Pewarta Nusantara
Menu Kirim Tulisan Menu

Jawaban Interview yang Tidak Disukai Rekruter

Jawaban Interview yang Tidak Disukai Rekruter

Pewartanusantara.com - Ketika kamu mengikuti sesi wawancara Kerja, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu hindari untuk bicarakan, karena dapat memberikan kesan yang tidak baik dan berdampak negatif pada peluangmu untuk diterima bekerja. Oleh karena itu, pastikan kamu memahami hal-hal yang tidak boleh kamu sebutkan.

Di antara hal-hal yang sebaiknya tidak kamu sebutkan adalah terkait penghasilanmu di pekerjaan sebelumnya.

Meskipun terdengar seperti topik yang penting, tetapi membicarakan gaji dapat memberikan kesan bahwa kamu hanya peduli pada uang dan bukan pada kesempatan kerja itu sendiri.

Sebaiknya, kamu fokus pada kemampuanmu dan bagaimana kamu dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perusahaan tersebut.

Selain itu, jangan membicarakan tentang masalah pribadi kamu seperti status pernikahan, usia atau kesehatanmu.

Meskipun hal-hal tersebut sebenarnya tidak relevan dengan kualifikasimu untuk pekerjaan yang kamu lamar, namun membicarakannya dapat memicu kesalahpahaman atau bahkan diskriminasi.

Oleh karena itu, fokuslah pada kualifikasimu dan pengalamanmu dalam bidang tersebut.

Hal lain yang perlu kamu hindari adalah berkomentar negatif tentang pekerjaanmu sebelumnya atau bosmu di tempat kerja sebelumnya.

Meskipun kamu memiliki pengalaman buruk di tempat kerja sebelumnya, bicara negatif tentang pengalaman itu dapat memberikan kesan bahwa kamu adalah seseorang yang tidak bersyukur atau tidak profesional.

Sebaiknya, bicarakanlah tentang hal-hal positif yang kamu pelajari dari pengalamanmu dan bagaimana kamu dapat menerapkannya dalam pekerjaan yang kamu lamar.

Perlu diingat bahwa Wawancara Kerja adalah kesempatanmu untuk memberikan kesan terbaik pada calon pemberi kerja.

Oleh karena itu, pastikan kamu mempersiapkan diri dengan baik sebelum menghadiri wawancara tersebut dan hindari hal-hal yang tidak perlu atau tidak pantas untuk kamu sebutkan.

1. Informasi Pribadi yang Tidak Relevan

Saat kamu sedang menjalani proses wawancara kerja, penting untuk diingat bahwa kamu harus berbicara dengan jelas dan terperinci mengenai pengalaman kerjamu yang relevan dengan posisi yang kamu lamar.

Informasi Pribadi yang Tidak Relevan

Informasi Pribadi yang Tidak Relevan

Hindari membicarakan pengalaman kerja yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan posisi yang kamu lamar, karena hal ini dapat menunjukkan kurangnya keterlibatanmu dan pengetahuanmu tentang pekerjaan yang kamu inginkan.

Namun, jika kamu memiliki pengalaman kerja yang sepertinya tidak terkait langsung dengan pekerjaan yang kamu lamar, cobalah untuk mengaitkannya dengan pekerjaan yang sedang kamu lamar.

Ini akan menunjukkan kreativitas dan kemampuanmu untuk berpikir di luar kotak, serta menunjukkan bahwa kamu benar-benar tertarik dengan pekerjaan yang sedang kamu lamar.

2. Pengalaman Kerja Tidak Relevan dengan Pekerjaan yang Dilamar

Saran dari saya, sebagai seorang jurnalis, adalah untuk tidak melampiaskan hasrat untuk melamar pekerjaan yang tidak relevan dengan pengalaman kerja yang kamu miliki.

Pengalaman Kerja Tidak Relevan dengan Pekerjaan yang Dilamar

Pengalaman Kerja Tidak Relevan dengan Pekerjaan yang Dilamar

Kamu harus memastikan bahwa kualifikasi yang kamu miliki sesuai dengan posisi yang ingin kamu lamar. Jangan sampai kamu terlalu bersemangat dan mengabaikan persyaratan yang diperlukan untuk posisi tersebut.

Sebagai contoh, jika kamu memiliki pengalaman sebagai content creator, kamu sebaiknya mencari posisi yang sesuai dengan keahlian tersebut, seperti copywriter atau content strategist.

