini pilihan yang sangat menarik.

Keunggulan Tinggal di Apartemen Tamansari Panoramic
Sewa Apartemen Tamansari Panoramic
Sewa Apartemen Tamansari Panoramic

1. Lokasi Strategis dan Dekat Perkantoran

Apartemen umumnya terletak di lokasi yang strategis dengan akses mudah ke berbagai fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, dan supermarket, dibandingkan dengan rumah biasa. Apartemen Tamansari Panoramic terletak di lokasi dengan akses yang baik ke tol Buah Batu, Cileunyi, dan rencana tol Gede Bage.

2. Fasilitas Lengkap dan Dekat

Apartemen biasanya menyediakan fasilitas lengkap seperti kolam renang, taman, ATM, dan restoran yang terletak sangat dekat dengan unit hunian. Selain itu Apartemen Tamansari Panoramic juga dilalui oleh transportasi umum seperti Trans Metro Bandung dan rencana kereta cepat Jakarta-Bandung.

3. Keamanan

Apartemen dilengkapi dengan fasilitas keamanan seperti petugas keamanan, CCTV, dan prosedur keamanan yang ketat, sehingga membuat hunian lebih aman dan nyaman.

4. Praktis

Perawatan bangunan menjadi tanggung jawab pengelola, sehingga penghuni tidak perlu repot mengurusnya.

5. Pendapatan Pasif

Potensi penghasilan dari penyewaan unit berkisar antara 2 juta hingga 3 juta per bulan berkat adanya manajemen sewa.

6. Daerah Berkembang

Terletak dekat dengan pengembangan Bandung Teknopolis, sehingga nilai investasi akan terus meningkat.

pewarta pewarta
5 bulan yang lalu

Pewarta Nusantara, Nasional – UN Women bersama dengan Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia melakukan kunjungan ke Desa Damai yang diinisiasi oleh Wahid Foundation bekerja sama dengan La Rimpu di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin-Selasa, 6-7 Mei 2024. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat langsung konsep pemberdayaan perempuan dan perdamaian di akar rumput dalam program Desa Damai di 5 (lima) desa di Kabupaten Bima.

Dalam kunjungan tersebut, UN Women dan Kedubes Belanda untuk Indonesia berkesempatan untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman terkait implementasi Desa Damai dalam menciptakan ruang aman, membangun kohesi sosial, mencegah konflik, serta memperkuat advokasi kebijakan yang diinisiasi oleh kelompok perempuan.

Political Affairs, Embassy of Netherlands, Sophie Van Huut merasa terhormat dan kagum atas komitmen yang luar biasa ditunjukkan oleh kelompok perempuan di Bima. Meski dengan segala keterbatasan, komunitas perempuan ini mampu menjadi berdaya dan menjadi pelopor perubahan di komunitasnya. Tak lupa, Sophie menyampaikan terimakasih atas kerja sama dan kolaborasi multipihak dalam mendukung pelaksanaan program.

“Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Wahid Foundation, La Rimpu, Pemerintah Kabupaten Bima, dan para aktor perempuan di Desa Damai dalam mendukung pelaksanaan program yang baik ini,” terang Sophie pada acara Pertemuan dengan Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri.

Shopie berharap, program Desa Damai yang dimotori oleh aktor perempuan dapat menjadi praktik baik mendorong pembangunan daerah yang lebih inklusif dan berkeadilan untuk semua kalangan. .

“The power of community yang dimotori oleh aktor perempuan ini semoga bisa menjadi strategi dalam membangun dan memperkuat kohesi sosial serta ketahanan masyarakat,” pungkasnya.

Sementara itu, Programme Analyst Women Peace and Security UN Women Indonesia, Xinyue Gu kembali menegaskan pernyataan Sophie, Xinyue sependapat bahwa perempuan memiliki potensi yang besar dalam menjadi penentu perubahan di lingkungan komunitas mereka. Oleh karena itu, dukungan terhadap potensi ini harus terus dilaksanakan agar praktik baik ini dapat diadopsi di berbagai desa lain di seluruh Indonesia.

