Pewarta Nusantara Menu

Puna dan Kawan-Kawan

Puna dan Kawan-Kawan

Tepat menjelang senja menyapa, petang malam beriringan rembulan belum tampak juga. Pula disudut kedai kopi lesehan tampak tujuh sekawan yang tak asing lagi di dunia pewayangan, empat punakawan; Kyai Semar dengan ketiga murid terpercaya; Ki Bagong, Ki Petruk, dan Ki Nala Gareng, sedang tiga lainnya adalah bangsa wanara kiskenda; Hanoman si tetua kera, resi sugriwa, dan Anggada. Ketujuh tokoh besar tersebut berkumpul dalam satu majlis dalam rangka hari jadi Pewarta Nusantara Pertama, guna membincang dan berdialek mesra tentang penyikapan wacana prahara pralaya di Nusantara Hastina.

Sang mahaguru Semar mengawali dialog, “Salam atas kalian semua semoga senantiasa mendapat rahmat dan keberkahan dari Sang Hyang  tertunggal. Selamat sore para tokoh-tokoh gila yang rela mencurahkan pemikirannya demi satu bangsa dan negara tanpa pembeda. Saya sebagai moderator akan memimpin jalannya sidang komisi ini, meskipun nyatanya sidang ini tak seperti sidang-sidang para pejabat dewan wakil rakyat di istana yang penuh gemerlap permadi permadani. Tapi toh bukan menjadi masalah karena kita memang telah terbiasa berdialek di alas lesehan dengan camilan ringan pasaran rakyat. Lalu yang tak kalah penting silakan di sruput kopinya”.

Nampaknya hanya hanoman yang tak meneguk kopi hitam didepannya, wajar saja karena memang dirinya hanya doyan air putih sesuai dengan fitrah dirinya si kera putih. Tiba-tiba Anggada menyahut pembicaraan dengan lantang, “Maaf, Bukankah kita bertiga bangsa wanara, mengapa kita harus diikutkan menanggung derita prahara di hastinapura ?”

“Anggada, bukankah Sang Hyang  Tunggal menciptakan mahluk dengan satu kesatuan laksana simpulan tali berbentuk bulatan lingkaran yang kedua ujungnya saling terikat erat satu sama lain ?, Lalu bukankah bangsa kiskenda sejak kala juga telah ikrar dibawah Nusantara Ayodya yang bermetamorfsis menjadi Hastina ?, Lantas apa alasan untuk tidak berkontribusi pada negara kesatuan ini ?” Kata Sugriwa menayahut perkataan dari sepupunya sendiri.

Alhasil putra resi sakti Subali tersebut terdiam usai mendengar pamannya Resi Sugriwa. Disisi lain Ki Bagong dengan nada ceplas-ceplos, “Sudah hentikan perdebatan ini, Anggada jika engkau tidak berkenan untuk ikut persidangan maka Walk Out saja sana, toh engkau sudah mendapati keinginanmu yaitu kopi gratis kan”

Ketegangan suasana tercairkan gegara candaan dari Bagong, wajar karena memang Bagong dikenal mempunyai nuansa selera humor yang kerap mampu mengocok perut pendengar, apalagi dengan fisik gendutnya semakin menambah humoritas Bagong, karena memang Bagong tercipta dari bayangan gurunya- Kyai Lurah Smarasanta titisan Cahya Batara Ismaya. Sebab itu pula Bagong kerap menjadi yang terdepan dari dua punokawan lainnya (Ki Petruk dan Ki Gareng) dalam mendapatkan kepercayaan dari Gurunya Kyai Semar. Ketiganya juga kerap berlomba-lomba menujukkan abdinya pada Kyai Semar seperti saat berlomba-lomba merapikan sandal sang guru tartkala bersembahyang atau ketika membantu menyiapkan hidangan kopi panas dalam pertemuan.

Kembali ke persidangan komisi tujuh wayang, kembali Kyai Semar beropini tentang cakrawala pengetahuannya menyikapi fenomena, “ Semua khalayak mengetahui bahwa Jimat Jamus Kalimasada merupakan senjata yang tak terkalahkan dan popular di kalangan para tetua, rara-raja, hingga ksatria se jagat lil alamin. Barangsiapa yang memiliki Kalimasada maka dia akan menjadi seorang raja, inilah rahasia dibalik kekuatan Kalimasada yang kerap membuat para tetua dan ksatria sakti mandraguna mencoba mengkudeta Prabu Puntadewa dari kasta istana demi merebut Jamus Kalimasada. Sebelum akhirnya mustika ini pernah raip dicuri oleh Dewi Ning Mustakaweni dari kerajaan Imantaka dan direbut oleh Raja Welgeduwelbeh melalui siasat guraunya, bukankah demikian Ki Petruk ?”. Celoteh Kyai Semar menoleh kehadapan putra angkat sekaligus abdiya Ki Petruk.

Memang dulu Petruk pernah menjadi seorang raja Lojitengara pasca berhasil memanfaatkan kekacauan perebutan Kalimasada di negeri Imantaka dan mengambil secara Siri Kalimasada milik Prabu Puntadewa, Alhasil ia pun menjadi seorang raja Lojitengara dengan julukan Prabu Welgeduwelbeh sebelum akhirnya dikudeta tanpa darah oleh saudara seperguruan Ki Lurah Bagong hingga pada akhirnya pusaka Jamus Kalimasada dipulangkan kembali ke Prabu Puntadewa sang pemilik asli jimat sakti tersebut.

“Hahaha, dasar raja Welgeduwelbeh hobinya selalu mencuri barang hasil curian berdalih menegakkan keadilan, meski nyatanya ia menikmati barang haram bukan haknya itu pula”. Ungkap Ki Petruk membincang dirinya sendiri.

“Efeknya tahta yang diraihnya diambil lagi oleh Sang Hyang  Maha Tunggal karena memang media Kalimasada yang ia gunakan bukanlah haknya alias berstempel curian”. Sahut Ki Bagong menyindir Ki Petruk, yang sebenarnya ia merupakan tokoh utama yang membuka kedok Ki Petruk dari singgasana Lojitengara kala.

“Sudah-sudah, kembali ke pembahasan utama. Kalian tahu mengapa para tetua negara Imantaka atau bahkan Prabu Welgeduwelbeh yang luhur bertahta tak lama tak seperti Prabu Puntadewa, walaupun mereka telah memiliki mustika Jamus Kalimasada yang memiliki keistimewaan bahwa penjaga mustika tersebut akan menjadi seorang raja atas sebuah tahta ?” Papar Kyai Smarasanta.

Semua tokoh pewayangan yang hadir di persidangan tersebut geleng-geleng kepala, termasuk Ki Petruk dengan wajah memerah efek sindiran bertubi-tubi dari Punakawan lainnya.

Kyai Lurah Semar kembali berwejang panjang; “Sebenarnya ada tiga pihak yang mengetahui rahasia Prabu Puntadewa terkait kesuksesannya memerintah Nusantara hingga ia mokhsa, meski ia telah kehilangan mustika Kalimasada yang telah dicuri oleh Ning Mustakaweni. Hal ini karena darma Kalimasada telah merasuk dalam qolbu Puntadewa, selain itu Prabu Puntadewa juga mempunyai mustika sakral sebagai penyempurna Kalimasada, selain Sang Prabu hanya daku dan Resi Kresna yang mengetahui rahasia ini, karena memang kita berdua merupakan dewan pertimbanan presiden Hastina dimasa kepemimpinan Prabu Puntadewa. Mustika tersebut bernama “Garda Panca Sirah” yang mempuyai keistimewaan sebagai pelengkap Kalimasada. Barang siapa yang mempunyai dua mustika sakti tersebut ; Kalimasada dan Garda Panca Sirah dan mengamalkan amalan darma dari mustika tersebut maka ia akan menjadi titisan Sang Hyang  Tunggal sebagai Khalifah Fil Ardh. Raden Prabu Puntadewa contohnya, beliau menjadi pemimpin yang luhur dan senantiasa dihormati rakyatnya hingga mokhsa di masa senja. Sedang Raja Welgeduwelbeh meskipun ia juga punya pondasil luhur tapi ia tidak cukup mumpuni mengamalkan darma Kalimasada, karena jimat mustika tersebut didapat tanpa restu pemilik aslinya, selain alasan bahwa ia juga tidak memiliki Mustika Garda Panca Sirah. Selain itu agar khasiat mustika Garda Panca Sirah keluar ketajiannya maka pemiliknya terlebih dahulu harus tirakat mengamalkan Panca Dharma sebagai syarat mutlak agar keistimewaan mustika tersebut keluar, ini letak kesulitan dari Garda Panca Sirah yang bukan hanya sebagai pusaka individu atau pun pusaka kemanusiaan melainkan juga berposisi sebagai pusaka kenegaraan.”

“Setelah wafatnya Prabu Puntadewa mustika tersebut raip entah kemana, menyisahkan Jimat Kalimasada yang juga tak lagi bertaji, imbas jimat tersebut hanya dipandang secara fisik saja tanpa darma pengamalan tersirat dari jimat jamus kalimasada. Tak adanya Garda Panca Sirah juga semakin membuat tuah Kalimasada semakin tak bertaji laksana pisau berkarat tanpa media asahan. Selain itu untuk menekan gejolak kemanusiaan hastina akhibat efek negatif senjata globalisasi yang sudah menjamur maka kita membutuhkan mustika Garda Panca Sirah sebagai penyempurna jamus Kalimasada”

“Lantas bagaimana kita harus menemukan mustika Garda Panca Sirah wahai Maha Guru Smarasanta ?, tanya Hanoman dengan penuh keseriusan.

“Browsing saja di Search Engine Google Hanoman Si Wanara Putih !!!”, Sahut Ki Gareng dengan menyodorkan tablet miliknya kearah Hanoman.

Disisi lain Kyai Semar tertawa ketika mengetahui bahwa Ki Gareng gagal menemukan dimana Mustika Garda Panca Sirah berada meski dirinya telah menggunakan berbagai aplikasi mulai Hostpot Shild hingga menjelajah Deep Net, namun dirinya tetap tak menemukan petunjuk dimana Mustika Garda Panaca Sirah itu berada. “Hahahaha, Gareng muridku engkau mencari di situs mana saja tentu engkau pasti tak akan menemukan petunjuk dimana Garda Panca Sirah berada, karena memang mustika itu bukan mustika biasa yang dapat digapai dengan cara instan melainkan tentu membutuhkan sebuah tahapan proses keseriusan dalam pencarian.”

“Menurut hipotesis penelitian disertasiku terkait mustika Garda Panca Sirah bahwasahnya daku hanya menemukan pemaparan bahwa burung Garuda-lah yang mengetahui dimana Prabu Puntadewa menyimpan mustika kenegaraan tersebut, hipotesis ini dikuatkan dengan fakta bahwa burung Garuda dijadikan maskot kenegaraan hastina”. Papar Kyai Semar sekali lagi.

“Garuda yah, sekali lagi Garuda menjadi pahlawan utama cerita karmapala. Dulu Garuda yang memberikan sandi pada Prabu Sri Rama tentang peristiwa penculikan Ayunda Dewi Sinta oleh Rahwana si Angkara murka. Garuda pula yang membantu pasukan aliansi Kiskenda – Ayodya dari serangan ular berbisa dari panah sakti Naga Saka kepunyaa Prabu Indrajit. Pantas jika Garuda mendapat amanat kepercayaan Prabu Puntadewa sebagai kunci utama mendapatkan informasi dimana mustika Garda Panca Sira berada.” Kata Wanara tua Resi Sugriwa yang memang merupakan salah satu ksatria yang pernah mengenal dekat dengan salah satu dari Garuda bernama Jatayu yang mokhsa akhibat bertempur melawan prabu Rahwana kala.

“Sidang para pewayangan ditutup dengan sebuah naskah baru “mencari garuda”, guna mencari kejelasan dimana mustika Garda Panca Sirah berada. Mustika kenegaraan yang diharapkan mampu mengatasi prahara kemanusiaan yang menerjang Hastina akhibat dampak negatif senjata bernama Globalisasi yang kerap membawa virus provokasi tanpa rasionalisasi.” Tutur Ki Gareng mengutip simpulan Mahaguru Kyai Lurah Semar dalam sebuah caption di akun instagram miliknya disertai dengan sebuah foto Gunungan yang menandai akhir sebuah sandiwara.

 

 

Oleh: Rizal Nanda Maghfiroh

Semua Tulisan dari '

rizal nanda maghfiroh rizal nanda maghfiroh
5 tahun yang lalu

Suara sayup Qiroah menjelang asharan di masjid sebelah masih menentramkan telinga. Tak lama kemudian harumnya bau parfum perawan pun berseliweran menembus kepekaan Indra penciuman. Diseberang sana tampak pula gerombolan sekawanan muda mudi yang sibuk bermesra di depan kubangan kolam taman yang airnya tampak coklat. Efek dedaunan yang jatuh menerpa bumi kekinian.

Lantas bagaimana keadaan si pengguna ?. Tampaknya masih tak jauh beda dengan hari hari sebelumnya. Hembusan sepoi angin yang melambaikan dedaunan masih tak juga memberikan setrum untuk beranjak dari zona nyaman.

Masih tetap bermesra dengan secangkir kopi yang tak habis walau Berjam jam telah berlalu. Ditemani pula sebuah buku tulis berisi coretan kata kata biasa. Mungkin lebih tepatnya pantas disebut sandi Pramuka, yang memang hanya bisa dibaca dan digali maknanya oleh si pengguna saja.

Sementara gadget sakti yang biasa digunakan untuk berselingkuh dengan berita berita jagat sosial pun kali ini harus rela menepi tertanggal dari sanggu di pengguna. Merelakan diri tertanggal dalam tas hitam kecil yang tergeletak di bawah rimbunan pohon taman.

Katanya si pengguna sih agar lebih fokus merenungi suasana ketentraman sore hari menyapa. Dengan ketentraman yang begitu penuh kedamaian dan kenyamanan. Tanpa perlu tahu hiruk-pikuk hoax dan cacian yang tersimpan di balik kecilnya gadget sakti.

Suara perlombaan adzan pun mulai terdengar menghiasi Indra pendengaran. Membuat fikiran mendadak diingatkan kabar gonjang-ganjingnya era kekinian, yang penuh aksi demonstrasi menuntut si mushonif puisi penista kemerduan adzan.

Tak begitu lama kemudian si pengguna justru seolah ikut terjerumus dalam penistaan sakralnya adzan. Dengan ketidak fokusan gegara semakin semerbaknya bau parfum perawan yang semakin kencang berseliweran di antara si pengguna. Bukankah ini juga semacam sebuah penistaan tentang penihilan esensi sakral adzan yang dicampur kenikmatan keduniawian parfum perawan, apalah.

