Pewarta Nusantara
Menu Menu
Salamuddin Daeng

AEPI: Masyarakat Indonesia Makin Miskin, Perusahan Swasta Batubara Makin Kaya

PEWARTANUSANTARA.COM - Salamuddin Daeng, Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), menyatakan; orang-orang terkaya di Indonesia adalah orang-orang dari perusahaan swasta batubara.

“Mereka sangat kaya. Kekayaan ini adalah hasil jor-joran mega proyek listrik 35 ribu megawatt. Walaupun belum 1/3 nya terealisi tapi mega proyek ini telah menyebabkan harga batubara meroket. Satu perusahaan bisa mendapatkan untung Rp 100 triliun karena jual batu bara dal proyek 35 ribu megawatt,” ungkap Daeng.

Lalu siapa yang jatuh miskin?, tanya Daeng. Sudah tentu rakyat Indonesia yang harus membeli listrik pada tingkat harga di atas India, China dan USA.

“Setelah sebagian besar subsidi dicabut oleh pemerintah rakyat harus membayar sesuai harga pasar yang ditentukan oleh inflasi, nilai tukar dan harga energi primer terutama batubara,” paparnya.

Disamping itu, menurut dia, orang-orang miskin ialah perusahaan listrik negara (PLN). Meraka digolongkan miskin, sebab dijebak membangun sebagian besar pembangkit batubara.

Tak hanya itu, bahkan kontrak pembangunan pembangkit dengan swasta biayanya sangat mahal. Padahal, kabarnya pembangkit adalah barang bekas dari tiongkok. Selain itu, PLN diwajibkan membeli listrik swasta berapapun produksinya dan berapapun biayanya. Walaupun produksi tersebut melebihi kebutuhan PLN, namun tetap saja harus dibeli.

“Akibatny 40% listrik yang dibeli PLN dibuang percuma namun dibayar dengan uang PLN hasil utang dan hasil mengeruk tarif dari rakyat,” tuturnya.

“Hasil dari proyek listrik ini adalah sinarmas group dan kawan kawannya penambang batu bara kaya raya. Tapi PLN dan rakyat indonesia jatuh miskin hingga sekarat,” pungkasnya.

Penulis:

Editor: Erniyati Khalida