Pewarta Nusantara Menu

Arah Baru Pendidikan di Indonesia (Refleksi Hari Pendidikan Nasional di Tengah Pandemi Covid- 19)

Ilustrasi Home Learning

Apa kabar dengan dunia pendidikan kita saat ini di tengah Pandemi Covid- 19 yang sedang kita hadapi bersama-sama. Pandemi Covid- 19 merupakan fenomena global yang dampaknya secara luas dan tidak mengenal batas wilayah.

Kita tidak pernah menduga jika pandemik seperti ini akan merubah dengan cepat tatanan sosial, termasuk dalam sistem pendidikan. Perubahan tersebut bisa dilihat dengan adanya perubahan sistem pembelajaran yang biasanya dilaksanakan harus secara tatap muka (face to face), sekarang yang hanya dilaksanakan melalui berbagai media yang ada.

Perubahan sosial seperti ini, di satu sisi, menguji kesanggupan dunia pendidikan kita dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. Di sisi lain, kondisi ini juga mengukur apakah transformasi teknologi yang ada saat ini bisa menggantikan peran proses pembelajaran yang sudah ada sebelumnya.

Problem yang muncul kemudian, tidak hanya seputar media yang digunakan, tetapi pada sumber daya manusianya juga. Pada kenyataannya, belum secara menyeluruh  lembaga-lembaga pendidikan yang ada sudah benar-benar siap menggunakan berbagai platform media yang ada sebagai sarana pembelajaran. Ada lembaga pendidikan yang sudah lebih siap, dan masih banyak juga lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya didukung oleh sumber daya manusia maupun sarana pendukung lainnya.

Itulah sebabnya, jika ada kepanikan, kecemasan, dan rasa frustrasi yang berlebihan yang dirasakan oleh masyarakat dan juga elemen lembaga pendidikan secara luas bukanlah hal yang mengejutkan. Kondisi dari setiap lembaga pendidikan yang tidak sama, ada yang sudah lebih mapan dalam penggunaan teknologi, tetapi ada juga yang sebaliknya. Otoritas dunia pendidikan yang berubah dengan cepat ini menjadi pekerjaan berat bagi setiap elemen lembaga pendidikan dan masyarakat luas, bagaimana lembaga pendidikan kita bisa survive dalam menghadapi perubahan sosial yang terjadi.

Hal substansial lainnya yang perlu kita diskusikan apakah proses penyesuaian diri dari setiap lembaga pendidikan kita saat ini terutama dalam penggunaan teknologi merupakan wujud dari kesiapan masyarakat untuk berkembang di era revolusi industri? Jangan sampai teknologi yang ada justeru gagal digunakan dalam proses pembelajaran karena problemnya terletak pada sumber daya manusianya dan sarana pendukung lainnya, sehingga tujuan dari revolusi industri itu sendiri tidak terwujud.

Sebagian besar lembaga pendidikan kita di Indonsia memang sedang berusaha menemukan metode dan media baru yang bisa menjembatani berbagai problem pendidikan di era kontemporer ini. Akan tetapi, Kita tidak bisa memastikan apakah media baru yang sedang dikembangkan saat ini menjadi solusi yang tepat untuk dunia pendidikan kita.

Kecepatan dari akses yang diharapkan dari proses pembelajaran melalui berbagai media baru yang ada juga tidak sepenuhnya menjadi jaminan terhadap kualitas dari tujuan pendidikan. Kita mengetahui bersama, bahwa tingkatan dalam proses pendidikan itu sendiri yang beragam, seperti proses pembelajaran pada tingkat anak-anak dan orang dewasa yang tidak sama, sehingga ada hal-hal yang tidak bisa dicover oleh media yang digunakan saat ini, seperti yang berkaitan dengan aspek perkembangan mental, pengalaman, dan proses adaptasi dengan lingkungan sosialnya.

Perlu bagi setiap lembaga pendidikan kita untuk terus mengkaji kembali problem pembelajaran di masa pandemik seperti ini, terutama untuk menemukan metode yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing lembaga pendidikan yang ada.

Solusi yang kita jalankan kita saat ini tentu belum bisa dikatakan sudah benar-benar tepat dengan situasi yang ada sekarang. Di tingkatan universitas pun misalnya, solusi terkait metode penelitian di masa pandemik seperti ini juga masih sangat debatable, karena diperhadapkan dengan disiplin ilmu yang beragam dan membutuhan metode yang tidak sama.

Sudah waktunya bagi lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia untuk menghadirkan inovasi baik secara mandiri maupun difasilitasi oleh pemerintah pusat sampai pemerintah ditingkat daerah, untuk merumuskan kebijakan dan solusi terkait kebutuhan lembaga pendidikan di tengah pandemik dan tantangan sosial yang tidak terbatas.

Semua Tulisan dari '

Djunawir Syafar Djunawir Syafar
3 tahun yang lalu

76 tahun Indonesia merdeka, ada banyak hal menarik dari dunia pendidikan di Indonesia. Dari Ki Hadjar Dewantara resmi sebagai Menteri Pengajaran Republik Indonesia (19 Agustus 1945), sampai Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia  (23 Oktober 2019 – sekarang), banyak catatan penting yang menjadi perhatian masyarakat.  

Sejak awal kemerdekaan Indonesia, pendidikan telah memberikan warna tersendiri bagi perjalanan bangsa Indonesia. Dalam waktu yang singkat, pada saat Ki Hadjar Dewantara sebagai Menteri Pengajaran Indonesia (19 Agustus 1945 – 14 November 1945) telah meletakkan konsep dasar pendidikan di Indonesia.

Rekam jejak Ki Hadjar Dewantara masih kita ingat melalui slogan, Ing ngarsa sungtulada, ing madya mengun karsa, tut wuri handayani, (di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan). Spirit pendidikan yang dibangun oleh Ki Hadjar pada saat itu adalah spirit pasca kemerdekaan. Konteks dari masyarakat saat itu sedang dalam tahap membangun mental dan identitas setelah mengalami proses penjajahan yang panjang. Konteks itulah yang menjadi semangat dalam meletakkan dasar pendidikan pada saat itu. Bagaimana masyarakat Indonesia tidak hanya mendapatkan kesempatan belajar, tetapi membangun kembali mentalitas dan wawasan sebagai orang Indonesia. Semangat kebangsaan tersebut telah dilembagakan oleh Ki Hadjar dengan mendirikan sekolah Taman Siswa di Yogyakarta (1922).

Perlu kita ingat bahwa Ki Hadjar Dewantara hanya peletak awal kerangka pendidikan di Indonesia, tetapi bukan satu-satunya pemberi gagasan tunggal dalam dunia pendidikan di Indonesia. Setelah Ki Hadjar Dewantara ada banyak nama yang mengisi jabatan sebagai Menteri Pendidikan Indonesia yakni: Todung Sutan Gunung Mulia, Muhammad Sjafei, R. Soewandi, Ali Sastroamidjojo, Teuku Mohammad Hasan, Sarmidi Mangunsarkoro, Abu Hanifah, Bahder Djohan, Wongsonegoro, Mohammad Yamin, Soewandi Notokoesoemo, Ki Sarino Mangunpranoto, Prijono, Sanusi Hardjadinata, Mashuri Saleh, Sumantri Brodjonegoro, J.B. Sumarlin, Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, Nugroho Notosusanto, Fuad Hasan, Wardiman Djojonegoro, Wiranto Arismunandar, Juwono Soedarso, Yahya Muhaimin, Abdul Malik Fadjar, Bambang Sudibyo, Mohammad Nuh, Anies Baswedan, Muhadjir Effendy, dan Nadiem Anwar Makarim.

Setiap program dari menteri pendidikan lahir pada konteks yang berbeda-beda. Itulah sebabnya, mengapa bentuk dari program pendidikan tersebut menjadi berbeda. Ada masalah sosial yang ingin dijawab melalui program pendidikan tersebut.

Baca Juga: Kebijakan Pendidikan Nasional Pak Nadiem Makarim

Setiap program dari menteri pendidikan lahir pada konteks yang berbeda-beda. Itulah sebabnya, mengapa bentuk dari program pendidikan tersebut menjadi berbeda. Ada masalah sosial yang ingin dijawab melalui program pendidikan tersebut. Misalnya, ketika Anies Baswedan menjabat sebagai menteri pendidikan, Pak Anies sangat konsen melihat masalah kontestasi dalam pendidikan. Juara kelas bukanlah tujuan utama agar pendidikan di Indonesia  menjadi lebih berkualitas. Tapi, apa dampak dari setiap proses pembelajaran bagi siswa terhadap kehidupan sosial mereka. Pada saat itu, Kurikulum 2013 dengan konsep integrasi pembelajaran coba dikembangkan untuk menjembatani masalah pendidikan.

Pada masa Pak Muhadjir Effendy sebagai menteri pendidikan, program Full Day School yang dikembangkan pada saat itucukup mendapat perhatian dari banyak pihak, baik yang  sepakat dengan program tersebut mau pun yang tidak. Pada saat itu, Pak Muhadjir Effendy sebenarnya mencoba melihat celah bahwa bagaimana sekolah itu mampu memberikan rasa nyaman bagi siswa. Di sekolah, siswa tidak hanya dibebankan dengan mata pelajaran saja, tetapi dapat mengaktualisasikan diri dengan berbagai kegiatan sekolah lainnya yang menarik.

Pada saat ini, program pendidikan yang ditawarkan oleh Pak Nadiem melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka, merupakan sebuah respons terhadap perubahan sosial yang sedang berkembang. Bagaimana lembaga pendidikan tidak hanya menjadi konsumen dari apa yang sedang berkembang di masyarakat. Lembaga pendidikanlah yang seharusnya menjadi produsen dari perkembangan media dan teknologi yang ada. Berbagai temuan dalam media dan teknologi, tidak hanya dikuasi oleh perusahan-perusahan besar. Lembaga pendidikan harus menjadi bagian dari itu, agar produksi pengetahuan di sekolah dan perguruan tinggi dapat menjembatani permasalahan sosial yang ada.

Konsekuensi menjalankan program pendidikan di Indoensia memang bukanlah sesuatu yang mudah. Setiap menteri pendidikan yang terpilih dan program yang akan dijalankan nanti, akan selalu berhadap-hadapan dengan kenyataan di masyarakat. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa konteks dari masyarakat di Indonesia itu sendiri yang terdiri berbagai lapisan sosial yang sangat kompleks, baik dari segi budaya, agama, ekonomi, dan letak wilayah. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi seorang menteri pendidikan dalam menjalankan program pendidikan secara nasional.

Tidak ada konsep dan program pendidikan yang ideal. Sebaik apa pun konsep dan program pendidikan dari seorang menteri pendidikan selalu berhadapan dengan kenyataan yang ada di masyarakat itu sendiri yang cukup beragam. Kenyataan tersebut yang membuat program pendidikan mengalami dinamika.

Di momentum 76 tahun kemerdekaan Indonesia, setidak-tidaknya kita dapat merefleksikan dua hal penting dalam pendidikan. Pertama, keberhasilan program pendidikan ditentukan semua komponen masyarakat. Pemerintah adalah pemberi regulasi, dana, dan akses. Yang menentukan keberhasilan dari program pendidikan itu sendiri adalah semua komponen masyarakat.

Kedua, kita harus mengakui bahwa trend pendidikan di Indonesia, ukurannya masih ditentukan oleh berapa banyak yang sudah berpendidikan dan berapa banyak yang sudah bekerja. Pertanyaan penting lainnya, berapa banyak yang telah melakukan sesuatu di luar dari sekadar bisa sekolah dan bekerja, misalnya, menciptakan sesuatu yang pada akhirnya memberi dampak bagi masyarakat belum menjadi sesuatu yang mainstream.

Momentum 76 tahun Indonesia merdeka adalah momentum yang baik bagi kita semua untuk merefleksikan kembali langkah selanjutnya, apa yang harus kita lakukan untuk mengisi ruang pendidikan kita di tengah situasi sosial yang terus berkembang. Tantangan sosial yang kita hadapi terus berubah. Pilihan masyarakat yang semakin beragam. Inilah momentum yang tepat bagi kita semua sebagai bagian dari masyarakat yang hidup di dalam situasi sosial saat ini, bagaimana terus melakukan hal-hal yang bisa kita lakukan. Dari masyarakat yang berpikir, bertindak, dan terus berkembang yang akan menentukan arah dan dampak bagi masyarakat dan dunia pendidikan yang ada.  Oleh: Djunawir Syafar

Baca Juga: Arah Baru Pendidikan di Indonesia (Refleksi Hari Pendidikan Nasional di Tengah Pandemi Covid- 19)

Djunawir Syafar Djunawir Syafar
4 tahun yang lalu

Apa kabar dengan dunia pendidikan kita saat ini di tengah Pandemi Covid- 19 yang sedang kita hadapi bersama-sama. Pandemi Covid- 19 merupakan fenomena global yang dampaknya secara luas dan tidak mengenal batas wilayah.

Kita tidak pernah menduga jika pandemik seperti ini akan merubah dengan cepat tatanan sosial, termasuk dalam sistem pendidikan. Perubahan tersebut bisa dilihat dengan adanya perubahan sistem pembelajaran yang biasanya dilaksanakan harus secara tatap muka (face to face), sekarang yang hanya dilaksanakan melalui berbagai media yang ada.