Terbesit di benak si pengguna mengapa perawan perawan tersebut tidak singgah sejenak di sebelah si pengguna. Agar bau wewangian parfum keduniaan si perawan semakin menusuk nusuk Indra penciuman menjelang senja menyapa. Agar goresan kisah klasik sederhana yang terurai di kertas putih bawaan si pengguna dapat berubah alurnya. Mewarnai ketentraman sore hari menyapa dengan hiasan feminimnya perawan dunia. Dengan romantika bertabiat kemanusiaan alamiyah; kerinduan, kekaguman, percintaan, kesayangan, atau  roman anak muda lainnya.

Tentu agar sedikit memberi sentuhan  warna pada jagat si pengguna tentang sebuah imaji kemanusiaan dalam negeri yang mutkak membutuhkan guyuran esensi kemanusiaan. Sentuhan romantika klasik untuk meredam sebuah emosional tentang penghayatan nilai ketuhanan namun ujung ujungnya malah kerap seakan sebagai pembanding Tuhan dengan meniru firman firman dogma dan label yang memang menjadi hak kevetoan Tuhan.

Kemudian setelah itu  bau parfum perawan tak hilang memudar, malah pun semakin kental berseliweran pasca lantunan adzan berkumandang. Seolah hal itu menjadi pengganti pujian usai adzan yang tak terdengar di salah satu masjid dekat taman. Bukankah itu dua hal berbeda derajat untuk dibandingkan, antara kesakralan adzan dengan parfum perawan yang sarat tipu daya keduniawian.

Apalah kata orang berbincang sebagai penanggap. Toh sore ini bau parfum perawan mengajarkan si pengguna tentang sebuah arti penistaan. Melalaikan dan tergoda oleh godaan alamiyah yang datang kala senja hampir menyapa menjelang akhir pekan.

Setidaknya bau parfum perawan yang tak karuan berseliweran, ditambah pemandangan pencintaan roman muda mudi di seberang kolam. Semuanya memberikan sebuah pesan kemanusiaan ditengah hiruk pikuk gejolak kemanusiaan.

Melalui bau parfum perawan yang menyodok Indra si pengguna sontak menyadarkan arti kemanusiaan . Bahwa si pengguna memanglah manusia biasa yang juga peka terhadap rangsangan keduniaan. Bahkan seorang pelacur saja pun manusiawi, ia bisa jatuh cinta meski pada lelaki bersih. Sama halnya dengan alim penjaga musholah, status manusia biasa pun membuat ia juga bisa terlena nafsu bejat hewaniyah.

Ya si pengguna yang kini terdogma penista produk agama lewat hembusan parfum perawan pun hanya bisa diam. Seraya menantikan hembusan dari sang  perawan sesungguhnya, yang benar mampu meneteramkan hiruk pikuk kacaunya jagat Lil Alamin. Melalui sentuhan alamiyah romanitika feminimnya nilai kemanusiaan hakikiyah.

Semuanya gegara idealisme kemanusiaan yang kerap diteguhkan seolah punya kekuatan tak karuan sebagaimana  firman Tuhan.  Hingga si pengguna lupa bahwa ia juga menyadang status manusia biasa. Mampu tenggelam dalam zona nyaman oleh hembusan terjangan angin yang membawa kerinduan pada nilai esensi.

Mampu tenggelam dalam ekspektasi berlebih dari harumnya bau parfum sang perawan kahyangan. Melepaskan diri dari pencomotan  nilai ketuhanan dalam keseharian. Hingga lupa statusnya sebagai manusia alamiyyah.  Dimana nilai kemanusiaan telah terkelupas dari jisim para pengguna. Sisanya hanya bungkusan Ilahiyyah yang terbungkus idealisme setengah manusia.

rizal nanda maghfiroh rizal nanda maghfiroh
1 tahun yang lalu

Lamongan, pewartanusantara.com
Pemuda Desa Jatipandak kecamatan Sambeng kabupaten Lamongan menggalang ide gagasan penggalian potensi desa setempat. Nantinya, desa tersebut akan diproyeksikan menjadi desa wisata.

Bertempat di area sendang duwur Desa Jatipandak, Ahad lalu (17/12/2017) sekitar 30 pemuda lokal turut hadir dalam pertemuan yang juga dihadiri Hanafi selaku Kepala Desa Jatipandak beserta para Kepala Dusun Jatipandak.

“ Sebenarnya maksud pertemuan ini diadakan adalah untuk membangun gerakan kepemudaan Jatipandak dan nantinya akan bersama-sama menggali potensi Desa Jatipandak demi sebuah kontribusi pada kampung kelahiran. Apalagi Jatipandak memiliki berbagai potensi sumber daya baik bentang alam yang menantang, wisata religi, hingga produk khas masyarakat seperti anyaman hingga tembikar. Dimana jika dikembangkan tentu akan mampu mengatrol status Jatipandak dari status desa tertinggal hingga menjadi desa mandiri”, ungkap Munif Asy’ari selaku penggagas forum pertemuan tersebut.

Disisi lain Hanafi selaku Kepala Desa Jatipandak terang-terangan mendukung sepenuhnya rencana para pemuda Desa Jatipandak tersebut.

“ Saya sangat mengapresiasi semangat para pemuda Jatipandak yang merelakan diri untuk memikirkan perkembangan desa melalui ide proyeksi desa wisata. Saya sangat mendukung usulan tersebut dan Insya Allah hasil pertemuan ini akan kami sampaikan kepada jajaran pemerintah desa lainnya untuk ditindak lanjuti”, papar Hanafi.

Berkenaan dengan forum tersebut salah satu pemuda bernama Mashuri yang juga menjadi salah satu penggagas forum secara terang-terangan menyebut bahwa motivasi menjadikan Jatipandak sebagai desa wisata terinspirasi oleh para pemuda Pojok Klitih Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang yang mampu menyulap kedung cinet hingga menjadi sebuah wisata desa yang viral.

“Awalnya mereka hanya menyulap bentang alam Plandaan menjadi areal adventure Trail. Namun karena banyaknya peminat akhirnya mereka juga mempromosikan kedung cinet yang diplot sebagai wisata alam, dan tindakan mereka terbukti berhasil”, ungkap Mashuri.

Melalui forum temu pemuda tersebut akhirnya diputuskanlah pembentukan sebuah wadah kepemudaan bernama Telogo Rejo dengan Munif Asy’ari sebagai ketua. Nantinya kelompok tersebut akan diproyeksikan bermetamorfosis menjadi sebuah kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Jatipandak.

“Sudah waktunya para pemuda berkontribusi membangun desa”, ungkap pria yang juga menjabat sebagai pendamping desa tersebut

rizal nanda maghfiroh rizal nanda maghfiroh
1 tahun yang lalu

PEWARTANUSANTARA.COM – Pergolakan panas Yerussalem antara Israel vis a vis Palestina dengan diserta bumbu Presiden Amerika Tramp masih menjadi santapan nikmat media pertelevisian. Dari pagi hari singgah di siang hari hingga petang menyongsong pun pemberitaan terkini tentang konflik politik tersebut masih menghiasi channel dunia pertelevisian. Apalagi terkini suasana semakin meruncing seiring dengan kebijakan pihak Israel melalui perdana menterinya yang mengecam hasil kongres luar biasa OKI yang salah satu hasilnya adalah pengakuan Yerusalem Timur sebagai ibukota terbaru Palestina. Sebagaimana diketahui bahwa sepanjang kekalahan bangsa Arab dengan Israel di perang pasca proklamasi Israel 1948 dikatakan bahwa Palestina menjadikan kota Ramallah sebagai pusat administrasi pemerintahan, meski sebenarnya mereka terus berupaya mengupayakan Yerussalem Timur sebagai ibukota mereka dimasa mendatang. Yerussalem Timur sendiri mengacu pada bagian dari Yerussalem yang berhasil direbut tentara Arab (Yordania) saat perang Israel – Arab 1948. Tentu saja hal ini jelas bertentangan dengan kehendak Israel yang bermaksud untuk memonopoli Yerussalem secara Kaffah tanpa memperdulikan sekat Yerussalem barat atau pun Yerussalem timur.

Dengan demkian didapatlah sebuah simpulan bahwa membincang tentang pergolakan Israel melawan Palestina tentulah tak akan habis untuk dibicarakan. Apalagi jika dalam pembahasan tersebut dikaitkan dengan kota Yerussalem sebagai kota pemersatu tiga agama samawi. Dimana kini kota pemersatu telah bermetamorfosis menjadi kota pencemburu trilogi agama samawi yang sarat akan usaha penguasaan dalam rana politik ekspansi kedaerahan. Tak khayal Yerussalem kerap menjadi saksi akan panasnya gejolak perebutan antar elemen sosial di daerah itu. Dimulai sejak masa peradaban Israel lama di masa Nubuwwah Musa As, penjajahan Bizantium, ekspansi era Khalifah Umar Bin Khtattab, hingga gejolak Perang Salib antara Kekhilafahan Ustmaniyyah melawan para bangsa eropa (salib).

Kembali ke pembahasan awal terkait konflik Israel vs Palestina yang diobong dengan kontrofersi Donald Trump tentang pengakuan Yerussalem sebagai ibukota Israel. Dalam pidatonya Trump jelas-jelas tidak memilah penyebutan Yerussalem yang memang terbagai menjadi dua, Yerussalem Barat untuk Israel dan Yerussalem Timur atas Palestina. Namun pandangan Trump atas Yerussalem adalah satu kesatuan dimana menurutnya Israel memanglah berhak menguasai kota Yerussalem, tanpa ada embel-embel barat atau pun timur. Alhasil keputusan kontrofrsi Trump tersebut memicu pergolakan demontrasi besar-besaran di berbagai negara menuntut agar Trump mencabut keputusannya kala itu. Mayoritas suara berpendapat bahwa keberpihakan Trump pada Israel tentu perihal justifikasi Palestina akan memicu gelombang perdebatan alot yang sarat akan konflik kekerasan dan nihilisasi nilai kemanusiaan. Termasuk akan semakin memperuncing konflik pergolakan Israel vis a vis Palestina (Arab) yang diplot sebagai konflik terpanjang dalam sejarah dunia bahkan melebihi lamanya perang dingin AS – Soviet. Padahal sekitar satu bulan lalu konflik Israel – Palestina sedikit mencair usai akan dicanangkan persatuan fraksi HAMAS – FATAH dan setelah itu mereka akan mencoba mengambil jalan diplomasi dengan Israel terkait konflik berkepanjangan.

Namun alur cerita sedikit bergeser usai Amerika Serikat melalui Trump turut intervensi dalam cerita dua negara tersebut. Kekhawatiran sebagaimana diatas akhirnya terbukti benar, rencana bersatunya HAMAS – FATAH yang akan mencoba jalur diplomasi dengan Israel pun beralih kepada demonstrasi besar-besaran warga Palestina kepada pihak Israel yang memang mendukung kebijakan Trump atas keuntungan dari kebijakan tersebut. Alhasil bentrokan antara demonstran dan militer Israel pun kembali menghiasi sudut-sudut Gaza hingga Yerussalem sendiri, hingga tak jarang pula sebabkan kalangan demonstran yang gugur atau bahkan ditangkap otoritas militer Israel dengan dalih makar.

Terima Kasih Trump !!

Mengapa Amerika Serikat melalui Trump mendukung Israel ?, kata tanya yang maksudnya hanya diketahui oleh kedua belah pihak. Meskipun beberapa jurnalis online menganggap bahwa keputusan Trump memang sarat akan politis menggalang dukungan warga Amerika yang berdarah Yahudi. Apalagi pemberitaan di AS sebelumnya kental dengan isu negatif bahwa keberhasilan Trump menjadi orang nomor wahid di Gedung Putih dipengaruhi juga atas inetrvensi Presiden Rusia Vladimir Puttin. Nah, sebab itu pula akhirnya Trump berusaha untuk mengambil langkah yang sarat Pro warga Amerika kalangan Yahudi. Tentu dengan tujuan mengambil dukungan kalangan mereka yang memang memiliki pengaruh besar dalam kancah kenegaraan Amerika. Guna memuluskan langkah Trump untuk mempertahankan status orang nomor satu AS dalam pemilu mendatang dengan menggunakan alasan menaati konstitusi Kongres 1995 AS yang isinya tentang hubungan AS terkait dukungan pada Israel atas hak Yerussalem.

Estafet kontrofersi Trump yang kali ini tentang perihal Yerussalem disikapi dengan dingin oleh Indonesia, secara terang-terangan Presiden Jokowi mengecam keputusan Trump sebagaimana diatas. Bahkan pemerintah RI pun mulai mengambil langkah konkret seperti terus menekan OKI dan PBB agar segera mengadakan kongres luar biasa, hingga plesirannya Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri RI ke benua biru untuk mengambil dukungan negara-negara eropa beserta Uni Eropa untuk tetap mempertahankan status quo Yerussalem. Apalagi Palestina memang dikenal memiliki hubungan baik dengan Indonesia bukan hanya sebatas persaudaraan sesama negara mayoritas yang berpendudukan muslim, lebih dari itu Palestina bersama Mesir merupakan dua negara pertama yang mengakui kedaulatan Republik Indonesia atas proklamasi yang dikumandangkan 1945.

Luar biasa bukan, sontak kontrofersi Trump seakan mendogmakan presiden AS tersebut sebagai “Pemersatu Bangsa” termasuk pula semangat persatuan ke-Indonesiaan. Namun perlulah dicacat bahwa dogma Trump sebagai tokoh pemersatu bermakna sebaliknya, bukan ditujukan atas kontribusi si predikat (pelaku) melainkan berlaku bagi si Obyek (Sasaran) sebagai basis perlawanan atas sebuah kebijakan. Bagi Indonesia setidaknya keterlibatan AS dalam pergolakan Israel vs Palestina mampu menjadi sebuah Oase nilai persatuan khalayak umum rakyat Indonesia. Khususnya mengurangi tensi tinggi pergolakan perbedaan pemahaman antar berbagai ormas Islam sebagai ormas terbesar di Indonesia, yang mana dalam kurun waktu dua tahun terakhir kerap dihiasi bumbu-bumbu politik Identitas antar ormasi islam yang memang berbeda paradigma pola pikir hingga kerapnya penyekatan diri, “Siapa aku, siapa kamu, siapa kita, atau siapa kalian”.