Jangan mencoba untuk melamar posisi di bidang IT hanya karena itu tampak menarik atau menjanjikan. Kamu harus mempertimbangkan keahlian dan pengalaman kerjamu sebelum mengambil keputusan.

Mereka yang mencoba melamar posisi yang tidak sesuai dengan keahlian mereka mungkin akan mengalami kesulitan dalam proses rekrutmen.

Hal ini karena perekrut biasanya mencari kandidat yang memiliki pengalaman kerja dan keterampilan yang relevan dengan posisi yang dibutuhkan.

Oleh karena itu, jika kamu tidak memiliki pengalaman atau kualifikasi yang sesuai, kamu harus mempertimbangkan untuk mengambil kursus atau pelatihan untuk meningkatkan keahlianmu.

Namun, jika kamu memiliki keahlian dan keterampilan yang sesuai, kamu bisa membicarakannya dengan pewawancara selama proses rekrutmen.

Kamu bisa menunjukkan bahwa meskipun kamu tidak memiliki pengalaman kerja di bidang IT, kamu memiliki keahlian yang relevan dengan posisi yang sedang kamu lamar.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian sebelum mengajukan lamaran kerja dan memastikan bahwa kamu memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk posisi tersebut.

Dalam rangka untuk mencapai kesuksesan dalam karir, kamu harus memperhatikan kemampuan dan keahlian yang kamu miliki. Pastikan bahwa kamu melamar posisi yang relevan dengan pengalaman dan keterampilan yang kamu miliki.

Jangan mencoba untuk melamar posisi yang tidak sesuai dengan kualifikasimu karena itu hanya akan membuang waktu dan upaya yang sia-sia. Lebih baik fokus pada pengembangan keterampilan yang kamu miliki dan terus meningkatkan kualifikasimu untuk mencapai karir yang sukses di masa depan.

3. Membicarakan Gaji Sebelum Diterima Kerja

Saya menyarankan untuk berhati-hati dan mempertimbangkan perilaku yang tepat selama proses rekrutmen.

Sebelum melakukan tindakan yang mungkin tidak diinginkan, kamu harus memahami etika yang berlaku di dunia kerja. Salah satu contohnya adalah membicarakan gaji sebelum diterima.

Gaji yang ingin kamu terima

Gaji yang ingin kamu terima

Sebaiknya kamu fokus pada kualifikasi dan keahlian yang kamu miliki saat mengikuti proses rekrutmen.

Jangan terlalu terburu-buru untuk membicarakan gaji.

Meskipun gaji penting, kamu harus mempertimbangkan kualifikasi dan pengalaman kerjamu yang akan menjadi penilaian utama dalam proses seleksi.

Sebagai seorang pencari kerja, kamu harus berhati-hati dan tidak membuat kesalahan dalam mengikuti proses rekrutmen. Jangan sampai kamu membuat kesalahan dengan membicarakan gaji sebelum ditanya oleh rekruter.

Hal ini dapat menimbulkan kesan yang tidak baik pada rekruter dan membuat mereka merasa tidak nyaman denganmu.

Oleh karena itu, hindari membicarakan gaji terlalu dini dan fokuslah pada kualifikasi dan keahlian yang kamu miliki.

Mereka yang ingin sukses dalam karir harus memahami etika dan perilaku yang benar saat mengikuti proses rekrutmen. Jangan terlalu fokus pada gaji, karena itu bukanlah hal yang utama dalam proses seleksi.

Fokus pada kualifikasi dan keahlian yang kamu miliki, dan pastikan bahwa kamu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan oleh posisi yang kamu lamar.

Beberapa pertanyaan mungkin akan menjebak, jadi persiapkan diri untuk beberapa pertanyaan jebakan. Kamu bisa baca artikel Jika Ditanya, “Mengapa Tertarik Melamar Pekerjaan Ini?” Begini Cara Jawabnya! yang diulas di jobnas.com.

Jangan sampai kamu membuat kesalahan dengan membicarakan gaji terlalu dini dan merusak peluangmu untuk diterima di perusahaan tersebut.

Sebagai kesimpulan, jangan terlalu terburu-buru membicarakan gaji saat mengikuti proses rekrutmen.

Fokus pada kualifikasi dan keahlian yang kamu miliki, dan hindari membuat kesalahan dengan membicarakan gaji sebelum ditanya oleh rekruter.

