Pewartanusantara.com – Zaman sekarang penendidikan telah menempati posisi pertama di kehidupan manusia. Kemajuan pendidikan juga turut memajukan bidang-bidang di dalamnya, termasuk Psikologi pendidikan. Berkaitan dengan itu, perlu diketahui bahwa psikologi pendidikan pertama kali dikembangkan oleh Lev Semenovich Vygotsky yang berkecimpung di dunia filsafat. Berikut ini biografi Lev Semenovich Vygotsky.
Riwayat Hidup Lev Semenovich Vygotsky
Lev Semenovich adalah tokoh filsafat asli berkebangsaan Rusia. Ia lahir di Tsarist, 17 November tahun 1896. Tokoh ini juga merupakan salah satu filosof keturunan Yahudi. Bakat filsafat yang dimiliki Lev Semenovich telah dimiliki sejak kecil. Awalnya, Lev tumbuh menjadi remaja penggemar sastra. Kegemarannya ini juga menjadi sebuah keuntungan untuknya.
Lev Semenovich mengawali karirnya dengan mengajar sastra di sebuah lembaga hingga beliau diamanati untuk mengampu psikologi. Setelah menjadi tenaga pendidik psikologi inilah Lev Semenovich mulai menyukai kajian tersebut. Pada dasarnya Lev Semenovich tidak memiliki basic pendidikan formal dari ilmu psikologi, namun beliau nekat menekuninya diusia 28 tahun.
Berawal dari keterpaksaan itulah, Lev semenovich akhirnya mau mendalami psikologi di Institut Psikologi Moskow. Lev melanjutkan sekolahnya di tahun 1925 dengan usia yang sudah matang namun hal tersebut tidak mematahkan semangatnya. Ia menulis tugas akhir disertasi untuk prgram strata duanya dengan judul psikologi of art.
Tokoh filsafat yang satu ini sangat mudah dikenali kiprahnya karena beliau lahir di masa Revolusi Rusia. Ia adalah filsuf asli Rusia yang mengungkapkan pemahaman tentang psikologi.
Perjalanan Lev tidak terus-terusan berjalan mulus, karena beliau kerap kali mengalami konflik dengan pemerintah pada masa itu. Meski begitu, kejadian ini tidak pernah menurunkan semangat Lev untuk terus berkarya dan mengeluarkan pemikirannya.
Pemikiran Lev Semenovick Vygotsky
Menurut buku biografi Lev Semenovick Vygotsky, ia belum sempat menikmati hasil buah pemikirannya karena beliau telah wafat sebelum itu. Tokoh ini meninggal karena terserang penyakit akibat virus TBC di usia yang baru genap 37.
Pemikiran Lev sendiri mulai berkembang pada tahun 1934 setelah beliau meninggal. Keberadaan Lev Semenovich dalam dunia filsafat psikologi kerap dikait-kaitkan dengan Piaget, seorang tokoh psikologi mashur asal Swiss.
Lev dikaitkan dengan Piaget karena sama-sama berpendapat tentang pengetahuan anak terbangun dari keaktifan perilakunya. Ia lebih dikenal dengan nama belakang yang disandangnya yaitu Vygotsky. Melalui nama belakangnya tersebut, Lev menjadi tokoh konstruktivis. Menurut Lev, kontruktivisme merupakan argumen tentang pengetahuan dari seseorang yang sudah mengenal sesuatu.
Lev Semenovick juga berpendapat jika seseorang yang sedang belajar memahami merupakan pembentukan pengetahuan secara bertahap. Pemikiran Lev Semenovich yang paling terkenal adalah tulisannnya tentang teroi Vygotsky. Teori yang dikenalkan Lev ini menekankan pada suatu dasar pembelajaran yang sosiokultural.
Kesimpulan dari pemikiran Lev Semenovich terkait dengan komponen luar dan dalam pada pembelajaran yang dituangkan langsung terhadap lingkungan sosial. Menurut teorinya fungsi kognitif dalam belajar bersumber dari interaksinya sendiri dengan teori kebudayaan yang ada. Pembelajaran karakter yang saat ini diterapkan di negara Indonesia merupakan hasil pemikiran dari ilmuan ini.
Pengaruh Lev Semenovick Vygotsky
Pada biografi Lev Semenovich Vygotsky juga dijelaskan pengaruh-pengaruh yang ditorehkan tokoh ini. Pengaruh pertama tokoh ini adalah siswa lebih mengenal tentang pola interaksi agar lebih baik dengan tugas-tugas yang diberikan guru di sekolah. Pengaruh tersebut terjadi karena teori Vygotsky lebih mengutamakan sistem belajar dengan keaktifan siswa dan guru sebagi fasilitator.
“… People with great passions, people who accomplish great deeds, people who possess strong feelings, even people with great minds and a strong personality, rarely come out of good little boys and girls.”
Pengaruh pemikiran Lev berikutnya adalah adanya pengelompokan belajar sesuai jenjangnya. Pada prakteknya lev menggunakan media guru dan teman sebayanya untuk membantu belajar. Secara tidak langsung pengaruh ini dapat menjadi dasar jika siswa lebih mudah mengerti bahasa teman sebaya dibanding bahasa formal orang dewasa.
Baca juga: Biografi Moritz Schlick, Sang Pencetus Empirisme Saintifik