Contoh kecil saja adalah perdebatan alotnya pandangan antara kalangan penggiat paradigma Islam ketat yang direpresentatifkan oleh FPI, MMI, atau bahkan HTI yang secara resmi menjadi ormas yang dibubarkan pemerintah beberapa waktu kemarin. Atau perlawanan kalangan penggiat paradigma “luwes” semacam Nahdlatul ‘Ulama yang dikenal I’tidal dalam berpijak. Belum lagi kalangan ormas Muhammadiyyah yang kerap kali diplot sebagai ormas “Abu-Abu” dalam menetukan kecondongan sikap organisasi. Beberapa ormas-ormas sebagaimana diatas sudah bukan menjadi rahasia lagi akan sebuah persaingan memperluas propaganda paradigma. Diantaraya ada yang kerap kali menyuarakan aksi opini demi tujuan memformilkan NKRI bersyari’at dari hal-hal yang dianggap sekuler. Ada juga yang kurang sepaham hal tersebut dengan landasan bahwa esensi Islam bersifat value dan tidak mungkin syari’at di formilkan. Perbedaan-perbedaan ini pula yang kerap kali menimbulkan gesekan sosial antar unsur masyarakat Indonesia, bahkan tak jarang yang malah menjerumus pada fanatisme buta dengan negative thinking pada semua pemikiran diluar yang diyakininya.

Nah, tatkala isu intervensi Donald Trump selaku presiden AS sebagaimana diatas semakin merebak ke penjuru dunia. Maka saat itu pula semua elemen masyarakat di penjuru dunia beramai-ramai mengecam AS atas langkah kebijakan yang tak didasari pertimbangan matang tentang dampak yang ditimbulkannya. Mayoritas diantara mereka bukan hanya menganggap konflik Israel – Palestina disebabkan atas pergolakan agama. melainkan lebih dari itu bahwa konflik keduanya sudah bermigrasi kearah pergolakan politik kekuasaan, siapa yang menguasai siapa yang dikuasai. Alhasil kontrofersi dari Trump pun membuat sekat-sekat antara berbagai ormas sebagaimana dicontohkan diatas sedikit mengendur. Jika beberapa waktu lalu kerap kali diadakan aksi demonstrasi angka keramat yang hanya diikuti oleh kelompok ormas tertentu yang sevisi, maka demontrasi kali ini lain ceritanya ketika kesemua ormas mampu bersama-sama ikut andil dalam demokrasi massal menentang kebijakan Donald Trump selau presiden Amerika Serikat. Bahkan Nahdlatul ‘Ulama yang terkenal dengan tingkat kesalafannya memutuskan merelakan untuk ikut kedalam gerakan aksi menentang AS. Tak terkecuali juga Muhammadiyyah sebagai salah satu organisasi “lawas” di era awal perhimpunan janin perjuangan. Kesemuanya berhasil untuk sejenak melepas baju kebesaran demi mengikat satu visi misi untuk menebar kecaman pada presiden Trump yang gemar berkontrofersi ria, terkhusus juga untuk membantu penderitaan Palestina dalam kerasnya pergolakan melawan Israel yang didukung oleh negara adidaya dibelakang. Terima kasih Trump !!, tanpa kontroversimu maka persatuan Islamiyyah dan Insaniyyah akan sulit bersatu padu menggerakkan semangat kemanusiaan sebagai warisan Tuhan untuk menumpas segala penyelewengan kekuasaan.

rizal nanda maghfiroh rizal nanda maghfiroh
1 tahun yang lalu

Prolog

Jika kita mendengar istilah “Jombang” tentulah hal pertama kali yang terlintas dibenak kita tiada lain adalah penisbatan “Kota Santri” sebagai jargon utama kota Jombang. Selain efek menjamurnya berbagai Pondok Pesantren di berbagai penjuru kota Jombang, sebutan kota santri juga kerap kali bersinggungan dengan asal usul salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan di penjuru dunia; “Nahdlatul ‘Ulama” yang berdirinya juga tak lepas dari kontribusi para ‘Ulama legendaris Jombang sepertihalnya sosok; Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari (Masyayikh Tebuireng), KH. Abdul Wahab Hasbullah (Masyayikh Tambakberas), KH. Bisri Syansuri (Masyayikh Denanyar). Ketiga tokoh ini kerap kali dijuluki penikmat opini bebas sebagai Tiga Serangkai Nahdlatul ‘Ulama, karena memang kontribusi ketiganya sangat luar biasa dalam mendirikan, menggerakkan, hingga mengorbitkan organisasi tradisionalis-moderat Nahdlatul ‘Ulama ke kancah Nasional.

Selaintiga tokoh tersebut masih banyak tokoh-tokoh legendaris lintas zaman lainnya yang asal muasal atau napak tilasnya terkait daerah Jombang, diantaranya seperti; Syekh Sayyid Sulaiman (Betek, Mojoagung) yang konon pernah satu angkatan dengan Syekh Maulana Malik Ibrahim (Gresik), KH. Tamim Irsyad (Pendiri Ponpes Darul ‘Ulum Peterongan Jombang), Pahlawan Nasional KH. Wahid Hasyim (Tebuireng Jombang) yang berperan besar dalam perumusan Pancasila melalui panitia Sembilan, Presiden Keempat Republik Indonesia; Kyai Haji Abdurrahman Wahid (Gusdur) yang sangat mendunia, hingga cendikiawan nasionalis Nur Cholis Madjid (Pendiri Universitas Paramadina Jakarta).

Dari Shorof Hingga Falaq

Tunggu sebentar, tampaknya ada nama yang kerap terlupa dari berbagai perbincangan tentang ulama yang bernapak tilas di kota santri Jombang. Jika kita pernah belajar tentang ilmu shorof maka tentulah tak asing dengan sebuah kitab kuning bernama Amstilah Tashrifiyyah yang berisikan rumus rujukan mentashrif (merubah struktur kata sesuai kondisi) yang secara garis besar terdiri dari dua macam; Istilakhi (mentashrif secara mendatar berdasarkan bentuk fi’il) dan Lughawi (mentashrif secara menurun berdasarkan padanan dhomir). Bagi kalangan yang teliti dalam mempelajarinya maka tentu akan mengenal pula dengan sosok bernama “Kyai Haji Ma’sum Bin Ali (w 1933 M)” sebagai mushanif (pengarang) kitab shorof legendaris tersebut. Nah, perlu juga diketahui bahwa tokoh tersebut ternyata merupakan salah satu tokoh yang bernapak tilas diJombang, meskipun sebenarnya Kyai Ma’sum Bin Ali lahir di kota Pudak Gresik, hingga pada akhirnya beliau nyantri kepada Hadratussyaikh Kyai Hasyim Asy’ari di Tebuireng Jombang, sebelum akhirnya beliau diberi mandate Sang Guru untuk mendiami daerah Seblak (Utaranya Tebuireng) untuk mengembangkan dan mensyiarkan ajaran agama Islam.

Meskipun nama beliau terbilang popular di kalangan penikmat ilmu shorof melalui salah satu karya besar Amtsilah Tashrifiyyah. Sebenarnya sosok Kyai Ma’sum Bin Ali bukanlah spesialis ilmu gramatikal tata bahasa arab (Shorof, Nahwu, Balaghah, Mantiq, dsb), melainkan beliau merupakan master dari ilmu tentang perbintangan dan perhitungan (Falaq) bahkan tiga karya lainnya merupakan kitab yang bercorak pada ilmu falaq, sebut saja; Fathul Qadir (Berisikan takaran Arab ala Indonesia), Ad Duratus al Falakiyyah (beriskan pedoman falaq seperti logaritma, almanak masehi-hijriyyah, posisi matahari dan hilal, dsb), dan Badi’atul Mitsal (Berisikan teori Geosentris) yang konon ditulis oleh beliau saat mempelajari ilmu falaq alamiyah dari seorang nelayan.

KelihaianKyai Ma’sum Bin Ali ilmu anstronomi dengan cara falaq (Hisab) inilah yang akhirnya kerap kali membuat Pondok Seblak dirian beliau berbeda pandangan dengan Pondok Tebuireng dalam hal menentukan hilal awal Ramadhan mengingat Seblak menggunakan full ilmu Hisab sedang Hadratussyaikh dengan Tebuireng-nya masih mempertimbangkan metode Ru’yat dalam pencarian hilal. Namun perbedaan keduanya bukan menjadi penghalang ketawadhu’an beliau pada sang guru besar.

Sang Sufistik

Disisi lain kemonceran sepak terjang Kyai Ma’sum Bin Ali dengan beberapa kitab warisan retorika ilmu perbintangan (Falaq) dengan tambahan ilmu gramatikal pula (Shorof) ternyata masih cukup banyak pula yang tidak mengenal siapa sebenarnya beliau. Meskipun sebenarnya untuk mencari profil beliau di era peradaban virtual sekarang ini memanglah mudah sekali cukup sekali “klik” di mesin pencari tentu akan mudah mendapatkan informasi pula. Namun hal instan seperti itu haruslah dikroscek kebenarannya pula guna mencari sebuah kebenaran rill dalam peradaban nyata terlepas dari bayang-bayang informasi virtual yang sarat hal-hal instan tanpa rujukan.

Menurutbeberapa literatur online yang memang terbatas dalam membincang siapa sosok Kyai Ma’sum Bin Ali-nya Jawa Timur ini memang dikatakan bahwa beliau merupakan sosok yang sufistik lebih condong menafikan diri seputar godaan dunia yang menurut Al Ghozali dalam Kitabnya digambarkan sebagai “Wadon nini-nini”. Puncaknya bahkan ketika hendak wafat, beliau berwasiat pada keluarganya untuk membakar semua dokumentasi terkait praupan beliau baik foto atau lukisan. wasiat lainnya yaitu agar dimakamkan secara sederhana seperti makam pada umumnya, tanpa asesoris sakral makam seorang tokoh ternama.

Nah, ketika pribadi berkunjung plesiran ke beberapa makam para masyayikh tempo dulu di daerah Jombang. Terlintas pula sejenak untuk mencari makam sosok ahli falak bernama KH. Ma’sum Bin Ali yang merupakan pendiri Pondok Seblak Jombang sekaligus menantu Hadratus Syaikh atas putri pertama beliau; Nyai Hj. Khairiyyah Hasyim. Ternyata diluar dugaan tak banyak masyarakat setempat yang mengenal dimana makam beliau, ntah karena memang benar nama Kyai Ma’sum Ali tak membumi hingga banyak yang tak mengerti atau mungkin pribadi salah memilih objek. Begitu pula saat bertanya pada seorang pengawas makam tebuireng dan beberapa santri disana ternyata jawabannya sama alias tak banyak yang mengetahui dimana makam beliau, beberapa santri bahkan menjawab mungkin dimakamkan di pemakaman keluarga pondok seblak atau mungkin bahkan di daerah komplek makam Kyai Asy’ari di daerah Keras.

Sejenak saat melihat nama-nama masyayikh Tebuireng yang dimakamkan di komplek pemakaman Tebuireng yang tercantum di sebuah batu ukir, ternyata dalam salah satu batu tersebut terdapat nama KH. Ma’sum Bin Ali yang jelas-jelas merupakan tokoh pendiri Pondok Seblak. Saat pribadi kroscek dengan nomor urut masyayikh yang berada di batu ukir ternyata tepat sekali dugaan semula bahwa KH. Ma’sum Bin Ali memang memiliki kesufian yang tinggi. Kondisi makamnya tak sama seperti beberapa makam masyayikh Tebuireng lainnya. Sangat terlihat sederhana hanya berupa gundukan tanah yang terletak di bagian pojok, bahkan dalam batu nisannya sama sekali tak tertulis nama KH. Ma’sum Bin Ali. Dengan kata lain memang Kyai Ma’sum Bin Ali merupakan seorang ‘ulama yang memiliki tingkat sufisme yang tinggi bahkan melewati taraf wajar manusia pada umumnya; ingin dikenang akan sebuah peninggalan. Allahumaghfur lahu..

Wallahu ‘A’lam Bi Showab

rizal nanda maghfiroh rizal nanda maghfiroh
1 tahun yang lalu

Pada suatu hari Rasulullah SAW hendak berpergian lalu beliau bingung untuk memilih siapa isteri beliau yang diajak untuk berpergian. Atas dasar keadilan Rasulullah Muhammad SAW pun memutuskan untuk melakukan pengundian yang pada akhirnya nama yang keluar adalah Sayyidah Aisyah Ra. Pada saat itu adalah masa turunnya ayat tentang Hijab (pemisah antara laki-laki dan perempuan), sebelum turunnya ayat itu laki-laki dan perempuan bebas bersama-sama melakukan sebuah aktifitas. Oleh karena itulah pada saat itu Sayyidah Aisyah Ra pun harus merelakan untuk menempati ruangan rumah-rumahan tertutup yang digotong oleh para sahabat. Saat itu pula bertepatan dengan sebuah perang bernama “Banil Mustaliq” yang mana pada akhirnya Nabi Muhammad SAW, Sayyidah Aisyah Ra, beserta para rombongan berpartisipasi dalam peperangan tersebut.

Setelah perang selesai dengan kemenangan pasukan islam, maka pada malam harinya Rasulullah SAW beserta rombongan termasuk Sayyidah Aisyah Ra pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Madinah. Ketika dalam perjalanan Sayyidah Aisyah Ra hendak membuang hajat dan memutuskan untuk turun dari rumah-rumahan tersebut (Sekedup). Para sahabat tidak mengetahui bahwa Sayyidah Aisyah Ra turun dari rumah-rumahan tersebut, mereka pun pergi meninggalkan Sayyidah Aisyah yang buang hajat dengan menggotong rumah-rumahan (Sekedup) kosong, karena mereka mengira bahwa Sayyidah Asiyah Ra masih berada didalam ruangan tersebut.

Mendapati bahwa para rombongan meninggalkan beliau, Sayyidah Aisyah Ra pun cemas dan khawatir apalagi ditambah putusnya kalung kesayangan beliau. Sayyidah Aisyah Ra berfikir pasti nantinya rombongan akan mencari beliau tatkala tak mendapatinya dalam sebuah rumah-rumahan (sekedup), beliau pun memutuskan untuk diam di tempat hingga tertidur ditempat tersebut. Suatu ketika salah satu sahabat Nabi bernama “Saffan Ibnu Muwafiq” yang ditugaskan berjaga barisan belakang kaget tatkala menemukan Sayyidah Aisyah Ra yang tertidur sendirian, ia pun mengajak Sayyidah Aisyah Ra bersama-sama pulang menuju Madinah.