Perubahan sosial seperti ini, di satu sisi, menguji kesanggupan dunia pendidikan kita dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. Di sisi lain, kondisi ini juga mengukur apakah transformasi teknologi yang ada saat ini bisa menggantikan peran proses pembelajaran yang sudah ada sebelumnya.

Problem yang muncul kemudian, tidak hanya seputar media yang digunakan, tetapi pada sumber daya manusianya juga. Pada kenyataannya, belum secara menyeluruh  lembaga-lembaga pendidikan yang ada sudah benar-benar siap menggunakan berbagai platform media yang ada sebagai sarana pembelajaran. Ada lembaga pendidikan yang sudah lebih siap, dan masih banyak juga lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya didukung oleh sumber daya manusia maupun sarana pendukung lainnya.

Itulah sebabnya, jika ada kepanikan, kecemasan, dan rasa frustrasi yang berlebihan yang dirasakan oleh masyarakat dan juga elemen lembaga pendidikan secara luas bukanlah hal yang mengejutkan. Kondisi dari setiap lembaga pendidikan yang tidak sama, ada yang sudah lebih mapan dalam penggunaan teknologi, tetapi ada juga yang sebaliknya. Otoritas dunia pendidikan yang berubah dengan cepat ini menjadi pekerjaan berat bagi setiap elemen lembaga pendidikan dan masyarakat luas, bagaimana lembaga pendidikan kita bisa survive dalam menghadapi perubahan sosial yang terjadi.

Hal substansial lainnya yang perlu kita diskusikan apakah proses penyesuaian diri dari setiap lembaga pendidikan kita saat ini terutama dalam penggunaan teknologi merupakan wujud dari kesiapan masyarakat untuk berkembang di era revolusi industri? Jangan sampai teknologi yang ada justeru gagal digunakan dalam proses pembelajaran karena problemnya terletak pada sumber daya manusianya dan sarana pendukung lainnya, sehingga tujuan dari revolusi industri itu sendiri tidak terwujud.

Sebagian besar lembaga pendidikan kita di Indonsia memang sedang berusaha menemukan metode dan media baru yang bisa menjembatani berbagai problem pendidikan di era kontemporer ini. Akan tetapi, Kita tidak bisa memastikan apakah media baru yang sedang dikembangkan saat ini menjadi solusi yang tepat untuk dunia pendidikan kita.

Kecepatan dari akses yang diharapkan dari proses pembelajaran melalui berbagai media baru yang ada juga tidak sepenuhnya menjadi jaminan terhadap kualitas dari tujuan pendidikan. Kita mengetahui bersama, bahwa tingkatan dalam proses pendidikan itu sendiri yang beragam, seperti proses pembelajaran pada tingkat anak-anak dan orang dewasa yang tidak sama, sehingga ada hal-hal yang tidak bisa dicover oleh media yang digunakan saat ini, seperti yang berkaitan dengan aspek perkembangan mental, pengalaman, dan proses adaptasi dengan lingkungan sosialnya.

Perlu bagi setiap lembaga pendidikan kita untuk terus mengkaji kembali problem pembelajaran di masa pandemik seperti ini, terutama untuk menemukan metode yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing lembaga pendidikan yang ada.

Solusi yang kita jalankan kita saat ini tentu belum bisa dikatakan sudah benar-benar tepat dengan situasi yang ada sekarang. Di tingkatan universitas pun misalnya, solusi terkait metode penelitian di masa pandemik seperti ini juga masih sangat debatable, karena diperhadapkan dengan disiplin ilmu yang beragam dan membutuhan metode yang tidak sama.

Sudah waktunya bagi lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia untuk menghadirkan inovasi baik secara mandiri maupun difasilitasi oleh pemerintah pusat sampai pemerintah ditingkat daerah, untuk merumuskan kebijakan dan solusi terkait kebutuhan lembaga pendidikan di tengah pandemik dan tantangan sosial yang tidak terbatas.

Djunawir Syafar Djunawir Syafar
4 tahun yang lalu

Salah satu nama yang banyak mencuri perhatian media dan masyarakat dalam Kabinet Kerja Jilid 2 Jokowi adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim. Sebagai lulusan dari salah satu universitas terbaik di dunia dan berhasil merintis salah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, membawa Nadiem Makarim mendapat posisi penting dalam pemerintahan saat ini.

Selama ini kita sering mendengar ungkapan dari masyarakat, beda menteri beda lagi kebijakannya. Ungkapan tersebut memang benar, karena setiap menteri yang terpilih selalu menawarkan program kerja entah itu sesuatu yang baru atau pun tidak.

Kita masih ingat kebijakan Menteri Pendidikan yang sebelumnya, Pak Anies Baswedan ketika menjadi Menteri Pendidikan, “Kurikulum 2013” merupakan produk kebijakan pendidikan nasional saat itu. Demikian halnya ketika Menteri Pendidikan Pak Muhadjir Effendy, “full day school” adalah salah satu kebijakan nasional yang telah diterapkan.

Perbedaan kebijakan setiap Menteri Pendidikan itu sebenarnya tidak ada salahnya, karena latar belakang setiap menteri yang berbeda, masalah pendidikan yang dihadapi berbeda, kegelisahan sosial yang ingin dijawab berbeda, membuat bentuk kebijakan pendidikan kita juga selalu berbeda. Sebagai masyarakat, tidak cukup jika kita hanya berusaha melihat perbedaannya saja tanpa melihat aspek-aspek lainnya, misalnya bagaimana ketika kebijakan itu diterapkan nanti, apa dampak sosialnya, apa kelebihan dan kekurangannya, serta aspek-aspek lainnya yang saling memengaruhi, karena keberhasilan dari suatu kebijakan bukan hanya terletak pada konsepnya saja, tetapi bagaimana ketika kebijakan tersebut diterapkan. 

Masalah Pendidikan Nasional

Jika kita pahami apa yang sering disampikan oleh Pak Nadiem diberbagai media terkait kebijakan pendidikan di Indonesia, ada beberapa hal yang menjadi kata kuncinya yakni, penyederhanaan administrasi dalam pendidikan dan kemerdekaan hak-hak pendidik dan peserta didik. Masalah penyederhanaan administrasi dalam pendidikan ini juga banyak dibicarakan oleh berbagai praktisi pendidikan dan masyarakat luas, seperti yang telah disampaikan oleh Pak Al Makin pada saat pengukuhan guru besarnya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dalam pidatonya yang berjudul “Bisakah menjadi Ilmuan di Indonesia? Dalam pidato tersebut, Pak Al Makin secara tegas menyampikan bahwa kampus-kampus yang ada di Indonesia saat ini, seorang dosen misalnya ketika pada saat melaksanakan penelitian akan lebih dipusingkan bagaimana membuat laporan administarsinya ketimbang memikirkan bagaimana menulis hasil penelitian tersebut agar menjadi karya akademik yang berkualitas dan berdampak luas di masyarakat.

Demikian halnya masalah di sekolah-sekolah, seorang guru setelah menyelesaikan proses pembelajaran di dalam kelas, guru akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan berbagai tuntutan administratif lainnya, sehingga waktu untuk membaca, berdiskusi, menyiapkan media pembelajaran, dan pengembangan diri menjadi lebih sedikit.    

Apa yang menjadi kegelisasan Pak Nadiem tersebut merupakan kegelisahan bersama yang belum menemukan solusinya. Tidak mengherankan jika kita sering mendengar ungkapan bahwa dunia pendidikan kita banyak menghadirkan kecemasan dan rasa frustrasi bagi pendidik mau pun peserta didiknya.  Kerena memang mindset dan regulasi yang dijalankan masih kaku dan masih sangat terfokus hal-hal yang tekhnis, sehingga belum sepenuhnya memberikan kemerdekaan dalam setiap proses pendidikannya.

Kebijakan Pendidikan Nasional Pak Nadiem Makarim

            Konsep dan kebijakan pendidikan nasional yang sedang digagas oleh Pak Nadiem saat ini menjadi langkah yang tepat dijadikan salah satu landasan dalam sistem pendidikan nasional. Seperti kebijakan Kampus Merdeka misalnya, bagaimana memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk memperoleh pengalaman belajar tidak hanya di kampus yang sama tetapi bisa mengikuti banyak pelatihan atau praktik kerja di banyak kampus, dan hal tersebut merupakan bagian dari proses perkuliahan, bukan dianggap menghambat proses perkuliahan.

Demikian halnya penyederhanaan administrasi bagi para guru-guru di sekolah, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), seharusnya administrasinya tidak dilihat dari banyak jumlahnya saja, tetapi sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.

Apakah rumusan kebijakan pendidikan nasional yang sedang digagas oleh Pak Nadiem tersebut benar-benar inovatif dan bisa menjawab masalah pendidikan kita saat ini? Gagasan kebijakan pendidikan nasional Pak Nadiem Makarim ini sebetulnya berusaha melihat akar persoalan pendidikan kita yang bersumber dari cara pandang kita terhadap pendidikan itu sendiri yang kemudian dirumuskan dalam sistem pendidikan nasional.

Cara pandang tersebut dengan melihat bagaimana proses pendidikan itu bisa memenuhi seluruh tuntutan kurikulum dalam sistem pendidikan, tanpa  melihat kembali apa yang diperoleh setiap peserta didik dari banyaknya rangkaian pelajaran yang diikuti. Inilah yang dimaksud oleh Pak Nadiem bahwa harus ada kemerdekaan dalam pendidikan, bahwa belajar harus berbasis pada kebutuhan, manfaat, dan tujuan yang ingin dicapai, bukan hanya pada jumlah pelajarannya saja. Jika dipahami, gagasan pendidikan Pak Nadiem ini sifatnya lebih humanis-progresif, karena tujuannya bagaimana membuat setiap orang yang belajar merasa lebih merdeka bukan merasa tersiksa dengan segala tuntutan dalam pendidikan, tanpa menghilangkan tujuan, manfaat, dan kualitasnya.

Djunawir Syafar Djunawir Syafar
5 tahun yang lalu

Tepat pada 1 Juni 2019, isteri dari Presiden ke- 6 RI ini, Ibu Ani Yudhoyono menutup usia. Berpulangnya Ibu Ani Yudhoyono menjadi duka yang dalam bagi segenap masyarakat Indonesia, tidak hanya bagi keluarga dan kalangan pemerintahan.

Semasa mendampingi Presiden ke- 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai ibu negara, Ibu Ani Yudhoyono juga banyak memberikan peran strategis dan kontribusi penting dalam situasi pemerintahan saat itu. Dalam sebuah acara disalah satu TV Nasional yang mengundang seluruh keluarga besar Pak SBY, Pak SBY banyak menceritakan bahwa Ibu Ani semasa pemerintahannya, banyak membantu termasuk menerima laporan dan informasi-informasi penting dari masyarakat diberbagai daerah yang disampaikan secara langsung maupun melalui sosial media kepada Ibu Ani. Sehingga, ketika ada informasi darurat yang disampaikan oleh masyarakat bisa secara cepat diketahui oleh Pak SBY.

Ada memori yang melekat dari sosok Ibu Ani Yudhoyono, bagaimana beliau tidak hanya menjadi isteri seorang Presiden, tetapi sekaligus mengemban tugas sebagai ibu negara. Dalam menghadapi situasi negara yang sering mengalami ancaman dan ketidakpastian, beliau menjadi salah satu orang yang sangat berperan penting dibalik Pak SBY.

Ibu Ani Yuhoyono adalah satu dari sekian banyak potret bahwa kedudukan ibu negara mempunyai peran yang strategis dalam pemerintahan. Ia mempunyai fungsi, relasi, dan potensi dalam masyarakat. Sehingga, tidak seimbang jika hanya dilihat dari sisi luarnya saja. Karena pengaruhnya cukup besar dalam kekuasaan. Baik sebagai kekuatan, strategi, dan eksistensinya.

Kehadirannya tidak sekadar menjadi status pemerintahan. Peran serta ibu negara atau kedudukan yang sejenisnya, bukan hanya menjadi seremonial dan simbol biologis semata, tetapi menjadi sebuah pendekatan dan ruang tersendiri dalam masyarakat.

Sisi lain yang juga bisa kita lihat dari kondisi ini, ada momen solidaritas yang kuat ditunjukkan oleh semua kalangan. Terlepas dari pemaknaan secara politis, dalam situasi politik yang belum selesai, pihak-pihak yang saling berkontestasi menunjukkan solidaritas yang kuat terhadap duka yang dialami oleh keluarga SBY. Dari berbagai pihak yang saling berkepentingan, dapat bertemu dalam solidaritas kekeluargaan. Paling tidak, kita masih bisa menemukan spirit yang menunjukkan nilai-nilai yang kuat dalam masyarakat kita, yakni kekeluargaan dalam ikatan kebangsaan dan kemanusiaan. Sebagai bagian dari konsekuensi nilai yang tumbuh dan hidup di dalam masyarakat kita.