“Perempuan memiliki potensi luar biasa untuk menjadi agen perubahan di komunitas mereka, sehingga kita perlu memastikan bahwa perempuan penggerak ini mendapatkan dukungan yang penuh yang dapat meningkatkan kapasitas mereka,” jelas Xinyue .

Xinyue juga menekankan dalam program pemberdayaan perempuan, tujuan utama dapat dicapai dengan adanya kolaborasi dan kerjasama multipihak. Dengan adanya kerjasama antar semua stakeholder ini akan membuat tujuan pemberdayaan ini semakin mudah untuk dicapai.

Dukungan terhadap program Desa Damai oleh Pemerintah Kabupaten Bima juga disampaikan langsung oleh Bupati Bima, Indah Damayanti Putri dalam acara kunjungan tersebut. Ia menilai program pemberdayaan perempuan melalui Desa Damai dapat meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan kehidupan yang lebih inklusif di Bima.

“Kami mendukung program yang sangat baik ini. Ini juga menjadi wujud kepedulian Pemkab dalam pengembangan dan pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan, sekaligus mewujudkan generasi yang lebih baik untuk masyarakat Bima.

Hadir dalam acara tersebut sejumlah undangan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bima yang diwakili oleh Kabid Sosbud, M Muhammad Farid dan Kabid Perempuan dan Anak, Ruwaidah.

Kemudian juga hadir Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bima Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), serta Kabag Organisasi Setda Kabupaten Bima.

Selama kunjungannya ke Kabupaten Bima, UN Women dan Perwakilan Kedutaan Besar Belanda menghadiri beberapa kegiatan di antaranya mengunjungi sesi kegiatan Pelatihan Advokasi dan Kepemimpinan Perempuan yang bertempat di Aula Kantor Bupati Bima, kemudian di hari selanjutnya berkunjung ke Desa Damai Dadibou yang bertempat di Balai Desa.

Diketahui, UN Women telah bermitra dengan Wahid Foundation dalam program Desa Damai sejak tahun 2017 di 22 Desa di Pulau Jawa. Di Tahun 2024, UN Women bersama Wahid Foundation memperluas inisiasi Desa Damai di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Tujuan utama dari program ini untuk membangun ketahanan masyarakat terhadap konflik sosial, ekstremisme kekerasan, dan dampak buruk perubahan iklim.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
6 bulan yang lalu

Aries Agung Paewai, Penjabat (Pj) Wali Kota Batu, memiliki tujuan untuk mengenalkan program angkutan kota (angkot) gratis bagi Pelajar pada tahun ini.

Program ini direncanakan untuk diuji coba pada bulan April 2024 setelah perayaan lebaran. Aries menjelaskan bahwa beberapa wilayah di Kota Batu akan menjadi tempat uji coba untuk program ini, termasuk wilayah perkotaan dan beberapa desa.

“Kami berencana untuk melakukan uji coba program Angkot gratis bagi pelajar pada bulan April setelah lebaran,” ujar Aries pada Jumat (29/3/2024).

Aries menjelaskan bahwa tujuan dari uji coba ini adalah untuk memastikan bahwa saat program ini diluncurkan secara resmi, tidak akan ada masalah atau keluhan yang signifikan. Dengan begitu, diharapkan program ini dapat berjalan lancar pada bulan Mei 2024.

Selama uji coba program angkutan pelajar ini, angkot-angkot yang dipilih untuk menjadi angkutan gratis harus memenuhi standar pelayanan minimum (SPM). Selain itu, para sopir harus berkomitmen terhadap kebersihan angkutan dan keselamatan berkendara.

“Kita akan melihat kelemahan apa yang ada agar bisa memperbaikinya. Setelah semuanya matang, baru kita bisa menerapkannya secara menyeluruh di semua wilayah,” katanya.

Aries juga menegaskan bahwa operasional program ini harus disertai dengan kesadaran sopir untuk tidak merokok saat mengemudi. Selain itu, para sopir ini akan mendapatkan subsidi tertentu.

“Harapannya, nanti anak-anak ini akan diberikan kartu khusus untuk mengklaim subsidi ongkos,” tambahnya.