***
Tatkala sampai di Madinah terjadilah berita menggemparkan bahwa yang mana Sayyidah Asiyah Ra dituduh berzina dengan Saffan Ibnu Muwafiq. Sebenarnya tuduhan tersebut bermula dari seorang mufasiq bernama Abdullah Bin Ubaid. Saat itu sebenarnya Sayyidah Aisyah Ra belum mengetahui tuduhan tersebut. Beliau baru mengetahuinya dari “Ummu Mitsah” tatkala ketika beliau hendak membuang hajat dengan ditemani Ummu Mitsah, mengingat sesampai di Madinah Sayyidah Asiyah Ra langsung menuju rumah Ayahandanya “Abu Bakar As Shiddiq”. Akan tetapi saat itu Siti Aisyah menanggapi tuduhan tersebut dengan apatis dan cuek.

Ketika Sayyidah Aisyah Ra bermaksud bertemu Rasulullah SAW dirumah beliau dan menjumpai beliau disana. Siti Aisyah dibuat heran dengan perilaku Rasulullah SAW yang tak seperti biasanya, dimana Nabi Muhammad hanya berkata tentang ucapan salam dan bertanya tentang bagaimana kabar Aisyah. Merasa bahwa ada yang aneh dari geliat Nabi Muhammad SAW maka Siti Aisyah Ra pun minta izin kepada Nabi untuk pulang kembali ke rumah Ayahnya Abu Bakar, dimana Siti Aisyah bermaksud hendak menayakan kebenaran terkait tuduhan zina bersama Saffan yang menimpa padanya.

Sesampainya dirumah Ayahnya Abu Bakar, Siti Aisyah pun menanyakan pada beliau terkait kebenaran adanya kabar terkait tuduhan tersebut. Sayyidina Abu Bakar Ra pun menjelaskan pada Siti Aisyah selengkap-lengkapnya terkait kabar tuduhan tersebut. Mendengar cerita dari ayahanda Siti Aisyah pun menangis dan meneteskan air mata.

***
Disisi lain Nabi Muhammad SAW meminta pertimbangan pada dua sahabat beliau “Ali Bin Abi Thalib Ra” dan “Usama Bin Zaid” terkait keputusan untuk menceraikan Siti Aisyah atas dasar kabar perzinaannya dengan Saffan. Hal ini dikarenakan sejak munculnya kabar berita perzinaan Siti Aisyah, wahyu tidak lagi turun kepada Nabi Muhammad SAW tak seperti biasanya. Usama Bin Zaid pun mengebalikan keputusan tersebut kepada Nabi untuk menceraikan atau tetap mempertahankan ikatan, “terserah engkau wahai Rasul” Kata Usama, sedangkan Ali Bin Abi Thalib memberikan pertimbangan “Semoga memang baik-baik saja, Wanita bukan hanya Siti Aisyah wahai Rasulullah” (Ucapan Ali Bin Abi Thalib inilah yang pada akhirnya berdampak pada sedikit rusaknya keharmonisan antara beliau dengan Siti Aisyah yang pada puncaknya terjadinya Perang Jamal pada masa kepemimpinan beliau sebagai Khalifah).

Kemudian Usama Bin Zaid dan Ali Bin Abi Thalib pun memberi usulan agar Nabi Muhammad SAW menjumpai Balirah guna memberikan pertimbangan lain terkait penyikapan berita tersebut. Balirah pun berkata “Tidak mungkin wahai Nabi bahwa Siti Aisyah melakukan perbuatan perzinaan mengingat sifat Siti Aisyah sendiri masih kekanak-kanakan”. Mendengan perkataan Balirah, Nabi Muhammad SAW pun mempercayai bahwa Siti Aisyah memang tak bersalah dan hanya semata-mata dituduh oleh seseorang.

Nabi pun memutuskan untuk mengumpulkan para pemuka kabilah dan suku guna menanyai terkait siapa yang telah menyebar berita bohong tersebut. Tiba-tiba muncul Saad Bin Ubaid (pemimpin Suku Khasraj) berkata “Barang siapa yang memang memfitnah yang mana jika berasal dari suku Aus maka akan ku potong lehernya dan jika berasal dari suku ku (Khasraj) maka akan aku serakan kepada engkau wahai Nabi”. Sontak perkataan dari Saad Bin Ubaid tersebut mendapat bantahan keras dari pihak suku Aus, “Tidak bisa engkau memutuskan hal itu” kata Uzaid Bin Khudair selaku pemimpin Suku Aus. Perdebatan dua suku tersebut hampir saja memicu pengulangan terjadinya peperangan antar dua suku terbesar di Madinah tersebut.

***
Ketika Rasulullah menemui Siti Aisyah dirumah Ayahandanya Abu Bakar beliau mendapati Aisyah menangis pilu, lalu Rasul pun berkata kepada Aisyah; “Wahai Aisyah, apabila engkau tidak berzina maka tentulah Allah SWT akan memberi kemudahan, namun jika engkau memang melakukan hal tersebut maka bertaubatlah”. Mendengar perkataan dari Rasul, Aisyah pun berhenti menangis lalu berkata “Aku ini wanita muda, aku ini juga belum hafal Al-Qur’an. Demi Allah, jika aku memang mengatahakan tidak terkait hal tersebut engkau tentu tetap tidak akan mempercayainya wahai Rasul karena berita tersebut memang sudah seakan menjadi kebenaran. Namun apabila aku mengatakan ucapan Ya terkait kejadian tersebut tentulah aku membohongi Allah SWT”.

Setelah kejadian itu maka turunlah wahyu Allah kepada Nabi sampai Nabi Muhammad mengeluarkan keringat walau saat itu suasana Madinah sangat dingin. Nabi pun tersenyum dan berkata “ Wahai Aisyah, engkau telah dibebaskan dari kebohongan oleh Allah SWT”. Mendengar perkataan Nabi maka Ibu Aisyah pun berkata “Aisyah bersyukur dan berterima kasihlah kepada Nabi”. Sontak Aisyah pun berkata “Aku tidak akan bersyukur kepada Nabi tetapi aku akan bersyukur kepada Allah SWT”

Disisi lain Abu Bakar pun marah setelah mengetahui kebenaran dari peristiwa tersebut, “Demi Allah, aku tidak akan memberi nafkah lagi pada Mistah (Mistah adalah orang yang bersama Abdullah Bin Ubaid memfitnah Aisyah)”. Tiba-tiba kembali turun wahyu kepada Nabi yang berisi larangan mengucapkan sumpah atas nama Allah dalam hal keduniawian. Mendengar penjelasan Nabi maka Abu Bakar pun mencabut sumpahnya dan berkata “Demi Allah Aku menyukai Allah SWT yang Maha Pemaaf”. Semenjak kejadian tersebut Siti Aisyah pun senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Dalam waktu lain Nabi Muhammad SAW bertanya kepada isteri beliau Zainab “Wahai Zainab, bagaimana pandanganmu tentang Aisyah ?”. Zainab menjawab “Aku tidak melihat apa-apa dan aku tidak mendengar apa-apa, Aisyah adalah wanita yang selalu terjaga kesuciannya”.

Rizal Nanda Maghfiroh

Sumber:
Dikutip dari dawuh KH. Mohammad Djamaluddin Ahmad (Majlis Pengasuh Ponpes Bahrul ‘Ulum Tambakberas) dalam pengajian Al Hikam 4 Januari 2010.

rizal nanda maghfiroh rizal nanda maghfiroh
1 tahun yang lalu

Jika ditarik kebelakang berdasarkan historitas kronologis sejarah yang telah diakui oleh para sejarawan dan telah di bingkai resmi menjadi sejarah ke-Indonesiaan, dikatakan bahwa daerah Lamongan bagian selatan berkaitan erat dengan historis napak tilas Prabu Airlangga, meskipun sebenarnya kerajaan besar jawa timur lain seperti Majapahit dan Singosari juga wilayah kekuasaannya meliputi daerah-daerah pesisir Jawa Timur tak terkecuali Lamongan Selatan. Akan tetapi Jika dilihat dari warisan berbagai kerajaan tersebut, Napak Tilas Prabu Airlangga mempunyai urgensi historitas tersendiri terhadap berbagai daerah di Lamongan Selatan, hal ini dikarenakan banyaknya napak tilas yang tersebar di Lamongan selatan berkenaan dengan perjuangan Prabu Airlangga mendirikan dan memperjuangkan estafet mandataris Kerajaan Medang (mataram lama) dirian Prabu Sanjaya (752 M), yang hancur lebur pada masa Dharmawangsa Teguh (1006 M) efek serangan Raja Wurawari dari Pasukan Lwaram (cepu: sekarang) dengan aliansi Kerajaan Budha Sriwijaya.

Dalam catatan yang terangkum pada sejarah Ke-Indonesiaan dikatakan bahwa peristiwa hancur luluhnya Kerajaan Medang tersebut dikenal dengan nama “Mahapralaya” yang menewaskan hampir tokoh-tokoh ternama Kerajaan Medang termasuk Raja Dharmawangsa Teguh dan istri Airlangga muda sendiri. Sedangkan Airlangga muda berhasil lolos dari tragedi maut atas bantuan dari pengasuhnya Mpu Narotama. Bersama sedikit pengikutnya yang berhasil lolos dari tragedy pralaya, Prabu Airlangga menjelajah daerah Jawa Timur bagian utara (+ Jombang, Mojokerto, Lamongan, Pasuruan, dan sekitarnya), konon Sendang Made di Kudu Jombang merupakan salah satu tempat pertapaan dalam proses pelarian Prabu Airlangga. Melalui pertapaan disitulah konon Prabu Airlangga mendapat wangsit untuk meneruskan perjuangan keraajaan Medang (Mataram lama) hingga berhasilnya mendirikan kerajaan Kahuripan dengan Prabu Airlangga sendiri sebagai raja pertamanya.

Pada masa-masa awal pemerintahannya, kerajaan Kahuripan kerap berpindah pusat pemerintahannya guna melindungi diri dari serangan musuh yang terbilang kuat apalagi Kerajaan Sriwijaya meruapakan ancaman nyata, karena saat itu posisi Kerajaan Kahuripan masih terbilang lemah dukungan. Alasan ini pula yang juga menyebabkan Raja Airlangga memutuskan untuk berpindah-pindah ibukota guna sekaligus berusaha mengambil hati dan dukungan daerah baru yang ditempati. Banyak versi sejarah tentang daerah mana saja yang pernah dijadikan Ibukota pemerintahan Kahuripan, beberapa pengamat sejarah menyebut daerah sekitar lereng gunung penanggungan bagian utara (Ngoro, Mojokerto) merupakan ibukota keraton awal (Wwtan Mas) dalam awal tonggak perjuangan Kerajaan Kahuripan Airlangga, anggapan ini merujuk pada fakta peninggalan deretan candi di kaki gunung penanggungan beserta kolam pemandian Jalatunda yang disebut sebagai warisan Kerajaan Kahuripan Airlangga.

Namun dalam versi anggapan sejarah lain justru dikatakan bahwa Raja Airlangga justru memulai berpindah-pindah Ibu kota pemerintahan Kahuripan ke daerah utara (Lamongan), hal ini dikuatkan dengan ditemukannya berbagai peninggalan kuno kerajaan kahuripan di daerah Lamongan bagian selatan seperti berbagai prasasti (Pamwatan, Cani, Pataan, Pucangan, dan lain sebagainya) hingga terakhir ditemukannya bangunan candi besar yang tertimbun tanah di persawahan Dusun Montor Desa Pataan Kecamatan Sambeng. Dugaan ini dikuatkan pula dengan adanya sebuah daerah di Lamongan Selatan bernama Dusun Wotan (Desa Slaharwotan, Kecamatan Ngimbang) yang digadang-gadang sebagai Wwtan mas yang merupakan pusat ibukota keraton pertama Kerajaan Kahuripan Airlangga, apalagi disekitar daerah tersebut terdapat sebuah prasasti bercorak hindu yang diindikasi ada kaitannya dengan Wwtan Mas Kahuripan, meski sebenarnya anggapan tersebut belum teruji jelas kebenarannya karena tak ada tindak lanjut penelitian berbasis sejarah dan arkeolog seputar sepak terjang Pemerintahan Raja Airlangga di Lamongan bagian selatan.


Prasasti Pamwatan dan Prasasti Lain Sebagai Penguat

Salah satu peninggalan Airlangga di Lamongan selatan tiada lain adalah prasasti Pamwatan (Sekitar: 965 Saka/ 1043 M/ Sejarawan LC Damais: 10 November 1042) yang ditemukan di Desa Pamotan Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan. Akan tetapi sangat disayangkan sekitar awal 2000-an pasca semakin terkenalnya Prasasti Pamwatan sebagai warisan Airlangga, prasasti tersebut hilang dicuri oleh pihak yang tak bertanggungjawab dan hanya menyisahkan bekas alas tempat dudukan prasasti (Yoni). Minimnya kepedulian dan pengamanan dari masyarakat setempat menjadi salah satu penyebab utama raibnya prasasti legendaris Raja Airlangga tersebut. Dikatakan legendaris sebab prasasti yang berbahasa Jawa Kuno tersebut memuat pemaparan tentang ibukota keraton baru Kerajaan Kahuripan Airlangga yang melalui prasasti tersebut diperkirakan adalah daerah yang disebut Dahanapura (Daha), dengan kata lain prasasti Pamwatan sedikit banyak berkaitan erat dengan peristiwa menjelang turun tahtanya Raja Airlangga, namun tak ketahui jelas tentang dimanakah letak daerah yang disebut Dahanapura (Daha) tersebut, karena tulisan bagian bawah prasasti Pamwatan tidak nampak jelas, beberapa kalangan menganggap bahwa daerah yang disebut Dahanapura (Daha) adalah Pamotan sendiri, adapula pihak yang mengaitkan dengan daerah “Daha” di Kediri, mengacu pada realita bahwa Raja Airlangga menjelang turun tahta membagi kerajaannya menjadi dua kerajaan; Jenggala dan Panjalu (Kadiri).

Selain prasasti Pamwatan, ditemukan pula prasasti warisan Airlangga lain sebagai penguat napak tilas di Lamongan selatan yang juga banyak disinggung pemerhati sejarah, seperti Prasasti Cani (943 Saka /1021 M) yang berisikan tentang penganugerahan gelar “Sima” kepada penduduk daerah Cani (Candisari) yang membantu dan mengabdi pada Raja Airangga melindungi benteng kekuasaan wilayah kerajaan bagian barat. Prasasti ini kini disimpan di museum nasional Jakarta dan hanya menyisahkan bekas lahan temuan yang kini diberi papan tanda petunjuk berisikan catatan seputar isi prasasti. Selain Cane warga daerah Pataan juga pernah diberi gelar “sima” oleh Raja Airlangga atas kesediaanya menerima kehadiran Raja Airlangga dan pengikutnya yang mengusi dari keraton Wwtan Mas akhibat serangan pasukan Wurawari. Peristiwa ini dicatat dalam prasasti Patakan (1042 M) yang kini juga disimpan di Museum Nasional Jakarta, prasasti ini juga merujuk pada sebuah bangunan suci persembahan Raja Airlangga pada pemuka agama setempat bernama Sang Hyang Patahunan yang kabar terakhir kerap dikait-kaitkan dengan ditemukannya bangunan seperti candi di persawahan Dusun Montor Desa Pataan Kecamatan Sambeng.