Kita bisa belajar dari situasi di atas, bahwa cara hidup dan cara berpolitik orang Indonesia pun mempunyai ikatan komunalitas yang kuat, meskipun sulit ketemu dalam persepsi dan pilihan apa saja, tetapi ada sebuah ikatan yang sama dalam prinsip kebangsaan, kekeluargaan, dan kemanusiaan. Prinsip yang mengalir dalam kesadaran kultural, sosial, maupun keagamaan yang bisa kita temukan nilainya dalam bentuk apa pun pada masing-masing komunitas masyarakat kita.

Sumbangan dari warisan di atas menjadi penting sebagai kesanggupan kita sebagai masyarakat dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang terus berubah. Bagaimana pun situasi sosial yang kita hadapi, selalu ada cara untuk menemukan jalan keluarnya. Sebab, dari pandangan di atas bisa menjadi tujuan. Pandangan di atas akan terus kita butuhkan, menjadi sebuah sumbangan terhadap masyarakat saat ini dan yang akan datang.

Djunawir Syafar Djunawir Syafar
5 tahun yang lalu

Persoalan penting yang masih menjadi kegelisahan dalam dunia pendidikan kita saat ini, khususnya dalam lingkungan perguruan tinggi misalnya, bagaimana terus mengembangkan inti dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni: pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian pada masyarakat. Tiga komponen tersebut merupakan kerangka inti dari bangunan keilmuan sebuah perguruan tinggi. Bagaimana tidak hanya mengejar momentumnya saja, tetapi benar-benar bisa diserap dengan baik oleh perguruan tinggi itu sendiri sampai di masyarakat nanti.

Sekurang-kurangnya, Tri Dharma Perguruan Tinggi di atas merupakan alat ukur dan bangunan kelembagaan mengenai kehadirannya sebagai jenjang  tertinggi pendidikan. Pertanyaan kemudian, cukupkah Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut sebagai bangunan keilmuan dan kontribusi sosialnya?. Hal yang menarik dalam hal ini, bagaimana masing-masing perguruan tinggi kita mengisi ruang-ruang tersebut dengan nilai tawar keilmuan dan partisipasi sosialnya. Karena Tri Dharma Perguruan tinggi tersebut hanya berupa kerangka dasar bagi masing-masing perguruan tinggi, tetapi isi dan susunannya diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing lembaga. Karena yang lebih mengetahui apa yang menjadi problem dan kebutuhan inti adalah pihak lembaga itu sendiri.

Di sini, kita bisa mengukur sendiri apa yang sedang dialami dan dirasakan oleh lembaga pendidikan kita khususnya lingkungan perguruan tinggi misalnya. Apakah masing-masing lembaga perguruan tinggi yang ada telah menemukan jalan keluarnya, atau justeru telah sampai pada jalan buntu.

Jika kita perlu bertanya lagi, apa sebetulnya yang mengakibatkan kebuntuan lembaga pendidikan kita dalam konteks kerangka di atas. Tentu jawabannya sangat banyak. Tetapi, di antara banyaknya problem tersebut, ada beberapa hal dasar yang sangat mungkin dapat mengakibatkan kemacetan produksi pengetahuan dan tidak terserapnya dengan baik konsep keilmuan tersebut sampai pada masyarakat misalnya. Pertama, bangunan kelembagaan kita tidak terbangun bersama dengan landasan keilmuan yang kokoh, pada akhirnya hanya membangun tujuan keilmuan yang paradoks.

Kedua, ketika bangunan keilmuan tidak dapat mengimbangi gesekan struktural, kepentingan ideologi dan politik, maka tujuan lembaganya akan menjadi taruhannya. Hal ini seperti sudah menjadi guyonan keseharian, karena sudah dianggap hal yang biasa saja. Sehingga, sesuatu yang akan kita anggap mempunyai manfaat atau nilai lebih, apabila sesuatu itu dapat bergandengan tangan dengan hal-hal di atas. Yang berada di luar dari itu, biasanya jika tidak dianggap lawan maka akan dianggap sebagai musuh. Gus Dur misalnya, telah sampai bahkan bisa dikatakan melampaui pada tahap melihat perdebatan tersebut. Gus Dur menjelaskan, bahwa kesempatan dan kreativitas seseorang maupun kelompok, seharusnya tidak ditentukan oleh identitas politiknya, etnis, jenis kelamin, dan batas teritorial.

Gus Dur memberikan titik tekan, betapa pun sesuatu yang kita anggap bertentangan, kita perlu memberikan apresiasi. Akan tetapi, relevan atau tidaknya hal tersebut tentu akan diuji sendiri oleh kenyataan yang ada. Jika hal tersebut tidak sesuai maka dengan sendirinya juga akan ikut tertolak. Penulis memahami, itulah mengapa dalam banyak hal, Gus Dur sering berulang-ulang mengungkapkan kalimat, “nanti sejarah yang akan membuktikan”. Bahwa benar atau tidaknya segala sesuatu itu maka akan dibuktikan dan diukur sendiri oleh masyarakat seiring dengan berjalannya waktu.

Dua hal yang telah dijelaskan di atas, tentu hanyalah persoalan terkecil dari apa yang menjadi problem pendidikan kita sampai dengan saat ini. Karena masih banyak problem-problem lainnya yang perlu kita lihat dan eksplorasi lagi. Mengingat, bahwa lembaga pendidikan bukanlah ruang kosong yang sepi dari berbagai persoalan apa pun.

Problem di atas, setidaknya kita telah melihat bahwa lembaga pendidikan juga merupakan salah satu lembaga inti yang ada di masyarakat. Karena dari sini, terjadi proses investasi sumber daya manusia, bagaimana setiap masyarakat yang terlibat di dalamnya ikut mempersiapkan diri untuk menghadapi proses-proses selanjutnya. Sehingga, sangat disayangkan, jika perguruan tinggi kita tidak dapat bercermin dan berbenah diri dari apa yang telah terjadi selama ini. Dengan proses perubahan sosial hingga kemajuan sains yang bergerak begitu cepat, jika lembaga pendidikan kita hanya bertahan dengan kondisi yang sama, maka lembaga pendidikan kita benar-benar telah sampai pada jalan buntu.

Djunawir Syafar Djunawir Syafar
5 tahun yang lalu

Terminologi mengenai prostitusi online kembali menjadi perbincangan masyarakat saat ini. Hal ini berangkat dari polemik yang memunculkan nama misalnya dari kalangan selebritis yang ikut terlibat di dalamnya. Dan istilah prostitusi online ini pernah menjadi perdebatan publik tiga tahun yang lalu, dengan konteks yang sama.

Persoalan mengapa publik ikut terlibat aktif dalam menanggapi dan menyampaikan pandangannya terkait polemik ini. Perbedaan pandangan tersebut menunjukkan apa yang menjadi inti dari polemik prostitusi online itu sendiri. Masyarakat ada yang berangkat dari persoalan moralitas, hak individu masing-masing orang, hingga persoalan keuntungan secara ekonomis dan lain sebagainya.

Terlepas dari persoalan di atas, lantas apa pentingnya bagi kita membincang persoalan ini. Istilah prostitusi online itu sendiri sebetulnya sudah sangat problematis. Karena kata online menunjukkan sebuah jaringan (networking) atau sifatnya sudah berjejaring. Sehingga, prosesnya bukan lagi sebatas kesepakatan dua belah pihak, tetapi sudah ada pihak lainnya (perantara) yang juga ikut memanfaatkan wilayah ini sebagai bisnis (komersil). Sehingga, persoalan prostitusi online yang sedang kita persoalkan bukan lagi perdebatan tentang wilayah moralitas atau hak individu masing-masing orang, tapi telah bergeser menjadi sebuah ranah bisnis dan problem sosial lainnya.

Kita memahami, bahwa bentuk komersialisasi tersebut sebenarnya adalah ancaman kemanusiaan, khususnya bagi kaum perempuan misalnya. Karena adanya istilah semacam ini, perempuan akan terus dipersepsikan oleh publik sebagai objek yang dapat komersilkan. Cara pandang kita mengenai hal ini, tentu tidak lepas dari bagian konstruksi masa lalu kita, baik bias kolonialisme, kekuasaan, dan lain sebagainya yang masih terus hidup.

Jika salah satu problem inti dari persoalan ini adalah bentuk komersialisasi,  lantas apa problemnya bagi negara dan masyarakat luas lainnya. Berbagai  bentuk tanggapan publik mengenai hal ini, sebagaimana yang kita lihat baik  di sosial media mau pun secara langsung tentu sangat beragam. Ada masyarakat yang beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan sama sekali tidak merugikan pihak mana pun termasuk negara atau masyarakat yang lain. Tetapi, ada juga masyarakat menanggapi, bahwa tindakan tersebut jelas-jelas tidak seirama dengan kenyataan masyarakat kita baik dalam agama, budaya, sosial, maupun yang lainnya. Sehingga, tindakan tersebut tentu tidak relevan dengan konteks masyarakat kita.

Tanggapan publik yang beragam tersebut, justeru membuat polemik ini semakin ramai diangkat. Tulisan ini diturunkan sebagai bentuk respon secara akademis, bukan persoalan moralitas. Tetapi, untuk memahami  perspektif lainnya yang justeru tidak begitu banyak diangkat oleh publik.

Dari polemik di atas, seharusnya tidak ada yang namanya korban atau pun pelaku, karena ini bukan tindakan asusila. Hal ini adalah kesepakatan dan juga kehendak bersama. Maka, berangkat dari polemik ini, seharusnya kita perlu melihat perspektif lain yang juga menjadi inti persoalan. Pertama, motif prostitusi online bukan hanya persoalan orang yang bermoral atau tidak, hasrat atau keinginan. Tetapi, persoalan gaya hidup, pasar, dan tuntutan ekonomi adalah hal yang mendesak siapa pun harus mematuhinya. Sehingga, tidak mengherankan bila bentuk-bentuk komersialisasi ruang private pun mudah terjadi.

Kedua, meskipun kita telah hidup di abad 21, tapi kita tidak bisa memungkiri hegemoni kolonialisme masih terus hidup dan berkembang hingga saat ini, termasuk persepsi tentang hasrat, tubuh, dan perempuan. Edward Said menjelaskan bahwa hegemoni kolonial terhadap kita adalah sebuah hegemoni yang kompleks, dari yang bersifat idea hingga tindakan, bahkan mereka telah berhasil menciptakan kita menjadi apa saja. Misalnya, Timur yang hanya dipersepsikan sebagai sesuatu yang indah (exotic), bukan sebuah peradaban dan historitasnya. Demikian halnya penjelasan Ahmad Baso dalam buku Islam Pasca kolonial, bahwa bias kolonialisme terhadap kita, hingga menginetrevensi sampai hal-hal mendasar lainnya seperti hasrat, tubuh, dan perempuan.

Persoalan yang paling modern sekali pun yang kita alami saat ini, jelas itu bukan sesuatu yang kebetulan. Bias masa lalu kita telah berhasil mendefinisikan kita saat ini, bahkan mengantarkan kita pada tindakan kita yang akan datang. Hal ini juga yang telah dikembangkan oleh Farish A. Noor mengenai kajian Islam dan Asia Tenggara, ia menyegarkan kembali ingatan kita bahwa seharusnya kita (Asia) adalah satu zona yang sangat fluid (cair) dimana identitas kita ditentukan oleh kenyataannya kita sendiri. Tetapi, kolonialisme yang pernah ada, cukup berhasil mempengaruhi dan membentuk kita hingga saat ini.

Memaknai polemik di atas, tidak lepas dari bentuk akumulasi masa lalu dan juga problem sosial kita saat ini. Dengan demikian, harus ada interpretasi kembali mengenai bias masa lalu kita, yang ikut mempengaruhi konstruksi sosial kita saat ini, yang sampai saat ini masih sangat sensitif dan cukup problematis. Agar, tercipta kembali paradigma publik yang sejalan dengan kondisi dan karakter masyarakat kita.

Djunawir Syafar Djunawir Syafar
5 tahun yang lalu

Dibukanya kesempatan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun ini, melalui beberapa kementerian, menjadi angin segar bagi para sarjana dan masyarakat luas yang menantikannya. Karena, di Indonesia sendiri, menjadi CPNS, termasuk salah satu opsi lapangan pekerjaan yang juga banyak dinanti dan diminati. Karena menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), seperti dua arah yang saling menopang, masyarakat memberikan pengabdiannya dan negara memberikan jaminan atas pengabdian tersebut.

Tetapi, dibalik pelaksanaan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun ini, tidak sekadar berbeda dari tahun-tahun yang sebelumnya, tetapi sekaligus menyimpan berbagai pertanyaan dan rasa pesimisme bagi masyarakat. Bagaimana tidak, sebagian besar instansi yang telah menyelenggarakan sistem seleksi, justru menunjukkan hasil yang mengejutkan.

Misalnya, beberapa Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang telah menyelenggarakan seleksi CPNS. Seperti di Kabupaten Bolaang Mongondow, yang diikuti oleh sebanyak 1.686 peserta, yang berhasil mencapai standar nilai (Passing Grade) sebanyak 15 orang. Demikian halnya, di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, diikuti sebanyak 1.656 peserta, dan yang berhasil mencapai nilai (Passing Grade) sebanyak 7 orang. Sedangkan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, diikuti peserta sebanyak 1.452, dan yang berhasil mencapai nilai (Passing Grade) sebanyak 10 orang, (akses, Bolmutpost.com).
Hal tersebut, juga terjadi hampir disebagian besar daerah lainnya seperti Papua, Gorontalo, bahkan berbagai daerah di Pulau Jawa, Sumatera hingga Kalimantan. Peserta yang lulus mencapai ambang batas nilai yang ditentukan sangat minim.

