Biografi Moritz Schlick, Sang Pencetus Empirisme Saintifik

Google News
Moritz Schlick
Foto; Diario Co Latino - Informándote con Credibilidad

Pewartanusantara.com – Pada awal abad 20 an di negara Jerman terdapat seorang tokoh filsafat yang mencetuskan empirisme saintifik. Tokoh filsafat yang digadang-gadang sebagai salah satu pelopor perkembangan dunia ilmu pengetahuan tersebut adalah Moritz Schlick. Kemashurannya keseluruh lapisan masyarakan menjadikan biografi Moritz Schlick sangat dikagumi hingga sekarang. Berikut sedikit ulasan terkait:

Riwayat Hidup Moritz Schlick

Moritz Schlick adalah seorang filsuf yang lahir di daerah Berlin negara Jerman pada 14 april 1882. Filosof satu ini memiliki nama kecil Fried Albert Moritz Schlick. Moritz terkenal pada masa filsafat senturi di abad 20 an. Tokoh satu ini namanya besar karena ia termasuk tokoh filsafat dari wilayah barat yang menjadi pusat ilmu filsafat dunia.

Moritz lahir dari keluarga terpandang dan latar belakangnya kaya. Ia dilahirkan dari seorang ayah bernama Ernst Albert Schlick dan ibu Agnes Arndt. Sejak masih remaja, Moritz telah menunjukkan bakatnya dalam ilmu filsafat. Moritz sudah mampu membaca buku-buku yang berisi pemikiran Schopenhauer dan memahaminya ketika anak usianya masih senang bermain.

Ia mengawali karirnya dengan menempuh pendidikan dibeberapa perguruan tinggi ternama. Beberapa perguruan tinggi yang menjadi almamater Moritz antara lain Universitas Heldelberg, universitas lausanne, universitas Berlin dan universitas Rostock. Selama sekolah, moritz sangat mengemari dan akhirnya mendalami bidang fisika dan filsafat.

Pada buku biografi Moritz Schlick tercatat ia mampu menyelesaikan gelar PhD di Berlin dengan predikat sangat memuaskan. Moritz menyelesaikan tesis sebagai syarat kelulusannya dalam bimbingan seorang Plank. Tesis pertama dari tokoh ini berjudul refleksi cahaya dengan media yang tidak homogen. Setelah satu lembaga berhasil ia takhlukan, barulah Moritz menempuh pendidikan di lembaga lain.

Pemikiran Moritz Schlick

Secara umum, Moritz Schlick memiliki pemikiran yang bertitik tumpu pada kognisi serta pengalaman. Menurutnya, sebuah pengalaman adalah sesuatu yang dianugerahkan kepada seseorang namun pengalaman tidak berhubungan dengan pengetahuan. Perbedaan antara pengalaman dan pengetahuan terletak pada teorinya.

Mengacu pada pendapat dasar tersebut, dapat dikatakan pemikiran Moritz menjadikannya tokoh filsafat yang mencoba memahami keadaan moral. Tingkah laku secara moral menurut Moritz bukan sebagai bimbingan namun untuk membantu seseorang ke arah lebih baik. Filsafat Moritz lebih mempunyai tujuan karena bentuknya yang praktis dan tidak teoritis.

Tokoh Filsafat yang meninggal pada tahun 1936 ini juga mempertegas tentang epistime sebagai metode analitik dalam logika dan matematika. Menurut pendapat Moritz Schlick tersebut, terlihat sangat jelas perbedaan antara pengetahuan empiris dan pengetahuan logika. Secara tidak langsung, pendapat Moritz ini mengarahkan pada suatu kondisi rasional yang sangat logis.

Pengaruh Moritz Schlick

Tokoh ini tercatat sebagai salah satu murid dari Rudolf Carnap dalam buku biografi Moritz Schlick. Semasa berkarir, Moritz dipengaruhi oleh beberapa tokoh filsafat pendahulunya sehingga terbentuk teori Moritz. Beberapa filosof yang sangat berjasa dalam kemajuan pemikiran Moritz adalah Ernst Mach, Max Planck, dan Immanuel Khant.

Selama berkarir dalam  dunjia filsafat, Moritz juga berhasil menjadikan pemikirannya berpengaruh. Pengaruh pemikiran Moritz dapat dirasakan setelah munculnya beberapa filsuf baru seperti Vienna Circle, Susan Stebbing, dan Albert Einstein. Bukti pengaruh Moritz sendiri juga dicantumkan dalam beberapa karya sastra yang telah beliau terbitkan seperti buku dan essay.

“Philosophy is that activity by which the meaning of propositions is established or discovered; it is a question of what the propositions actually mean. The content, soul, and spirit of science naturally consist in what is ultimately meant by its sentences; the philosophical activity of rendering significant is thus the alpha and omega of all scientific knowledge.”

Pemikiran dari Moritz yang menggagas tentang kemajuan teori cahaya ini membantu ilmuan generasi berikutnya dalam perkembangan sains sebagai salah satu sumber rujukan. Kiprah Moritz dalam mencetuskan ide baru dari ilmu fisika menjadikan namanya terus ada sampai sekarang dibuku filsafat maupun buku-buku ilmu pengetahuan.

Baca juga: Biografi George Edward Moore dan Teori Etikanya