Jejak Raja Airlangga di Lamongan selatan semakin diperkuat dengan ditemukannya Prasasti Pucangan di lereng gunung penanggungan pada masa pendudukan Gubernur Raffles asal Inggris di Nusantara sehingga prasasti tersebut kini disimpan di Museum Calluta India, kala itu India juga merupakan pusat jajahan dari kerajaan Inggris. Adapun yang disinggung dalam prasasti ini salah satunya adalah tentang pemaparan adanya pertapaan di daerah Pucangan (Ngusikan Jombang) yang diindikasi merupakan tempat “uzlah” Raja Airlangga pasca turun tahta dan pembagian wilayah. Hal ini dikuatkan pula dengan ditemukannya makam petilasan putrid pertama Raja Airlangga Sanggramawijaya Tunggadewi atau dikenal dengan Dewi Kili Sucididaerah Pucangan (Gunung Pucangan) yang konon menolak pemberian tahta dari ayahanda dan justru memilih untuk menjadi petapa untuk menjauhi kepentingan duniawi. Selain petilasan Dewi Kili Suci di Gunung Pucangan juga didapati petilsan beberapa pengikut setia Dewi Kili Suci yang salah satunya adalah tokoh pemuda berjuluk “Maling Cluring”, karena kebiasaannya mencuri harta kaum bangsawan yang tamak dan membagikan harta tersebut pada kalangan yang membutuhkan. Empat prasasti Airlangga diatas merupakan prasasti utama yang kerap disinggung para sejarawan berkenaan dengan napak tilas Kerajaan Kahuripan Raja Airlangga di Lamongan Selatan Sebenarnya masih banyak lagi temuan prasasti di Lamongan Selatan yang kerap dikaitkan beragai pihak dengan Airlangga namun jarang disinggung para sejarawan karena minimnya penelitian, seperti; Prasasti Sumbersari I dan II, Prasasti Lawan, Prasasti Nogojatisari, Prasasti Garung, Prasasti Wotan, Prasasti Sendangrejo, dan lain sebagainya.

Sumber : Wikipedia dan Pengamatan Langsung di Situs-Situs Sambeng-Ngimbang Lamongan

rizal nanda maghfiroh rizal nanda maghfiroh
1 tahun yang lalu

Tepat menjelang senja menyapa, petang malam beriringan rembulan belum tampak juga. Pula disudut kedai kopi lesehan tampak tujuh sekawan yang tak asing lagi di dunia pewayangan, empat punakawan; Kyai Semar dengan ketiga murid terpercaya; Ki Bagong, Ki Petruk, dan Ki Nala Gareng, sedang tiga lainnya adalah bangsa wanara kiskenda; Hanoman si tetua kera, resi sugriwa, dan Anggada. Ketujuh tokoh besar tersebut berkumpul dalam satu majlis dalam rangka hari jadi Pewarta Nusantara Pertama, guna membincang dan berdialek mesra tentang penyikapan wacana prahara pralaya di Nusantara Hastina.

Sang mahaguru Semar mengawali dialog, “Salam atas kalian semua semoga senantiasa mendapat rahmat dan keberkahan dari Sang Hyang  tertunggal. Selamat sore para tokoh-tokoh gila yang rela mencurahkan pemikirannya demi satu bangsa dan negara tanpa pembeda. Saya sebagai moderator akan memimpin jalannya sidang komisi ini, meskipun nyatanya sidang ini tak seperti sidang-sidang para pejabat dewan wakil rakyat di istana yang penuh gemerlap permadi permadani. Tapi toh bukan menjadi masalah karena kita memang telah terbiasa berdialek di alas lesehan dengan camilan ringan pasaran rakyat. Lalu yang tak kalah penting silakan di sruput kopinya”.

Nampaknya hanya hanoman yang tak meneguk kopi hitam didepannya, wajar saja karena memang dirinya hanya doyan air putih sesuai dengan fitrah dirinya si kera putih. Tiba-tiba Anggada menyahut pembicaraan dengan lantang, “Maaf, Bukankah kita bertiga bangsa wanara, mengapa kita harus diikutkan menanggung derita prahara di hastinapura ?”

“Anggada, bukankah Sang Hyang  Tunggal menciptakan mahluk dengan satu kesatuan laksana simpulan tali berbentuk bulatan lingkaran yang kedua ujungnya saling terikat erat satu sama lain ?, Lalu bukankah bangsa kiskenda sejak kala juga telah ikrar dibawah Nusantara Ayodya yang bermetamorfsis menjadi Hastina ?, Lantas apa alasan untuk tidak berkontribusi pada negara kesatuan ini ?” Kata Sugriwa menayahut perkataan dari sepupunya sendiri.

Alhasil putra resi sakti Subali tersebut terdiam usai mendengar pamannya Resi Sugriwa. Disisi lain Ki Bagong dengan nada ceplas-ceplos, “Sudah hentikan perdebatan ini, Anggada jika engkau tidak berkenan untuk ikut persidangan maka Walk Out saja sana, toh engkau sudah mendapati keinginanmu yaitu kopi gratis kan”

Ketegangan suasana tercairkan gegara candaan dari Bagong, wajar karena memang Bagong dikenal mempunyai nuansa selera humor yang kerap mampu mengocok perut pendengar, apalagi dengan fisik gendutnya semakin menambah humoritas Bagong, karena memang Bagong tercipta dari bayangan gurunya- Kyai Lurah Smarasanta titisan Cahya Batara Ismaya. Sebab itu pula Bagong kerap menjadi yang terdepan dari dua punokawan lainnya (Ki Petruk dan Ki Gareng) dalam mendapatkan kepercayaan dari Gurunya Kyai Semar. Ketiganya juga kerap berlomba-lomba menujukkan abdinya pada Kyai Semar seperti saat berlomba-lomba merapikan sandal sang guru tartkala bersembahyang atau ketika membantu menyiapkan hidangan kopi panas dalam pertemuan.

Kembali ke persidangan komisi tujuh wayang, kembali Kyai Semar beropini tentang cakrawala pengetahuannya menyikapi fenomena, “ Semua khalayak mengetahui bahwa Jimat Jamus Kalimasada merupakan senjata yang tak terkalahkan dan popular di kalangan para tetua, rara-raja, hingga ksatria se jagat lil alamin. Barangsiapa yang memiliki Kalimasada maka dia akan menjadi seorang raja, inilah rahasia dibalik kekuatan Kalimasada yang kerap membuat para tetua dan ksatria sakti mandraguna mencoba mengkudeta Prabu Puntadewa dari kasta istana demi merebut Jamus Kalimasada. Sebelum akhirnya mustika ini pernah raip dicuri oleh Dewi Ning Mustakaweni dari kerajaan Imantaka dan direbut oleh Raja Welgeduwelbeh melalui siasat guraunya, bukankah demikian Ki Petruk ?”. Celoteh Kyai Semar menoleh kehadapan putra angkat sekaligus abdiya Ki Petruk.

Memang dulu Petruk pernah menjadi seorang raja Lojitengara pasca berhasil memanfaatkan kekacauan perebutan Kalimasada di negeri Imantaka dan mengambil secara Siri Kalimasada milik Prabu Puntadewa, Alhasil ia pun menjadi seorang raja Lojitengara dengan julukan Prabu Welgeduwelbeh sebelum akhirnya dikudeta tanpa darah oleh saudara seperguruan Ki Lurah Bagong hingga pada akhirnya pusaka Jamus Kalimasada dipulangkan kembali ke Prabu Puntadewa sang pemilik asli jimat sakti tersebut.

“Hahaha, dasar raja Welgeduwelbeh hobinya selalu mencuri barang hasil curian berdalih menegakkan keadilan, meski nyatanya ia menikmati barang haram bukan haknya itu pula”. Ungkap Ki Petruk membincang dirinya sendiri.

“Efeknya tahta yang diraihnya diambil lagi oleh Sang Hyang  Maha Tunggal karena memang media Kalimasada yang ia gunakan bukanlah haknya alias berstempel curian”. Sahut Ki Bagong menyindir Ki Petruk, yang sebenarnya ia merupakan tokoh utama yang membuka kedok Ki Petruk dari singgasana Lojitengara kala.

“Sudah-sudah, kembali ke pembahasan utama. Kalian tahu mengapa para tetua negara Imantaka atau bahkan Prabu Welgeduwelbeh yang luhur bertahta tak lama tak seperti Prabu Puntadewa, walaupun mereka telah memiliki mustika Jamus Kalimasada yang memiliki keistimewaan bahwa penjaga mustika tersebut akan menjadi seorang raja atas sebuah tahta ?” Papar Kyai Smarasanta.

Semua tokoh pewayangan yang hadir di persidangan tersebut geleng-geleng kepala, termasuk Ki Petruk dengan wajah memerah efek sindiran bertubi-tubi dari Punakawan lainnya.

Kyai Lurah Semar kembali berwejang panjang; “Sebenarnya ada tiga pihak yang mengetahui rahasia Prabu Puntadewa terkait kesuksesannya memerintah Nusantara hingga ia mokhsa, meski ia telah kehilangan mustika Kalimasada yang telah dicuri oleh Ning Mustakaweni. Hal ini karena darma Kalimasada telah merasuk dalam qolbu Puntadewa, selain itu Prabu Puntadewa juga mempunyai mustika sakral sebagai penyempurna Kalimasada, selain Sang Prabu hanya daku dan Resi Kresna yang mengetahui rahasia ini, karena memang kita berdua merupakan dewan pertimbanan presiden Hastina dimasa kepemimpinan Prabu Puntadewa. Mustika tersebut bernama “Garda Panca Sirah” yang mempuyai keistimewaan sebagai pelengkap Kalimasada. Barang siapa yang mempunyai dua mustika sakti tersebut ; Kalimasada dan Garda Panca Sirah dan mengamalkan amalan darma dari mustika tersebut maka ia akan menjadi titisan Sang Hyang  Tunggal sebagai Khalifah Fil Ardh. Raden Prabu Puntadewa contohnya, beliau menjadi pemimpin yang luhur dan senantiasa dihormati rakyatnya hingga mokhsa di masa senja. Sedang Raja Welgeduwelbeh meskipun ia juga punya pondasil luhur tapi ia tidak cukup mumpuni mengamalkan darma Kalimasada, karena jimat mustika tersebut didapat tanpa restu pemilik aslinya, selain alasan bahwa ia juga tidak memiliki Mustika Garda Panca Sirah. Selain itu agar khasiat mustika Garda Panca Sirah keluar ketajiannya maka pemiliknya terlebih dahulu harus tirakat mengamalkan Panca Dharma sebagai syarat mutlak agar keistimewaan mustika tersebut keluar, ini letak kesulitan dari Garda Panca Sirah yang bukan hanya sebagai pusaka individu atau pun pusaka kemanusiaan melainkan juga berposisi sebagai pusaka kenegaraan.”

“Setelah wafatnya Prabu Puntadewa mustika tersebut raip entah kemana, menyisahkan Jimat Kalimasada yang juga tak lagi bertaji, imbas jimat tersebut hanya dipandang secara fisik saja tanpa darma pengamalan tersirat dari jimat jamus kalimasada. Tak adanya Garda Panca Sirah juga semakin membuat tuah Kalimasada semakin tak bertaji laksana pisau berkarat tanpa media asahan. Selain itu untuk menekan gejolak kemanusiaan hastina akhibat efek negatif senjata globalisasi yang sudah menjamur maka kita membutuhkan mustika Garda Panca Sirah sebagai penyempurna jamus Kalimasada”

“Lantas bagaimana kita harus menemukan mustika Garda Panca Sirah wahai Maha Guru Smarasanta ?, tanya Hanoman dengan penuh keseriusan.

“Browsing saja di Search Engine Google Hanoman Si Wanara Putih !!!”, Sahut Ki Gareng dengan menyodorkan tablet miliknya kearah Hanoman.

Disisi lain Kyai Semar tertawa ketika mengetahui bahwa Ki Gareng gagal menemukan dimana Mustika Garda Panca Sirah berada meski dirinya telah menggunakan berbagai aplikasi mulai Hostpot Shild hingga menjelajah Deep Net, namun dirinya tetap tak menemukan petunjuk dimana Mustika Garda Panaca Sirah itu berada. “Hahahaha, Gareng muridku engkau mencari di situs mana saja tentu engkau pasti tak akan menemukan petunjuk dimana Garda Panca Sirah berada, karena memang mustika itu bukan mustika biasa yang dapat digapai dengan cara instan melainkan tentu membutuhkan sebuah tahapan proses keseriusan dalam pencarian.”

“Menurut hipotesis penelitian disertasiku terkait mustika Garda Panca Sirah bahwasahnya daku hanya menemukan pemaparan bahwa burung Garuda-lah yang mengetahui dimana Prabu Puntadewa menyimpan mustika kenegaraan tersebut, hipotesis ini dikuatkan dengan fakta bahwa burung Garuda dijadikan maskot kenegaraan hastina”. Papar Kyai Semar sekali lagi.

“Garuda yah, sekali lagi Garuda menjadi pahlawan utama cerita karmapala. Dulu Garuda yang memberikan sandi pada Prabu Sri Rama tentang peristiwa penculikan Ayunda Dewi Sinta oleh Rahwana si Angkara murka. Garuda pula yang membantu pasukan aliansi Kiskenda – Ayodya dari serangan ular berbisa dari panah sakti Naga Saka kepunyaa Prabu Indrajit. Pantas jika Garuda mendapat amanat kepercayaan Prabu Puntadewa sebagai kunci utama mendapatkan informasi dimana mustika Garda Panca Sira berada.” Kata Wanara tua Resi Sugriwa yang memang merupakan salah satu ksatria yang pernah mengenal dekat dengan salah satu dari Garuda bernama Jatayu yang mokhsa akhibat bertempur melawan prabu Rahwana kala.

“Sidang para pewayangan ditutup dengan sebuah naskah baru “mencari garuda”, guna mencari kejelasan dimana mustika Garda Panca Sirah berada. Mustika kenegaraan yang diharapkan mampu mengatasi prahara kemanusiaan yang menerjang Hastina akhibat dampak negatif senjata bernama Globalisasi yang kerap membawa virus provokasi tanpa rasionalisasi.” Tutur Ki Gareng mengutip simpulan Mahaguru Kyai Lurah Semar dalam sebuah caption di akun instagram miliknya disertai dengan sebuah foto Gunungan yang menandai akhir sebuah sandiwara.

