Kasus Penularan Virus West Nile Mencapai Angka Tertinggi di Eropa, ECDC Minta Langkah Perlindungan Ditingkatkan
Pewarta Nusantara, Internasional - Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengungkapkan bahwa jumlah kasus penularan virus West Nile yang ditularkan secara lokal mencapai angka tertinggi di Eropa sejak tahun 2018.
Hingga 31 Mei 2022, telah dilaporkan lebih dari 1.300 kasus infeksi virus West Nile, termasuk 104 kematian, di berbagai negara di Uni Eropa (UE), Wilayah Ekonomi Eropa (EEA), dan negara-negara tetangga UE.
Italia dan Yunani menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak, masing-masing melaporkan 723 dan 283 kasus. Faktor-faktor seperti gelombang panas, banjir, dan kekeringan yang terjadi di Eropa menciptakan kondisi yang memungkinkan nyamuk Aedes albopictus, yang juga dapat menyebarkan demam berdarah, malaria, dan virus Chikungunya, berkembang biak.
Nyamuk ini juga membawa virus West Nile, demam kuning, dan virus Zika. Meskipun spesies nyamuk tersebut biasanya terdapat di daerah lembap di sekitar wilayah Mediterania, mereka telah menyebar ke wilayah utara dan ketinggian yang lebih tinggi.
Bahkan Denmark dan Swedia juga mencatat kasus penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Direktur ECDC, Andrea Ammon, mengungkapkan kekhawatiran akan penyebaran geografis nyamuk invasif ke daerah yang sebelumnya tidak terpengaruh di Eropa.
Dalam menghadapi situasi ini, langkah-langkah perlindungan diri dan pengawasan harus diperkuat, serta perlu fokus pada pengendalian populasi nyamuk.
Baca juga: Panggung Pyramid Festival Glastonbury Dibuka oleh Musik Kolektif Trance Maroko
ECDC menekankan pentingnya upaya kolektif untuk mencegah penyebaran penyakit seperti demam berdarah, Chikungunya, dan virus West Nile, sehingga dapat mengurangi jumlah kasus dan potensi kematian yang terkait dengan penyakit tersebut. (*Ibs)
Penulis:
Editor: Erniyati Khalida