Ingatlah bahwa gaji bukanlah hal yang utama dalam proses seleksi, namun pengalaman kerja dan kualifikasi yang kamu miliki yang menjadi penilaian utama dalam proses rekrutmen.

Dengan memahami etika yang benar dalam mengikuti proses rekrutmen, kamu akan memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses dalam karirmu.

4. Mengkritik Mantan Atasan atau Perusahaan Sebelumnya

Sebagai seorang jurnalis, saya memahami bahwa terdapat etika dan perilaku yang harus diperhatikan saat mengikuti proses Interview.

Salah satunya adalah tidak membicarakan hal-hal yang tidak relevan, seperti konflik atau masalah pribadi, kecuali memang ditanya oleh pewawancara.

Mereka yang sedang mengikuti proses interview harus memahami pentingnya etika dan perilaku yang sesuai dengan situasi.

Jangan membicarakan hal-hal yang tidak perlu atau tidak relevan seperti masalah pribadi atau konflik dengan orang lain.

Hal ini dapat membuat kamu terlihat tidak profesional dan tidak mampu menangani masalah dengan bijaksana.

Sebagai seorang pencari kerja, kamu harus memahami etika dan perilaku yang benar saat mengikuti proses interview.

Hindari membicarakan hal-hal yang tidak relevan seperti konflik atau masalah pribadi, kecuali jika ditanya oleh pewawancara.

Fokuslah pada kualifikasi, pengalaman, dan keahlian yang kamu miliki dan berikan jawaban yang jujur dan memadai.

Dia yang ingin sukses dalam karir harus memahami etika dan perilaku yang sesuai saat mengikuti proses interview. Jangan membicarakan hal-hal yang tidak perlu seperti konflik atau masalah pribadi.

Jika kamu ditanya oleh pewawancara, berikan jawaban yang jujur dan memadai.

Ingatlah bahwa sikap yang baik dan profesional sangat penting dalam proses interview, sehingga kamu dapat terlihat sebagai kandidat yang tepat dan profesional.

Sebagai kesimpulan, hindari membicarakan hal-hal yang tidak relevan seperti konflik atau masalah pribadi saat mengikuti proses interview.

Fokuslah pada kualifikasi, pengalaman, dan keahlian yang kamu miliki dan berikan jawaban yang jujur dan memadai.

Dengan memahami etika dan perilaku yang benar, kamu dapat terlihat sebagai kandidat yang tepat dan profesional, sehingga meningkatkan peluangmu untuk sukses dalam karirmu.

5. Keluhan tentang pekerjaan sebelumnya

Pada saat wawancara kerja, kamu sebaiknya menghindari untuk mengeluh tentang pekerjaan sebelumnya atau menyebutkan alasan kamu meninggalkan pekerjaan tersebut.

Meskipun kamu merasa frustasi atau kecewa dengan pengalaman kerja sebelumnya, kamu tidak boleh mengekspresikan perasaan negatif tersebut pada wawancara kerja karena dapat memberikan kesan buruk tentang dirimu sebagai kandidat yang tidak stabil atau tidak dapat mengatasi tantangan di tempat kerja.

Namun, jika kamu ditanya oleh pewawancara tentang pengalaman kerjamu sebelumnya, kamu bisa menjawab dengan jujur dan objektif tanpa mengeluh atau mengkritik perusahaan atau bos sebelumnya.

Jangan menunjukkan bahwa kamu terlalu terikat dengan masalah di pekerjaan sebelumnya atau memberikan kesan bahwa kamu memiliki sifat yang sulit beradaptasi dalam lingkungan kerja yang baru.

Sebaliknya, kamu bisa menjelaskan alasan kamu ingin berpindah ke perusahaan tersebut dan bagaimana kamu bisa berkontribusi dalam posisi yang kamu lamar.

Lebih baik kamu fokus pada bagaimana kamu bisa menjadi aset bagi perusahaan yang sedang kamu lamar, ketimbang membahas pengalaman kerja sebelumnya yang tidak relevan atau tidak berkontribusi pada posisi yang sedang kamu lamar.

Jika kamu ingin memberikan contoh situasi di tempat kerja sebelumnya, pastikan untuk menunjukkan bahwa kamu dapat mengatasi masalah dengan baik dan memberikan solusi yang kreatif dan efektif.

Jangan lupa untuk menunjukkan bahwa kamu memiliki keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan untuk posisi yang kamu lamar.