 

 

Oleh: Rizal Nanda Maghfiroh

Terbaru di Jobnas

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
2 bulan yang lalu

Di era digital saat ini, meeting online sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik dalam dunia kerja maupun pendidikan. Kualitas audio dan visual yang baik sangat penting untuk memastikan komunikasi yang efektif dan tanpa hambatan selama panggilan konferensi. Namun, seringkali kendala teknis seperti kualitas kamera yang buruk, kebisingan latar belakang, dan audio yang tidak jelas menjadi penghalang dalam meeting online. Zenbook S 13 OLED UX5304 hadir sebagai solusi tepat untuk masalah ini. Dengan berbagai fitur canggih dan teknologi terbaru, laptop AI Asus dirancang untuk memberikan pengalaman meeting online yang lancar dan bebas gangguan. 

Berikut adalah beberapa fitur ASUS Zenbook S 13 OLED UX5304 yang dapat menyempurnakan pengalaman meeting online kamu.

 Kamera ASUS AiSense untuk Tampil Terbaik
Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan kamera ASUS AiSense
Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan kamera ASUS AiSense

Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan kamera ASUS AiSense, memastikan Anda selalu tampil terbaik selama konferensi virtual. Kamera ini dirancang untuk memberikan kualitas gambar yang tajam dan jernih, bahkan dalam kondisi pencahayaan yang kurang ideal. Dengan teknologi ini, Anda bisa percaya diri saat tampil di depan rekan kerja atau klien, tanpa khawatir tentang kualitas visual.

Optimalisasi Audio yang Menakjubkan
Zenbook S 13 OLED UX5304 menawarkan sistem audio yang ditingkatkan melalui aplikasi MyASUS
Zenbook S 13 OLED UX5304 menawarkan sistem audio yang ditingkatkan melalui aplikasi MyASUS

Panggilan konferensi, baik itu single-presenter atau multi-presenter, sering kali memerlukan kualitas audio yang optimal. Zenbook S 13 OLED UX5304 menawarkan sistem audio yang ditingkatkan melalui aplikasi MyASUS. Sistem ini dapat mendeteksi dan mengoptimalkan audio dari satu arah atau berbagai arah, memastikan kualitas audio yang terbaik dalam setiap panggilan konferensi.

Mode Single dan Multi Presenter

Dalam mode panggilan konferensi single-presenter, laptop ini mampu menyaring kebisingan dan suara lain di sekitar, sehingga hanya suara di depan laptop yang terdengar jelas. Fitur Target Speaker Tracking dapat diaktifkan untuk menargetkan dan melacak pembicara baru dalam rentang 180°. Fitur ini sangat ideal untuk merekam individu atau kelompok besar, memastikan setiap kata terdengar dengan jelas dan tepat.

Mode panggilan konferensi multi-presenter juga tidak kalah hebatnya. Laptop ini dapat menyaring kebisingan sekitar sekaligus mengidentifikasi beberapa suara dari semua arah dan jarak. Dengan demikian, semua suara dapat didengar dengan lebih jelas, memastikan komunikasi yang lancar dan efektif selama rapat virtual.

Two-Way AI Noise Cancelation
Zenbook S 13 OLED UX5304 memastikan Anda dapat mengadakan meeting online dengan lancar dan tanpa gangguan
Zenbook S 13 OLED UX5304 memastikan Anda dapat mengadakan meeting online dengan lancar dan tanpa gangguan

Zenbook S 13 OLED UX5304 memanfaatkan teknologi Two-Way AI Noise Cancelation, yang menggunakan basis data deep-learning yang sangat besar untuk mengurangi kebisingan latar belakang pada mikrofon dan audio. Ini memastikan suara Anda terdengar jernih dan jelas, tanpa gangguan dari suara lingkungan sekitar.

Fitur Kamera Jernih

Untuk pengalaman panggilan video terbaik, Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan beberapa fitur kamera unggulan. Fitur Background Blur mengaburkan latar belakang untuk melindungi privasi Anda saat melakukan panggilan konferensi video di rumah. Eye Contact Correction secara otomatis mendeteksi gerakan mata Anda dan menyesuaikan pandangan sehingga Anda tampak seperti sedang melihat langsung ke kamera.

Automatic Framing dan ASUS 3DNR

Automatic Framing secara otomatis mendeteksi dan mengikuti gerakan Anda, memberikan pengalaman webcam yang lebih baik saat Anda bergerak. Teknologi ASUS 3D Noise Reduction (3DNR) secara signifikan meningkatkan kejernihan gambar webcam, memastikan panggilan konferensi yang lebih jelas dan profesional.

Dengan semua fitur canggih ini, Zenbook S 13 OLED UX5304 memastikan Anda dapat mengadakan meeting online dengan lancar dan tanpa gangguan, menjadikannya pilihan sempurna bagi para profesional yang sering bekerja dari rumah atau melakukan panggilan konferensi jarak jauh. Segera dapatkan Zenbook S 13 OLED UX5304 secara original dan resmi di Tokopedia dan Shopee.

pewarta pewarta
2 bulan yang lalu

Pewartanusantara.com – Wahid Foundation dan La Rimpu mengadakan Diskusi Partisipatif dengan tema “Perempuan Berdaya untuk Perdamaian Berkelanjutan: Aksi Kemanusiaan Damai untuk Meningkatkan Resiliensi Masyarakat di Kota/Kabupaten Bima” di Hotel Marina Inn, Kota Bima.

Kegiatan ini menandai dimulainya program baru “Pemberdayaan Perempuan untuk Perdamaian Berkelanjutan: Nexus Perdamaian-Kemanusiaan untuk Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat di Indonesia,” yang didukung oleh UN Women dan Korea International Cooperation Agency (KOICA).

Diskusi tersebut bertujuan untuk melibatkan para pemangku kepentingan strategis dalam program ini, serta membahas berbagai pandangan mengenai pemberdayaan perempuan, perdamaian, aksi kemanusiaan, dan lingkungan di Kota/Kabupaten Bima. Pemilihan wilayah program di Nusa Tenggara Barat didasarkan pada Scoping dan Baseline Study yang dilakukan oleh UN Women pada tahun 2022. Studi ini menunjukkan beberapa aspek risiko dan kerentanan di wilayah tersebut, seperti bencana alam, konflik sosial, dan ekstremisme kekerasan.

Siti Kholisoh, Plh. Managing Director Wahid Foundation, menyampaikan bahwa Wahid Foundation bersama dengan UN Women sejak 2017 telah mendorong inisiatif lokal untuk memperkuat partisipasi perempuan dalam mempromosikan perdamaian.

“Program yang kami inisiasi di Kota/Kabupaten Bima akan menekankan strategi pelibatan multipihak baik pemerintah maupun pemangku kepentingan di masyarakat. Dalam implementasinya kami akan bekerjasama dengan La Rimpu sebagai mitra lokal,” tuturnya seperti dikutip dari rilis resmi Wahid Foundation, Kamis (11/7/).

Diskusi dan kick-off program hari ini melibatkan multi-stakeholder dari berbagai Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) seperti DMPD, BPBD, DP3AP2KB, Kesbangpol, Dinas Sosial Kota dan Kabupaten Bima, serta perwakilan dari tujuh desa/kelurahan di Kota dan Kabupaten Bima.

Juga hadir organisasi keagamaan, kelompok perempuan, lembaga dan dinas terkait, komunitas, serta perwakilan kelompok disabilitas dan anak muda. Diharapkan kegiatan ini menghasilkan rekomendasi strategis dan rencana aksi dalam pemberdayaan perempuan untuk perdamaian berkelanjutan.

Atun Wardatun, Direktur Eksekutif La Rimpu, menyatakan, “Kami sangat menerima dengan baik kolaborasi Wahid Foundation dan UN Women. Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas perempuan desa, pengetahuan, keterampilan, dan komitmen mereka untuk terlibat dalam ruang publik dan agenda advokasi di berbagai desa.”

Pujawan, Sekretaris Dinas Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bima, menyambut baik program ini. “Pihaknya menyambut dengan baik dapat terlibat dalam program ini, karena memiliki tujuan akhir yang sama yaitu mengurangi dampak dari bencana. Dalam mitigasi bencana ada tiga tahap yaitu pra bencana, saat bencana, dan setelahnya. Di situ peran perempuan ini terutama ingin kami libatkan. Harapannya ke depan program ini melalui Wahid Foundation dan UN Women bisa berkelanjutan dan terus bekerja sama dengan pemerintah lokal.”

Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini diharapkan akan menghasilkan rumusan tentang peluang, tantangan, dan isu-isu penting terkait pemberdayaan perempuan, perdamaian, aksi kemanusiaan, dan lingkungan di Kota/Kabupaten Bima. Selain itu, juga diharapkan dapat menghasilkan peta pemangku kepentingan strategis yang dilibatkan dalam program pemberdayaan perempuan untuk perdamaian berkelanjutan.

Program ini dijalankan sejak 26 Juni 2023 hingga 31 Desember 2026 di tiga provinsi, yakni Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan tujuan meningkatkan ketangguhan masyarakat dan mengurangi kerentanan pada situasi darurat bencana alam di wilayah rentan konflik. Program ini bekerjasama dengan berbagai kementerian strategis dan organisasi lokal seperti La Rimpu dan LP2DER, menyasar tujuh desa/kelurahan di Bima yang dipilih berdasarkan asesmen tim Wahid Foundation dan La Rimpu.

Program ini melibatkan berbagai kegiatan pelatihan terkait kesiapsiagaan bencana, pencegahan konflik sosial, dan promosi perdamaian untuk mencegah intoleransi dan ekstremisme kekerasan. Kelompok perempuan muda juga difasilitasi untuk meningkatkan kapasitas terkait kepemimpinan, advokasi kebijakan, dan keterlibatan dalam pencegahan bencana dan konflik sosial. Aparatur pemerintah desa dan kelurahan juga diberikan pelatihan perencanaan dan penganggaran desa yang responsif gender.

pewarta pewarta
3 bulan yang lalu

Pewartanusantara, Jakarta – Yayasan Prajna Harmonis Indonesia, Wahid Foundation, Nishan World Center for Confucian Studies, dan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT) menginisiasi terselenggaranya 1st World Civilizations Harmony Forum 2024 dan Indonesia Forum for the 10th Nishan Forum on World Civilizations dengan tema “Building A Pathway To Harmonious Coexistence” pada Sabtu (15/6/2024) di Hotel Merusaka Nusa Dua, Bali.

Forum ini menginisiasi dialog antar peradaban dunia yang bertujuan untuk menjaga keberagaman peradaban serta membangun komunitas global yang rukun dan harmonis. Selain itu, forum ini juga menegaskan kerja sama internasional sebagai fondasi untuk perdamaian dunia yang berkelanjutan dengan menyediakan platform bagi pemimpin, akademisi, aktivis, dan organisasi masyarakat sipil untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif dan adil.

Acara dihadiri oleh PJ Gubernur Bali yang diwakili oleh Asisten I Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, tokoh agama, akademisi dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan China, perwakilan organisasi keagamaan, dan perwakilan sejumlah kampus di Bali.

Ketua Yayasan Prajna Harmonis Indonesia, Kasino, dalam welcoming remarks menyampaikan bahwa Juni 2024 adalah momen bersejarah. Dimana pada 7 Juni lalu, sidang ke-78 Majelis Umum PBB secara konsensus mengadopsi resolusi yang diusulkan oleh Tiongkok untuk mendeklarasikan 10 Juni sebagai Hari Internasional untuk Dialog Antar Peradaban.

“Di Indonesia, tanggal 1 Juni adalah Hari Lahir Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai dan kebijaksanaan yang bersumber dari sejarah dan budaya bangsa Indonesia sejak dahulu,” tutur Kasino. Ia menjelaskan bahwa saat ini umat manusia sedang terpuruk dalam konflik dan perpecahan, sehingga dibutuhkan komitmen bersama untuk membangun dialog antar peradaban sebagai upaya mencari jalan keluar bagi koeksistensi yang harmonis.

“Sehingga kami berharap forum ini dapat menjembatani lintas agama, bangsa, dan budaya yang memiliki cita-cita luhur dan jiwa kasih bagi dunia, untuk berdialog dan berkomunikasi secara tulus serta bersinergi membangun peradaban dan hidup berdampingan secara harmonis bagi seluruh umat manusia,” jelasnya.

Senada dengan Kasino, Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, menyampaikan bahwa cita-cita KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk mewujudkan perdamaian di seluruh dunia menjadi inspirasi yang terus diperjuangkan.

“Gus Dur memahami bahwa kekuatan Indonesia terletak pada keberagamannya. Beliau membayangkan sebuah kehidupan masyarakat di mana orang-orang dari berbagai agama, budaya, dan latar belakang hidup berdampingan, diikat oleh komitmen bersama untuk toleransi dan saling pengertian,” tutur Yenny melalui sambutan daring.

Semasa hidupnya, lanjut Yenny, Gus Dur secara konsisten terus menyuarakan hak kebebasan beragama dan memperjuangkan hak-hak kelompok minoritas. Yenny menegaskan bahwa di tengah situasi global yang sering diwarnai konflik dan perpecahan, Indonesia berdiri sebagai mercusuar harapan, menunjukkan bahwa hidup berdampingan secara damai tidak hanya mungkin, tetapi juga penting untuk kemajuan dan kemakmuran.

“Marilah kita mengambil inspirasi dari semangat Indonesia. Mari kita rangkul keberagaman sebagai sumber kekuatan dan merayakan ikatan yang menyatukan kita sebagai satu keluarga manusia,” pungkas Yenny.

Sementara itu, Asisten I Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, menyampaikan apresiasi dari Penjabat Gubernur Bali atas terselenggaranya forum ini. Menurutnya, forum ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang harmonis antar umat beragama.

“Keharmonisan akan tercapai ketika kita sadar akan posisi dan peran kita dalam masyarakat. Keharmonisan adalah kunci untuk hidup bersaudara dan berdampingan dengan damai,” tuturnya.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk bekerja sama membangun kehidupan sosial yang damai dan bergotong-royong. Persatuan, menurutnya, adalah dasar untuk mewujudkan hidup yang rukun, toleran, dan harmonis. Kerja sama antar warga merupakan wujud nyata dari pengamalan nilai-nilai Pancasila, yang menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

“Forum ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat solidaritas dan saling pengertian di antara masyarakat. Dengan partisipasi aktif dalam forum ini, seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih inklusif dan harmonis,” jelasnya menutup sambutan.

