Biografi W.V.O Quine, Salah Satu Filsuf Besar dari Amerika
Pewartanusantara.com - M.V.O Quine terkenal sebagai salah seorang filsuf yang berasal dari Amerika. Ia punya kiprah yang cukup penting dalam dunia keilmuan. Nah, bagi Anda yang sedang mencari-cari tentang biografi W.V.O Quine, penjelasan tentangnya akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.
Riwayat Hidup
Williard Van Orman Quine lahir di Akkron Ohio pada tanggal 25 Juni 1908. Quine terkenal sebagai salah seorang filsuf Amerika dan ahli logika dalam bidang tradisi analitik. Ayahnya bernama Cloyd Robert Quine. Beliau bekerja di perusahan Akron Equipment Company. Sedangkan ibunya bernama Harriet Van Orman yang bekerja sebagai guru.
Pada waktu sekolah, ia tertarik pada bidang sains dan setelah lulus sekolah, dia disarankan membaca Bertrand Russel dan Whitehead. Kemudian, dia meyakinkan diri untuk melanjutkan studinya di bidang matematika dan filsafat.
Pada tahun 1930, ia mendapatkan gelar B.A di bidang matematika dan filsafat di Oberlin College. Dia menyelesaikan kuliahnya dengan bimbingan Whitehead. Pada tahun 1932, ia mendapat gelar Ph.D dari Harvard di bidang yang sama.
Kemudian ia berkeliling Eropa dan bertemu dengan Logikawan Polish serta anggota lingkaran Wina. Ketika perang dunia kedua, Quine mengajar logika di Brazil dan bekerja sebagai intelejen militer US Navy. Quine meninggal pada tanggal 25 Desember 2000 di Boston, Massachusetts.
Karya-Karya
Pada rentetan biografi M.V.O Quine, tercatat bahwa ia telah melahirkan banyak karya. Bahan, ia mempunyai karya yang orisinil dan sangat penting di beberapa bidang filsafat, termasuk logika, ontologi, epistemologi, dan juga filsafat bahasa.
Karya terbesarnya yang berhasil membuatnya menjadi salah satu filsuf besar Amerika pertama yang berdasarkan pada Positivisme logis ialah A System of Logistic (1934) dan Mathematical Logis (1940). Meski demikian, setelahnya ia ragu pada positivisme logis.
Hal ini diungkapkannya dalam Two Dagmas of Empiricism, sebuah essay dalam buku From a Logical Point of View (1953). Selain karya-karyanya tersebut, ia juga memiliki karya yang lain, seperti Ontological Relativity (1969), The Roots of Reference (1974), dan The Pursuit of Truth (1989).
Pemikiran W.V.O Quine
M.V.O.Quine telah mengembangkan pandangan tentang dunia filosofis yang komprehensif dan sistematis yang naturalistik, empiris, dan behavioris pada tahun 1950-an. Ia menolak fondasionalisme epistemologi yang merupakan upaya untuk membumikan pengetahuan tentang dunia luar dalam pengalaman yang dianggap transenden dan membuktikan kebenaran diri.
Tugas yang tepat bagi epistemologi yang dinaturalisasi ialah semata-mata untuk memberikan penjelasan pikologis tentang bagaimana pengetahuan ilmiah yang sebenarnya didapatkan. Dalam hal ini, Quine banyak dipengaruhi oleh Logiti Positivisme dan dia juga anggota dari Lingkaran Wina. Meski demikian, Quine menolak salah satu doktrin kardinal kelompok tersebut.
Menurut Quine, tidak ada definisi analitik yang koheren yang pernah diusulkan. Sejalan dengan empirisme, Quine berpendapat bahwa yang pertama dan yang terakhir dapat diketahui melalui pengalaman.
Dalam biografi M.V.O. Quine, di bidang filsafat bahasa, ia dikenal karena catatan tentang pembelajaran bahasa. Dalam tesisnya, ia berpandangan bahwa selalu ada banyak kemungkinan sebuah terjemahan tidak terbatas dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Masing-masing sama-sama memiliki kompatibel dengan totalitas bukti empiris yang tersedia untuk peneliti linguistik.
Dengan demikian, bagi Quine tidak ada fakta tentang terjemahan suatu bahasa itu benar. Sebuah ketidakpastian pada terjemahan merupakan contoh dari pandangan yang lebih umum. Quine menyebutnya sebagai “relativitas ontologis”.
“A curious thing about the ontological problem is its simplicity. It can be put into three Anglo-Saxon monosyllables: 'What is there?' It can be answered, moreover, in a word--'Everything'--and everyone will accept this answer as true.”
Istilah tersebut mengklaim bahwa untuk setiap teori ilmiah tertentu selalu ada banyak alternatif yang memerlukan ontologis yang berbeda, namun mempertimbangkan semua bukti yang tersedia. Dengan demikian, sangat tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa satu teori memberikan deskripsi yang benar tentang dunia.
Baca juga: Biografi Paul Karl Feyerabend dan Pemikiran Anarkisme Epistemologisnya
Penulis:
Editor: Erniyati Khalida