Fakta di atas, tidak hanya memunculkan perdebatan bagi kebanyakan orang, tetapi juga menjadi masalah baru bagi masyarakat. Pertanyaannya, ada apa dengan sistem seleksi CPNS kita. Apakah memang benar, bahwa kemampuan dari peserta yang tidak sesuai dengan standar yang diharapkan. Ataukah justru, sistem yang digunakan yang tidak tepat sasaran.

Pertanyaan tersebut, perlu untuk dipaparkan secara luas, apa yang menjadi faktor yang menyebabkan banyaknya peserta yang tidak berhasil mencapai standar nilai yang ditentukan (Passing Grade).
Di satu sisi, penggunaan sistem CAT (Computer Assisted Test) atau sistem pengerjaan tes berbasis komputer menjadi solusi yang efektif untuk menghindari terjadinya bentuk manipulasi hasil tes. Atau dengan sistem CAT, peserta bisa mengetahui secara langsung hasil tes yang mereka peroleh. Sehingga, sensitifitas terjadinya bentuk KKN tidak terjadi.

Akan tetapi, di sisi lain, problem dari sistem seleksi CPNS yang ada, justru terletak pada inti dari pelaksanaan tes itu sendiri (waktu dan inti soal). Di mana sebagian besar dari peserta yang mengikuti tes CPNS, sangat mengeluhkan antara durasi waktu yang ditentukan tidak seimbang dengan inti soal yang harus dikerjakan.

Peserta diberikan durasi waktu selama 90 menit untuk mengerjakan 100 nomor soal. Problem yang ada, antara rasio waktu dan inti soal yang dikerjakan tersebut tidak seimbang. Bentuk soal yang ada, dalam bentuk narasi soal yang sangat kompleks, sehingga peserta harus membaca narasi soal tersebut dan menganalisa pilihan jawaban yang tepat, sedangkan durasi waktu yang ada justru tidak memungkinkan peserta harus mengoptimalkannya. Sehingga, yang terjadi adalah irasional sistem dan paradigma dari proses seleksi CPNS yang ada.

Persoalan yang terjadi dalam sistem pendidikan kita hingga saat ini, menjadi bagian penting yang juga menjadi fokus perhatian dari berbagai pihak. Jika dalam perspektif pendidikan sendiri, hal ini, apa yang disebut oleh tokoh pendidikan baik lokal hingga global, seperti Paulo Freire di Brazil, H.A.R. Tilaar, Mansour Fakih, Roem Topatimasang hingga Eko Prasetyo di Indonesia. Mereka banyak menyebutnya sebagai bagian dari bentuk industrialisasi sistem pendidikan. Di mana cara kerja pendidikan lebih bersifat mekanik atau seperti cara kerja industri. Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan industri, bukan lagi pada kebutuhan manusia itu sendiri.

Dari kasus sistem seleksi CPNS yang berlaku di Indonesia saat ini, peserta harus mengerjakan soal yang kompleks dengan durasi waktu yang singkat, sehingga, masyarakat tidak ubahnya seperti mesin yang harus bekerja untuk memenuhi hasrat industri yang ada. Inilah yang dimaksud dengan bentuk industrialisasi sistem pendidikan yang lepas dari konteks masyarakat yang ada.

Jika demikian sistem pendidikan kita yang berlaku sampai dengan saat ini. Apa sebetulnya yang kita harapkan dari sistem pendidikan kita. Karena problem masyarakat bukan menjadi inti dari sistem yang ada. Sehingga, cara kerja pendidikan kita menghasilkan manusia mekanik, yang bekerja untuk memenuhi hasrat industri, tidak lagi mengakar pada apa yang menjadi problem inti dari kehidupan masyarakat. Sehingga, dunia pendidikan kita, untuk menghasilkan manusia baru dalam terminologi Paulo Freire, logis, humanis, yang berbasis pada kenyataan, tidak akan pernah terjadi secara utuh.

Lantas, seperti apa sistem seleksi CPNS kita. Sebagaimana problem di atas, perlu adanya perubahan paradigma dari sistem dan mekanisme dalam proses seleksi CPNS yang ada. Misalnya, antara durasi waktu dan inti soal yang dikerjakan harus seimbang dan menyesuaikan dengan konteks yang ada. Agar, proses seleksi CPNS benar-benar melahirkan Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai yang dibutuhkan. Hal ini, juga menjadi bagian penting sebagai bentuk evaluasi dari sistem pendidikan kita saat ini dan seterusnya.

Djunawir Syafar Djunawir Syafar
5 tahun yang lalu

Pengarusutamaan nilai-nilai Islam Nusantara di masyarakat sebagai corak sosial-keagamaan menjadi hal yang menarik, tetapi sekaligus memunculkan perdebatan baik yang melahirkan dimensi kontra sosial, politik, pemikiran, ideologi, dan sebagainya.

Dalam berbagai informasi yang berkembang di sosial media, masyarakat ada yang saling klaim satu sama lain, ada yang pro dan juga kontra. Hal ini memunculkan berbagai spekulasi, mengapa pewacanaan Islam Nusantara itu sendiri melahirkan berbagai polarisasi dalam masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat akademik.

Diskursus mengenai Islam Nusantara sebetulnya telah banyak dikaji oleh para akademisi atau intelektual seperti Prof. Azyumardi Azra. Belum lama ini juga, Syafiq Hasyim meluncurkan buku yang berjudul Islam Nusantara. Esensinya, bahwa Islam Nusantara itu sebagai pendekatan atau corak Islam yang bisa beradaptasi dengan nilai-nilai lokalitas yang dapat menjadi penggerak sosial yang sejalan dengan perubahan sosial itu sendiri. Sehinga,  ide mengenai Islam Nusantara bukan hanya terletak pada idealya saja, tapi pada cara kerjanya bagaimana terus beriringan dengan perubahan sosial.

Perdebatan bangunan konsep Islam Nusantara tentu tidak sesederhana di atas, namun sangat kompleks. Hal ini yang menjadi tugas berat bersama. Sejauh mana konsep Islam Nusantara itu mampu menjawab kompleksitas tantangan sosial secara luas dan terus berkelanjutan. Meskipun, sebagian ide Islam Nusantara telah berlangsung di masyarakat hingga saat ini. Tetapi, rumusan Islam Nusantara belum bisa dikatakan telah utuh. Karena masih banyak dimensi-dimensi lainnya yang masih terus dalam proses penggalian, pencarian dan pengembangan.

Problem dalam Wilayah Sosial    

Ketika Islam Nusantara diwacanakan ke publik, konsekuensinya juga sangat beragam. Ada banyak faktor yang mempengaruhi. Beberapa Sarjana Muslim Indonesia memberikan respons mengenai hal tersebut.

Moch. Nur Ichwan misalnya, Dosen Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menanggapi, bahwa salah satu persoalan Islam Nusantara di masyarakat saat ini, karena masih ada anggapan masyarakat yang masih memahami bahwa Islam Nusantara sebagai upaya Pertikularisasi Islam, dalam pengertian pencabikan totalitas dan Universalitas Islam. Islam Nusantara dipahami berbeda dengan corak Islam pada umumnya.

Padahal, menurut Moch. Nur Ichwan, Islam Nusantara itu bukan partikularisasi, tapi universalisasi terkontekstualkan, dalam pengertian bahwa Islam Nusantara mengkontekstualisasikan Universalitas Islam dalam ruang geososial tertentu dengan segala karakteristik khasnya. Kontkestualisasi ini bukan dalam untuk memutus Islam Nusantara dari Universalitas Islam, tapi dalam rangka universalisasi lebih lanjut Islam dalam ruang dan waktu tertentu secara berkelanjutan dan dinamis.

Demikian halnya Munirul Ikhwan, Dosen Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan pandangan. Menurutnya, bahwa orang bisa saja senang dan sangat menerima konsep Islam Nusantara. Karena dipahami Islam dengan corak yang sangat friendly dan cocok dengan kondisi masyarakat yang ada. Tetapi, masyarakat bisa juga tidak sejalan atau berbeda. Misalnya, karena melihat ada identitas tertentu yang sudah sangat melekat dengan Islam Nusantara.

Pandangan di atas, dapat menjelaskan paling tidak ada dua persoalan mendasar mengenai perbedaan pemaknaan konsep Islam Nusantara di masyarakat. Pertama, kontra ideologi, artinya seseorang yang sudah terbiasa dengan suatu ide atau pemahaman tertentu baik secara individu maupun kolektif, sangat menentukan persepsi mereka mengenai suatu ide atau pemahaman baru yang muncul. Di sini, terjadi proses saling mengetahui, adaptasi, dan memungkinkan terjadinya dialog atau perjumpaan.  Kedua, kontra politik, artinya orang bisa berbeda tidak hanya karena berbeda organisasi, kelompok, ideologi, atau pilihan politik saja. Tetapi, kontra politik bisa terjalin luas dengan relasi kuasa lainnya. Misalnya, karena terjadi proses perebuatan wacana atau pengikut.

Jika dilacak, sebetulnya konsep Islam Nusantara adalah nilai-nilai yang ada di masyarakat nusantara sendiri. Misalnya, sejak Islam mulai berkembang di masyarakat, melalui para pembawa ajaran Islam seperti Wali Songo atau yang lainnya, tidak menghilangkan budaya atau tradisi masyarakat yang ada. Sampai saat ini, kita masih bisa menemukan nilai-nilai lokalitas tersebut berkembang di masyarakat.

Cara kerja itulah yang menjadi bagian dari spirit Islam Nusantara yang dikembangkan oleh organisasi sosial keagamaan seperti Nahdatul Ulama  (NU) atau yang lainnya. Maka, perdebatan konsep Islam Nusantara tidak selalu berada pada wilayah perdebatan sumber atau ide besarnya. Tetapi, ada faktor-faktor lainnya yang turut mempengaruhi.

Baca juga: Wajah Islam Milenial dan Masifnya Media Sosial
Problem Islam Nusantara dalam Wilayah Akademik
Dalam argumentasi lainnya, Moch. Nur Ichwan memberikan tanggapan, perdebatan tentang Islam Nuasantara saat ini lebih bersifat politik ketimbang akademis. Dulu, ketika Islam Nusantara masih menjadi wacana akademik, hampir tidak ada yang mempersoalkan. Beberapa akademisi menerbitkan buku dengan judul Islam Nusantara, seperti Prof. Azyumardi Azra dan M. Abdul Karim. Saat itu tidak ada masalah. Namun setelah NU mengadopsinya sebegai corak keagamaan, respon mulai bermunculan, baik itu respons positif atau sebaliknya.

Hal ini menjadi sebuah tantangan bersama. Bagaimana konsep Islam Nusantara menjadi sebuah pendekatan sosial keagamaan yang lebih mencair dan dinamis. Nilai yang terus hidup dan beriringan dengan kenyataan masyarakat yang ada. Tidak menjadi ide yang tertutup dan anti terhadap kritik.

Dalam wilayah akademik, diskursus Islam Nusantara terus dalam proses penggalian, pencarian, dan pengembangan. Pada tahun 2017, Institute of Southeast Asian Islam (ISAIs) UIN Sunan Kalijaga, menyelenggarakan seminar yang mendiskusikan Arsitektur Islam Nusantara (AIN), yakni arsitektur (sains, seni dan tekhnologi) yang mewujud dalam ide, nilai, cita rasa, dan konstruksi yang berangkat dari ciri khas atau nilai yang ada di masyarakat Indonesia.

Tetapi, rumusan Islam Nusantara secara menyeluruh tentu tidak dapat berhenti hanya sampai di situ. Karena, sebagai suatu ide atau paradigma yang berlaku secara luas di masyarakat, maka rumusannya harus terus dinamis sejalan dengan perkembangan masyarakat yang ada.

Maka dari itu, proses ke depannya, tantangan Islam Nusantara baik yang ada di masyarakat umum maupun di wilayah akademik, tentu akan semakin kompleks. Bagaimana terus dikembangkan tidak hanya sampai pada menjawab problem sosial keagamaan pada umumnya. Tetapi, bisa mencakup problem sosial mendasar lainnya, seperti sosial-ekonomi, pengembangan masyarakat, sains, dan isu-isu kekinian.

Terbaru di Jobnas

pewarta pewarta
2 minggu yang lalu

Pemanas air tenaga surya atau lebih dikenal dengan solar water heater, semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia. Alat ini memanfaatkan energi matahari untuk memanaskan air, yang tentunya ramah lingkungan dan hemat energi. Buat kamu yang mungkin masih awam soal teknologi ini, artikel ini akan membantu kamu memahami apa itu Pemanas Air tenaga surya, cara kerjanya, kelebihan, kekurangan, dan tips memilih yang tepat.

Apa Itu Pemanas Air Tenaga Surya?

