Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Marcus Aurelius Perjalanan Hidup Sang Kaisar Romawi

Marcus Aureluis

Pewartanusantara.com - Peradaban Romawi merupakan salah satu peradaban besar dan panjang. Peradaban Romawi bahkan bertahan hingga lima abad. Kuatnya peradaban tersebut tidak lepas dari kemajuan ilmu pengetahuan di berbagai bidang dan juga kepemimpinan yang berpengaruh. Salah satunya pengaruh Marcus Aurelius yang merupakan kaisar filsuf Romawi. Lalu bagaimana biografi Marcus Aurelius ini? Simak ulasan berikut.

“If you are distressed by anything external, the pain is not due to the thing itself, but to your estimate of it; and this you have the power to revoke at any moment.”

Marcus Aurelius, Meditations

Latar Belakang Keluarga Marcus Aurelius

Marcus Aureluis atau Imperator Caesar Marcus Aurelius Antoninus Agustus merupakan seorang kaisar Romawi dari tahun 161 M hingga 180 M. Tidak hanya sebagai kaisar Romawi, ia juga merupakan filsuf yang bijaksana.

Ia lahir di kota Roma pada April tahun 121 M dan berasal dari keluarga Romawi yang terkemuka. Nenek dari pihak ibu Marcus Aureluis adalah salah satu pewaris kekayaan Romawi. Sementara itu, kakek dari pihak ayahnya merupakan konsul yang telah menjabat sebanyak tiga kali dan pamannya merupakan Aurelius Antoninus.

Marcus Aurelius remaja diadopsi oleh Antoninus atas perintah kaisar Hadrius. Hal tersebut dilakukan karena kaisar tertarik dengan Marcus Aurelius atas kecerdasan dan sifatnya yang pekerja keras. Ia diadopsi untuk didik menjadi seorang kaisar. Marcus Aurelius menjaadi putra Antoninus saat usia 17 tahun. Ia kemudian bekerja dengan ayah angkatnya tersebut sambil mempelajari urusan publik dan cara-cara pemerintahan.

“I have often wondered how it is that every man loves himself more than all the rest of men, but yet sets less value on his own opinion of himself than on the opinion of others.”

Marcus Aurelius, Meditations (Quotes)

Masuk ke Dunia Politik dan Menjadi Kaisar

Marcus Aurelius memang dididik dan dipersiapkan untuk menjadi kaisar romawi. Tujuan tersebut diwujudkan dengan mempelajari cara kerja pemerintahan dan urusan publik saat marcus masih remaja. Kemudian, Marcus memasuki dunia politik pada taahun 140 M. saat ini Ia menjadi seorang pimpinan senat atau konsul. Jabatan tersebut ia pegang sebanyak dua kali.

Meskipun menjadi seorang konsul dan mulai menerima banyak tanggung jawab, kepercayaan dan kekuasaan resmi, Marcus masih melanjutkan pendidikan filosofisnya dan mengembangkan minatnya terhadap hukum. Lalu, pada tahun 145 M, ia menikan dengan putri kaisar yaitu Faustina.

Dari pernikahannya tersebut, ia mempunyai 12 orang anak. Dari ke 12 anaknya tersebut putra Commodus menjadi penerus Marcus dan Lucilla merupakan putri yang paling terkenal. Namun, sayangnya dari 12 anak Marcus, beberapa tidak hidup lama.

Dalam biografi Marcus Aurelius, ia menjadi seorang kaisar setelah Antoninus meninggal pada tahun 161 M dan dikenal dengan Kaisar Marcus Aurelius Antoninus Augustus. Diduga Antoninus menjadikan Marcus Aurelius sebagai penerus satu-satunya. Selama menjadi kaisar, ia memimpin Romawi bersama dengan saudaranya yaitu Lucius Aurelius Verus Agustus. Marcus  mengurusi pemerintahan dan tinggal di Roma, sementara verus mengurusi upaya perang.

“When you wake up in the morning, tell yourself: the people I deal with today will be meddling, ungrateful, arrogant, dishonest, jealous and surly. They are like this because they can't tell good from evil. But I have seen the beauty of good, and the ugliness of evil, and have recognized that the wrongdoer has a nature related to my own - not of the same blood and birth, but the same mind, and possessing a share of the divine. And so none of them can hurt me. No one can implicate me in ugliness. Nor can I feel angry at my relative, or hate him. We were born to work together like feet, hands and eyes, like the two rows of teeth, upper and lower. To obstruct each other is unnatural. To feel anger at someone, to turn your back on him: these are unnatural.”

Marcus Aurelius, Meditations (Quotes)

Kepemimpinan dan Kematiannya

Pemerintahan yang dipimpin oleh kekaisaran Marcus dan Verus ini dipenuhi dengan tantangan. Pasalnya, banyak perang yang dilakukan dan juga terdapat wabah yang harus dilawan. Kondisi ini jauh berbeda dengan masa kepemimpinan Antoninus yang makmur dan damai.

Peperangan tersebut terjadi pada tahun 160 M karena kekaisaran Parthia yang ingin menguasai tanah Timur. Nahasnya, tentara yang kembali dari perang tersebut membawa wabah penyakit. Wabah tersebut bahkan hampir memusnahkan sebagian penduduk Roma dan bertahan hingga beberapa tahun.

Perang tersebut akhirnya berakhir akibat konflik dengan suku-suku jerman di akhir tahun 160-an. Kepemimpinan bersama antara Marcus dan Verus berakhir pada tahun 169 karena Verus meninggal. Sementara itu, perjalanan biografi Marcus Aurelius berakhir pada tahun 180 M saat ia meninggal. Kekaisaran Marcus Aurelius kemudian diganti oleh putranya Commodus pada tahun 177. Saat Marcus menjadi kaisar, Commodus pernah menjadi wakil kaisar dan berjuang melawan musuh kekaisaran.

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida

1250