Pewarta Nusantara
Menu Menu
Padjajaran

Alasan Padjajaran Tidak Bisa DiTakhlukkan Gajahmada

Alasan padjajaran tidak bisa di takhlukkan gajahmada - Meski dikenal sebagai kerajaan Hindu-Buddha yang terbesar, kenyataannya Majapahit tak pernah menguasai Nusantara. Hasan mengungkapkan dalam etimologi "menguasai" ada kesan seolah-olah ada daerah atau wilayah taklukan dan ada upeti yang disetorkan dari penguasa daerah kepada Raja Majapahit.

Faktanya, kata Hasan, hubungan Majapahit dengan daerah-daerah sekitarnya bersifat "mitra satata" alias sahabat setara atau mitra dalam kedudukan yang sama tinggi. Dalam hal ini Majapahit dengan pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai utara Jawa, seperti Lasem, Tuban, Gresik, dan Jepara menyediakan tempat bagi berkumpulnya para pedagang dari seantero Nusantara.

Hasan mengatakan, "nusa" adalah 'pulau-pulau atau daerah', sementara "antara" adalah 'yang lain'. Jadi Nusantara pada masa Majapahit diartikan sebagai "daerah-daerah yang lain" ―karena kenyataannya memang di luar wilayah Majapahit. Kerajaan Majapahit sendiri berlokasi di Trowulan, dekat Sungai Brantas, dan merupakan kerajaan yang bercorak agraris. Komoditi utama Majapahit adalah beras.

Artinya pada akhir abad ke-14, perdagangan Majapahit sudah berciri globalisasi. Sementara konsep Nusantara sendiri, kata Hasan, merupakan koalisi antara kerajaan-kerajaan yang turut bekerja untuk kepentingan bersama untuk keamanan dan perdagangan regional.

Sebagai kerajaan adikuasa setelah zaman Sriwijaya berakhir, Majapahit memang berkepentingan dengan wilayah kerajaan-kerajaan itu sebagai daerah tujuan pemasaran dan sebagai penghasil sumber daya alam dalam perdagangan. Namun, hubungannya tidak antara penguasa dan yang dikuasai secara politik. Justru yang tercipta adalah hubungan kerja sama setara, sehingga Majapahit juga berkepentingan untuk mengamankan dan melindungi wilayah-wilayah itu.

Begitu halnya dengan dengan Alasan padjajaran tidak bisa di takhlukkan gajahmada adalah tidak lain karena toleransi dan kesadaran akan kebutuhan bermitra dengan kerajaan padjajaran, begitupun sebaliknya kerajaan padjajaran juga menyadari bahwa dengan bekerja sama dengan majapahit akan banyak keuntungan yang akan mereka dapatkan.

Kesalahpahaman perihal Majapahit menguasai seluruh Nusantara, menurut Hasan, disebabkan para founding fathers Indonesia, utamanya Muh. Yamin, sedang mencari formula untuk menciptakan satu kesatuan Indonesia (nation building). Karena itulah disebutkan bahwa konsep Nusantara yang sudah ada pada zaman Singasari dengan nama Dipantara lantas diperkuat pada zaman Majapahit.

Namun ada pendapat lain yang berbeda. Salah satu tulisan yang dihimpun William H Frederick dan Soeri Soeroto dalam buku Pemahaman Sejarah Indonesia Sebelum dan Sesudah Revolusi mengutip Negarakertagama menyatakan Majapahit menerapkan prinsip negara serikat.

Dalam hal ini, apabila ada kerajaan mitra satata tak mau mengakui kekuasaan, maka kerajaan itu akan diperangi. Alasan padjajaran tidak bisa di takhlukkan gajahmada, Khusus Kerajaan Pajajaran saat dipimpin Prabu Siliwangi, dia tak pernah bisa ditaklukkan oleh Majapahit. Karena kedua kerajaan ini sama mempuyai kekuatan yang hebat dan kerajaan padjajaran sendiri memang sedang dakam masa kejayaannya.