Pemanas air tenaga surya adalah perangkat yang menggunakan energi dari sinar matahari untuk memanaskan air. Alat ini biasanya dipasang di atap rumah atau tempat terbuka yang mudah dijangkau oleh sinar matahari. Konsepnya sederhana: matahari memberikan energi panas yang ditangkap oleh panel surya, kemudian energi tersebut digunakan untuk memanaskan air yang disimpan dalam tangki.

Teknologi ini sebenarnya bukanlah hal baru. Sudah banyak digunakan di negara-negara dengan sinar matahari yang melimpah, seperti di Timur Tengah atau Australia. Di Indonesia, alat ini semakin diminati, terutama oleh mereka yang tinggal di kota besar atau daerah pegunungan yang dingin, di mana air panas merupakan kebutuhan.

Cara Kerja Pemanas Air Tenaga Surya

Pemanas air tenaga surya bekerja dengan menangkap radiasi matahari melalui panel surya. Biasanya panel surya ini terbuat dari kaca atau bahan khusus yang tahan panas. Panel tersebut kemudian memindahkan panas ke dalam pipa yang berisi air, yang akhirnya memanaskan air di dalam tangki penyimpanan.

Ada dua tipe pemanas air tenaga surya yang paling umum digunakan:

  1. Active System (Sistem Aktif)
    Pada sistem ini, pompa digunakan untuk mengedarkan air panas dari panel ke tangki penyimpanan. Sistem ini lebih efisien, tapi memerlukan energi tambahan untuk menjalankan pompanya.
  2. Passive System (Sistem Pasif)
    Pada sistem ini, air bergerak secara alami melalui gravitasi tanpa perlu bantuan pompa. Meskipun tidak seefisien sistem aktif, sistem pasif lebih mudah dipasang dan biaya perawatannya lebih rendah.

Kelebihan Pemanas Air Tenaga Surya
  1. Ramah Lingkungan
    Pemanas air tenaga surya memanfaatkan energi terbarukan, yakni sinar matahari. Kamu bisa membantu mengurangi emisi karbon dan polusi udara hanya dengan beralih ke teknologi ini.
  2. Hemat Biaya Jangka Panjang
    Setelah pemasangan, penggunaan pemanas air tenaga surya hampir tidak membutuhkan biaya operasional. Kamu tidak perlu membayar tagihan listrik tambahan untuk memanaskan air karena semuanya menggunakan energi matahari yang gratis.
  3. Perawatan yang Mudah
    Sistem pemanas air tenaga surya dirancang untuk tahan lama dan minim perawatan. Kamu hanya perlu memastikan panel surya bersih dari debu atau daun yang mungkin menghalangi sinar matahari.
  4. Investasi Jangka Panjang
    Meskipun biaya pemasangan awal cukup besar, namun dalam jangka panjang kamu akan merasakan penghematan yang signifikan karena tidak perlu membayar biaya energi untuk memanaskan air.

Kekurangan Pemanas Air Tenaga Surya
  1. Biaya Awal yang Tinggi
    Untuk memasang pemanas air tenaga surya, kamu harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, mulai dari harga panel, tangki penyimpanan, hingga biaya instalasi.
  2. Ketergantungan pada Cuaca
    Alat ini sangat bergantung pada kondisi cuaca. Saat musim hujan atau ketika sinar matahari kurang intens, sistem mungkin tidak berfungsi seefisien saat cuaca cerah.
  3. Ruang untuk Pemasangan
    Kamu perlu area yang cukup luas di atap untuk memasang panel surya. Jika rumahmu tidak memiliki tempat yang cukup atau sinar matahari terhalang oleh gedung tinggi atau pepohonan, performa pemanas air ini akan berkurang.

Tips Memilih Pemanas Air Tenaga Surya

Kalau kamu tertarik untuk menggunakan pemanas air tenaga surya, ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan:

  1. Ukuran Sistem
    Pilih ukuran tangki yang sesuai dengan kebutuhan keluargamu. Jika kamu tinggal bersama banyak orang, pilih tangki berkapasitas besar supaya tidak kehabisan air panas. Sebaliknya, jika hanya digunakan oleh satu atau dua orang, tangki kecil sudah cukup.
  2. Lokasi Pemasangan
    Pastikan kamu memiliki tempat yang cukup untuk memasang panel surya, baik di atap rumah atau area terbuka lainnya. Lokasi yang ideal adalah tempat yang tidak terhalang oleh pohon atau bangunan lain sehingga panel bisa menerima sinar matahari secara maksimal.
  3. Jenis Panel Surya
    Ada dua tipe panel surya yang biasa digunakan: flat plate collectors dan evacuated tube collectors. Flat plate collectors biasanya lebih murah dan cocok untuk daerah yang suhunya tidak terlalu ekstrem, sedangkan evacuated tube collectors lebih efisien di daerah dingin tapi harganya lebih mahal.
  4. Garansi dan Perawatan
    Pastikan kamu memilih produk yang menawarkan garansi yang panjang dan perawatan yang mudah. Ini penting supaya kamu tidak repot di kemudian hari jika terjadi masalah dengan sistem.
  5. Harga
    Harga pemanas air tenaga surya bervariasi tergantung ukuran, tipe, dan merek. Jangan tergoda dengan harga murah tanpa melihat kualitas produk. Sebaiknya, pilih produk yang sudah terpercaya dan memiliki testimoni positif dari pengguna lain.

Seiring berkembangnya teknologi, solar water heater mengalami peningkatan efisiensi dan desain. Evacuated tube collectors, misalnya, dikembangkan pada era 1980-an. Sistem ini menggunakan tabung vakum untuk menyimpan panas, sehingga panas bisa dipertahankan lebih lama bahkan di daerah yang lebih dingin. Inovasi ini memungkinkan pemanas air tenaga surya berfungsi dengan baik di berbagai iklim, termasuk wilayah yang lebih dingin, yang sebelumnya menjadi tantangan.

Teknologi modern juga mulai mengintegrasikan sistem hibrida yang memadukan panel surya dengan sumber energi cadangan seperti listrik atau gas. Ini memastikan pengguna tetap mendapatkan air panas bahkan saat sinar matahari tidak mencukupi, seperti pada malam hari atau cuaca mendung.

Selain itu, semakin banyak negara yang mendukung penggunaan pemanas air tenaga surya melalui insentif pajak atau subsidi untuk pembelian dan pemasangan alat ini. Negara-negara seperti Australia, Jerman, dan China menjadi pemain utama dalam industri ini, dengan jutaan rumah tangga yang sudah menggunakan sistem pemanas air tenaga surya.

Pemanas Air Tenaga Surya di Indonesia

Di Indonesia, teknologi pemanas air tenaga surya sebenarnya sudah mulai dikenal sejak beberapa dekade terakhir, terutama di daerah perkotaan dan kawasan yang sering mengalami cuaca dingin seperti di pegunungan. Karena sinar matahari di Indonesia sangat melimpah sepanjang tahun, solar water heater memiliki potensi besar untuk digunakan secara luas.

Meskipun pemanas air listrik dan gas masih mendominasi pasar, kesadaran akan pentingnya energi terbarukan mulai tumbuh. Dengan semakin meningkatnya perhatian terhadap pemanasan global dan krisis energi, pemanas air tenaga surya kini semakin diminati sebagai solusi yang ramah lingkungan dan hemat energi.

Pemanas air tenaga surya adalah teknologi yang sudah ada sejak abad ke-19, namun terus berkembang hingga saat ini. Dari inovasi sederhana berupa tangki berwarna hitam yang diletakkan di bawah sinar matahari, kini teknologi ini telah menjadi sistem canggih yang bisa bekerja di berbagai kondisi cuaca dan iklim. Dengan semakin tingginya kesadaran tentang pentingnya energi terbarukan, pemanas air tenaga surya terus menjadi pilihan yang menarik bagi banyak rumah tangga di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Jika kamu tertarik menggunakan pemanas air tenaga surya, ini adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya menghemat biaya energi, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Sinar matahari yang gratis dan melimpah bisa kamu manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari tanpa mengorbankan alam!

pewarta pewarta
2 minggu yang lalu

Jakarta – Untuk memperkuat kolaborasi lintas sektoral dalam upaya pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Wahid Foundation menggelar Pertemuan Tahunan Forum Kemitraan Nasional (FKN) RAN PE 2024. Acara ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2) dan berlangsung pada Rabu, 16 Oktober 2024, di The Sultan Hotel, Jakarta.

Pertemuan ini bertujuan untuk menguatkan koordinasi antara pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, filantropi, dan perguruan tinggi dalam pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE). Forum ini diharapkan menjadi wadah diskusi strategis untuk memperkuat jaringan kemitraan, berbagi pengalaman, serta membahas solusi inovatif dalam pencegahan ekstremisme kekerasan di Indonesia.

Dalam sambutannya, Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto, menekankan pentingnya pendekatan “whole of government and whole of society” dalam upaya penanggulangan ekstremisme.

Deputi Bidang Kerjasama Internasional <a href=BNPT, Andhika Chrisnayudhanto " class="wp-image-187464" title="Tingkatkan Kolaborasi Lintas Sektoral: BNPT dan Wahid Foundation Gelar FKN RAN PE 2024"/>
Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto

FKN RAN PE merupakan ruang komunikasi dan kolaborasi bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang RAN PE. Pendekatan multidimensi ini sangat penting mengingat kompleksitas ancaman ekstremisme kekerasan,” ujar Andhika.

Berita Terkait : Tingkatkan Kolaborasi Lintas Sektoral: BNPT dan Wahid Foundation Gelar FKN RAN PE 2024

Andhika juga memaparkan pencapaian penting dari upaya pencegahan ekstremisme selama tahun 2023, yakni tidak adanya serangan terorisme di Indonesia. “Koordinasi yang baik antara penegak hukum dan masyarakat sipil menjadi kunci keberhasilan ini. Namun, upaya pencegahan harus terus dilakukan karena kelompok teroris terus menyebarkan ajaran mereka, khususnya melalui platform daring,” tambahnya.

Sementara itu, Mujtaba Hamdi, Development and Policy Advisor Wahid Foundation, menyampaikan bahwa keterlibatan seluruh elemen masyarakat menjadi prinsip utama dalam pelaksanaan RAN PE. “RAN PE sejak awal dirancang dengan pendekatan yang menyeluruh, melibatkan pemerintah dan masyarakat. Pendekatan ini mengombinasikan strategi lunak dan keras untuk mencegah terorisme,” jelas Mujtaba.

Development and Policy Advisor Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi
Development and Policy Advisor Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi

Selama setahun terakhir, Forum Kemitraan Nasional telah berhasil memfasilitasi beberapa inisiatif penting, termasuk penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) PE di Sulawesi Selatan dan Kota Depok. “Kami berharap pertemuan ini menghasilkan ide-ide strategis yang dapat menjadi pijakan bagi implementasi RAN PE fase kedua, yang akan berlangsung hingga 2029,” tambah Mujtaba.

Pertemuan ini juga menggarisbawahi pentingnya peran sektor swasta dan lembaga filantropi dalam mendukung program-program pencegahan kekerasan. Diskusi antar-stakeholder diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret untuk meningkatkan kolaborasi lintas sektor, transparansi, serta akuntabilitas dalam pelaksanaan RAN PE di tingkat nasional maupun daerah.

BNPT dan Wahid Foundation menegaskan bahwa pencegahan ekstremisme kekerasan memerlukan kerja sama dari berbagai pihak dan tidak bisa hanya diemban oleh pemerintah. Forum ini menjadi platform penting dalam merumuskan kebijakan, memperkuat kolaborasi, dan menciptakan strategi yang lebih efektif untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai di Indonesia.

pewarta pewarta
3 minggu yang lalu

Mobilitas sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat utama bagi banyak orang. Ditengah keramaian kota-kota yang padat, transportasi menjadi sebuah kunci untuk menunjang produktivitasi dan gaya hidup yang dinamis. Yamaha salah satu pemimpin didalam industri Sepeda Motor terus berinovasi untuk menghadirkan solusi yang cocok dengan kebutuhan Anda masa kini. Salah satu produk yang diunggulkannya yaitu Yamaha Grand Filano yang telah hadir sebagai perpaduan yang sempurna antara gaya retro dan teknologi modern, sehingga memberikan kesan pengalaman berkendara yang nyaman dan stylish.

Yamaha Filano menawarkan beberapa kombinasi yang cukup unik antar desain yang klasik dan fitur-fitur yang modern yang sangat memenuhi standar kebutuhan pengendara masa kini. Dengan desain elegan yang terinspirasi dari motor-motor klasik, skuter matik satu ini menghadirkan aurang yang sangat berbeda seperti kemewahan dan prestise dalam setiap perjalanan anda. Yamaha Grand Filano juga sudah dilengkapi beberapa fitu yang cukup canggih terlihat dari tampilannya yang cukup klasik, fitur-fitur ini meningkatkan kenyamanan dan efisiensi berkendara  anda.

Yamaha Filano menawarkan performa yang handal dan responsif dalam setiap kondiri perjalanan anda. Mesin yang efisiensi secara bahan bakar menjadikannya pilihan yang tepat untuk pengguna sehari-hari baik untuk keperluan pribadi maupun professional. Sistem suspense di motor ini yang sudah terbilang hampir mendekati sempurna yang memberikan kesan kenyamanan sempurna berkendara anda, bahkan saat melewati jalan-jalan yang tidak halus atau yang berlubang.