Selanjutnya, Prof. Kishore Mahbubani (Inisiator Asia Peace Programme dan Insinyur Kehormatan Asia Research Institute National University of Singapore) menjelaskan bahwa Asia Tenggara adalah laboratorium multi-peradaban karena dari 670 juta penduduk terdapat lebih dari 250 juta Muslim, 150 juta penganut Kristen, 150 juta penganut Buddhisme, Taoisme, Konfusianisme, dan Hindu. Menurutnya, keragaman ini mencerminkan kekayaan budaya yang unik dan dinamis yang jarang ditemukan di belahan dunia lain.

“Setiap peradaban utama dunia diwakili di Asia Tenggara termasuk peradaban Barat dan semua tetap hidup berdampingan dalam perdamaian,” tutur Kishore saat memberikan sambutan khusus secara daring.

Dia menambahkan bahwa kemampuan Asia Tenggara untuk mempertahankan harmoni di tengah keragaman yang luar biasa ini memberikan contoh yang berharga bagi dunia dalam mengelola pluralitas dan perbedaan.

Lebih lanjut, Ia juga menekankan bahwa keberagaman memberi peluang besar bagi pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya di seluruh dunia tersebut.

“Interaksi antara berbagai kelompok etnis dan agama telah mendorong inovasi dan kreativitas, serta memperkaya kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Keragaman ini bisa menjadi sumber kekuatan yang luar biasa jika dikelola dengan bijak,” katanya.

Kegiatan ini terbagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama Diskusi Pleno dengan tema “Membangun Jalan Hidup Bersama yang Harmonis” beberapa narasumber yang membahas tema ini secara mendalam diantaranya, Prof. Wen Haiming (Wakil Direktur Nishan Center for Confucian Studies), Dr. Made Mangku Pastika (Anggota DPD RI dan Mantan Gubernur Bali), Prof. Kong Deli (Akademisi Fakultas Filsafat Capital Normal University of China), dan Dr. Muhammad Najib Azca (Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Peneliti Pusat Keamanan & Perdamaian Universitas Gadjah Mada ).

Sesi kedua, Diskusi Panel I tema “Bhinneka Tunggal Ika dan Persaudaraan Umat Manusia” dengan narasumber I Gusti Raka Panji Tisna (Budayawan, Fasilitator Pendidikan dan Penggiat Pelestarian Alam), Prof. Alimatul Qibtiyah (Dosen Fakultas UIN Sunan Kalijaga dan Tokoh Perempuan Muhammadiyah), Prof. Wen Haiming (Wakil Direktur Nishan World Center for Confucian Studies dan Profesor Fakultas Filsafat Renmin University of China), Dr. I Ketut Donder (Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar), Prof. Li Shangxin (Pusat Ilmu Filsafat Shandong University), Drs. Putu Suasta (Tokoh Kemanusiaan) dan Mr. Kong Lingqian (Beijing Bohua Traditional Chinese Medicine Inheritance and Development Center).

Selanjutnya adalah Diskusi Panel II dengan tema “Dialog Peradaban Indonesia-Tiongkok” dipandu oleh Dr. Novi Basuki dengan pemaparan dari Prof. Zhang Fenglian (Wakil Direktur Shandong Academy of Social Sciences) Dr. I Made Sendra (Direktur Indonesia Tourism Confucius Institute Universitas Udayana), Prof. Chang Qiang (Peneliti Departemen Sastra dan Editorial Nishan World Center for Confucian Studies), Dr. Chin Chong Foh (Associate Professor, Universiti Tuanku Abdul Rahman of Malaysia), Prof. Chen Renren (Hunan University), Prof. Du Yunhui (Beijing Language and Culture University), Prof. Roger T. Ames (Profesor Emeritus Fakultas Filsafat Universitas Hawaii), Mr. Sun Jingxin (Wakil Presiden Akademi Studi Kontemporer Tiongkok dan Dunia), dan Rachmat Soekasah (Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok).

Forum diakhiri dengan sesi penutup dengan penyampaian ringkasan akademik oleh Akademisi Fakultas Filsafat Capital Normal University of China, Prof. Kong Deli dan ucapan terima kasih oleh Ketua Yayasan Prajna Harmonis Indonesia, Kasino. Selanjutnya juga penyerahan cinderamata kepada seluruh stakeholder yang terlibat dalam forum perdamaian ini.

Forum yang berlangsung hingga sore hari tersebut berhasil merumuskan hasil diskusi yang menekankan pentingnya promosi toleransi, saling menghormati, dan kerja sama internasional sebagai landasan untuk perdamaian dunia yang berkelanjutan. Diharapkan forum ini dapat menghasilkan solusi inovatif terhadap berbagai tantangan global yang dihadapi saat ini dan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain dalam menjaga keberagaman budaya dan membangun kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
4 bulan yang lalu

Asus ROG Zephyrus G14 adalah salah satu Laptop gaming keluaran terbaru dari Asus. Ini adalah laptop gaming yang memiliki daya tarik tersendiri karena desainnya yang modern dan stylish. Selain itu, laptop ini juga memiliki spesifikasi yang mumpuni untuk sekelas laptop gaming.

Pada pembahasan kali ini akan dipaparkan secara lengkap spesifikasi dan fitur unggulan apa saja yang dimiliki oleh laptop Asus ROG Zephyrus G14. Daripada makin penasaran, lebih baik langsung simak ulasannya berikut ini.

Spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403

Di bawah ini merupakan informasi mengenai spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403. Langsung saja simak penjelasannya berikut.

  • Prosesor : AMD Ryzen 7 8845HS
  • Codenamed – Hawk Point
  • CPU Architecture – Zen 4
  • Fabrikasi – TSMC 4 NM FinFET(Jadi prosesor ini punya efisiensi daya yang tinggi)
  • Default TDP – 35-54 Watt
  • 8-Core / 16-Thread
  • L3 Cache – 16 MB
  • NPU Ryzen AI
  • Up to 16 TOPS (Gambar Slide AMD 07)
  • AMD Radeon Graphics 780M
  • 16 GB LPDDR5X 6400 MHz Dual Channel 128-bit
  • Laptop ini tidak memiliki slot SO-DIMM jadi tidak dapat ditambah kapasitas RAM-nya
  • 1 TB SSD M.2 NVMe PCIe Gen 4 x4
  • VRAM 6 GB GDDR6
  • Nilai maksimum TGP adalah 90 Watt yang masih sesuai dengan standar dari NVIDIA
  • Modul AMD RZ616 dengan Chip Mediatek
  • Baterai : 73 Wh
  • OS : Windows 11

Fitur Unggulan Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Fitur Unggulan Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Fitur Unggulan Asus ROG Zephyrus G14 GA403

Setelah mengetahui spesifikasi singkat dari Asus ROG Zephyrus G14 di atas, selanjutnya ada fitur unggulan. Berikut merupakan beberapa fitur unggulan yang dimiliki oleh laptop Asus ROG Zephyrus G14.

  1. Ada Fitur MUX Switch

Fitur MUX Switch pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengatur performa laptop sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan fitur ini, pengguna dapat beralih antara mode Silent, Performance, dan Turbo dengan mudah hanya dengan menekan tombol tertentu.

Mode Silent akan mengoptimalkan laptop untuk penggunaan sehari-hari yang ringan, sementara mode Performance akan meningkatkan performa untuk gaming dan tugas berat. Sedangkan mode Turbo akan memberikan performa maksimal untuk pengalaman gaming yang lebih intens.

  1. Ada Fitur Dust Filter

Fitur Dust Filter pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah salah satu inovasi yang sangat penting untuk menjaga performa dan kehandalan laptop Anda.

Dust Filter adalah sebuah sistem yang dirancang khusus untuk mencegah debu dan kotoran masuk ke dalam laptop, terutama ke dalam komponen-komponen internal yang sensitif. Dengan adanya Dust Filter, Anda tidak perlu khawatir lagi tentang debu yang dapat mengganggu kinerja laptop Anda.

Dust Filter pada Asus ROG Zephyrus G14 bekerja dengan cara menyaring udara yang masuk ke dalam laptop. Sistem ini menggunakan filter khusus yang mampu menangkap partikel-partikel debu dan kotoran yang dapat merusak komponen-komponen laptop.

Filter ini dapat dengan mudah diakses dan dibersihkan, sehingga Anda dapat menjaga laptop Anda tetap bersih dan bebas dari debu yang dapat mengganggu kinerja laptop.

  1. Fitur Keamanan IR Camera

Fitur IR Camera pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah teknologi kamera inframerah yang memungkinkan pengguna untuk melakukan login dengan menggunakan pemindaian wajah.

Adanya fitur ini, Anda dapat dengan cepat dan mudah membuka kunci laptop hanya dengan wajah Anda, tanpa perlu memasukkan kata sandi atau menggunakan sidik jari. Hal ini tidak hanya memudahkan pengguna dalam mengakses laptop, tetapi juga meningkatkan keamanan data pribadi Anda.

IR Camera pada Asus ROG Zephyrus G14 juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan pengalaman bermain game. Dengan teknologi kamera inframerah yang canggih, pengguna dapat menggunakan fitur Windows Hello untuk membuka kunci laptop dengan cepat dan aman.

Selain itu, IR Camera juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan rekan tim dalam game online, sehingga memungkinkan koordinasi yang lebih baik dan efisien selama bermain.

  1. Keyboard Gaming Stealth Type

Fitur keyboard gaming stealth type pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah fitur yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman bermain game yang lebih nyaman dan responsif.

Keyboard ini memiliki desain yang ergonomis dengan tombol-tombol yang dirancang untuk memberikan feedback yang tepat saat menekan tombol. Selain itu, fitur stealth type juga membuat keyboard ini lebih tenang saat digunakan, sehingga tidak mengganggu konsentrasi saat bermain game.

Dari uraian di atas, kini Anda tidak perlu ragu lagi dengan memilih Asus ROG Zephyrus G14. Laptop ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan Anda dalam bermain game termasuk game-game berat sekalipun.

Di sisi lain, fitur-fiturnya yang lengkap dan memadai menjadikan laptop ini recomended untuk dimiliki oleh Anda termasuk para gamers di berbagai kalangan.

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
4 bulan yang lalu

Pewartanusantara.com – Memiliki hunian impian adalah dambaan semua orang. Saat ini, berbagai pilihan hunian yang beragam membuat pencarian hunian impian semakin membingungkan.

Apartemen menjadi salah satu pilihan populer bagi masyarakat yang mencari hunian ideal. Salah satu apartemen yang patut dipertimbangkan adalah Apartemen Tamansari Panoramic di Bandung. Apartemen ini menawarkan pemandangan panorama pegunungan dan city light kota Bandung yang eksklusif.

Review Apartemen Tamansari Panoramic di Bandung
Ruang Outdor Apartemen Tamansari Panoramic
Ruang Outdor Apartemen Tamansari Panoramic

Apartemen Tamansari Panoramic berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Bandung. Lokasinya strategis, berada di jalur by-pass yang banyak dikelilingi perusahaan swasta ternama di Indonesia. Hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk mencapai pintu tol Buah Batu dari apartemen ini.

Lokasinya yang strategis membuatnya pilihan populer bagi orang-orang yang berlibur ke Bandung dan ingin menetap sementara untuk menikmati keindahan kota, terutama di malam hari.

Apartemen ini berada di Bandung Timur, dekat dengan berbagai pusat perbelanjaan seperti LotteMart, Carrefour, Bandung SuperMall, Metro Trade Center, Superindo, dan Griya, yang semuanya dapat dicapai dalam waktu maksimal 20 menit.

Selain itu, apartemen ini juga dekat dengan berbagai institusi pendidikan seperti STT Telkom, LPKIA, SMA N 12 Bandung, UNINUS, UNJANI, dan SMP N 30 Bandung, sehingga cocok untuk keluarga yang membawa anak-anak. Berbagai instansi pemerintahan seperti BULOG, Dinas Kehutanan, POLDA, dan BPN juga dapat dicapai dalam waktu 10 hingga 20 menit, memberikan kemudahan akses bagi mereka yang bekerja atau memiliki urusan di instansi tersebut.

Fasilitas Unggulan Apartemen Tamansari Panoramic

Selain lokasi strategis, Apartemen Tamansari Panoramic menawarkan berbagai fasilitas dengan harga terjangkau. Fasilitas yang tersedia antara lain Smart Living (IP Phone, IP TV, Cable TV), akses internet berkecepatan tinggi gratis selama 24 jam, serta CCTV yang beroperasi 24 jam di beberapa titik.

Untuk aktivitas fisik, tersedia kolam renang, sauna, pusat kebugaran, dan jogging track. Apartemen ini juga memiliki Business Center, area bermain anak, dan ballroom yang dapat disewa untuk acara tertentu.

Harga Sewa Apartemen mulai dari Rp 100 jutaan saja, menjadikannya pilihan yang terjangkau dengan berbagai fasilitas lengkap.

Cara Gampang Sewa Apartemen Tamansari Panoramic Harian Bulanan Tahunan

Penyewaan Apartemen Tamansari Panoramic dapat dilakukan sesuai kebutuhan, baik tahunan, bulanan, maupun harian. Reservasi atau pemesanan dapat dilakukan secara online atau langsung di apartemen.

Selain pemesanan secara langsung, kamu juga bisa melakukanya secara online di Travelio. Berikut cara gampang sewa Apartemen Tamansari Panoramic harian bulanan tahunan:

  • Kunjungi situs www.travelio.com atau unduh aplikasi Travelio di smartphone. Jika kamu ingin mencari Apartemen Tamansari Panoramic kamu bisa menemukanya disini https://www.travelio.com/sewa-apartemen/tamansari-panoramic
  • Pergi ke bagian Promotion, lalu scroll ke bawah hingga menemukan Promo Bulanan.
  • Klik banner promo Flash Sale.
  • Pilih kota tujuan dan tanggal menginap.
  • Temukan unit yang diinginkan dan pesan segera.
  • Selamat, kamu siap pindah!

Untuk mempermudah, di halaman promo terdapat filter unit berdasarkan harga dan tipe yang diinginkan. Jika beruntung, kamu bisa mendapatkan unit apartemen dengan harga mulai dari Rp1 jutaan!

Mengapa memilih Apartemen Tamansari Panoramic? Lokasi strategis, fasilitas layaknya hotel bintang 5, serta pemandangan indah kota Bandung di malam hari menjadi daya tarik utama apartemen ini.

Harga yang terjangkau untuk hunian eksklusif dengan berbagai fasilitas menjadikan apartemen ini pilihan yang sangat menarik.