6. Kelemahan Disampaikan namun Tidak Relevan

Ketika melamar pekerjaan, ada baiknya kamu tidak membicarakan kebiasaan buruk atau kelemahan yang tidak relevan dengan pekerjaan yang sedang kamu lamar.

Sebagai contoh, jika kamu melamar pekerjaan sebagai guru, maka tidak ada relevansi membicarakan kebiasaan burukmu dalam mengatur keuangan pribadi.

Hal ini tidak relevan dengan pekerjaan yang kamu lamar. Oleh karena itu, kamu perlu memahami pekerjaan yang kamu lamar dan menjelaskan keahlian atau pengalaman yang relevan dengan pekerjaan tersebut.

Dalam menjalankan tugasnya, setiap orang pasti memiliki kebiasaan atau kelemahan masing-masing.

Namun, ketika kamu melamar pekerjaan, sebaiknya kamu fokus dengan keahlian atau keunggulan yang membuat kamu berbeda dari pelamar lainnya.

Misalnya, jika kamu melamar sebagai desainer grafis, kamu dapat menjelaskan keahlian kamu dalam membuat desain yang kreatif dan inovatif, atau bagaimana kamu memenuhi kebutuhan klien dengan cepat dan tepat.

Dengan fokus pada keahlian atau keunggulan ini, kamu dapat menarik perhatian calon employer dan memperbesar peluangmu diterima sebagai karyawan.

Kamu juga dapat menjelaskan bagaimana keahlian atau keunggulan tersebut bisa membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Misalnya, jika kamu melamar sebagai seorang konsultan bisnis, kamu dapat menjelaskan keahlianmu dalam melakukan analisis bisnis dan memberikan rekomendasi yang tepat kepada klien, sehingga dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat dan meningkatkan efisiensi perusahaan.

Dalam menjelaskan keahlian atau keunggulan, pastikan kamu memberikan contoh konkret atau pengalaman yang dapat mendukung pernyataanmu.

Misalnya, kamu dapat menjelaskan bagaimana kamu pernah sukses menyelesaikan proyek tertentu dengan baik dan mendapatkan apresiasi dari klien atau atasanmu di pekerjaan sebelumnya.

Dengan memberikan contoh konkret ini, kamu dapat membuktikan bahwa keahlian atau keunggulan yang kamu miliki benar-benar terbukti dan dapat diandalkan.

7. Informasi Rahasia Terkait Perusahaan Sebelumnya

Ketika kamu dalam proses wawancara kerja, sangat penting untuk memerhatikan kata-kata yang kamu gunakan.

Salah satu yang harus dihindari adalah membicarakan informasi rahasia atau privasi tentang perusahaan sebelumnya atau klien yang pernah kamu layani. Mengapa demikian? Hal ini bisa menimbulkan masalah hukum dan merusak citra kamu sebagai karyawan yang potensial.

Dalam berbagai pekerjaan, terdapat banyak informasi rahasia atau privasi yang harus dijaga kerahasiaannya.

Banyak perusahaan yang mengharapkan karyawannya untuk tidak membocorkan informasi tersebut, baik kepada orang dalam maupun luar perusahaan.

Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati dan tidak membicarakan informasi rahasia atau privasi tentang perusahaan atau klien yang pernah kamu layani, agar tidak menimbulkan masalah hukum dan merusak citra kamu sebagai karyawan yang potensial.

Membicarakan informasi rahasia atau privasi tentang perusahaan sebelumnya atau klien yang pernah kamu layani juga bisa mempengaruhi citra kamu sebagai karyawan yang dapat dipercaya.

Sebagai karyawan, kamu diharapkan untuk dapat menjaga kerahasiaan dan privasi informasi yang dimiliki oleh perusahaan atau klien yang kamu layani.

Baca juga: Cara Efektif Gunakan LinkedIn bagi Pemula yang Mencari Kerja

Dengan membocorkan informasi tersebut, hal ini dapat merusak citra kamu sebagai karyawan yang dapat dipercaya dan dapat mempengaruhi kesempatanmu untuk diterima bekerja di perusahaan tersebut.

Oleh karena itu, kamu harus bijak dan tidak membicarakan informasi rahasia atau privasi tentang perusahaan sebelumnya atau klien yang pernah kamu layani agar tidak merusak citra kamu sebagai karyawan yang potensial.

545