Selain performa yang handal, Yamaha Grand Filano juga dilengkapi dengan fitur-fitur modern yang meningkatkan keslamatan dan kenyamanan pengendara. Sistem pengereman yang canggih memastikan control yang cukup optimal dalam setiap situasi, sementara fitur konektivitas seperti panel instrument digital dan fitur konektivitas Bluetooth memungkinkan pengendara untuk tetap terhubung dengan dunia di sekitarnya tanpa menghilakngkan focus anda saat berkendara. Dengan memadukan desain retro yang elegan. Performa yang gahar, dan teknologi canggih, Yamaha Grand Filano merupakan solusi yang komprehensif untuk kebutuhan anda berkendara masa kini. Baik untuk penggunaan sehari-hari dalam beraktivitas maupun petualang atau touring di akhir pecan anda, motor ini sangat menyenangkan dan memuaskan bagi siapa pun yang ingin mengendarainya.

Ketika Anda memilih motor untuk memenuhi kebutuhan mobilitas anda, Yamaha Filano menjadi pilihan yang sangat cocok karena yang hanya mengutamakan gaya dan prestise saja, tetapi juga performa dan kenyamanan yang tak tertandingi. Dengan Yamaha Grand Filano, nikmat pengalaman berkendara yang mengasyikan dan dipenuhi dengan gaya di setiap perjalanan anda.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
3 bulan yang lalu

Di era digital saat ini, meeting online sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik dalam dunia kerja maupun pendidikan. Kualitas audio dan visual yang baik sangat penting untuk memastikan komunikasi yang efektif dan tanpa hambatan selama panggilan konferensi. Namun, seringkali kendala teknis seperti kualitas kamera yang buruk, kebisingan latar belakang, dan audio yang tidak jelas menjadi penghalang dalam meeting online. Zenbook S 13 OLED UX5304 hadir sebagai solusi tepat untuk masalah ini. Dengan berbagai fitur canggih dan teknologi terbaru, laptop AI Asus dirancang untuk memberikan pengalaman meeting online yang lancar dan bebas gangguan. 

Berikut adalah beberapa fitur ASUS Zenbook S 13 OLED UX5304 yang dapat menyempurnakan pengalaman meeting online kamu.

 Kamera ASUS AiSense untuk Tampil Terbaik
Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan kamera ASUS AiSense
Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan kamera ASUS AiSense

Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan kamera ASUS AiSense, memastikan Anda selalu tampil terbaik selama konferensi virtual. Kamera ini dirancang untuk memberikan kualitas gambar yang tajam dan jernih, bahkan dalam kondisi pencahayaan yang kurang ideal. Dengan teknologi ini, Anda bisa percaya diri saat tampil di depan rekan kerja atau klien, tanpa khawatir tentang kualitas visual.

Optimalisasi Audio yang Menakjubkan
Zenbook S 13 OLED UX5304 menawarkan sistem audio yang ditingkatkan melalui aplikasi MyASUS
Zenbook S 13 OLED UX5304 menawarkan sistem audio yang ditingkatkan melalui aplikasi MyASUS

Panggilan konferensi, baik itu single-presenter atau multi-presenter, sering kali memerlukan kualitas audio yang optimal. Zenbook S 13 OLED UX5304 menawarkan sistem audio yang ditingkatkan melalui aplikasi MyASUS. Sistem ini dapat mendeteksi dan mengoptimalkan audio dari satu arah atau berbagai arah, memastikan kualitas audio yang terbaik dalam setiap panggilan konferensi.

Mode Single dan Multi Presenter

Dalam mode panggilan konferensi single-presenter, laptop ini mampu menyaring kebisingan dan suara lain di sekitar, sehingga hanya suara di depan laptop yang terdengar jelas. Fitur Target Speaker Tracking dapat diaktifkan untuk menargetkan dan melacak pembicara baru dalam rentang 180°. Fitur ini sangat ideal untuk merekam individu atau kelompok besar, memastikan setiap kata terdengar dengan jelas dan tepat.

Mode panggilan konferensi multi-presenter juga tidak kalah hebatnya. Laptop ini dapat menyaring kebisingan sekitar sekaligus mengidentifikasi beberapa suara dari semua arah dan jarak. Dengan demikian, semua suara dapat didengar dengan lebih jelas, memastikan komunikasi yang lancar dan efektif selama rapat virtual.

Two-Way AI Noise Cancelation
Zenbook S 13 OLED UX5304 memastikan Anda dapat mengadakan meeting online dengan lancar dan tanpa gangguan
Zenbook S 13 OLED UX5304 memastikan Anda dapat mengadakan meeting online dengan lancar dan tanpa gangguan

Zenbook S 13 OLED UX5304 memanfaatkan teknologi Two-Way AI Noise Cancelation, yang menggunakan basis data deep-learning yang sangat besar untuk mengurangi kebisingan latar belakang pada mikrofon dan audio. Ini memastikan suara Anda terdengar jernih dan jelas, tanpa gangguan dari suara lingkungan sekitar.

Fitur Kamera Jernih

Untuk pengalaman panggilan video terbaik, Zenbook S 13 OLED UX5304 dilengkapi dengan beberapa fitur kamera unggulan. Fitur Background Blur mengaburkan latar belakang untuk melindungi privasi Anda saat melakukan panggilan konferensi video di rumah. Eye Contact Correction secara otomatis mendeteksi gerakan mata Anda dan menyesuaikan pandangan sehingga Anda tampak seperti sedang melihat langsung ke kamera.

Automatic Framing dan ASUS 3DNR

Automatic Framing secara otomatis mendeteksi dan mengikuti gerakan Anda, memberikan pengalaman webcam yang lebih baik saat Anda bergerak. Teknologi ASUS 3D Noise Reduction (3DNR) secara signifikan meningkatkan kejernihan gambar webcam, memastikan panggilan konferensi yang lebih jelas dan profesional.

Dengan semua fitur canggih ini, Zenbook S 13 OLED UX5304 memastikan Anda dapat mengadakan meeting online dengan lancar dan tanpa gangguan, menjadikannya pilihan sempurna bagi para profesional yang sering bekerja dari rumah atau melakukan panggilan konferensi jarak jauh. Segera dapatkan Zenbook S 13 OLED UX5304 secara original dan resmi di Tokopedia dan Shopee.

pewarta pewarta
3 bulan yang lalu

Pewartanusantara.com – Wahid Foundation dan La Rimpu mengadakan Diskusi Partisipatif dengan tema “Perempuan Berdaya untuk Perdamaian Berkelanjutan: Aksi Kemanusiaan Damai untuk Meningkatkan Resiliensi Masyarakat di Kota/Kabupaten Bima” di Hotel Marina Inn, Kota Bima.

Kegiatan ini menandai dimulainya program baru “Pemberdayaan Perempuan untuk Perdamaian Berkelanjutan: Nexus Perdamaian-Kemanusiaan untuk Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat di Indonesia,” yang didukung oleh UN Women dan Korea International Cooperation Agency (KOICA).

Diskusi tersebut bertujuan untuk melibatkan para pemangku kepentingan strategis dalam program ini, serta membahas berbagai pandangan mengenai pemberdayaan perempuan, perdamaian, aksi kemanusiaan, dan lingkungan di Kota/Kabupaten Bima. Pemilihan wilayah program di Nusa Tenggara Barat didasarkan pada Scoping dan Baseline Study yang dilakukan oleh UN Women pada tahun 2022. Studi ini menunjukkan beberapa aspek risiko dan kerentanan di wilayah tersebut, seperti bencana alam, konflik sosial, dan ekstremisme kekerasan.

Siti Kholisoh, Plh. Managing Director Wahid Foundation, menyampaikan bahwa Wahid Foundation bersama dengan UN Women sejak 2017 telah mendorong inisiatif lokal untuk memperkuat partisipasi perempuan dalam mempromosikan perdamaian.

“Program yang kami inisiasi di Kota/Kabupaten Bima akan menekankan strategi pelibatan multipihak baik pemerintah maupun pemangku kepentingan di masyarakat. Dalam implementasinya kami akan bekerjasama dengan La Rimpu sebagai mitra lokal,” tuturnya seperti dikutip dari rilis resmi Wahid Foundation, Kamis (11/7/).

Diskusi dan kick-off program hari ini melibatkan multi-stakeholder dari berbagai Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) seperti DMPD, BPBD, DP3AP2KB, Kesbangpol, Dinas Sosial Kota dan Kabupaten Bima, serta perwakilan dari tujuh desa/kelurahan di Kota dan Kabupaten Bima.

Juga hadir organisasi keagamaan, kelompok perempuan, lembaga dan dinas terkait, komunitas, serta perwakilan kelompok disabilitas dan anak muda. Diharapkan kegiatan ini menghasilkan rekomendasi strategis dan rencana aksi dalam pemberdayaan perempuan untuk perdamaian berkelanjutan.

Atun Wardatun, Direktur Eksekutif La Rimpu, menyatakan, “Kami sangat menerima dengan baik kolaborasi Wahid Foundation dan UN Women. Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas perempuan desa, pengetahuan, keterampilan, dan komitmen mereka untuk terlibat dalam ruang publik dan agenda advokasi di berbagai desa.”

Pujawan, Sekretaris Dinas Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bima, menyambut baik program ini. “Pihaknya menyambut dengan baik dapat terlibat dalam program ini, karena memiliki tujuan akhir yang sama yaitu mengurangi dampak dari bencana. Dalam mitigasi bencana ada tiga tahap yaitu pra bencana, saat bencana, dan setelahnya. Di situ peran perempuan ini terutama ingin kami libatkan. Harapannya ke depan program ini melalui Wahid Foundation dan UN Women bisa berkelanjutan dan terus bekerja sama dengan pemerintah lokal.”

Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini diharapkan akan menghasilkan rumusan tentang peluang, tantangan, dan isu-isu penting terkait pemberdayaan perempuan, perdamaian, aksi kemanusiaan, dan lingkungan di Kota/Kabupaten Bima. Selain itu, juga diharapkan dapat menghasilkan peta pemangku kepentingan strategis yang dilibatkan dalam program pemberdayaan perempuan untuk perdamaian berkelanjutan.

Program ini dijalankan sejak 26 Juni 2023 hingga 31 Desember 2026 di tiga provinsi, yakni Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan tujuan meningkatkan ketangguhan masyarakat dan mengurangi kerentanan pada situasi darurat bencana alam di wilayah rentan konflik. Program ini bekerjasama dengan berbagai kementerian strategis dan organisasi lokal seperti La Rimpu dan LP2DER, menyasar tujuh desa/kelurahan di Bima yang dipilih berdasarkan asesmen tim Wahid Foundation dan La Rimpu.

Program ini melibatkan berbagai kegiatan pelatihan terkait kesiapsiagaan bencana, pencegahan konflik sosial, dan promosi perdamaian untuk mencegah intoleransi dan ekstremisme kekerasan. Kelompok perempuan muda juga difasilitasi untuk meningkatkan kapasitas terkait kepemimpinan, advokasi kebijakan, dan keterlibatan dalam pencegahan bencana dan konflik sosial. Aparatur pemerintah desa dan kelurahan juga diberikan pelatihan perencanaan dan penganggaran desa yang responsif gender.

pewarta pewarta
4 bulan yang lalu

Pewartanusantara, Jakarta – Yayasan Prajna Harmonis Indonesia, Wahid Foundation, Nishan World Center for Confucian Studies, dan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT) menginisiasi terselenggaranya 1st World Civilizations Harmony Forum 2024 dan Indonesia Forum for the 10th Nishan Forum on World Civilizations dengan tema “Building A Pathway To Harmonious Coexistence” pada Sabtu (15/6/2024) di Hotel Merusaka Nusa Dua, Bali.

Forum ini menginisiasi dialog antar peradaban dunia yang bertujuan untuk menjaga keberagaman peradaban serta membangun komunitas global yang rukun dan harmonis. Selain itu, forum ini juga menegaskan kerja sama internasional sebagai fondasi untuk perdamaian dunia yang berkelanjutan dengan menyediakan platform bagi pemimpin, akademisi, aktivis, dan organisasi masyarakat sipil untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif dan adil.

Acara dihadiri oleh PJ Gubernur Bali yang diwakili oleh Asisten I Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, tokoh agama, akademisi dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan China, perwakilan organisasi keagamaan, dan perwakilan sejumlah kampus di Bali.

Ketua Yayasan Prajna Harmonis Indonesia, Kasino, dalam welcoming remarks menyampaikan bahwa Juni 2024 adalah momen bersejarah. Dimana pada 7 Juni lalu, sidang ke-78 Majelis Umum PBB secara konsensus mengadopsi resolusi yang diusulkan oleh Tiongkok untuk mendeklarasikan 10 Juni sebagai Hari Internasional untuk Dialog Antar Peradaban.

“Di Indonesia, tanggal 1 Juni adalah Hari Lahir Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai dan kebijaksanaan yang bersumber dari sejarah dan budaya bangsa Indonesia sejak dahulu,” tutur Kasino. Ia menjelaskan bahwa saat ini umat manusia sedang terpuruk dalam konflik dan perpecahan, sehingga dibutuhkan komitmen bersama untuk membangun dialog antar peradaban sebagai upaya mencari jalan keluar bagi koeksistensi yang harmonis.

