
The Blangkon, Kampanye Anti Narkoba dengan Musik
Bali, Bahaya narkoba menjadi ancaman semua kalangan, termasuk para seniman. Hal itulah yang dirasakan The Blangkon, musisi musik asal Solo, Jawa Tengah.
Band yang anggotanya adalah mantan orang-orang yang pernah bersinggungan dengan narkoba ini, merasakan betul dampak dan bahaya narkoba.
"Saya dulu adalah menejer diskotik. Disana, saya pernah menjadi bagian dari peredaran dan penggunaan narkoba. Tetapi kemudian saya sadar bahwa apa yang saya lakukan itu salah. Saya tahu betul, mereka yang bersinggungan dengan narkoba akan rusak hidupnya. Saya berdosa, karenanyalah untuk menebus kesalahan itu kini melalui cara apapun, termasuk musik, saya berjanji melawan narkoba", ungkap Agus Danur, Vokalis The Blangkon dan aktivis gerakan melawan narkoba.
Sementara itu, Denny, Gitaris The Blankong, menceritakan dirinya adalah seorang mantan pengguna dan narapina narkoba. Ia merasa bahwa narkoba telah menghambat karir, merusak diri dan keluarga.
"Kita harus mencintai diri sendiri. Saya berharap para peserta dapat menjadi kader yang berperan aktif melawan narkoba. Soal caranya bisa disediakan dengan hobi, kalau saya kebetulan lewat musik," pesan Deny.
Kesadaran itulah yang membuat mereka kini aktif mengkampanyekan bahaya narkoba. Sebagaimana terlihat dalam acara Pelatihan Kader Inti Pemuda Anti Narkoba, Selasa 25 September 2018.
Dalam acara tersebut, selain menghibur para peserta lewat musik, mereka juga memberikan motivasi dan memaparkan strategi mengkampanyekan gerakan anti narkoba.
"Banyak cara sebetulnya untuk melawan narkoba, selain lewat media (termasuk media sosial) kita juga bisa melakukannya lewat gerakan sosial, masuk ke lembaga-lembaga pendidikan, masyarakat dan anak-anak, pencegahan sejak dini juga penting. Biasanya kami buat event, menyesuaikan sasaran sosialisasi, kalau anak-anak kami menggunakan pendekan mendongen setiap akhir pekan di acara car freeday", tambah Agus.
Pada kesempatan pelatihan ini, hanya dua anggota The Blangkon yang bisa hadir, satu anggota lainnya berhalangan. Dari enam anggota, kini hanya tersisa tiga saja yang bertahan, satu anggota meninggal karena narkoba, satunya gila karena narkoba dan yang satu masih menjadi pemakai dan peredar narkoba.
Di akhir sesi, The Blangkon meminta kepada peserta untuk mendiskusikan dan membuat konsep dan strategi kampanye melawan narkoba. Peserta yang mengikuti diskusi The Blangkon terlihat antusias. Mereka bersemangat membuat kegiatan dan membangun gerakan sosial melawan narkoba.
Penulis:
Editor: Erniyati Khalida