Keunggulan Tinggal di Apartemen Tamansari Panoramic
Sewa Apartemen Tamansari Panoramic
Sewa Apartemen Tamansari Panoramic

1. Lokasi Strategis dan Dekat Perkantoran

Apartemen umumnya terletak di lokasi yang strategis dengan akses mudah ke berbagai fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, dan supermarket, dibandingkan dengan rumah biasa. Apartemen Tamansari Panoramic terletak di lokasi dengan akses yang baik ke tol Buah Batu, Cileunyi, dan rencana tol Gede Bage.

2. Fasilitas Lengkap dan Dekat

Apartemen biasanya menyediakan fasilitas lengkap seperti kolam renang, taman, ATM, dan restoran yang terletak sangat dekat dengan unit hunian. Selain itu Apartemen Tamansari Panoramic juga dilalui oleh transportasi umum seperti Trans Metro Bandung dan rencana kereta cepat Jakarta-Bandung.

3. Keamanan

Apartemen dilengkapi dengan fasilitas keamanan seperti petugas keamanan, CCTV, dan prosedur keamanan yang ketat, sehingga membuat hunian lebih aman dan nyaman.

4. Praktis

Perawatan bangunan menjadi tanggung jawab pengelola, sehingga penghuni tidak perlu repot mengurusnya.

5. Pendapatan Pasif

Potensi penghasilan dari penyewaan unit berkisar antara 2 juta hingga 3 juta per bulan berkat adanya manajemen sewa.

6. Daerah Berkembang

Terletak dekat dengan pengembangan Bandung Teknopolis, sehingga nilai investasi akan terus meningkat.

pewarta pewarta
5 bulan yang lalu

Pewarta Nusantara, Nasional – UN Women bersama dengan Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia melakukan kunjungan ke Desa Damai yang diinisiasi oleh Wahid Foundation bekerja sama dengan La Rimpu di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin-Selasa, 6-7 Mei 2024. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat langsung konsep pemberdayaan perempuan dan perdamaian di akar rumput dalam program Desa Damai di 5 (lima) desa di Kabupaten Bima.

Dalam kunjungan tersebut, UN Women dan Kedubes Belanda untuk Indonesia berkesempatan untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman terkait implementasi Desa Damai dalam menciptakan ruang aman, membangun kohesi sosial, mencegah konflik, serta memperkuat advokasi kebijakan yang diinisiasi oleh kelompok perempuan.

Political Affairs, Embassy of Netherlands, Sophie Van Huut merasa terhormat dan kagum atas komitmen yang luar biasa ditunjukkan oleh kelompok perempuan di Bima. Meski dengan segala keterbatasan, komunitas perempuan ini mampu menjadi berdaya dan menjadi pelopor perubahan di komunitasnya. Tak lupa, Sophie menyampaikan terimakasih atas kerja sama dan kolaborasi multipihak dalam mendukung pelaksanaan program.

“Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Wahid Foundation, La Rimpu, Pemerintah Kabupaten Bima, dan para aktor perempuan di Desa Damai dalam mendukung pelaksanaan program yang baik ini,” terang Sophie pada acara Pertemuan dengan Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri.

Shopie berharap, program Desa Damai yang dimotori oleh aktor perempuan dapat menjadi praktik baik mendorong pembangunan daerah yang lebih inklusif dan berkeadilan untuk semua kalangan. .

“The power of community yang dimotori oleh aktor perempuan ini semoga bisa menjadi strategi dalam membangun dan memperkuat kohesi sosial serta ketahanan masyarakat,” pungkasnya.

Sementara itu, Programme Analyst Women Peace and Security UN Women Indonesia, Xinyue Gu kembali menegaskan pernyataan Sophie, Xinyue sependapat bahwa perempuan memiliki potensi yang besar dalam menjadi penentu perubahan di lingkungan komunitas mereka. Oleh karena itu, dukungan terhadap potensi ini harus terus dilaksanakan agar praktik baik ini dapat diadopsi di berbagai desa lain di seluruh Indonesia.

“Perempuan memiliki potensi luar biasa untuk menjadi agen perubahan di komunitas mereka, sehingga kita perlu memastikan bahwa perempuan penggerak ini mendapatkan dukungan yang penuh yang dapat meningkatkan kapasitas mereka,” jelas Xinyue .

Xinyue juga menekankan dalam program pemberdayaan perempuan, tujuan utama dapat dicapai dengan adanya kolaborasi dan kerjasama multipihak. Dengan adanya kerjasama antar semua stakeholder ini akan membuat tujuan pemberdayaan ini semakin mudah untuk dicapai.

Dukungan terhadap program Desa Damai oleh Pemerintah Kabupaten Bima juga disampaikan langsung oleh Bupati Bima, Indah Damayanti Putri dalam acara kunjungan tersebut. Ia menilai program pemberdayaan perempuan melalui Desa Damai dapat meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan kehidupan yang lebih inklusif di Bima.

“Kami mendukung program yang sangat baik ini. Ini juga menjadi wujud kepedulian Pemkab dalam pengembangan dan pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan, sekaligus mewujudkan generasi yang lebih baik untuk masyarakat Bima.

Hadir dalam acara tersebut sejumlah undangan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bima yang diwakili oleh Kabid Sosbud, M Muhammad Farid dan Kabid Perempuan dan Anak, Ruwaidah.

Kemudian juga hadir Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bima Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), serta Kabag Organisasi Setda Kabupaten Bima.

Selama kunjungannya ke Kabupaten Bima, UN Women dan Perwakilan Kedutaan Besar Belanda menghadiri beberapa kegiatan di antaranya mengunjungi sesi kegiatan Pelatihan Advokasi dan Kepemimpinan Perempuan yang bertempat di Aula Kantor Bupati Bima, kemudian di hari selanjutnya berkunjung ke Desa Damai Dadibou yang bertempat di Balai Desa.

Diketahui, UN Women telah bermitra dengan Wahid Foundation dalam program Desa Damai sejak tahun 2017 di 22 Desa di Pulau Jawa. Di Tahun 2024, UN Women bersama Wahid Foundation memperluas inisiasi Desa Damai di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Tujuan utama dari program ini untuk membangun ketahanan masyarakat terhadap konflik sosial, ekstremisme kekerasan, dan dampak buruk perubahan iklim.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
6 bulan yang lalu

Aries Agung Paewai, Penjabat (Pj) Wali Kota Batu, memiliki tujuan untuk mengenalkan program angkutan kota (angkot) gratis bagi Pelajar pada tahun ini.

Program ini direncanakan untuk diuji coba pada bulan April 2024 setelah perayaan lebaran. Aries menjelaskan bahwa beberapa wilayah di Kota Batu akan menjadi tempat uji coba untuk program ini, termasuk wilayah perkotaan dan beberapa desa.

“Kami berencana untuk melakukan uji coba program Angkot gratis bagi pelajar pada bulan April setelah lebaran,” ujar Aries pada Jumat (29/3/2024).

Aries menjelaskan bahwa tujuan dari uji coba ini adalah untuk memastikan bahwa saat program ini diluncurkan secara resmi, tidak akan ada masalah atau keluhan yang signifikan. Dengan begitu, diharapkan program ini dapat berjalan lancar pada bulan Mei 2024.

Selama uji coba program angkutan pelajar ini, angkot-angkot yang dipilih untuk menjadi angkutan gratis harus memenuhi standar pelayanan minimum (SPM). Selain itu, para sopir harus berkomitmen terhadap kebersihan angkutan dan keselamatan berkendara.

“Kita akan melihat kelemahan apa yang ada agar bisa memperbaikinya. Setelah semuanya matang, baru kita bisa menerapkannya secara menyeluruh di semua wilayah,” katanya.

Aries juga menegaskan bahwa operasional program ini harus disertai dengan kesadaran sopir untuk tidak merokok saat mengemudi. Selain itu, para sopir ini akan mendapatkan subsidi tertentu.

“Harapannya, nanti anak-anak ini akan diberikan kartu khusus untuk mengklaim subsidi ongkos,” tambahnya.

Rencananya, akan ada 42 angkot yang akan digunakan sebagai armada untuk mengangkut para pelajar pada tahap awal. Jumlah ini akan mencakup sekitar 504 pelajar. Namun, jumlah pasti masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.

Penyediaan fasilitas ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan keselamatan pelajar, mengingat tingkat pelanggaran dan kecelakaan yang cukup tinggi di kalangan pelajar.

Selain itu, program ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan sopir angkot yang telah mengalami penurunan penumpang akibat persaingan dengan transportasi online. Program ini dibiayai oleh APBD dengan nilai sekitar Rp 900 hingga Rp 1 miliar.

Kepala Dishub Kota Batu, Hendri Suseno, menjelaskan bahwa kesiapan program ini telah mencapai tahap studi rute dan titik penjemputan. Nantinya, angkutan gratis ini akan tersedia bagi siswa SD, SMP, dan SMA.

Jika program ini terwujud, para sopir angkot dapat merasa lega, dan orang tua murid akan mengurangi pengeluaran mereka. Selain itu, angkot gratis juga dapat mengurangi kemacetan pada pagi dan sore hari.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
6 bulan yang lalu

Google Maps telah diperbarui dengan fitur AI terbaru untuk platform peta online mereka. Sekarang, Google Maps dapat memberikan pengguna rekomendasi tempat di lokasi tertentu yang diprakarsai oleh AI.

Selain itu, Google Maps akan menampilkan highlight foto dan rangkuman ulasan dari pengguna terkait tempat tersebut. Jika tempat tersebut adalah restoran, AI juga akan memberikan informasi tentang biaya dan kemungkinan ketersediaan tempat di restoran tersebut.

Rekomendasi ini akan ditampilkan dalam bentuk daftar saat pengguna melakukan pencarian di kota tertentu di Google Maps. Saat ini, fitur tersebut baru tersedia di lebih dari 40 kota di Amerika Serikat dan Kanada.

Selain penambahan fitur rekomendasi AI, Google Maps juga menambahkan opsi kustomisasi baru ketika pengguna membuat Daftar tempat. Sekarang pengguna dapat mengatur urutan tempat dalam Daftar dan juga dapat menambahkan konten dari media sosial ke dalam Daftar tersebut.

Selain itu, Google juga memberikan penyegaran desain pada pembaruan Google Maps ini. Tampilan Halaman utama akan lebih bersih dengan lebih sedikit warna pin lokasi baru, sehingga memudahkan pengguna dalam menemukan tempat di peta. Pembaruan ini telah mulai diluncurkan ke aplikasi Google Maps baik di Android maupun iOS.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
6 bulan yang lalu

Para pengguna Whatsapp sebaiknya berhati-hati saat layanan pesan ini akan memperbarui syarat dan ketentuan penggunaan mereka pada bulan April mendatang.

Jika pengguna WhatsApp tidak menyetujui syarat dan ketentuan baru yang akan diberlakukan, akun mereka dapat disuspensi.

Pembaruan syarat penggunaan dan kebijakan privasi ini akan dimulai di Eropa, di mana peraturan baru yang akan diberlakukan pada tanggal 11 April 2024 akan mencerminkan persyaratan baru UE sebagai bagian dari kebijakan “Undang-Undang Pasar Digital”.

Hal ini mencakup berbagai topik seperti panduan dan prinsip penggunaan WhatsApp, pengiriman pesan ke penyedia pihak ketiga, dan penggunaan Channel.

Inti dari perubahan peraturan yang akan diberlakukan oleh WhatsApp termasuk penambahan informasi dan kebijakan mengenai aktivitas yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan di layanan WhatsApp.

Selain itu, akan diberikan opsi untuk mengirim pesan dari WhatsApp ke aplikasi pihak ketiga yang didukung, dan ada ketentuan lebih lanjut mengenai Channel, termasuk prosedur pelaporan konten dan rekomendasi Channel.

Selain perubahan peraturan yang dipengaruhi oleh undang-undang UE, WhatsApp juga akan mengubah persyaratan usia minimum global untuk pengguna mereka pada tanggal yang sama. Usia minimum pengguna WhatsApp akan berubah dari 16 tahun menjadi 13 tahun.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
7 bulan yang lalu

Pewarta Nusantara – Calon Mahasiswa yang mau mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2024 pada bulan Maret ini sudah sebaiknya mempersiapkan diri. Karena, pendaftaran akan dibuka mulai 21 Maret 2024.

Universitas Negeri Malang (UM) menjadi salah satu pilihan terbaik untuk menempuh pendidikan tinggi. Ada 14 Program Studi (Prodi) di UM yang peluang masuknya cukup besar. Bagi para calon mahasiswa yang berencana melanjutkan studi di sana, sebaiknya pertimbangkan 14 Prodi ini.

Profil Singkat Universitas Negeri Malang (UM)

Universitas Negeri Malang (UM), sebelumnya dikenal sebagai Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang (IKIP Malang), telah menjadi salah satu institusi pendidikan terkemuka di Indonesia. Sebagai salah satu dari 13 mantan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), IKIP Malang telah mengukir reputasi sebagai institusi yang memiliki kontribusi besar dalam dunia pendidikan.

Sejak tahun 1999, IKIP Malang telah bertransformasi menjadi Universitas Negeri Malang, mencerminkan perluasan mandatnya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang lebih luas dan holistik.

Prodi di UM yang Memiliki Peluang Besar Diterima Jalur SNBT

UM, sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diminati di Kota Malang, menawarkan beragam Prodi dengan peluang masuk yang menarik melalui jalur SNBT 2024.

Prodi-prodi ini tersebar di berbagai fakultas di UM dan dapat menjadi pilihan referensi bagi calon mahasiswa.

Berikut adalah 14 Prodi di UM dengan peluang masuk besar melalui jalur SNBT 2024:

Fakultas Vokasi (FV)

  1. D4 Teknologi Rekayasa Manufaktur
  2. D4 Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi
  3. D4 Perpustakaan Digital
  4. D4 Teknologi Rekayasa Sistem Elektronika
  5. D4 Teknologi Rekayasa dan Pemeliharaan Bangunan Sipil

Fakultas Sastra (FS)

  1. S1 Pendidikan Bahasa Jerman
  2. S1 Pendidikan Bahasa Mandarin

Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA)

  1. S1 Fisika
  2. S1 Pendidikan Fisika
  3. S1 Pendidikan Kimia
  4. S1 Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

  1. S1 Pendidikan Luar Sekolah
  2. S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Fakultas Ilmu Sosial (FIS)

  1. S1 Pendidikan Geografi

Informasi lebih lanjut mengenai Prodi, kapasitas, dan tingkat persaingan di UM melalui jalur SNBT 2024 dapat diakses melalui situs seleksi.um.ac.id.

Demikianlah ringkasan tentang 14 Prodi di UM dengan peluang masuk besar melalui jalur SNBT 2024. Semoga bermanfaat!