“Sehingga kami berharap forum ini dapat menjembatani lintas agama, bangsa, dan budaya yang memiliki cita-cita luhur dan jiwa kasih bagi dunia, untuk berdialog dan berkomunikasi secara tulus serta bersinergi membangun peradaban dan hidup berdampingan secara harmonis bagi seluruh umat manusia,” jelasnya.

Senada dengan Kasino, Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, menyampaikan bahwa cita-cita KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk mewujudkan perdamaian di seluruh dunia menjadi inspirasi yang terus diperjuangkan.

“Gus Dur memahami bahwa kekuatan Indonesia terletak pada keberagamannya. Beliau membayangkan sebuah kehidupan masyarakat di mana orang-orang dari berbagai agama, budaya, dan latar belakang hidup berdampingan, diikat oleh komitmen bersama untuk toleransi dan saling pengertian,” tutur Yenny melalui sambutan daring.

Semasa hidupnya, lanjut Yenny, Gus Dur secara konsisten terus menyuarakan hak kebebasan beragama dan memperjuangkan hak-hak kelompok minoritas. Yenny menegaskan bahwa di tengah situasi global yang sering diwarnai konflik dan perpecahan, Indonesia berdiri sebagai mercusuar harapan, menunjukkan bahwa hidup berdampingan secara damai tidak hanya mungkin, tetapi juga penting untuk kemajuan dan kemakmuran.

“Marilah kita mengambil inspirasi dari semangat Indonesia. Mari kita rangkul keberagaman sebagai sumber kekuatan dan merayakan ikatan yang menyatukan kita sebagai satu keluarga manusia,” pungkas Yenny.

Sementara itu, Asisten I Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, menyampaikan apresiasi dari Penjabat Gubernur Bali atas terselenggaranya forum ini. Menurutnya, forum ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang harmonis antar umat beragama.

“Keharmonisan akan tercapai ketika kita sadar akan posisi dan peran kita dalam masyarakat. Keharmonisan adalah kunci untuk hidup bersaudara dan berdampingan dengan damai,” tuturnya.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk bekerja sama membangun kehidupan sosial yang damai dan bergotong-royong. Persatuan, menurutnya, adalah dasar untuk mewujudkan hidup yang rukun, toleran, dan harmonis. Kerja sama antar warga merupakan wujud nyata dari pengamalan nilai-nilai Pancasila, yang menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

“Forum ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat solidaritas dan saling pengertian di antara masyarakat. Dengan partisipasi aktif dalam forum ini, seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih inklusif dan harmonis,” jelasnya menutup sambutan.

Selanjutnya, Prof. Kishore Mahbubani (Inisiator Asia Peace Programme dan Insinyur Kehormatan Asia Research Institute National University of Singapore) menjelaskan bahwa Asia Tenggara adalah laboratorium multi-peradaban karena dari 670 juta penduduk terdapat lebih dari 250 juta Muslim, 150 juta penganut Kristen, 150 juta penganut Buddhisme, Taoisme, Konfusianisme, dan Hindu. Menurutnya, keragaman ini mencerminkan kekayaan budaya yang unik dan dinamis yang jarang ditemukan di belahan dunia lain.

“Setiap peradaban utama dunia diwakili di Asia Tenggara termasuk peradaban Barat dan semua tetap hidup berdampingan dalam perdamaian,” tutur Kishore saat memberikan sambutan khusus secara daring.

Dia menambahkan bahwa kemampuan Asia Tenggara untuk mempertahankan harmoni di tengah keragaman yang luar biasa ini memberikan contoh yang berharga bagi dunia dalam mengelola pluralitas dan perbedaan.

Lebih lanjut, Ia juga menekankan bahwa keberagaman memberi peluang besar bagi pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya di seluruh dunia tersebut.

“Interaksi antara berbagai kelompok etnis dan agama telah mendorong inovasi dan kreativitas, serta memperkaya kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Keragaman ini bisa menjadi sumber kekuatan yang luar biasa jika dikelola dengan bijak,” katanya.

Kegiatan ini terbagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama Diskusi Pleno dengan tema “Membangun Jalan Hidup Bersama yang Harmonis” beberapa narasumber yang membahas tema ini secara mendalam diantaranya, Prof. Wen Haiming (Wakil Direktur Nishan Center for Confucian Studies), Dr. Made Mangku Pastika (Anggota DPD RI dan Mantan Gubernur Bali), Prof. Kong Deli (Akademisi Fakultas Filsafat Capital Normal University of China), dan Dr. Muhammad Najib Azca (Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Peneliti Pusat Keamanan & Perdamaian Universitas Gadjah Mada ).

Sesi kedua, Diskusi Panel I tema “Bhinneka Tunggal Ika dan Persaudaraan Umat Manusia” dengan narasumber I Gusti Raka Panji Tisna (Budayawan, Fasilitator Pendidikan dan Penggiat Pelestarian Alam), Prof. Alimatul Qibtiyah (Dosen Fakultas UIN Sunan Kalijaga dan Tokoh Perempuan Muhammadiyah), Prof. Wen Haiming (Wakil Direktur Nishan World Center for Confucian Studies dan Profesor Fakultas Filsafat Renmin University of China), Dr. I Ketut Donder (Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar), Prof. Li Shangxin (Pusat Ilmu Filsafat Shandong University), Drs. Putu Suasta (Tokoh Kemanusiaan) dan Mr. Kong Lingqian (Beijing Bohua Traditional Chinese Medicine Inheritance and Development Center).

Selanjutnya adalah Diskusi Panel II dengan tema “Dialog Peradaban Indonesia-Tiongkok” dipandu oleh Dr. Novi Basuki dengan pemaparan dari Prof. Zhang Fenglian (Wakil Direktur Shandong Academy of Social Sciences) Dr. I Made Sendra (Direktur Indonesia Tourism Confucius Institute Universitas Udayana), Prof. Chang Qiang (Peneliti Departemen Sastra dan Editorial Nishan World Center for Confucian Studies), Dr. Chin Chong Foh (Associate Professor, Universiti Tuanku Abdul Rahman of Malaysia), Prof. Chen Renren (Hunan University), Prof. Du Yunhui (Beijing Language and Culture University), Prof. Roger T. Ames (Profesor Emeritus Fakultas Filsafat Universitas Hawaii), Mr. Sun Jingxin (Wakil Presiden Akademi Studi Kontemporer Tiongkok dan Dunia), dan Rachmat Soekasah (Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok).

Forum diakhiri dengan sesi penutup dengan penyampaian ringkasan akademik oleh Akademisi Fakultas Filsafat Capital Normal University of China, Prof. Kong Deli dan ucapan terima kasih oleh Ketua Yayasan Prajna Harmonis Indonesia, Kasino. Selanjutnya juga penyerahan cinderamata kepada seluruh stakeholder yang terlibat dalam forum perdamaian ini.

Forum yang berlangsung hingga sore hari tersebut berhasil merumuskan hasil diskusi yang menekankan pentingnya promosi toleransi, saling menghormati, dan kerja sama internasional sebagai landasan untuk perdamaian dunia yang berkelanjutan. Diharapkan forum ini dapat menghasilkan solusi inovatif terhadap berbagai tantangan global yang dihadapi saat ini dan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain dalam menjaga keberagaman budaya dan membangun kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
5 bulan yang lalu

Asus ROG Zephyrus G14 adalah salah satu Laptop gaming keluaran terbaru dari Asus. Ini adalah laptop gaming yang memiliki daya tarik tersendiri karena desainnya yang modern dan stylish. Selain itu, laptop ini juga memiliki spesifikasi yang mumpuni untuk sekelas laptop gaming.

Pada pembahasan kali ini akan dipaparkan secara lengkap spesifikasi dan fitur unggulan apa saja yang dimiliki oleh laptop Asus ROG Zephyrus G14. Daripada makin penasaran, lebih baik langsung simak ulasannya berikut ini.

Spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403

Di bawah ini merupakan informasi mengenai spesifikasi Asus ROG Zephyrus G14 GA403. Langsung saja simak penjelasannya berikut.

  • Prosesor : AMD Ryzen 7 8845HS
  • Codenamed – Hawk Point
  • CPU Architecture – Zen 4
  • Fabrikasi – TSMC 4 NM FinFET(Jadi prosesor ini punya efisiensi daya yang tinggi)
  • Default TDP – 35-54 Watt
  • 8-Core / 16-Thread
  • L3 Cache – 16 MB
  • NPU Ryzen AI
  • Up to 16 TOPS (Gambar Slide AMD 07)
  • AMD Radeon Graphics 780M
  • 16 GB LPDDR5X 6400 MHz Dual Channel 128-bit
  • Laptop ini tidak memiliki slot SO-DIMM jadi tidak dapat ditambah kapasitas RAM-nya
  • 1 TB SSD M.2 NVMe PCIe Gen 4 x4
  • VRAM 6 GB GDDR6
  • Nilai maksimum TGP adalah 90 Watt yang masih sesuai dengan standar dari NVIDIA
  • Modul AMD RZ616 dengan Chip Mediatek
  • Baterai : 73 Wh
  • OS : Windows 11

Fitur Unggulan Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Fitur Unggulan Asus ROG Zephyrus G14 GA403
Fitur Unggulan Asus ROG Zephyrus G14 GA403

Setelah mengetahui spesifikasi singkat dari Asus ROG Zephyrus G14 di atas, selanjutnya ada fitur unggulan. Berikut merupakan beberapa fitur unggulan yang dimiliki oleh laptop Asus ROG Zephyrus G14.

  1. Ada Fitur MUX Switch

Fitur MUX Switch pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengatur performa laptop sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan fitur ini, pengguna dapat beralih antara mode Silent, Performance, dan Turbo dengan mudah hanya dengan menekan tombol tertentu.

Mode Silent akan mengoptimalkan laptop untuk penggunaan sehari-hari yang ringan, sementara mode Performance akan meningkatkan performa untuk gaming dan tugas berat. Sedangkan mode Turbo akan memberikan performa maksimal untuk pengalaman gaming yang lebih intens.

  1. Ada Fitur Dust Filter

Fitur Dust Filter pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah salah satu inovasi yang sangat penting untuk menjaga performa dan kehandalan laptop Anda.

Dust Filter adalah sebuah sistem yang dirancang khusus untuk mencegah debu dan kotoran masuk ke dalam laptop, terutama ke dalam komponen-komponen internal yang sensitif. Dengan adanya Dust Filter, Anda tidak perlu khawatir lagi tentang debu yang dapat mengganggu kinerja laptop Anda.

Dust Filter pada Asus ROG Zephyrus G14 bekerja dengan cara menyaring udara yang masuk ke dalam laptop. Sistem ini menggunakan filter khusus yang mampu menangkap partikel-partikel debu dan kotoran yang dapat merusak komponen-komponen laptop.

Filter ini dapat dengan mudah diakses dan dibersihkan, sehingga Anda dapat menjaga laptop Anda tetap bersih dan bebas dari debu yang dapat mengganggu kinerja laptop.

  1. Fitur Keamanan IR Camera

Fitur IR Camera pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah teknologi kamera inframerah yang memungkinkan pengguna untuk melakukan login dengan menggunakan pemindaian wajah.

Adanya fitur ini, Anda dapat dengan cepat dan mudah membuka kunci laptop hanya dengan wajah Anda, tanpa perlu memasukkan kata sandi atau menggunakan sidik jari. Hal ini tidak hanya memudahkan pengguna dalam mengakses laptop, tetapi juga meningkatkan keamanan data pribadi Anda.

IR Camera pada Asus ROG Zephyrus G14 juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan pengalaman bermain game. Dengan teknologi kamera inframerah yang canggih, pengguna dapat menggunakan fitur Windows Hello untuk membuka kunci laptop dengan cepat dan aman.

Selain itu, IR Camera juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan rekan tim dalam game online, sehingga memungkinkan koordinasi yang lebih baik dan efisien selama bermain.

  1. Keyboard Gaming Stealth Type

Fitur keyboard gaming stealth type pada laptop gaming Asus ROG Zephyrus G14 adalah fitur yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman bermain game yang lebih nyaman dan responsif.

Keyboard ini memiliki desain yang ergonomis dengan tombol-tombol yang dirancang untuk memberikan feedback yang tepat saat menekan tombol. Selain itu, fitur stealth type juga membuat keyboard ini lebih tenang saat digunakan, sehingga tidak mengganggu konsentrasi saat bermain game.

Dari uraian di atas, kini Anda tidak perlu ragu lagi dengan memilih Asus ROG Zephyrus G14. Laptop ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan Anda dalam bermain game termasuk game-game berat sekalipun.

Di sisi lain, fitur-fiturnya yang lengkap dan memadai menjadikan laptop ini recomended untuk dimiliki oleh Anda termasuk para gamers di berbagai kalangan.

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
5 bulan yang lalu

Pewartanusantara.com – Memiliki hunian impian adalah dambaan semua orang. Saat ini, berbagai pilihan hunian yang beragam membuat pencarian hunian impian semakin membingungkan.