Rencananya, akan ada 42 angkot yang akan digunakan sebagai armada untuk mengangkut para pelajar pada tahap awal. Jumlah ini akan mencakup sekitar 504 pelajar. Namun, jumlah pasti masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.

Penyediaan fasilitas ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan keselamatan pelajar, mengingat tingkat pelanggaran dan kecelakaan yang cukup tinggi di kalangan pelajar.

Selain itu, program ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan sopir angkot yang telah mengalami penurunan penumpang akibat persaingan dengan transportasi online. Program ini dibiayai oleh APBD dengan nilai sekitar Rp 900 hingga Rp 1 miliar.

Kepala Dishub Kota Batu, Hendri Suseno, menjelaskan bahwa kesiapan program ini telah mencapai tahap studi rute dan titik penjemputan. Nantinya, angkutan gratis ini akan tersedia bagi siswa SD, SMP, dan SMA.

Jika program ini terwujud, para sopir angkot dapat merasa lega, dan orang tua murid akan mengurangi pengeluaran mereka. Selain itu, angkot gratis juga dapat mengurangi kemacetan pada pagi dan sore hari.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
6 bulan yang lalu

Google Maps telah diperbarui dengan fitur AI terbaru untuk platform peta online mereka. Sekarang, Google Maps dapat memberikan pengguna rekomendasi tempat di lokasi tertentu yang diprakarsai oleh AI.

Selain itu, Google Maps akan menampilkan highlight foto dan rangkuman ulasan dari pengguna terkait tempat tersebut. Jika tempat tersebut adalah restoran, AI juga akan memberikan informasi tentang biaya dan kemungkinan ketersediaan tempat di restoran tersebut.

Rekomendasi ini akan ditampilkan dalam bentuk daftar saat pengguna melakukan pencarian di kota tertentu di Google Maps. Saat ini, fitur tersebut baru tersedia di lebih dari 40 kota di Amerika Serikat dan Kanada.

Selain penambahan fitur rekomendasi AI, Google Maps juga menambahkan opsi kustomisasi baru ketika pengguna membuat Daftar tempat. Sekarang pengguna dapat mengatur urutan tempat dalam Daftar dan juga dapat menambahkan konten dari media sosial ke dalam Daftar tersebut.

Selain itu, Google juga memberikan penyegaran desain pada pembaruan Google Maps ini. Tampilan Halaman utama akan lebih bersih dengan lebih sedikit warna pin lokasi baru, sehingga memudahkan pengguna dalam menemukan tempat di peta. Pembaruan ini telah mulai diluncurkan ke aplikasi Google Maps baik di Android maupun iOS.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
6 bulan yang lalu

Para pengguna Whatsapp sebaiknya berhati-hati saat layanan pesan ini akan memperbarui syarat dan ketentuan penggunaan mereka pada bulan April mendatang.

Jika pengguna WhatsApp tidak menyetujui syarat dan ketentuan baru yang akan diberlakukan, akun mereka dapat disuspensi.

Pembaruan syarat penggunaan dan kebijakan privasi ini akan dimulai di Eropa, di mana peraturan baru yang akan diberlakukan pada tanggal 11 April 2024 akan mencerminkan persyaratan baru UE sebagai bagian dari kebijakan “Undang-Undang Pasar Digital”.

Hal ini mencakup berbagai topik seperti panduan dan prinsip penggunaan WhatsApp, pengiriman pesan ke penyedia pihak ketiga, dan penggunaan Channel.

Inti dari perubahan peraturan yang akan diberlakukan oleh WhatsApp termasuk penambahan informasi dan kebijakan mengenai aktivitas yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan di layanan WhatsApp.

Selain itu, akan diberikan opsi untuk mengirim pesan dari WhatsApp ke aplikasi pihak ketiga yang didukung, dan ada ketentuan lebih lanjut mengenai Channel, termasuk prosedur pelaporan konten dan rekomendasi Channel.

Selain perubahan peraturan yang dipengaruhi oleh undang-undang UE, WhatsApp juga akan mengubah persyaratan usia minimum global untuk pengguna mereka pada tanggal yang sama. Usia minimum pengguna WhatsApp akan berubah dari 16 tahun menjadi 13 tahun.