Apartemen menjadi salah satu pilihan populer bagi masyarakat yang mencari hunian ideal. Salah satu apartemen yang patut dipertimbangkan adalah Apartemen Tamansari Panoramic di Bandung. Apartemen ini menawarkan pemandangan panorama pegunungan dan city light kota Bandung yang eksklusif.

Review Apartemen Tamansari Panoramic di Bandung
Ruang Outdor Apartemen Tamansari Panoramic
Ruang Outdor Apartemen Tamansari Panoramic

Apartemen Tamansari Panoramic berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Bandung. Lokasinya strategis, berada di jalur by-pass yang banyak dikelilingi perusahaan swasta ternama di Indonesia. Hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk mencapai pintu tol Buah Batu dari apartemen ini.

Lokasinya yang strategis membuatnya pilihan populer bagi orang-orang yang berlibur ke Bandung dan ingin menetap sementara untuk menikmati keindahan kota, terutama di malam hari.

Apartemen ini berada di Bandung Timur, dekat dengan berbagai pusat perbelanjaan seperti LotteMart, Carrefour, Bandung SuperMall, Metro Trade Center, Superindo, dan Griya, yang semuanya dapat dicapai dalam waktu maksimal 20 menit.

Selain itu, apartemen ini juga dekat dengan berbagai institusi pendidikan seperti STT Telkom, LPKIA, SMA N 12 Bandung, UNINUS, UNJANI, dan SMP N 30 Bandung, sehingga cocok untuk keluarga yang membawa anak-anak. Berbagai instansi pemerintahan seperti BULOG, Dinas Kehutanan, POLDA, dan BPN juga dapat dicapai dalam waktu 10 hingga 20 menit, memberikan kemudahan akses bagi mereka yang bekerja atau memiliki urusan di instansi tersebut.

Fasilitas Unggulan Apartemen Tamansari Panoramic

Selain lokasi strategis, Apartemen Tamansari Panoramic menawarkan berbagai fasilitas dengan harga terjangkau. Fasilitas yang tersedia antara lain Smart Living (IP Phone, IP TV, Cable TV), akses internet berkecepatan tinggi gratis selama 24 jam, serta CCTV yang beroperasi 24 jam di beberapa titik.

Untuk aktivitas fisik, tersedia kolam renang, sauna, pusat kebugaran, dan jogging track. Apartemen ini juga memiliki Business Center, area bermain anak, dan ballroom yang dapat disewa untuk acara tertentu.

Harga Sewa Apartemen mulai dari Rp 100 jutaan saja, menjadikannya pilihan yang terjangkau dengan berbagai fasilitas lengkap.

Cara Gampang Sewa Apartemen Tamansari Panoramic Harian Bulanan Tahunan

Penyewaan Apartemen Tamansari Panoramic dapat dilakukan sesuai kebutuhan, baik tahunan, bulanan, maupun harian. Reservasi atau pemesanan dapat dilakukan secara online atau langsung di apartemen.

Selain pemesanan secara langsung, kamu juga bisa melakukanya secara online di Travelio. Berikut cara gampang sewa Apartemen Tamansari Panoramic harian bulanan tahunan:

  • Kunjungi situs www.travelio.com atau unduh aplikasi Travelio di smartphone. Jika kamu ingin mencari Apartemen Tamansari Panoramic kamu bisa menemukanya disini https://www.travelio.com/sewa-apartemen/tamansari-panoramic
  • Pergi ke bagian Promotion, lalu scroll ke bawah hingga menemukan Promo Bulanan.
  • Klik banner promo Flash Sale.
  • Pilih kota tujuan dan tanggal menginap.
  • Temukan unit yang diinginkan dan pesan segera.
  • Selamat, kamu siap pindah!

Untuk mempermudah, di halaman promo terdapat filter unit berdasarkan harga dan tipe yang diinginkan. Jika beruntung, kamu bisa mendapatkan unit apartemen dengan harga mulai dari Rp1 jutaan!

Mengapa memilih Apartemen Tamansari Panoramic? Lokasi strategis, fasilitas layaknya hotel bintang 5, serta pemandangan indah kota Bandung di malam hari menjadi daya tarik utama apartemen ini.

Harga yang terjangkau untuk hunian eksklusif dengan berbagai fasilitas menjadikan apartemen ini pilihan yang sangat menarik.

Keunggulan Tinggal di Apartemen Tamansari Panoramic
Sewa Apartemen Tamansari Panoramic
Sewa Apartemen Tamansari Panoramic

1. Lokasi Strategis dan Dekat Perkantoran

Apartemen umumnya terletak di lokasi yang strategis dengan akses mudah ke berbagai fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, dan supermarket, dibandingkan dengan rumah biasa. Apartemen Tamansari Panoramic terletak di lokasi dengan akses yang baik ke tol Buah Batu, Cileunyi, dan rencana tol Gede Bage.

2. Fasilitas Lengkap dan Dekat

Apartemen biasanya menyediakan fasilitas lengkap seperti kolam renang, taman, ATM, dan restoran yang terletak sangat dekat dengan unit hunian. Selain itu Apartemen Tamansari Panoramic juga dilalui oleh transportasi umum seperti Trans Metro Bandung dan rencana kereta cepat Jakarta-Bandung.

3. Keamanan

Apartemen dilengkapi dengan fasilitas keamanan seperti petugas keamanan, CCTV, dan prosedur keamanan yang ketat, sehingga membuat hunian lebih aman dan nyaman.

4. Praktis

Perawatan bangunan menjadi tanggung jawab pengelola, sehingga penghuni tidak perlu repot mengurusnya.

5. Pendapatan Pasif

Potensi penghasilan dari penyewaan unit berkisar antara 2 juta hingga 3 juta per bulan berkat adanya manajemen sewa.

6. Daerah Berkembang

Terletak dekat dengan pengembangan Bandung Teknopolis, sehingga nilai investasi akan terus meningkat.

pewarta pewarta
6 bulan yang lalu

Pewarta Nusantara, Nasional – UN Women bersama dengan Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia melakukan kunjungan ke Desa Damai yang diinisiasi oleh Wahid Foundation bekerja sama dengan La Rimpu di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin-Selasa, 6-7 Mei 2024. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat langsung konsep pemberdayaan perempuan dan perdamaian di akar rumput dalam program Desa Damai di 5 (lima) desa di Kabupaten Bima.

Dalam kunjungan tersebut, UN Women dan Kedubes Belanda untuk Indonesia berkesempatan untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman terkait implementasi Desa Damai dalam menciptakan ruang aman, membangun kohesi sosial, mencegah konflik, serta memperkuat advokasi kebijakan yang diinisiasi oleh kelompok perempuan.

Political Affairs, Embassy of Netherlands, Sophie Van Huut merasa terhormat dan kagum atas komitmen yang luar biasa ditunjukkan oleh kelompok perempuan di Bima. Meski dengan segala keterbatasan, komunitas perempuan ini mampu menjadi berdaya dan menjadi pelopor perubahan di komunitasnya. Tak lupa, Sophie menyampaikan terimakasih atas kerja sama dan kolaborasi multipihak dalam mendukung pelaksanaan program.

“Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Wahid Foundation, La Rimpu, Pemerintah Kabupaten Bima, dan para aktor perempuan di Desa Damai dalam mendukung pelaksanaan program yang baik ini,” terang Sophie pada acara Pertemuan dengan Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri.

Shopie berharap, program Desa Damai yang dimotori oleh aktor perempuan dapat menjadi praktik baik mendorong pembangunan daerah yang lebih inklusif dan berkeadilan untuk semua kalangan. .

“The power of community yang dimotori oleh aktor perempuan ini semoga bisa menjadi strategi dalam membangun dan memperkuat kohesi sosial serta ketahanan masyarakat,” pungkasnya.

Sementara itu, Programme Analyst Women Peace and Security UN Women Indonesia, Xinyue Gu kembali menegaskan pernyataan Sophie, Xinyue sependapat bahwa perempuan memiliki potensi yang besar dalam menjadi penentu perubahan di lingkungan komunitas mereka. Oleh karena itu, dukungan terhadap potensi ini harus terus dilaksanakan agar praktik baik ini dapat diadopsi di berbagai desa lain di seluruh Indonesia.

“Perempuan memiliki potensi luar biasa untuk menjadi agen perubahan di komunitas mereka, sehingga kita perlu memastikan bahwa perempuan penggerak ini mendapatkan dukungan yang penuh yang dapat meningkatkan kapasitas mereka,” jelas Xinyue .

Xinyue juga menekankan dalam program pemberdayaan perempuan, tujuan utama dapat dicapai dengan adanya kolaborasi dan kerjasama multipihak. Dengan adanya kerjasama antar semua stakeholder ini akan membuat tujuan pemberdayaan ini semakin mudah untuk dicapai.

Dukungan terhadap program Desa Damai oleh Pemerintah Kabupaten Bima juga disampaikan langsung oleh Bupati Bima, Indah Damayanti Putri dalam acara kunjungan tersebut. Ia menilai program pemberdayaan perempuan melalui Desa Damai dapat meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan kehidupan yang lebih inklusif di Bima.

“Kami mendukung program yang sangat baik ini. Ini juga menjadi wujud kepedulian Pemkab dalam pengembangan dan pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan, sekaligus mewujudkan generasi yang lebih baik untuk masyarakat Bima.

Hadir dalam acara tersebut sejumlah undangan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bima yang diwakili oleh Kabid Sosbud, M Muhammad Farid dan Kabid Perempuan dan Anak, Ruwaidah.

Kemudian juga hadir Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bima Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), serta Kabag Organisasi Setda Kabupaten Bima.

Selama kunjungannya ke Kabupaten Bima, UN Women dan Perwakilan Kedutaan Besar Belanda menghadiri beberapa kegiatan di antaranya mengunjungi sesi kegiatan Pelatihan Advokasi dan Kepemimpinan Perempuan yang bertempat di Aula Kantor Bupati Bima, kemudian di hari selanjutnya berkunjung ke Desa Damai Dadibou yang bertempat di Balai Desa.

Diketahui, UN Women telah bermitra dengan Wahid Foundation dalam program Desa Damai sejak tahun 2017 di 22 Desa di Pulau Jawa. Di Tahun 2024, UN Women bersama Wahid Foundation memperluas inisiasi Desa Damai di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Tujuan utama dari program ini untuk membangun ketahanan masyarakat terhadap konflik sosial, ekstremisme kekerasan, dan dampak buruk perubahan iklim.

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
7 bulan yang lalu

Aries Agung Paewai, Penjabat (Pj) Wali Kota Batu, memiliki tujuan untuk mengenalkan program angkutan kota (angkot) gratis bagi Pelajar pada tahun ini.

Program ini direncanakan untuk diuji coba pada bulan April 2024 setelah perayaan lebaran. Aries menjelaskan bahwa beberapa wilayah di Kota Batu akan menjadi tempat uji coba untuk program ini, termasuk wilayah perkotaan dan beberapa desa.

“Kami berencana untuk melakukan uji coba program Angkot gratis bagi pelajar pada bulan April setelah lebaran,” ujar Aries pada Jumat (29/3/2024).

Aries menjelaskan bahwa tujuan dari uji coba ini adalah untuk memastikan bahwa saat program ini diluncurkan secara resmi, tidak akan ada masalah atau keluhan yang signifikan. Dengan begitu, diharapkan program ini dapat berjalan lancar pada bulan Mei 2024.

Selama uji coba program angkutan pelajar ini, angkot-angkot yang dipilih untuk menjadi angkutan gratis harus memenuhi standar pelayanan minimum (SPM). Selain itu, para sopir harus berkomitmen terhadap kebersihan angkutan dan keselamatan berkendara.

“Kita akan melihat kelemahan apa yang ada agar bisa memperbaikinya. Setelah semuanya matang, baru kita bisa menerapkannya secara menyeluruh di semua wilayah,” katanya.

Aries juga menegaskan bahwa operasional program ini harus disertai dengan kesadaran sopir untuk tidak merokok saat mengemudi. Selain itu, para sopir ini akan mendapatkan subsidi tertentu.

“Harapannya, nanti anak-anak ini akan diberikan kartu khusus untuk mengklaim subsidi ongkos,” tambahnya.

Rencananya, akan ada 42 angkot yang akan digunakan sebagai armada untuk mengangkut para pelajar pada tahap awal. Jumlah ini akan mencakup sekitar 504 pelajar. Namun, jumlah pasti masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.

Penyediaan fasilitas ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan keselamatan pelajar, mengingat tingkat pelanggaran dan kecelakaan yang cukup tinggi di kalangan pelajar.

Selain itu, program ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan sopir angkot yang telah mengalami penurunan penumpang akibat persaingan dengan transportasi online. Program ini dibiayai oleh APBD dengan nilai sekitar Rp 900 hingga Rp 1 miliar.

Kepala Dishub Kota Batu, Hendri Suseno, menjelaskan bahwa kesiapan program ini telah mencapai tahap studi rute dan titik penjemputan. Nantinya, angkutan gratis ini akan tersedia bagi siswa SD, SMP, dan SMA.

Jika program ini terwujud, para sopir angkot dapat merasa lega, dan orang tua murid akan mengurangi pengeluaran mereka. Selain itu, angkot gratis juga dapat mengurangi kemacetan pada pagi dan sore hari.